Anda di halaman 1dari 78

PEDOMAN NASIONAL

TIM KEGAWATDARURATAN MEDIS


DISASTER MEDICAL TEAM
(DMT)

(pasang gambar dari semua perwakilan pokja 1 dan lainnya)


DEFINISI OPERASIONAL

Bencana : Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan


mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat
yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non
alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis. (Permenkes
No. ….. Tahun 2021 Tentang Pengelolaan Krisis
Kesehatan)

Krisis Kesehatan : Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengakibatkan


timbulnya korban jiwa, korban luka/sakit, pengungsian,
dan/atau adanya potensi bahaya yang berdampak pada
kesehatan masyarakat yang membutuhkan respons cepat
di luar kebiasaan normal dan kapasitas kesehatan tidak
memadai. (Permenkes No. ….. Tahun 2021 Tentang
Pengelolaan Krisis Kesehatan)

DMT : merupakan kelompok profesional di bidang kesehatan


yang melakukan pelayanan medis secara langsung kepada
masyarakat yang terdampak bencana atau
kegawatdaruratan sebagai tenaga kesehatan dalam
mendukung sistem pelayanan kesehatan setempat.
(Permenkes No. ….. Tahun 2021 Tentang Pengelolaan
Krisis Kesehatan)

DHMT : ……

DMT-CC : ……

HEOC : Health Emergency Operation Centre / Pusat Darurat Krisis


Kesehatan

PRB : Pengurangan Risiko Bencana

RHA : Merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi


mengumpulkan, mengolah dan menganalisa data dan
informasi guna mengukur dampak kesehatan dan
mengidentifikasi kebutuhan kesehatan masyarakat
terdampak yang memerlukan respons segera. (Permenkes
No. ….. Tahun 2021 Tentang Pengelolaan Krisis
Kesehatan)

Health Security : sebagai kegiatan yang diperlukan, baik proaktif maupun


reaktif, untuk meminimalkan bahaya dan dampak kejadian kesehatan
masyarakat akut yang membahayakan kesehatan masyarakat lintas
wilayah geografis dan batas internasional.

1
Health Resilience : kemampuan komunitas untuk menggunakan asetnya untuk
memperkuat kesehatan masyarakat dan sistem perawatan/pelayanan
kesehatan dan untuk meningkatkan kesehatan fisik, perilaku, dan
sosial komunitas untuk bertahan, beradaptasi, dan pulih dari kesulitan.

Sendai Framework : adalah kesepakatan besar pertama dari agenda


pembangunan pasca-2015 dan memberikan tindakan nyata kepada
Negara-negara Anggota untuk melindungi keuntungan pembangunan
dari risiko bencana.

Ring of Fire : Deret gunung api di Indonesia merupakan bagian dari


deret gunung api sepanjang Asia-Pasifik. (BNPB. 2016.
Risiko Bencana Indonesia)

Self Assessment : penilaian diri

Emerging Disease : penyakit yang muncul dan menyerang suatu populasi


untuk pertama kalinya, atau telah ada sebelumnya namun
meningkat dengan sangat cepat, baik dalam hal jumlah
kasus baru didalam suatu populasi, atau penyebaranya ke
daerah geografis yang baru. (Kementerian Kesehatan RI.
2020. Mengenal Penyakit Infeksi Emerging (online) diakses
dari
http://infeksiemerging.kemkes.go.id/pengantar-infeksiemer
ging/#.XldIO2gza00 pada 8 Februari 2022)

Organisasi Pengampu : suatu badan/organisasi/instansi yang membentuk DMT

Emergency Kit : daftar alat kesehatan, obat-obatan, dan bahan habis pakai
yang diperlukan untuk penanganan kasus-kasus gawat darurat.

Kelompok Rentan : suatu kelompok dari populasi yang cenderung memiliki


masalah perkembangan kesehatan sebagai akibat dari paparan
beberapa faktor risiko atau memiliki kemungkinan kesehatan
lebih buruk daripada kelompok yang lain (orang lanjut usia,
anak-anak, fakir miskin, perempuan hamil, dan orang dengan
Disabilitas)

Transformasi Kesehatan :upaya untuk memperbaiki dan menyempurnakan sistem


kesehatan melalui 6 pilar transformasi yaitu layanan primer,
layanan rujukan, sistem ketahanan kesehatan, pembiayaan
kesehatan, SDM kesehatan, dan teknologi kesehatan.

2
DAFTAR SINGKATAN

DMT : Disaster Medical Team / Tim Kegawatdaruratan Krisis Kesehatan

DHMT : Disaster Health Management Team / Tim Manajemen Krisis Kesehatan

DMT-CC : Disaster Medical Team Coordinating Centre

NUBIKA : Nuklir Biologi Kimia

BNPB : Badan Nasional Penanggulangan Bencana

BPBD : Badan Penanggulangan Bencana Daerah

DRR : Disaster Risk Reduction

HEOC : Health Emergency Operation Centre / Pusat Darurat Krisis Kesehatan

PRB : Pengurangan Risiko Bencana

RHA : Rapid Health Assessment / Kaji Cepat Masalah Kesehatan

UNISDR : The United Nations Office for the Disaster Risk Reduction

BLS : Basic Life Support

BCLS : Basic Cardiac Life Support

ACLS : Advanced Cardiac Life Support

BTLS : Basic Trauma Life Support

BSS : Basic Surgical Skills

ATLS : Advanced Trauma Life Support

PHTLS : Pre Hospital Trauma Life Support

PTC : Primary Trauma Care

PPGD : Pelatihan Penanganan Gawat Darurat

PPI : Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

SGBV : Sexual Gender Based Violence

NGO : Non Government Organization

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan izin dan
karunia-Nya sehingga penyusunan buku “Pedoman Nasional Disaster Medical Team (DMT)”
dapat diselesaikan dengan baik.

Indonesia menjadi negara yang paling rawan terhadap bencana di dunia


berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Perserikatan Bangsa - Bangsa untuk
Strategi Internasional Pengurangan Risiko Bencana (UNISDR). Bahkan World Bank pun
mendeklarasikan Indonesia sebagai salah satu dari 35 negara di dunia dengan tingkat
ancaman bencana tertinggi baik untuk rawan bencana hidrometeorologi maupun geologi.
Hal ini menyebabkan Indonesia memerlukan kesiapan yang komprehensif dan memadai
dalam menghadapi bencana yang dapat menyebabkan krisis kesehatan antara lain
timbulnya korban massal, pengungsian, lumpuhnya pelayanan kesehatan, kelangkaan
tenaga kesehatan, dan dis koordinasi.

Semoga buku Pedoman DMT ini bermanfaat sebagai acuan untuk pembentukan tim
DMT di seluruh provinsi/kabupaten/kota.

Penyusun sangat terbuka untuk menerima kritik, saran serta masukan dari semua
pihak guna penyempurnaan Pedoman DMT ini di masa yang akan datang.

Kepada semua pihak yang telah berkontribusi tenaga dan pikiran dalam penyusunan
buku ini tidak lupa kami ucapkan terima kasih. Semoga buku ini bermanfaat dalam
mewujudkan keberhasilan upaya pengurangan risiko bencana di negara kita.

