Anda di halaman 1dari 8

Jurnal TrendTech Volume-1/Nomor-2, 2016

ANALISA ERGONOMI PADA RAK HOUSING DENGAN


PENDEKATAN STANDAR OHSAS 18001
(Study Kasus Di PT.Kinenta)

Suparman1,*, Edi Susanto1, Jejen Supriadi1


1
Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknologi Texmaco, Jl. Raya Cipeundeuy - Pabuaran Km. 3,5
Cipeundeuy Subang, Jawa Barat 41272.
Email: suparmanbarsa3@gmail.com*

ABSTRACK
Based on a complaint from the work force are often feel sick on che anthropometry of the labour,
because the tools used today have not experienced the development or improvement. The purpose of this
research is to get the best design and ergonomics of existing work tools (rack housing) and existing
processes. Knowing whether or not to pay attention to ergonomics standard OHSAS 18001. In this study
using ergonomics approach OHSAS 18001 standards. and the results of this research are there some
changes in the dimensions of the rack housing (tools work on the housing) with a calculation based on
the results of anthropometric body labour that show the value of the 50th percentile (P50). The size,
shape and dimensions rack housing is adapted to standard OHSAS 18001 related to health of laborertain
body parts.The pain resulting from the work tools used by labour housing section does not fit t.
Keywords: Ergonomics, OHSAS 18001, health and safety of work.

ABSTRAK
Berdasarkan keluhan dari tenaga kerja yang sering merasakan sakit pada bagian tubuh tertentu. Rasa sakit
diakibatkan dari alat bantu kerja yang digunakan oleh tenaga kerja dibagian housing yang tidak sesuai
dengan ukuran anthropometri tenaga kerjanya, dikarenakan alat bantu yang digunakan saat ini belum
mengalami perkembangan atau perbaikan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan
rancangan terbaik dan ergonomis dari alat bantu kerja yang ada (rak housing) dan mengetahui proses
yang ada apakah sudah ergonomi atau belum dengan memperhatikan standar OHSAS 18001. Dalam
penelitian ini menggunakan metode ergonomi dengan pendekatan standar OHSAS 18001. Dan hasil dari
penelitian ini adalah adanya beberapa perubahan dimensi rak housing (alat bantu kerja pada bagian
housing) dengan mengacu pada hasil perhitungan anthropometri tubuh tenaga kerjanya yang ditunjukan
oleh nilai percentil ke-50 (P50). Ukuran, bentuk, dan dimensi rak housing tersebut disesuaikan dengan
standar OHSAS 18001 yang berkaitan dengan kesehatan tenaga kerja.
Kata kunci: Ergonomi, OHSAS 18001, Kesehatan dan keselamatan kerja

1. PENDAHULUAN
Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi–informasi mengenai
sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia merancang suatu sistem kerja, sehingga manusia dapat hidup
dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu
dengan efektif, aman, nyaman dan sehat. Fokus dari ergonomi adalah manusia dalam kaitannya
interaksinya dengan produk, peralatan, fasilitas, prosedur dan lingkungan pekerjaan serta kehidupan
sehari-hari. dimana penekanannya adalah pada faktor manusia yang bertindak sebagai operator produksi.
Para operator dalam melakukan pekerjaannya, posisi kerja mereka sering tidak sesuai dengan prinsip-
prinsip ergonomi yaitu terlalu membungkuk, jangkauan tangan terlalu jauh, alat yang terlalu kecil, alat
yang terlalu tinggi dan lain-lain. Sehingga dari posisi kerja operator tersebut dapat mengakibatkan
beberapa faktor permasalahan yaitu kelelahan dan rasa sakit atau nyeri di daerah-daerah tertentu yang
diakibatkan oleh ketidak standaran posisi kerja, seperti timbulnya rasa nyeri pada bahu,kaki,pinggang,dan
lain-lain.
Untuk itu PT. Kinenta indonesia yang bergerak di bidang manufaktur, mereka memiliki masalah
banyaknya operator yang tidak masuk dikarenakan sakit yang sama dengan yang di paparkan di atas,
maka dari pada itu peneliti akan melakukan penelitian dengan objek penelitian pada stasiun kerja bagian
housing karena dibagian tersebut kebanyakan operator yang tidak masuknya. Bagian housing adalah suatu
proses perakitan wire dengan conector dengan menggunakan alat bantu yang berupa Rak housing. Rak

