Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN (TERM OF REFERENCE)

PENYUSUNAN PEDOMAN IMPLEMENTASI KLASTER KESEHATAN DALAM


PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Kesehatan RI


Unit Eselon I/II : Sekretariat Jenderal
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Program : Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya
Hasil (Outcome) : Meningkatnya koordinasi, pelaksanaan tugas,
Pembinaan dan Pemberian Dukungan Manajemen
Kementerian Kesehatan
Kegiatan : Penanggulangan Krisis Kesehatan
Indikator Kinerja Kegiatan : Meningkatnya kesiapsiagaan sumber daya kesehatan
dalam penanggulangan krisis kesehatan
Keluaran (Output) : Dokumen Kebijakan
Komponen : Penyusunan pedoman implementasi klaster kesehatan
dalam penanggulangan krisis kesehatan
Volume : Satu
Satuan Ukur : Dokumen

A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum
– Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana.
– Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
– Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
– Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2008 tentang Pendanaan
dan pengelolaan bantuan bencana
– Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
– Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 064/MENKES/SK/XII/2013 tentang
Pedoman Penanggulangan Krisis Kesehatan.
2. Gambaran Umum Singkat
Indonesia adalah negara rawan bencana, baik bencana alam maupun bencana akibat
ulah manusia yang berpotensi menimbulkan kerugian di segala aspek kehidupan dan
tentunya memerlukan upaya khusus untuk penanggulangannya. Berdasarkan data Pusat
Penanggulangan Krisis Kesehatan, sejak tahun 2010 – 2014 telah terjadi 1.907 kejadian
bencana/krisis kesehatan, dengan jumlah korban meninggal 4.360 orang, korban luka
berat/rawat inap sebanyak 12.267 orang, luka ringan/rawat jalan sebanyak 966.697 orang.
Kerusakan fasilitas kesehatan sebanyak 2.251 unit.

Seperti kita ketahui bersama, bahwa negara kita, negara Indonesia seringkali mengalami
kejadian bencana, baik bencana alam, non alam maupun bencana sosial, bahkan kita
sering menyebutnya supermarket bencana. Dampak yang ditimbulkan bencana, apapun
jenisnya, sangat merugikan bagi masyarakat maupun lingkungannya, baik korban jiwa
serta kerusakan dan kerugian yang diakibatkannya.

Penanggulangan bencana tidak dapat dilakukan sendiri-sendiri, harus bersama-sama


melibatkan seluruh unsur yang ada. Seluruh pihak yang terlibat dalam penanggulangan
bencana harus saling berkoordinasi dan bermitra satu sama lain untuk meningkatkan
kualiatas penanggulangan bencana. Menyadari besarnya tantangan dan pentingnya
kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan dalam penanggulangan krisis
kesehatan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian/
Lembaga terkait mengadopsi strategi/metode pendekatan klaster. Pendekatan klaster
merupakan cara untuk mengelola koordinasi dan kerja sama di antara berbagai aktor
bantuan kemanusiaan untuk memfasilitasi perencanaan strategis bersama.

Pada tingkat nasional, pendekatan ini bertujuan :

 Menjadi landasan sistem kepemimpinan dan akuntabilitas yang jelas pada tiap sektor,
di bawah kepemimpinan secara keseluruhan koordinator bantuan kemanusiaan; dan
 Memberikan kerangka kerja untuk kemitraan yang efektif di antara berbagai aktor
bantuan kemanusiaan internasional dan nasional pada tiap sektor.

Klaster Kesehatan terdiri dari kementerian/lembaga/instansi pemerintah, lembaga-


lembaga nasional maupun internasional yang terlibat upaya penanggulangan bencana
bidang kesehatan. Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan merupakan koordinator dari
Klaster Kesehatan. Melalui Koordinator Sub-Klaster, klaster kesehatan bekerja dalam
upaya-upaya pengurangan risiko krisis kesehatan, memobilisasi sumber daya pada saat
kedaruratan secara strategis maupun operasional, serta mengkoordinasikan upaya-upaya
pasca krisis kesehatan.

Hingga saat ini belum ada pedoman terkait klaster kesehatan. Untuk itu, Pusat
Penanggulangan Krisis Kesehatan pada tahun ini bermaksud membuat pedoman klaster
dengan mengadopsi Pedoman Klaster yang telah dibuat oleh WHO. Pedoman bertujuan
memberikan acuan bagi institusi/organisasi anggota klaster baik dari pemerintah,
masyarakat, serta lembaga usaha, dalam melakukan koordinasi serta kerja sama di
bahwa klaster kesehatan untuk memastikan kecukupan, keselarasan dan efektivitas
upaya penanggulangan krisis kesehatan secara menyeluruh dan dapat
dipertanggungjawabkan. Pedoman ini mencakup seluruh upaya-upaya di bidang
kesehatan pada saat prabencana, tanggap darurat/ saat bencana, dan pascabencana
para pihak yang terlibat dalam kebencanaan.

3. Penerima Manfaat
Kegiatan ini ditujukan bagi Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan serta seluruh
komponen yang terlibat dalam klaster kesehatan
Pejabat Penanggung Jawab
Kepala Bidang Tanggap Darurat dan Pemulihan

dr Indro Murwoko
NIP 197408032003121002

Anda mungkin juga menyukai