Kepala Pusat Krisis Kesehatan

Dr. dr. Eka Jusup Singka, M.Sc


NIP 197005242000121001

4
DAFTAR ISI

Contents
DEFINISI OPERASIONAL 1
DAFTAR SINGKATAN 3
DAFTAR ISI 5
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan 2
1.3. Dasar Hukum 3
BAB II 5
DISASTER MEDICAL TEAM (DMT) 5
2.1. Definisi DMT 5
2.2. Struktur DMT 5
2.3. Kriteria Umum Keanggotaan DMT 8
2.4. Tugas DMT 8
2.5. Pembentukan DMT 9
2.6. Pelatihan DMT 11
1. Pelatihan Wajib 11
2. Pelatihan Tambahan 11
2.7. Logistik DMT 12
2.8. Registrasi Dan Alur Kerja DMT 12
2.9. Pembiayaan DMT 13
2.10. Hak dan Kewajiban 13
2.11. Perhatian Khusus 14
BAB III 16
PEMBINAAN, PEMANTAUAN, DAN EVALUASI 16
BAB IV 17
PENUTUP 17
DAFTAR PUSTAKA 18
LAMPIRAN 20

5
1. Peta Rawan Bencana (https://inarisk.bnpb.go.id diakses tanggal 5 Februari 2022) 20
1.1. Banjir 20
1.2. Banjir Bandang 20
1.3. Cuaca Ekstrim 21
1.4. Gelombang Ekstrim dan Abrasi 21
1.5. Gempa Bumi 21
1.6. Kebakaran Hutan dan Lahan 22
1.7. Kekeringan 22
1.8. Letusan Gunung Api 22
1.9. Tanah Longsor 23
1.10. Tsunami 23
1.11. Multi Bahaya 23
1.12. Resiko NUBIKA dan Konflik 24
2. Standar Prosedur Operasional (pak anang, pak rahmat, Mba Febi WHO) 24
2.1. Standar Prosedur Operasional Registrasi DMTs 24
2.2. Standar Prosedur Operasional Laporan Kedatangan DMTs 25
2.3. Standar Prosedur Operasional Laporan Kepulangan DMTs 28
2.4. Standar Prosedur Operasional Rekam Medis DMTs 29
2.5. Standar Prosedur Operasional Transportasi dan Rujukan DMTs 32
2.6. Standar Prosedur Operasional Laporan Harian DMTs 34
2.7. Standar Prosedur Operasional Koordinasi antar DMTs 36
2.8. Standar Prosedur Operasional Rapid Health Assessment DMTs 37
2.9. Standar Prosedur Operasional Penyaringan dan Triase DMTs 40
2.10. Standar Prosedur Operasional Keselamatan dan Keamanan Anggota DMTs 42
2.11. Standar Prosedur Operasional Pengelolaan Limbah Medis DMTs 44
a. Standar Prosedur Operasional Pengelolaan Limbah Medis Padat DMTs 44
b. Standar Prosedur Operasional Pengelolaan Limbah Medis Tajam DMTs 46
2.12. Standar Prosedur Operasional Pengawasan Kesehatan Fisik dan Mental Anggota DMTs
48
3. Formulir 50
3.1. Formulir Kedatangan DMT 50
A. Data rincian DMT 50
B. Kapasitas logistik tim 51
1. Logistik non medis yang dibawa 51

6
2. Logistik medis yang dibawa 51
3. Dokumen 51
C. Kapasitas Layanan 51
D. Kapasitas Anggota Tim 52
3.2. Formulir Laporan Harian DMT 53
3.3. Formulir Kepulangan DMT 57
A. Data Rincian DMT 57
B. Kegiatan dan Pelayanan 58
C. Pengalaman dan Masukan 60
1. Kebutuhan layanan kesehatan 60
2.Tantangan dan Isu yang dihadapi 60
3. Kebutuhan layanan kesehatan yang masih diperlukan 60
4. Rekomendasi 60
D. Transisi dan Kepulangan 61
1. Layanan dan Fasilitas DMT telah: 61
2. Pasien paska operasi 61
3. Pasien yang masih ditangani 61
4. Apakah semua data rekam medis dan catatan sudah diserah terima kan? 61
5. Apakah ada logistik medis maupun non-medis yang di donasikan? 61
4. Daftar Logistik 62
4.1. Logistik Personal 62
4.2. Logistik Tim 63
4.2.1. Emergency Kit 63
4.2.2. Disaster Wound Care Kit 70
4.2.3. 71

7
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang rawan terhadap ancaman bencana, baik
bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial. Kondisi geografis
Indonesia yang berada pada posisi Ring of Fire serta diapit oleh 3 lempeng
tektonik, yaitu : Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik
merupakan suatu potensi ancaman bagi masyarakatnya. Menurut Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB), pada tahun 2021 terdapat 3.092 bencana alam
di Indonesia, mengakibatkan 665 orang meninggal, 14.116 luka-luka, dan sekitar
8,4 juta menderita dan mengungsi (data BNPB tanggal 31 Desember 2021) .
Selain itu, di Indonesia juga sering terjadi bencana yang diakibatkan oleh manusia
atau bencana non-alam, seperti kecelakaan pesawat, kapal tenggelam, terorisme,
dan situasi konflik/kekerasan lainnya serta kondisi darurat terkait paparan bahan
nuklir, biologis, dan kimia (NUBIKA).
Setelah bencana Tsunami Aceh pada tahun 2004 lalu, Indonesia mulai
bangkit dan membentuk sistem penanggulangan bencana yang diperkuat dengan
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana yang
merupakan dasar dari seluruh sistem penanggulangan bencana di Indonesia.
Kementerian kesehatan sedang melakukan transformasi kesehatan salah
satunya adalah penguatan health security dan health resilience. Penyusunan
pedoman DMT ini merupakan salah satu bagian dari upaya penguatan health
security dan health resilience tersebut.
Paradigma Penanggulangan Bencana, sesuai dengan kesepakatan
Internasional yang tertuang dalam Sendai Framework tahun 2015, tidak lagi fokus
pada kegiatan tanggap darurat tetapi sudah bergeser pada kegiatan pengurangan
risiko bencana. Disaster Risk Reduction (DRR) atau Pengurangan Risiko Bencana
(PRB) menjadi fokus utama bagi setiap negara dan harus terintegrasi dalam
rencana pembangunan. Hal ini sejalan dengan Bangkok Principles for the
implementation of the health aspects of the Sendai Framework for Disaster Risk
Reduction 2015-2030 yang merekomendasikan bahwa setiap negara perlu: (a)
mendukung integrasi sistem kesehatan ke dalam kebijakan dan rencana untuk
mengurangi risiko bencana nasional dan lokal serta memasukkan manajemen
risiko bencana dan program darurat bencana dalam strategi kesehatan nasional
dan lokal; (b) mendorong kerjasama antara otoritas kesehatan dan pemangku
kepentingan lainnya untuk membangun kapasitas nasional di sektor kesehatan
manajemen risiko bencana, implementasi Peraturan Kesehatan Internasional
(2005) dan membangun sistem kesehatan yang tangguh; serta (c) mendukung
koordinasi dan pengembangan lebih lanjut dari kebijakan dan strategi lokal dan
nasional, pengaturan hukum, peraturan dan kelembagaan.
Pada saat terjadi krisis kesehatan di tahap tanggap darurat baik yang
disebabkan oleh alam maupun non alam, kecepatan dan ketepatan respon
pelayanan kesehatan di lokasi terdampak menjadi sangat penting dan krusial.
Disaster Medical Team (DMT) merupakan tim kegawatdaruratan medis yang
diharapkan dapat menjawab kebutuhan layanan kesehatan tersebut untuk
memperkuat sistem pelayanan kesehatan di daerah terdampak dan membantu
percepatan pemulihan sistem kesehatan yang ada.
Pedoman DMT ini digunakan sebagai acuan bagi seluruh pemangku
kepentingan dalam pengelolaan krisis kesehatan sehingga seluruh bantuan
layanan kesehatan dalam situasi bencana/krisis kesehatan dapat diberikan secara
optimal, baik dari sisi tenaga, sarana prasarana, maupun layanan, serta memiliki
standar yang dapat dilaksanakan oleh semua pihak yang terlibat dalam
penanganan krisis kesehatan tersebut dan terkoordinir di bawah HEOC (health
emergency operation centre) sesuai level bencana yang terjadi.