31
Jurnal TrendTech Volume-1/Nomor-2, 2016

housing adalah tempat untuk menyimpan bahan baku pembuatan wiring harness sekaligus sebagai tempat
perakitan wiring harness itu sendiri. objek penelitian ini akan dilakukan perancangan ulang ( redesign )
dengan kondisi yang dapat menunjang peningkatan produktivitas kerja operatornya. Karena dengan
kondisi tempat kerja yang sehat, enak, aman dan nyaman. Operator diharapkan akan mencapai
produktivitas kerja yang sangat tinggi serta dapat bertahan dalam jangka waktu lama. Adapun tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengevaluasi apakah rak housing sudah ergonomi atau belum, untuk
meminimalkan waktu operasi pembuatan wiring harness, untuk membuat operator produksi bekerja
dengan aman,nyaman dan sehat sehingga dapat meningkatkan produktivitas produksinya. Istilah
Ergonomi berasal dari bahasa latin yaitu ERGON (kerja) dan NOMOS (hukum alam). Ergonomi
adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi
mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja
sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang
diinginkan melalui pekerjaan itu, dengan efektif, aman, nyaman, sehat, efisien.( Sritomo Wingjosoebroto,
2000).

2. METODA
Pendekatan Metoda penelitian yang digunakan adalah metoda deskriptif, dan analisa kualitatif, dimana
metoda diskriptif bertujuan menguraikan tentang sifat-sifat (karakteristik) dari suatu keadaan dengan
uraian yang menyeluruh dan teliti. Melalui metoda deskriptif diharapkan mampu memperlihatkan fakta
dari suatu permasalahan tertentu pada suatu perusahaan / organisasi / lingkungan secara faktual dan
sistematis (Supranto, 2003).
2.1 Jenis dan Sumber Data
Adapun jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang
diperoleh melalui pengamatan langsung, wawancara, diskusi maupun kegiatan Focus Group Discusion
(FGD) / In Deep interview kepada responden tertentu. Terdapat dua jenis data yang diambil yang pertama
data absensi oprator produksi selama 6 bulan berturut turut dan data kedua atau data inti di ambil dari
ukuran anthropometri operator produksi di PT. Kinenta. Data sekunder merupakan data yang diperoleh
dari sumber internal perusahaan, studi pustaka, media cetak, elektronik, internet, serta informasi lain yang
berkaitan dengan topik penelitian.
2.2 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan beberapa teknik. Teknik
pengumpulan data primer untuk menyusun sebuah strategi menggunakan teknik pengambilan sampel
secara acak, yaitu pengambilan sampel secara sengaja terhadap beberapa operator produksi yang telah
telah bekerja diatas 2 tahun, Kriteria sampel adalah orang yang memiliki pengalaman produksi yang
cukup lama di PT. Kinenta dan memiliki keluhan pada saat produksi berlangsung yang mengakibatkan
menderida sakit dan sering tidak masuk kerja.
2.3 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara mengambil sampel yang
representatif dari populasi yang pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
diperoleh sampel yang benar - benar dapat mewakili dan dapat menggambarkan keadaan populasi yang
sebenarnya (Gay dan Diehl, 1992). Dalam melakukan identifikasi sampel diperlukan teknik pengambilan
sampel, teknik pengambilan sampel yang diterapkan dalam penelitian ini adalah proportionate stratified
random sampling. Menurut Gay dan Diehl (1992), proportionate stratified random sampling adalah
pengambilan sampel secara acak dan berstrata secara proporsional. Gay dan Diehl (1992) berpendapat
bahwa sampel haruslah sebesar - besarnya. Pendapat Gay dan Diehl (1992) ini mengasumsikan bahwa
semakin banyak sampel yang diambil maka akan semakin representatif dan hasilnya dapat digenelisir.
Namun ukuran sampel yang diterima akan sangat bergantung pada jenis penelitiannya. Jika penelitiannya
bersifat deskriptif, maka sampel minimunya adalah 10% dari populasi, jika penelitianya korelasional,
sampel minimunya adalah 30 subjek, apabila penelitian kausal perbandingan, sampelnya sebanyak 30
subjek per group, dan apabila penelitian eksperimental, sampel minimumnya adalah 15 subjek per group.
2.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Adapun teknik pengolahan data dan analisa data yang di gunakan antara lain :
1. Analisa anthropometri

