Anda di halaman 1dari 15

Pendekatan

Keselamatan Kerja
Di Dalam Ruang
Tempat Kerja dan
Macam – Macam
Kelompok Kerja
Gilang Andika Sepbianto
Jhoni Della Ishaq
Ferdinandus Sandrian K.L
Puput Putri Utami
K3

Filosofi dari k3 adalah melindungi keselamatan dan


kesehatan para pekerja dalam menjalankan
pekerjaannya melalui upaya – upaya pengendalian
semua bentuk potensi bahaya yang ada di lingkungan
tempat kerjanya.
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
Keselamatan Kerja merupakan upaya – upaya yang
ditujukan untuk melindungi pekerja, menjaga
keselamatan orang lain, melindungi peralatan, tempat
kerja dan bahan produksi menjaga kelestarian
lingkungan hidup dan melancarkan proses produksi.
Yang perlu diperhatikan dalam keselamatan kerja
adalah mengendalikan kerugian dari kecelakaan
(control of accident loss) dan Kemampuan untuk
mengidentifikasi risiko yang tidak bisa diterima (the
ability to identify and eliminate unacceptable risks).
(Tim K3 UNY,2014)
Syarat – syarat pelaksanaan
kerja adalah :

 mencegah dan mengurangi kecelakaan,


 mencegah dan mengurangi dan memadamkan
kebakaran,
 mencegah dab mengurangi bahaya peledakan,
 memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri
pada waktu kebakaran atau kejadian – kejadian lain
yang beerbahaya,
 membei pertolongan pada kecelakaan,
 member alat pelindung diri, mencegah dan
mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran,asap, uap, gas, hembusan
angin,cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran,
 Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit
akibat kerja baik fisik maupun psikis, peracunan, infeksi
dan penularan,
 Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai,
 Menyelengarakan suhu dan kelembaban udara yang
baik,
 Menyelengarakan penyefaran udara, Memelihara
kebersihan, kesehatan dan ketertiban,
 Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja,
lingungan, cara dan proses kerja.
 Mengamankan dan memperlancar mobilitas
 Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan
 Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar
muat
 Mencegah terkena sengatan listrik
 Mencegah dan menyempurnakan pengaman pada
pekerja yang berbahaya
 kecelakaan bertambah lagi.(Sofyan,2014)
Tujuan pelaksaan keselamatan kerja adalah
,melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan
meningkatkan produksi serta produktivitas, menjamin
keselamtan orang lain yang beerada di tempat kerja dan
melindungu sumber produksi agar terpelihara dan dapat
digunakan secara aman dan efisien.
Pendekatan K3

Terdapat beberapa metode pendekatan keselamatan


kerja diantaranya adalah Behavior Based Safety (BBS)
dan Ergonomi. Behavior Based Safety merupakan
sebuah proses yang menciptakan kemitraan keamanan
yang dilakukan antara manajemen dan pekerja dengan
focus yang berkelanjutan terhadap perhatian dan
tindakan terhadap setiap orang dan orang lain, serta
upaya untuk berperilaku selamat. Salah satu cara untuk
mengidentifikasi unsafe condition dan unsafe Behavior.
Behavior Based Safety merupakan metode pendekatan
yang paling sesuai untuk pendekatan unsave behavior
dengan mempertimbangkan mampu meningkatkan
manajemen keselamtan serta mencegah terjadinya
kecelakaan.
pendekatan Behavior Based
Safety terdapat beberapa
langkah sebagai berikut :
 Define (D),
 Observing (O),
 Intervening (I),
 Testing (T),
Pendekatan ergonomi

 Pendekatan ergonomi mendoring partisipasi aktif semua


pihak untuk mengidentifikasi masalah yang akan
digunakan.
 Pendekatan ergonomi lebih menekankan pada posisi
kerja pekerja atau posisi ergonomi untuk
menghilangkan atau mengurangi risiko pada pekerja
Studi Kasus

 Defining adalah langkah pertama dalam pelaksanaan pendekatan


keselamtan kerja dengan metode BBS. Defining dilakukan dengan
melakukan identifikasi bahay dan analisa risiko. Pembatikan
merupakan proses memberika malam pada sebidang kain menurut
garais notif yang telah ditentukan. Pada prosesnya pekerja akan
melakukan kontak langsung dengan malam yangdicairkan diatas
kompor tanpa alat pelindung diri. Anggota tubuh pekerja dapat
terjena cairan malam panas ataupun kompor. Pada proses
pembatikan konsekuensi paparan hazard malam panas adalahkulit
melepuh serta sesak nafas. Konsekuensi tersebut tergolong rating 1
karena tidak memerlukan penangananan medis khusus. Sedangkan
pada proses pembatikan tersebut pekerja sama sekali tidak
menggunakan alat pelindung diri , oleh karena itu diberi rating 10
dan nilai probabilitas diberi nilai 10 karena jika hazard tersebut
terjadi maka kulit akan melepuh dan sesak napas. Nilai rating
diperoleh dari hasil perkalian anatara consequence, exposure dan
probability.(Agustina,2016)
 Pada tahap observing akan dilakukan pengamatan terhadap
pekerja yang dikategorikan perilaku aman dan perilaku
tidak aman yang diamati dengan critical behavior
target.Indikator target perilaku yang akan diamati
didasarkan dari hasil identifikasi bahaya serta evaluasi
resiko pada tahap define. Enam target perilaku berupa
perilaku membuang limbah pada penampung limbah,
membuang limbah sesuai prosedur, selain itu dalam hal
pemakaian alat pelindung diri diketahui bahwa pada
identifikasi bahaya perilaku yang banyak menyebabkan
bahaya adalah pada pemakaian atribut alat pelindung
diri (masker, sarung tangan, dan safety shoes). Setelah
target perilaku telah ditentukan maka selanjutnya
dapat dilakukan pengamatan untuk mengetahui safe
score sebelum dilaksanakan intervensi. (Agustina,2016).
Perencanaan yang lebih rinci
dibagi menjadi beberapa hal,
yaitu :
 . Perencanaan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian
resiko dari
 kegiatan, produk barang dan jasa
 b. Pemenuhan akan peraturan perundangan dan persyaratan
lainnya
 yang kemudian diumumkan kepada
 seluruh tenaga kerja.
 c. Menetapkan tujuan dan sasaran dari kebijakan K3 yang
sekaligus menjadi
 informasi keberhasilan pencapaian
 SMK3
 d. Menetapkan sistem pertanggung jawaban dan sarana untuk
pencapaian
 kebijakan K3.

Anda mungkin juga menyukai