1.2. Tujuan
Pedoman nasional DMT Indonesia ini bertujuan antara lain :
1. Menjadi acuan bagi instansi pemerintah dan non pemerintah dalam membentuk
DMT
2. Mengatur standar minimal DMT yang akan bertugas di daerah terdampak
bencana.
3. Mengatur alur kerja, tugas, dan wewenang DMT selama memberikan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang terdampak bencana
1.3. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan;
4. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2007, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);
5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 144 Tahun 2009, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
6. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 153 Tahun 2000, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana;
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1996 tentang
Tenaga Kesehatan;
9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional;
10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2021 tentang
Kementerian Kesehatan;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2051/MENKES/PER/X/2011 tentang Izin
Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2052/MENKES/PER/X/2011 tentang Izin
Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran (Berita Negara Republik lndonesia
Nomor 671 Tahun 2011);
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor …. Tahun …..
perubahan dari Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2019 tentang Penanggulangan Krisis Kesehatan;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2018
tentang Pelayanan Kegawatdaruratan;
15. Permenkes nomor 18 tahun 2020 tentang Pengelolaan Limbah Medis;
16. Permenkes nomor 27 tahun 2017 tentang PPI;
17. Permenkes nomor 4 tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu
Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
18. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2011
tentang Pedoman Pengelolaan Obat dan Perbekalan Kesehatan Pada
Penanggulangan Bencana Kesehatan;
19.
BAB II
DISASTER MEDICAL TEAM (DMT)

2.1. Definisi DMT


DMT adalah sekelompok profesional di bidang kesehatan yang melakukan
pelayanan medis secara langsung kepada masyarakat yang terkena dampak
bencana sebagai tenaga kesehatan bantuan dalam mendukung sistem pelayanan
kesehatan setempat (Permenkes No. …….. Tahun 2022 tentang Pengelolaan Krisis
Kesehatan).
2.2. Struktur DMT
Pengampu : 1. Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes
2. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota, atau
3. Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan, atau
4. Direktur RSU Pusat, RSUD Provinsi/Kabupaten/Kota
5. Ketua Organisasi Profesi, atau
6. Ketua Organisasi masyarakat / Non-Government
Organization (NGO)
Ketua tim : Dokter yang pernah ikut merespon dan/atau mengikuti
pelatihan manajemen bencana
Tugas :
a. Bertanggungjawab atas seluruh kegiatan tim
b. Berkoordinasi dengan HEOC dan DMT lain
c. melakukan identifikasi masalah kesehatan yang ada dan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan
d. Melakukan briefing dan debriefing kepada anggotanya
e. Melaporkan kedatangan, kegiatan harian dan
kepulangan kepada HEOC
f. Menyusun laporan akhir operasi medis yang dijalankan di
lokasi bencana
g. Melakukan serah terima kepada ketua DMT selanjutnya
jika ada pergantian tim atau anggota
h. Sebagai narahubung DMT kepada HEOC terkait
informasi medis korban bencana yang ditangani oleh
timnya
i. Melakukan supervisi, monitoring dan evaluasi kinerja
anggota timnya serta kesehatan fisik dan mental selama
penugasan.
j. Memastikan keamanan dan keselamatan tim selama
bertugas sesuai kondisi di lokasi penugasan.

Wakil Ketua Tim : Dokter / perawat yang pernah ikut merespon dan atau
mengikuti pelatihan manajemen bencana
Tugas :
a. Bertanggung jawab kepada ketua tim
b. Mewakili ketua tim untuk menjalankan tugas apabila
ketua tim berhalangan
c. Bertanggung jawab atas pengumpulan seluruh data dan
laporan medis
d. Memastikan seluruh data yang masuk dari lapangan
sesuai dengan format yang ditetapkan dan tepat waktu
e. Menyiapkan dan atau membuat data dan laporan yang
diperlukan untuk kepentingan informasi publik
f. Membuat laporan serah terima untuk tim DMT
selanjutnya

Anggota Inti :
a. Dokter
b. Perawat
c. Apoteker atau asisten apoteker
● Bertanggung jawab kepada ketua tim
● Melakukan identifikasi dan menyusun daftar kebutuhan logistik medis
(obat, alat kesehatan dan bahan habis pakai) yang akan dibawa
● Mencatat, mendokumentasikan dan melaporkan logistik medis masuk
dan keluar serta stok yang masih ada
● Penyimpanan dan penataan logistik medis

d. Tenaga umum / logistik


Tugas logistik :
● Bertanggung jawab kepada ketua tim
● Melakukan identifikasi dan menyusun daftar kebutuhan logistik non
medis yang akan dibawa
● Mencatat, mendokumentasikan dan melaporkan logistik non medis
masuk dan keluar serta stok yang masih ada
● Menyediakan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan sebagai alat
pelindung diri, serta memastikan peralatan dan perlengkapan tersebut
berfungsi dengan baik
● Penyimpanan dan penataan logistik non medis

e. Petugas administrasi :
● Bertanggung jawab kepada ketua
● Membantu ketua tim melakukan identifikasi masalah kesehatan yang
ada dan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan
● Menyusun laporan harian serta dokumentasi pelayanan kesehatan
sesuai dengan format yang sudah ditentukan
● Mengelola keuangan tim
● Menyerahkan laporan kepada wakil ketua

f. Petugas keselamatan dan keamanan tim (poin poin ini masuk di dalam
pembahasan alur kerja

● Menyusun rencana keamanan dan keselamatan dengan persetujuan


dari ketua tim, serta mensosialisasikan rencana tersebut kepada tim
● Memastikan lokasi penugasan tim adalah lokasi yang tingkat keamanan
dan keselamatannya baik
● Melakukan pemantauan secara berkala terhadap keamanan dan
keselamatan tim
● Memastikan keamanan dan keselamatan seluruh anggota tim selama di
lokasi penugasan dan selama proses evakuasi darurat
● Memastikan jalur evakuasi darurat jika diperlukan
● Memberikan laporan dan rekomendasi kepada ketua tim apabila
ditemukan kendala dalam menjalankan tugas dan terdapat hal-hal yang
dapat mengancam keamanan dan keselamatan anggota tim

Anggota Tambahan : Bidan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Masyarakat, Ahli


Gizi, Radiografer, Psikolog, Petugas Keselamatan dan
Keamanan, pengemudi dan/atau tenaga kesehatan lain yang
dibutuhkan.
2.3. Kriteria Umum Keanggotaan DMT
DMT terdiri dari anggota inti dan anggota tambahan yang merupakan tenaga
profesional bidang Kesehatan yang berasal dari lembaga/institusi pemerintah (sipil
dan TNI/Polri) dan/atau masyarakat (akademisi, dunia usaha, dan lembaga/institusi
non pemerintah).

2.4. Tugas DMT


DMT bertugas untuk menjamin kualitas pelayanan kesehatan bagi
masyarakat terdampak.
Respon DMT di lokasi terdampak bencana, dilakukan dalam waktu
maksimal 24 jam setelah kejadian. DMT bertugas secara menetap atau
berkeliling untuk mencari, melayani, dan merujuk korban akibat krisis/bencana,
serta mendampingi HEOC dalam mengkoordinir DMTCC apabila dibutuhkan.
DMT mampu melayani minimal 50 pasien rawat jalan setiap hari, dengan waktu
penugasan selama 7 hari efektif di lokasi terdampak bencana.

Organisasi pengampu/institusi membentuk DMT dengan ruang lingkup


pelayanan, kompetensi, dan kualifikasi sumber daya manusia, serta sarana dan
logistic dengan ketentuan minimal sebagai berikut:

Kompetensi dan
Ruang Lingkup Sarana dan
Kualifikasi
Pelayanan Logistik
(minimal)

a. Pelayanan kesehatan ● 1 orang dokter, a. Ambulans


primer : ● 2 orang perawat, b. Emergency kit
● Terapi simptomatik ● 1 orang farmasi, c. Obat-obatan
● Kegawatdaruratan ● 1 orang tenaga d. Logistik umum
dasar umum/logistik, dan
● Observasi singkat ● 1 orang admin.
b. Durasi pelayanan 8
jam per hari.
c. Jumlah layanan
minimal 50 pasien per
hari.
d. Pelayanan dapat
dilaksanakan di
ambulans, tenda atau
sarana lain yang
memungkinkan.
e. Mendukung atau
mengaktifkan
Kompetensi dan
Ruang Lingkup Sarana dan
Kualifikasi
Pelayanan Logistik
(minimal)

pelayanan kesehatan
di fasilitas pelayanan
kesehatan area
terdampak

Tabel Standar Minimal DMT

Organisasi pengampu/institusi dapat membentuk DMT yang memberikan


pelayanan kesehatan lanjutan/spesialistik seperti bedah, obgyn, interna, anak,
dan anestesi, orthopedi, dan lain-lain.