32
Jurnal TrendTech Volume-1/Nomor-2, 2016

Pada tahap ini pengolahan data terhadap dimensi - dimensi tubuh manusia atau operator yang telah di
buat tabel antropometri akan dimanfaatkan untuk perancangan ulang ukuran geometris dan fasilitas kerja
pada stasiun kerja. Berdasarkan data-data tabel anthropometri tersebut dapat diketahui apakah ukuran
geometris dari fasilitas kerja yang ada sekarang sudah sesuai dengan dimensi segmen tubuh operatornya
atau belum.
2. Analisa subjektif
Analisa ini di gunakan untuk mengetahui atau membandingkan perubahan dengan keluhan - keluhan yang
dirasakan oleh operator antara fasilitas kerja sebelumnya dengan fasilitas kerja yang setelah dirancang
ulang pada stasiun kerja tersebut atau analisa ini dilakukan untuk mengetahui keluhan - keluhan sakit
yang di nilai secara subjektif oleh operator produksinya, yang berkaitan dengan kondisi kerja yang ada.
3. Analisa physiological performance
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui konsumsi energi yang dibutuhkan secara tidak langsung.
Penghitungan denyut jantung yang setelah di konversikan ke energi, kemudian dilakukan perbandingan
dengan standar estimasi pengeluaran energi dari lehman.
4. Variabel OHSAS 18001
OHSAS (Occupational Health and Safety Assesment Series) 18001 adalah merupakan serial dari
persyaratan dan spesifikasi dalam penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Adapun OHSAS 18001:2007 merupakan pembaharuan dari OHSAS 18001:1999 yang menjelaskan
tentang persyaratan dan spesifikasi standar dalam penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja. OHSAS 18001:2007 menitikberatkan pada pencegahan cedera dan sakit serta
kecelakaan. Selain itu juga menitikberatkan pada pengontrolan resiko K3 untuk meningkatkan kinerja
K3 (M.Natsir,2009). Variabel OHSAS 18001 sama dengan aspek - aspek ergonomi tentang K3 karena
variabel OHSAS 18001 dalam klausul 4.3.3 membahas tentang kesehatan kerja atau sama dengan K3.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Untuk mengetahui cara kerja dan tempat kerja yang digunakan oleh housing, maka terlebih dahulu perlu
mengetahui kondisi kerja yang ada saat ini, sehingga melakukan perbaikan dan perancangan kerja tidak
menyimpang dari hasil yang diharapkan

3.1 Indentifikasi keluhan operator


Identifikasi masalah dilakukan dengan pengisian checklist keluhan yang dirasakan pekerja. Dalam
pengisian checklist ini mereka diharapkan memberikan tanda check ( √ ) terhadap setiap bagian tubuh
yang merasa kan keluhan, dimana ada empat pilihan keluhan yang dirasakan dan skor diberikan dari
tingkat keluhan yang ringan sampai yang berat. ,keempat pilihan tersebut adalah :
1. Tidak ada keluhan ( dengan skor 0 ), hal ini apabila pekerja tidak merasakan keluhan yang berarti
terhadap bagian tubuh.
2. Rasa kesemutan ( dengan skor 1 ), hal ini bila pekerja hanya merasakan rasa nyeri sesekali saja ketika
bekerja.
3. Rasa pegal ( dengan skor 2 ), hal ini bila pekerja sering merasakan nyeri terhadap bagian tubuh
mereka.
4. Rasa sakit ( dengan skor 3 ), hal ini bila pekerja mengalami rasa pegal dan nyeri yang lama ( masih
dirasakan walaupun pekerjaan sudah selesai / sudah sampai dirumah ).
Tabel 1. Hasil observasi dengan cheklist keluhan pekerja

Tabel 2. percentase keluhan pekerja

33
Jurnal TrendTech Volume-1/Nomor-2, 2016

Catatan : - Tidak ada keluhan : sekor 0 ; Rasa Kesemutan : skor 1


- Rasa Pegal : skor 2 ; Rasa Sakit : skor 3

Gambar 1. Grafik keluhan bagian tubuh pekerja


Dari tabel diatas kita dapat simpulkan bahwa keluhan yang banyak dirasakan oleh pekerja bagian housing
kebanyakan sering dirasakan pada bagian pinggang sebanyak 12,43% dan yang paling rendah adalah
bagian siku sebesar 2,49%. Semua itu dipengaruhi oleh sering terjadinya pengambilan material yang
terlalu bawah atau yang terlalu atas maka dari pada itu penulis ingin mencoba untuk mengusulkan
perancangan ulang tempat kerja atau rak housing agar biasa mengurangi keluhan-keluhan tersebut.

Gambar 2. Posisi manpower housing sedang ngambil conektor


3.2. Data antropometri pekerja
Data anthropometri yang digunakan untuk menentukan bentuk, ukuran, dan dimensi yang tepat berkaitan
dengan peralatan yang dirancang dan manusia yang akan mengoprasikan / menggunakan peralatan
tersebut. Penerapan data anthropometri akan dapat digunakan jika tersedia nilai mean ( rata-rata ) dan SD
( Standard Deviasi ) dari suatu distribusi normal. Disamping itu akan digunakan percentil yaitu suatu nilai
yang menyatakan bahwa persentase tertentu dari sekelompok orang yang dimensinya sama dengan atau
lebih rendah dari niai tersebut. Pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja bagian housing adalah dengan
posisi berdiri sehingga dalam perancangan peralatan yang digunakan sebagai acuan adalah data
anthropometri pekerja dalam posisi berdiri. Data anthropometri yang digunakan berkaitan dengan
perancangan dan pembuat alat bantu proses pembuatan wiriing harness diproleh dari pengukuran dimensi
tubuh pekerja secara statis yang meliputi:

34
Jurnal TrendTech Volume-1/Nomor-2, 2016

Gambar 3. Data Antropometri Posisi Berdiri Yang Digunakan


Tabel 3. Data hasil pengukuran antropometri dalam (cm)
Nama
Bagian Tubuh
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
posisi berdiri
tinggi badan tegak 158 153 150 160 160 152 166 170 170 170 154 160 167 161 144 152 150 170 176 155 156 153 165 166 174 175 167 165 168 177
tinggi mata berdiri 148 144 141 149 155 140 154 157 157 158 143 150 157 151 134 142 136 159 164 144 147 142 158 155 164 165 156 158 158 167
Tinggi bahu berdiri 130 130 126 136 133 126 137 140 137 140 126 132 136 141 120 125 123 140 148 129 130 124 136 138 150 148 130 136 137 148
tinggi siku berdiri 100 102 93 103 98 96 100 110 105 110 98 100 102 104 92 93 95 108 112 100 100 96 101 105 117 112 105 103 102 114
tinggi pinggang berdiri 92 98 90 103 102 95 96 100 97 97 88 86 97 95 87 92 92 100 102 97 90 90 99 94 100 102 97 90 95 104
jangkauan tangan keatas 190 180 176 187 189 180 197 202 199 198 177 184 199 199 167 177 169 203 207 179 180 178 202 201 208 211 198 202 202 212
panjang lengan bawah 40 40 37 56 53 55 42 45 44 45 41 42 44 45 37 38 35 45 46 39 41 41 45 46 48 47 44 40 43 53
tinggi lutut berdiri 48 45 44 44 45 37 49 50 48 48 41 44 47 44 44 38 40 48 52 43 43 40 50 45 50 51 48 41 48 50
tebal dada 18 17 15 27 25 20 23 16 20 23 16 19 20 18 19 19 16 20 22 16 20 15 23 19 24 23 18 24 20 21
tebal perut 14 11 13 28 21 20 18 16 18 18 19 18 19 16 13 13 14 18 19 10 23 11 17 15 16 30 20 20 18 18
jangkauan tangan kedepan 17 73 70 79 72 60 73 75 77 77 70 72 79 74 64 64 64 74 80 70 70 64 78 75 81 82 74 71 75 80
rentangan tangan 165 152 154 163 164 155 166 165 163 162 154 161 173 170 139 150 140 170 178 156 156 252 168 175 177 178 170 168 175 180