Ruang Lingkup Kompetensi dan Sarana dan


Pelayanan Kualifikasi (minimal) Logistik
a. Memberikan ● Dokter spesialis ● Logistik umum
pelayanan kesehatan (jumlah dokter ● Logistik medis
lanjutan / spesialistik disesuaikan (disesuaikan
(bedah, obgyn, dengan panduan dengan jenis
interna, anak, dan organisasi profesi), spesialistik yang
anestesi, orthopedi). ● Perawat spesialis ada
b. Mendukung (jumlah perawat
pelayanan kesehatan disesuaikan
di RS area dengan panduan
terdampak. organisasi profesi),
c. Mampu melayani per ● 1 orang tenaga
hari minimal : umum/logisti
● 100 pasien rawat ● 1 orang tenaga
jalan admin
● 20 pasien rawat
inap
● 5 prosedur bedah
besar
● 15 prosedur
bedah kecil

2.5. Pembentukan DMT


Pembentukan DMT akan dilakukan mulai level nasional, provinsi, dan
kota/kabupaten oleh organisasi pemerintah maupun organisasi non-pemerintah
berdasarkan standar yang ditetapkan dalam pedoman ini. Proses seleksi dan
rekruitmen anggota tim dengan syarat-syarat tertentu termasuk registrasi dan
kredensial individu anggota sesuai dengan kualifikasi keprofesian masing-masing.
Database tim DMT dan keanggotaannya dibuat oleh organisasi pengampu.
Langkah-langkah pembentukan DMT adalah sebagai berikut :
a. Self Assessment dan Penetapan Tipe DMT
Langkah awal dalam pembentukan DMT adalah self assessment dari setiap
lembaga/instansi baik pemerintah maupun non-pemerintah terkait sumber daya
manusia, sumber daya alat, sumber daya keuangan, dan ancaman bencana
terbesar di lokasi DMT tersebut berada. Dari self assessment ini akan
didapatkan kapasitas awal dan tipe DMT yang akan Dibentuk.
b. Pengumuman Rekrutmen
Lembaga/instansi pemerintah maupun non-pemerintah membuat pengumuman
rekrutmen anggota DMT ke jejaringnya masing-masing dengan mencantumkan
kriteria peserta sesuai tipe/jenis DMT yang akan dibentuk.
c. Pengumpulan Berkas
Berkas tenaga kesehatan yang melamar sebagai anggota DMT dikirimkan dan
dikumpulkan kepada lembaga/instansi pemerintah atau non-pemerintah yang
membentuk DMT tersebut.
d. Tes Tulis
Tes tulis dilaksanakan oleh lembaga/instansi pemerintah atau non pemerintah
yang membentuk DMT tersebut dengan standar kelulusan yang telah
ditetapkan oleh pengampu. Tes ini dilakukan untuk mengetahui pengetahuan
para pelamar DMT mengenai manajemen bencana dalam bidang kesehatan.
e. Tes Kesehatan, Fisik dan Wawancara
Tes kesehatan, fisik dan wawancara dilaksanakan oleh lembaga/instansi
pemerintah atau non pemerintah yang membentuk DMT. Tes kesehatan dan
fisik dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan dan ketahanan fisik para
pelamar anggota DMT, sedangkan tes wawancara dilakukan untuk mengetahui
motivasi dan komitmen para pelamar anggota DMT dalam hal kerja-kerja
kemanusiaan bidang kesehatan.
f. Pengumuman Kelulusan Seleksi
Pengumuman kelulusan seleksi dilaksanakan dan dilakukan di internal
lembaga/instansi pemerintah atau non-pemerintah yang membentuk DMT.
g. Penetapan oleh Organisasi melalui SK Pembentukan DMT.
Pembentukan DMT oleh Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota,
dilakukan melalui proses penunjukan dan ditetapkan melalui Surat Keputusan
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota.
2.6. Pelatihan DMT
Upaya meningkatkan kompetensi DMT dibutuhkan adanya pelatihan – pelatihan
antara lain :

1. Pelatihan Wajib
Pelatihan wajib merupakan pelatihan yang harus diikuti oleh para
anggota DMT. Pelatihan ini dibedakan menjadi pelatihan yang bersifat klinis dan
non-klinis dengan materi sebagai berikut:
● Pelatihan klinis
a. Pelatihan yang bersifat spesialistik sesuai dengan Organisasi Profesi
masing-masing DMT.
b. Pelatihan dasar : BLS dan/atau BCLS dan/atau ACLS dan/atau BTLS
dan/atau BSS dan/atau ATLS dan/atau PHTLS dan/atau PTC dan/atau
PPGD dan/atau Disaster Wound Care.
● Pelatihan Non-Klinis
Merupakan pelatihan dasar bagi DMT dengan materi meliputi :
a. Manajemen pengelolaan krisis kesehatan
b. Rapid Health Assessment (RHA)
c. Safer access (Safety and Security)
d. Manajemen perjalanan.
e. Medical waste management (Manajemen Pembuangan Limbah Medis)
f. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
g. Defensive driving.
h. Manajemen Logistik.
i. Penanganan korban massal

2. Pelatihan Tambahan
MASUKAN DISKUSI: MENTAL HEALTH ISSUES, DATA MANAGEMENT,

Pelatihan tambahan merupakan pelatihan yang sifatnya tidak wajib


namun dapat dilakukan sesuai dengan ancaman bencana di masing-masing
lokasi DMT, antara lain :
a. Nuklir, Biologi, dan Kimia (NUBIKA)
b. Penyakit menular dan Wabah
c. DMT dalam situasi konflik dan kerusuhan
d. Water rescue
e. Jungle/mountain rescue
f. Urban SAR
g. Medical air evacuation
2.7. Logistik DMT
Pada prinsipnya DMT harus memenuhi persyaratan kecukupan tim secara mandiri
selama penugasan yang mencakup akomodasi, transportasi, pangan, suplai listrik,
pengelolaan limbah dosmestik, dan air bersih.
Berdasarkan peruntukannya logistik DMT terdiri dari:
1. Logistik Personal
Barang/alat yang digunakan oleh dan untuk personal DMT.
2. Logistik Tim
Barang/alat yang digunakan oleh dan untuk operasional atau layanan yang
dilakukan oleh tim DMT.
Masing-masing logistik tersebut terdiri dari logistik medis dan non-medis
sebagaimana terdaftar dalam lampiran. (Lampiran 4)
2.8. Registrasi Dan Alur Kerja DMT
Registrasi DMT dilakukan hanya pada saat Pra Bencana. Proses registrasi
individu dilakukan ke organisasi pengampu, sedangkan untuk registrasi tim DMT
non pemerintah dapat dilakukan langsung ke Pusat Krisis Kesehatan dengan tetap
berkoordinasi ke Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten /Kota setempat. Rekapitulasi
data tim yang sudah terdaftar di pusat krisis Kementerian Kesehatan akan
didistribusikan ke organisasi pengampu. Setelah proses registrasi, akan dikeluarkan
surat registrasi oleh Pusat Krisis Kesehatan.
Pendaftaran tim DMT melalui registrasi daring dengan menyertakan data
sebagai berikut:
1. Nama organisasi pengampu
2. Jumlah dan sebaran tim
3. Kesiapan dan kapasitas setiap tim (medical dan operasional)
4. Lokasi kantor pusat DMT
5. Narahubung
6. Surat pernyataan bersedia menjalankan prinsip dasar DMT