Sumber: Data anthropometri oprerator produksi plasma STT Texmaco Subang


Setelah data diperoleh maka perlu ditentukan percentile supaya data tersebut valid. Pemakaian nilai –
nilai percentile yang umum diaplikasikan dalam perhitungan data anthropometri adalah seperti berikut
ini:
Tabel 4. Macam percentile dan cara perhitungan

Dimana : = Rata – rata pengukuran


σ= simpangan baku ( Strandard Deviation )
Xi = nilai x ke-i
n = ukuran sempel

σ= (1)

35
Jurnal TrendTech Volume-1/Nomor-2, 2016

Tabel 5. contoh perhitungan standar deviasi

Dari tabel diatas diperoleh


= 2278 cm
Oleh karena itu dapat dihitung varian

σ= (2)

σ=

σ= , σ = 8,86 cm
perhitungan percentil P5, P50, P95 untuk tinggi badan tegak :
P5 = – 1,645σ (3)
= 162 – 1,645 . 8,86 = 147,6 cm
P50 = (4)

= = 162 cm

P95 = + 1,645σ (5)


= 162 + 1,645 . 8,86 = 176,7 cm
setelah dilakukan perhitungan maka didapatkan hasil perhitungan bagi masing – masing
anthropometri yang disajikan pada tabel 4.
Tabel 6. Data hasil perhitungan anthropometri

Sumber : Data hasil perhitungan persentil anthropometri manpower

Berdasarkan perhitungan percentil yang telah dilakukan maka data tersebut yang akan digunakan dalam
perancangan ini adalah hasil perhitungan percentil ke-50. Untuk data selengkapnya bisa dilihat pada tabel
5.

36
Jurnal TrendTech Volume-1/Nomor-2, 2016

Tabel 7. Data antropometri untuk perancangan peralatan kerja

3.3 Peralatan kerja yang digunakan


Pekerjaan yang dilakukan oleh operator housing adalah perangkaian sircuit atau penginsettan wire ke
dalam sebuah conector, sehingga peralatan kerja utama yang berhubungan dengan seorang operator
housing adalah rak housingnya, dan rak housing itu lah yang akan dilakukan penelitian berkaitan dengan
keluhan yang dirasakan pekerja selama ini.
1). Tempat perkitan sircuit ( rak housing )
Tempat perakitan circuit ( rak housing ) yang digunakan pekerja saat ini mempunyai ukuran :
a) Desain sebelum

Tempat Wire

Rak Housing Tempat Conector Rak Housing

Gambar 4. Ukuran peralatan kerja dan jenis bahan yang di gunakan sebelum penganalisaan pengukuran
anthropometri
b) Desain sesudah
Berdasarkan keluhan operator ukuran dimensi rak housing mengalami perubahan sebagai
berikut:

Tempat wire

Rak Housing Tempat Conector

Gambar 5. Setelah di lakukan penganalisaan hasil perhitungan anthropometri tubuh

37
Jurnal TrendTech Volume-1/Nomor-2, 2016

3.4. Analisis menurut OHSAS 18001;2007


Menurut OHSAS 18001 klausul 4.3.3. mengatakan bahwa kesehatan dan kenyamanan kerja itu berkaitan
erat dengan ergonomi karena jika operator telah merasa nyaman ketika bekerja maka operator pun dapat
terhindar dari penyakit dan keselamatan kerjanya juga akan terjaga dengan baik. Jika pekerja
memaksakan menggunakan tempat yang tidak ergonomi atau yang tidak sesuai dengan ukuran
anthropometri tubuh pekerja akan mengakibatkan rasa sakit pada punggung dan pinggangnya. Cara kerja
seperti itu akan berdampak pada perubahan struktur tulang belakang yang mengakibatkan osteoporosis
dalam waktu jangka panjang. Untuk itu peneliti mengusulkan dilakukan perbaikan dengan menggunakan
pendekatan OHSAS 18001 bahwa semua pekerjaan itu harus mempertimbangkan aspek kesehatan, karena
pekerja merupakan salah satu aset berharga bagi perusahaan. Pada perancangan alat baru yang memiliki
perbedaan dengan alat lama pada dimensinya antara lain : lebar rak, tinggi rak, tinggi tempat conector,
tinggi tempat wire, dan panjang tempat conector. Perbedaan tersebut ditunjukan pada tabel 3.10. berikut
ini.
Tabel 8. perbandingan ukuran (dimensi) rancangan alat bantu (rak housing)

4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari pembahasan, maka dapat disimpulkan beberapa hal diantaranya:
1. Penerapan ergonomi untuk perbaikan sistem kerja dilakukan dengan perancangan ulang alat bantu kerja.
Adapun alat bantu kerja yang memerlukan perbaikan adalah rak housing yang saat ini kondisinya tidak
nyaman digunakan, karena tidak sesuai dengan dimensi tubuh operatornya. Ketidak nyamanan tersebut
bisa mengakibatkan gangguan kesehatan pada pekerjanya, operator pada bagian housing sendiri sering
mengeluhkan merasakan sakit pada bagian pinggang, punggung, bahu, dan tangan mereka pada saat atau
sesudah bekerja.
2. Berdasarkan OHSAS 18001;2007 klausul 4.3.3. tentang kesehatan kerja pada suatu intansi atau organisasi,
maka desain rak housing yang saat ini digunakan tidak standar, karena banyaknya dimensi atau ukuran
yang tidak sesuai dengan ukuran anthropometri pekerjanya sehingga mngakibatkan banyak pekerja
mengeluh kesakitan pada saat atau selesai bekerja. Kondisi ini terjadi dikarenakan operator housing
sering mengambil material yang tidak sesuai dengan jangkauan tangan ketika posisi berdiri tegak.
Tempat pengambilan atau penyimpanan material terlalu atas atau terlalu rendah, yang mengakibatkan
ketidaknyamanan dalam bekerja.

5. DAFTAR PUSTAKA
1. Barnes, R.M., 1937, Motion and Time Study, Design and Mesurement of Work, Willy and Sons,
New York
2. M. Natsir, 2009. Materi Training OHSAS 18001. Grenyang: PT GunanusaUtama Fabricators.
3. Kroemer, Grandjean E., 1997, Fitting The Task to The man, Taylor & Francis, London
4. Nurmianto, E., 1998, Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, PT Guna Widya, Surabaya.
5. Pheasant, S., 1996, Body Space : Anthropometry, Ergonomics and Design, London : Taylor and
Francis
6. S. Wignjosoebroto, 2003, Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, PT Guna Widya, Surabaya
7. Sanders, M.S., 1987, Human Factors in Engineering and Design, McGraw-Hill Book Company, New
York
8. Sutalaksana, Z. Iftikar., A. Ruhana, 1997, Teknik Tata Cara Kerja, ITB, Bandung.
9. Tarwaka, Solichul HA, Bakri, Lilik Sudiajeng, 2004, Ergonomi untuk keselamatan, kesehatan kerja
dan produktivitas, UNIBA, Surakarta.

38

Anda mungkin juga menyukai