Adapun alur kerja DMT pada saat tanggap darurat meliputi (tambahkan flowchart
alur kerja DMT dalam lampiran):
a. Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terkait dampak bencana,
terutama terhadap bidang kesehatan.
b. Berkoordinasi dengan HEOC wilayah terdampak sesuai dengan level bencana.
c. Memberikan penjelasan (briefing) pra penugasan dari Ketua DMT kepada
seluruh anggotanya yang akan bertugas.
d. Menyesuaikan sumber daya yang akan dibawa untuk menjawab kebutuhan di
lokasi terdampak.
e. Menerima penugasan pendistribusian tenaga kesehatan ke tempat bencana
dari pengampu yang dibuktikan dengan surat tugas
f. Melaporkan kedatangan kepada HEOC dengan menyerahkan surat tugas
g. Mengisi formulir laporan kedatangan DMT secara manual atau digital dan
menyerahkan laporan tersebut ke HEOC (lampiran 2- formulir kedatangan),
serta menerima tanda pengenal dari HEOC
h. Menerima penempatan lokasi penugasan dari HEOC
i. Mengikuti rapat koordinasi dengan HEOC setiap hari sesuai waktu yang
ditetapkan
j. Melaporkan hasil layanan setiap hari kepada HEOC sesuai waktu dan format
laporan yang ditetapkan (lampiran 2- format laporan harian)
k. Melaporkan kepulangan kepada HEOC sesuai format yang ditetapkan
(lampiran 2- Formulir Laporan Kepulangan).
l. Melakukan serah terima penugasan ke anggota tim yang sudah selesai
bertugas kepada tim yang akan bertugas selanjutnya
m. Menyelesaikan penugasan dan kembali ke tempat asal sesuai dengan arahan
pengampu
catatan : Persiapan mobilisasi dan perjalanan DMT dalam kondisi penyakit infeksi emerging (PIE)
dan kondisi khusus lainya mengacu sesuai regulasi yang ada.

2.9. Pembiayaan DMT


Pembiayaan DMT mulai proses pembentukan, pemenuhan kapasitas, dan
operasional di lapangan, merupakan tanggung jawab masing-masing organisasi
pengampu baik organisasi pemerintah maupun non-pemerintah. Adapun sumber
pembiayaan, mekanisme penggunaan, dan prosedur pertanggungjawabannya
diatur oleh masing-masing organisasi pengampu.

2.10. Hak dan Kewajiban


Dalam masa penugasan di area bencana, para DMTs memiliki kewajiban
untuk :
a. Menjalankan prinsip-prinsip dasar kemanusiaan
b. Menjalankan sumpah dan janji profesi atau sumpah jabatan
c. Meningkatkan kapasitas sesuai standar yang ditetapkan dalam pedoman
d. Mengikuti prosedur alur kerja sesuai pedoman
e. Mampu bekerjasama dengan DMT lain di lokasi terdampak bencana
f. Mampu bekerja dibawah komando HEOC
g. Memperhatikan dan menghormati kearifan lokal di lokasi terdampak bencana
h. Memberikan pelayanan kesehatan sebaik mungkin sesuai dengan standar
profesi masing-masing
i. Memperhatikan kemungkinan terjadinya eskalasi bencana di lokasi penugasan

Selain kewajiban yang harus diikuti, para DMTs juga mendapatkan hak-hak
yang akan didapatkan setelah penugasan di area bencana, yaitu :
a. Memperoleh tanda pengenal dari organisasi pengampu dan HEOC.
b. Memperoleh perlindungan kesehatan dan kecelakaan kerja selama penugasan
di lokasi terdampak bencana dari organisasi pengampu.
c. Memperoleh bantuan hukum apabila terjadi tuntuntan hukum dari organisasi
pengampu.
d. Memperoleh fasilitas selama penugasan di lokasi terdampak bencana sesuai
ketentuan yang berlaku dari organisasi pengampu.
e. Mendapat pelatihan untuk peningkatan kapasitas sesuai standar dalam
pedoman DMT dari organisasi pengampu.
f. Mendapat informasi kondisi terkini di lokasi terdampak bencana dari HEOC
g. Mendapat perlindungan keamanan dan keselamatan selama bertugas di lokasi
terdampak dari HEOC dan/atau organisasi pengampu.
h. Mendapat umpan balik dari HEOC terhadap pelayanan yang telah diberikan
oleh DMT selama penugasan di lokasi terdampak bencana.
i. Mendapatkan apresiasi berupa sertifikat atau surat masa bakti setelah
penugasan berakhir dari HEOC.

2.11. Perhatian Khusus


Selama bertugas di lokasi bencana, berikut hal-hal penting yang perlu
diperhatikan oleh DMT:
a. Wajib menjalankan prinsip-prinsip asas kemanusiaan, netralitas, berfokus pada
keselamatan pasien/korban, proporsional, akuntabel, independen, dan
imparsial.
b. Menjaga profesionalisme kerja untuk menghindari adanya malpraktik
c. Mencegah terjadinya sexual and gender based violence (SGBV) atau kekerasan
seksual dan berbasis gender.
d. Menerapkan upaya-upaya pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit
e. Menerapkan prinsip-prinsip pengendalian dan pencegahan infeksi (PPI)
f. Melakukan tatalaksana awal korban meninggal serta melaporkan kepada pihak
berwenang (Lampiran SOP)
BAB III
PEMBINAAN, PEMANTAUAN, DAN EVALUASI

Pembinaan, pemantauan, dan evaluasi, dilakukan untuk memastikan sekaligus


menjaga DMT tetap memenuhi standar sesuai pedoman DMT. Pembinaan DMT dilakukan
oleh masing-masing organisasi pengampu dan/atau Dinkes Provinsi/Kabupaten/Kota,
melalui kegiatan peningkatan kapasitas dan kompetensi serta koordinasi secara berkala.
Pemantauan dan evaluasi dilakukan terhadap kinerja DMT selama di lokasi
penugasan mencakup jenis dan kualitas layanan kesehatan yang diberikan serta
kepatuhan terhadap alur kerja. Pemantauan dan evaluasi untuk DMT baik yang diampu
oleh lembaga/institusi pemerintah maupun non-pemerintah dilakukan oleh lembaga/institusi
masing-masing dan/atau HEOC. Pemantauan dan evaluasi dapat dilakukan saat dan/atau
pasca penugasan sesuai aturan yang berlaku di lembaga/institusi tersebut.
BAB IV
PENUTUP

Buku pedoman ini diharapkan dapat membantu pemangku kepentingan dan


organisasi pengampu DMT dalam proses pembentukan dan operasionalisasi DMT sesuai
standar minimum pelayanan kesehatan agar dapat bermanfaat bagi masyarakat terdampak
bencana.
(dapat ditambahkan sedikit kesimpulan)
DAFTAR PUSTAKA

Bangkok Principles, (2016), Bangkok Principles for the implementation of the health
aspects of the Sendai Framework for Disaster Risk Reduction 2015-2030,
https://www.who.int/hac/events/2016/Bangkok_Principles.pdf?ua=1

BNPB, (2021), Jumlah Kejadian Bencana Alam di Indonesia tahun 2021, diakses tanggal 7
Februari 2022

Gitarja, et al, (2019), Disaster management in Indonesia – what we have learned,


Wound Asia

MDMC, (2015), Buku Modul Pelatihan Koordinator Operasi Medis Darurat, Jakarta

MDMC, (2019), Panduan Standar Minimal Operasi Medis/Kesehatan, Yogyakarta

Pusat Krisis Kesehatan, (2020), Buku Tinjauan Penanggulangan Krisi Kesehatan


Tahun 2019, Jakarta, Kementerian Kesehatan

SNI, (2013), Standar Nasional Indonesia (SNI) Layanan Kemanusiaan dalam


Kebencanaan, SNI 7937:2013, diakses tanggal 7 Februari 2022

Sphere, (2018), The Sphere Handbook,


https://spherestandards.org/handbook/editions/, diakses tanggal 7 Februari 2022

Syamsul Maarif. (2012), Penanggulangan Bencana Di Indonesia: Pikiran Gagasan


DR. Syamsul Maarif, M.Si. 978-602-7700-03-1

WHO, (2021), A guidance document for medical teams responding to health


emergencies in armed conflicts and other insecure environments. Geneva: World
Health Organization

WHO, (2021), Classification and Minimum Standards for Emergency Medical Teams.
Geneva. World Health Organization.

WHO, (2019), Emergency Medical Teams: Coordination Handbook, World Health


Organization.

WHO, (2020), Recommended Minimum Standards for an EMT Training Curriculum, World
Health Organization.

Dirjen Yankes, (2021), Strategi Dan Rencana Mempersiapkan Dan Mengelola Fasilitas
Kesehatan Di Era Endemi Covid-19 Dan Revolusi Industri 4.0, https://iahe.or.id ›
home › seminar-hef , diakses tanggal 7 Februari 2022
LAMPIRAN

1. Peta Rawan Bencana (https://inarisk.bnpb.go.id di akses tanggal 5 Februari 2022)


1.1. Banjir

1.2. Banjir Bandang


1.3. Cuaca Ekstrim

1.4. Gelombang Ekstrim dan Abrasi

1.5. Gempa Bumi


1.6. Kebakaran Hutan dan Lahan

1.7. Kekeringan

1.8. Letusan Gunung Api


1.9. Tanah Longsor

1.10. Tsunami
1.11. Multi Bahaya

1.12. Resiko NUBIKA dan Konflik

2. Standar Prosedur Operasional (pak anang, pak rahmat, Mba Febi WHO)
2.1. Standar Prosedur Operasional Registrasi DMTs

TAMBAHAN ADENDUM PERGANTIAN SALAH 1 ANGGOTA TIM SEBELUM 7 HARI


2.2. Standar Prosedur Operasional Laporan Kedatangan DMTs
2.3. Standar Prosedur Operasional Laporan Kepulangan DMTs
2.4. Standar Prosedur Operasional Rekam Medis DMTs
2.5. Standar Prosedur Operasional Transportasi dan Rujukan DMTs
2.6. Standar Prosedur Operasional Laporan Harian DMTs
2.7. Standar Prosedur Operasional Koordinasi antar DMTs
2.8. Standar Prosedur Operasional Rapid Health Assessment DMTs
2.9. Standar Prosedur Operasional Penyaringan dan Triase DMTs
2.10. Standar Prosedur Operasional Keselamatan dan Keamanan Anggota DMTs
2.11. Standar Prosedur Operasional Pengelolaan Limbah Medis DMTs
a. Standar Prosedur Operasional Pengelolaan Limbah Medis Padat DMTs
b. Standar Prosedur Operasional Pengelolaan Limbah Medis Tajam DMTs
2.12. Standar Prosedur Operasional Pengawasan Kesehatan Fisik dan Mental
Anggota DMTs
3. Formulir
3.1. Formulir Kedatangan DMT

LOGO PUSKRIS LOGO


KEMKES LEMBAGA
PENGAMPU
DMT

LAPORAN KEDATANGAN

DISASTER MEDICAL TEAM (DMT)

A. Data rincian DMT


Nama Ketua Tim: :

Nama DMT :

Klasifikasi Tim :
● Tipe 1 (Aju)
● Tipe 2 (Yankes Dasar)
● Tipe 3 (Yankes Lanjutan)

Tanggal Masa
Kedatangan ……/……/20… Penugasan ………. hari
.

Tanggal ……/……/20…
Pelayanan .
dimulai

Tanggal
Kepulangan ……/……/20…
.

Nara Hubung tim selama penugasan


Nama : Posisi/jabatan :
Email : No HP :

B. Kapasitas logistik tim

1. Logistik non medis yang dibawa

● tenda, jumlah
● genset, jumlah
● penjernih air, jumlah
● alat komunikasi, jumlah
● laptop, jumlah
● lain-lain

2. Logistik medis yang dibawa


● obat
● alat kesehatan
● Bahan habis pakai
● lain-lain,…………………..

3. Dokumen
● surat tugas
● STR
● daftar logistik
● lain-lain, …………

C. Kapasitas Layanan

Kapasitas Rawat Jalan Jenis layanan :


(pasien/hari) ● anestesi general
● perawatan intensif/ ICU
Kapasitas Rawat Inap ● X-ray
(pasien/hari) ● USG
● CT scan
Kapasitas Operasi ● Laboratorium
Bedah mayor ● Bank Darah
(kasus/hari) ● Rehabilitasi medik
● Ruang isolasi
● Lain-lain,
…………………………………….
Kapasitas Operasi
Bedah minor
(kasus/hari)

D. Kapasitas Anggota Tim

Profesi/Spesifikasi Jumlah
(orang)

Dokter Umum

Dokter Spesialis
a.
b.
c.
d.
e.

Perawat

Bidan

Apoteker/ Asisten apoteker

Psikolog

Logistik

Administrasi

Petugas Keamanan dan Keselamatan

Lain-lain ……….
Ketua DMT Tanggal : ……./……./ 20

(…………………………………….)

3.2. Formulir Laporan Harian DMT


(logo) (logo)
Negara, Kejadian, Tahun

FORMULIR LAPORAN HARIAN

A. Detail Pelaporan

Tanggal: dd/mm/yyyy Periode pelaporan: dd/mm/yyyy to dd/mm/yyyy

Laporan harian mencakup data dalam periode 24 jam sampai Jika formulir ini TIDAK digunakan untuk laporan harian, tuliskan periode
pukul 16.59 setiap harinya waktu (tanggal) yang dilaporkan

Lokasi (mis. nama rumah sakit atau DMT beserta tipenya):


__________________________________________

Daerah: Tipe lokasi: ________________________________________________


_____________________

Fasilitas kesehatan milik pemerintah atau swasta; rumah sakit daerah, Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas), atau rumah sakit lapangan

Nama narahubung:
________________________________________________________________________

Organisasi:
______________________________________________________________________________

e-mail: Telepon: + kode negara – kode area – nomor telepon


_____________________________________

B. Indikator Ringkasan
Konsultasi Pendaftaran Jumlah Kematian di Rumah Kapasitas Tempat Tidur RS
Pasien Rawat Pasien Baru Sakit (pukul 17.00)
Jalan Rawat Inap
< 5 tahun >= 5 tahun Terpakai Jumlah Total

C. Kebutuhan Pelayanan

Total < 5 tahun >= 5 tahun

Konsultasi pasien rawat jalan

Pendaftaran pasien baru rawat inap

Rujukan ke fasilitas kesehatan lain

Perawatan Bedah dan Trauma:

Tindakan bedah kecil (minor)

Tindakan bedah besar (mayor)


Tidak termasuk tindakan bedah Caesar

Kasus trauma (terkait kejadian bencana)

Amputasi anggota gerak (tungkai) bawah Laki-laki: Laki-laki:


Tidak termasuk amputasi jari kaki Perempuan: Perempuan:

Fiksasi eksternal* Laki-laki: Laki-laki:


Terkait patah tulang kompleks Perempuan: Perempuan:

Cedera tulang belakang* Laki-laki: Laki-laki:


Perempuan: Perempuan:

Tindakan Lain:

Tuliskan tindakan lain yang relevan, mis.


bedah Caesar, tindakan persalinan, dll

*indikator untuk mengantisipasi kebutuhan pelayanan rehabilitasi jangka panjang

D. Pengawasan Penyakit Menular

Jumlah Pasien dengan Penyakit BARU < 5 tahun >= 5 tahun Total

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)


Diare cair akut

Diare berdarah akut

Diare lainnya

Demam disertai kuning (ikterus/jaundice)

Demam dengan ruam kulit

Demam yang tidak diketahui penyebabnya

Tuliskan kondisi/penyakit lain yang relevan dengan


lokasi atau konteks

Apakah data yang tersedia mengindikasikan potensi terjadinya wabah?


ÿ Ya (jenis wabah: __________________________ dan lokasi terjadinya:
__________________________ )
ÿ Tidak

E. Gambaran Situasi

1. Situasi umum di daerah/lokasi (kebutuhan utama, infrastuktur yang terkena dampak, dll):

2. Kebutuhan/dukungan mendesak yang diperlukan:

3. Hal lainnya:

Laporan ini dibuat oleh: _______________________ Tanda tangan:


_______________________________
Jabatan: ___________________________________

AKHIR DARI LAPORAN

Definisi Kasus

Kondisi Definisi

Tindakan bedah besar (mayor) Tindakan bedah yang memerlukan insisi pada struktur jaringan tubuh bagian dalam
(melewati fascia dalam) atau insisi ke dalam rongga tubuh, dan umumnya memerlukan
tindakan anestesi/bius umum atau regional (mis. open reduction internal fixation, laparotomi
trauma)

Tindakan bedah kecil (minor) Tindakan bedah yang hanya memerlukan insisi pada kulit atau selaput mukosa dan jaringan
penyambung superfisial, serta dapat dilakukan dengan tindakan anestesi/bius lokal maupun
sedasi sadar (mis. insisi dan drainase abses sederhana, jahit luka superfisial)

Cedera tulang belakang Defisit sensoris dan motoris sementara maupun permanen yang secara klinis sesuai
dengan cedera pada tulang belakang akibat trauma akut pada punggung maupun penyebab
lain yang relevan

Diare cair akut Buang air besar (BAB) setidaknya 3 kali dalam 24 jam, dengan konsistensi cair atau
abnormal dan tidak disertai darah

Diare berdarah akut Buang air besar (BAB) berdarah setidaknya 3 kali dalam 24 jam

Demam disertai kuning (ikterus/jaundice) Demam lebih dari 38°C disertai kekuningan pada mata (sklera), lidah, atau kulit

3.3. Formulir Kepulangan DMT

LAPORAN KEPULANGAN
DISASTER MEDICAL TEAM (DMT)

A. Data Rincian DMT


Nama Ketua Tim: :

Nama DMT :

Klasifikasi Tim :

● Tipe 1 (Aju)
● Tipe 2 (Yankes Dasar)
● Tipe 3 (Yankes Lanjutan)
Tanggal Masa
Kedatangan ……/……/20…. Penugasan ……..…hari

Tanggal
Pelayanan
dimulai ……/……/20….
Tanggal
Pelayanan
diakhiri ……/……/20….

Tanggal
Kepulangan ……/……/20….

Nara Hubung paska kepulangan

Nama : Posisi/jabatan :

Email : No HP :

B. Kegiatan dan Pelayanan

Penugasan

Tanggal Lokasi dan jenis layanan Kerjasama dengan pihak


lain

Mulai : …./…./20 ● PKM …………………


Selesai: …./…./20 ● RS ……………………
● DMT …………………
▢ Menetap ▢ Bergerak ● Lain-lain ……………….

Mulai : …./…./20 ● PKM …………………


Selesai: …./…./20 ● RS ……………………
● DMT …………………
▢ Menetap ▢ Bergerak ● Lain-lain ……………….
Mulai : …./…./20 ● PKM …………………
Selesai: …./…./20 ● RS ……………………
● DMT …………………
▢ Menetap ▢ Bergerak ● Lain-lain ……………….

Mulai : …./…./20 ● PKM …………………


Selesai: …./…./20 ● RS ……………………
● DMT …………………
▢ Menetap ▢ Bergerakk ● Lain-lain ……………….

Mulai : …./…./20 ● PKM …………………


Selesai: …./…./20 ● RS ……………………
● DMT …………………
▢ Menetap ▢ Bergerak ● Lain-lain ……………….

Rekapan Pelayanan

Layanan Total Total

Konsultasi rawat jalan Kematian

Pasien rawat inap Pasien degan kebutuhan


rahabiltasi medis

Operasi besar Transfer/ rujukan

Operasi kecil

Kegiatan O WASH O Nutrisi


lain : O Edukasi Kesehatan O Dukungan psikososial
O Surveillance O Lain-lain
…………………………..
C. Pengalaman dan Masukan

1. Kebutuhan layanan kesehatan

2.Tantangan dan Isu yang dihadapi

3. Kebutuhan layanan kesehatan yang masih diperlukan


4. Rekomendasi

D. Transisi dan Kepulangan

1. Layanan dan Fasilitas DMT telah:


● ditutup
● diserahkan ke puskesmas
● diserahkan ke RS
● diserahkan ke HEOC
● diserahkan ke DMT selanjutnya
● lain-lain : ……………………

2. Pasien paska operasi


● tidak ada, jelaskan…
● ada, sebutkan jumlah dan diagnosisnya sebagai lampiran

3. Pasien yang masih ditangani


● Tidak ada
● Ada, sebutkan jumlah ………………
● Diserahterimakan kepada ……………………
4. Apakah semua data rekam medis dan catatan sudah diserah terima kan?
● Ya, jelaskan ………………
● Tidak, jelaskan ……………

5. Apakah ada logistik medis maupun non-medis yang di donasikan?


● Ya, sebutkan jenis, jumlah, serta penerimanya sebagai lampiran
● Tidak

Dilaporkan oleh Tanggal : ……./……./ 20

(………………………………..)

4. Daftar Logistik
4.1. Logistik Personal

Nomor Nama Barang Kuantiti Keterangan


A Personal
1 Helm / penutup kepala 1
2 Sarung Tangan Karet Panjang 2
Sepatu Bot Karet/Sepatu
3 Lapangan 1
4 Senter 1
5 Masker sesuai kebutuhan
6 Kacamata Gogle 1
7 Rompi/Tanda Pengenal DMT 1
8 Botol minum 1
9 Charger/Power bank 1
10 Alat kebersihan diri 1 paket
11 Pakaian Pengganti sesuai kebutuhan
12 Plastik
13 Pembalut (khusus DMT Wanita) sesuai kebutuhan khusus wanita
sesuai kondisi medis
14 Obat-obatan sesuai kebutuhan personal
15 Makanan kecil padat min 48 jam pertama
16 Sleeping Bag 1 paket
17 Uang sesuai kebutuhan
Sendok/garpu/sedotan/sumpit/pir
18 ing sesuai kebutuhan
19 Jas Hujan 1

4.2. Logistik Tim

4.2.1. Emergency Kit

N Nama Barang Jumlah Keterangan


o

A Personal

1 Helm / penutup kepala 1

2 Sarung Tangan Karet Panjang 2

3 Sepatu Bot Karet/Sepatu Lapangan 1

4 Senter 1

sesuai
5 Masker kebutuhan

6 Kacamata Gogle 1

7 Rompi/Tanda Pengenal DMT 1

8 Botol minum 1

9 Charger/Power bank 1

10 Alat kebersihan diri 1 paket

sesuai
11 Pakaian Pengganti kebutuhan

12 Plastik
N Nama Barang Jumlah Keterangan
o

A Personal

sesuai
13 Pembalut (khusus DMT Wanita) kebutuhan khusus wanita

14 Obat-obatan sesuai sesuai kondisi medis personal


kebutuhan

min 48 jam
15 Makanan kecil padat pertama

16 Sleeping Bag 1 paket

sesuai
17 Uang kebutuhan

Sendok/garpu/sedotan/sumpit/pirin sesuai
18 g kebutuhan

19 Jas Hujan 1

B Tim Umum

Umum

1 Sarung Tangan disposible sesuai mengikuti jumlah personal dan lama


kebutuhan respons

sesuai
2 Tenda kebutuhan

sesuai
3 Sleeping bag / velbed kebutuhan

sesuai
4 Senter kebutuhan

5 Generator

6 Identitas tim (bendera)

7 Telepon jinjing

sesuai
8 Makanan siap makan kebutuhan

sesuai
9 Air mineral kebutuhan

10 Sabun Cuci

11 Sabun Mandi

12 Handy Talkie

13 Dana Operasional (tunai)


N Nama Barang Jumlah Keterangan
o

A Personal

Administrasi

1 Komputer jinjing 2

2 Printer 1

3 Tinta 2

4 Kertas A4/legal/us letter 2 pak

5 Kertas Kop 1 pak

6 Papan jalan 5

7 Pulpen 1 box

8 Selotip 5

9 Stapler & isi 1-3

10 Gunting 1

11 Cutter 1

12 Lakban 5

13 Kwitansi 2 buku

14 Cap organisasi 1

15 Amplop 1 box

16 Map Plastik 20

17 Penjepit kertas 2 box

18 Lem 2

C Medikal (Box emergency)

Airway

1 Laringoscope Dewasa Set 1

Blade No. 2

No. 3

No. 4

2 Laringoscope Bayi & Anak Set 1


N Nama Barang Jumlah Keterangan
o

A Personal

Blade No. 1

Blade No. 2

Blade No. 3

3 Naso Pharyngeal Airway No.7 Pcs 1

4 Oropharingeal Airway

Dewasa ukuran 8 Pcs 2

Dewasa ukuran 9 Pcs 2

Dewasa Ukuran 10 Pcs 2

Anak Pcs 2

Bayi Pcs 2

5 Endo Tracheal Tube

No. 2.5 Pcs 1

No. 3.0 Pcs 1

No. 4.0 Pcs 1

No. 5.0 Pcs 1

No. 5.5 Pcs 1

No. 6.0 Pcs 1

No. 6.5 Pcs 1

No. 7.0 Pcs 1

No. 7.5 Pcs 1

No. 8.0 Pcs 1

No. 8.5 Pcs 1

No. 9.0 Pcs 1

6 Xylocain Jelly Tube 1

7 Mouth Gage ulir Pcs 1

8 Magil Forcep Pcs 1

9 Mandrain/Stilet Pcs 1
N Nama Barang Jumlah Keterangan
o

A Personal

10 Tongue Spatel Pcs 1

11 Suction Manual Unit 1

12 Suction Elektrik Unit

13 Kanul Suction Dewasa Pcs 1

14 Kanul Suction Anak Pcs 1

15 Kanul Suction Bayi Pcs 1

16 Neck Collar Ukuran S Set 1

Neck Collar Ukuran M Set 1

Neck Collar Ukuran L Set 1

Breathing

1 Bag Valve Mask

Dewasa Set 1

Anak Set 1

Bayi Set 1

2 Nasal Kanul Oksigen Dewasa 2

Nasal Kanul Oksigen Anak 2

Nasal Kanul Oksigen Bayi 2

3 Rebreathing Mask Dewasa 1

Rebreathing Mask Anak 1

Rebreathing Mask Bayi 1

4 Non Rebreathing Mask Dewasa 1

Non Rebreathing Mask Anak 1

5 Oxygen portable / Oxipipe Unit 1

6 Tabung O2 Sedang Tabung 1

7 Regulator / Flowmeter Set 1

8 Stetoscope Pcs 1

9 Pulse Oxymeter Set 1


N Nama Barang Jumlah Keterangan
o

A Personal

Circulation

1 Infus Set Pcs 4

2 IV Catheter No. 14 Pcs 4

IV Catheter No. 16 Pcs 4

IV Catheter No. 18 Pcs 4

IV Catheter No. 20 Pcs 4

IV Catheter No. 22 Pcs 4

IV Catheter No. 24 Pcs 4

3 Cairan Infus

RL Kolf 5

NaCL Kolf 5

Glukose 10% Kolf 5

4 Spuit 2,5 cc Pcs 2

Spuit 3 cc Pcs 2

Spuit 5 cc Pcs 2

Spuit 10 cc Pcs 2

Spuit 20 cc Pcs 2

5 Tensimeter ABN Set 1

6 Folley Catheter No.8 Pcs 1

Folley Catheter No.10 Pcs 1

Folley Katheter No.12 Pcs 1

Folley Catheter No. 16 Pcs 1

Folley Catheter No. 18 Pcs 1

7 Urine Bag Pcs 1

8 Kassa Steril Box 2

9 Verband Gulung 5 cm Pack 1

Verband Gulung 10 cm Pack 1


N Nama Barang Jumlah Keterangan
o

A Personal

10 Balut Cepat No. 01 Pcs 1

Balut Cepat No. 02 Pcs 1

Balut Cepat No. 03 Pcs 1

Balut Cepat No. 04 Pcs 1

11 Gunting Verband Pcs 1

12 Pincet Anatomis Pcs 1

13 Arteri Klem Pcs 1

14 Plester 5 cm Roll 1

15 Electroda Pack 1

16 Defibrilator Nihon Unit 1

17 Micropore 3M Pcs 2

Circulation

1 Adrenalin/ Epineprin 1mg

2 Sulfas Atropin 0,25 mg

3 Buscopan inj

4 Furosemide 20 mg

5 Dextrose 40 %

6 Lidocaine 2%

7 MgSO4 40%

8 Metamizole 1 g

9 Ketorolac 30 mg

10 Calsium Gluconas 1 g

11 Efedrine 50 mg

Ekstraksi dan Transportasi

1 Safety Belt Pcs

2 Lakban Bening Roll 1

3 Spalk Set
N Nama Barang Jumlah Keterangan
o

A Personal

4 Scoop Stretcher Set

5 Long Spine Board Set

6 Head Immobilizer Set

Penunjang Lainnya

1 NGT Bayi Pcs 1

NGT Anak Pcs 1

NGT Dewasa Pcs 1

2 Alcohol 70 % Botol 1

3 Handscoon Box 1

4 Masker Box 1

5 Selimut Luka Bakar Set

6 Mitella Pcs 5

7 Elastis Verband No.7.5 Pcs 1

Elastis Verband No.10 Pcs 1

8 Aluminium Foil Roll 1

4.2.2. Disaster Wound Care Kit

Kategori Alat Kesehatan Jumlah

1. Handscoon (L / XL) 1 Box


2. Masker/pelindung wajah 1 Box
3. Skort/gown 1 Set
4. Booth shoes 1 Set
5. Head Lamp 1 set

Instrumen
1. Set Minor wound care (Gunting Jaringan, Klem Jaringan 3 Set
Pinset anatomis dan pinset silurgis)
2. Set Medis: spuit size 3 ml 2 pcs
3. Set Medis: spuit size 50 ml jarum 18 g 2 pcs

BHP 1. Nacl.0.9% 5 bottle


3 pcs
2. Wound Soap (Sabun Cuci Luka: klincare; Metco natural
soap) 1 pack
3. Underpad 10 packs
4. Kassa sterile (kasa Besar) 5 pcs
5. Non sterile kasa lipat dan gulung 5 pcs
6. Cairan gentle antiseptik (PHMB 0.2%/Octenidine 0,1%)
7. Calcium alginate (contoh: Algelle, suprasop A, Kaltostat) 20 pcs
8. Polyurethane foam (contoh: opticelle foam, Alevyn,
Betaplast foam) 5 pcs
9. Hydrocolloid
10. Zinc cream (Metcovazin) 5 pcs
11. Hydrogel (contoh: Amorgelle, octenidine gel, duoderm gel) 15 pcs
12. Transparent Film Dressing 5 pcs
13. Plester hypoallergenic
14. Crepe & elastic bandage 1 box
15. Cohesive bandage 1 box
16. Lidocaine Spray 10 pcs
17. Wound Strip Sterile 10 pcs
2 pcs
5 pcs

4.2.3.

Anda mungkin juga menyukai