Anda di halaman 1dari 13

POLRI DAERAH SULAWESI SELATAN LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT

BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN NOMOR TAHUN 2016


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR TANGGAL JANUARI 2016

PEDOMAN B3 ( BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN )


DI LINGKUNGAN RS BHAYANGKARA MAKASSAR

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai dampak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai
bidang maka produksi, distribusi dan penggunaan bahan berbahaya semakin
meningkat jumlahnya maupun jenisnya.

Penggunaan bahan berbahaya yang tidak sesuai dengan peruntukannya dan


penangananya dapat menimbulkan ancaman atau bahaya terhadap kesehatan
manusia dan lingkungan.

Salah satu upaya untuk menghindarkan atau mengurangi resiko bahan berbahaya
dilakukan melalui pemberian informasi yang benar tentang Bahan Berbahaya Beracun
( B3 ) , Limbah B3 dan cara penanganannya.

B. Dasar hukum
1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2 Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tantang Kesehatan
3 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
4 Peraturan pemerintah RI Nomor 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan
Berbahaya Beracun
5 Peraturan Pemerintah RI Nomor 472/MENKES/PER/V/1996 tentang Pengamanan
Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan
6 Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun

1 BAB. II...........
LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT
NOMOR TAHUN 2016
TANGGAL JANUARI 2016

BAB II
PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI

A. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)


1 Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah
bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak
lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makluk hidup lainnya.
2 B3 adalah Bahan-bahan yang selama pembuatan, pengolahan, pengangkutan,
penyimpanan, penggunaan dan pembuangan limbah dapat melepaskan debu,
partikel, gas, serat, radiasi yang bisa menimbulkan iritasi, korosif, keracunan,
kebakaran, ledakan dan bahaya lain yang bisa menimbulkan gangguan kesehatan,
cacat, kematian dan kerusakan harta benda dan lingkungan hidup.
3 Bahan berbahaya adalah Bahan yang karena: sifat, konsentrasinya, jumlahnya
secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan, merusak lingkungan
hidup / dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk hidup lainnya.
4 Bahan beracun adalah Bahan yang dalam jumlah relatif kecil berbahaya bagi
kesehatan dan jiwa manusia.
5 Kontaminasi adalah Proses terkenanya bahan pada manusia karena tertumpah,
terpecik, tercium atau tertelan dan tertumpahnya bahan pada lingkungan hidup.
6 Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan,
menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3.
7 Penanggulangan B3 adalah Upaya pengamanan terhadap B3 mulai dari
pembuatan sampai pembuangan limbah agar tidak terjadi iritasi,korosi, keracunan,
kebakaran, ledakan, gangguan kesehatan, cacat, kematian, kerusakan harta benda
dan lingkungan hidup.
8 Penyimpanan B3 adalah teknik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga kualitas
dan kuantitas B3 dan atau mencegah dampak negatif B3 terhadap lingkungan
hidup, kesehatan manusia, dan makluk hidup lainnya.
9 Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan Klasifikasi B3.
10 Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis B3.

2
B. Klasifikasi...........
LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT
NOMOR TAHUN 2016
TANGGAL JANUARI 2016

B. Klasifikasi B3
Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2001 menjelaskan secara singkat klasifikasi B3
sebagai berikut:

1 Mudah meledak (explosive)


2 Pengoxidasi (oxidizing)
3 Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable)
4 Sangat mudah menyala (highly flammable)
5 Mudah menyala (flammable)
6 Amat sangat beracun (extremely toxics)
7 Sangat beracun (highly toxics)
8 Beracun (moderately toxics)
9 Berbahaya (harmful)
10 Korosif (corrosive)
11 Bersifat iritasi (irritant)
12 Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment)
13 Karsinogenik (carcinogenic)
14 Teratogenik (teratogenic)
15 Mutagenik (mutagenic)
Lebih jelasnya :

a. Explosive (mudah meledak) adalah bahan yang pada suhu dan tekanan standar
(25 °C, 760 mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan atau fisika
dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat
dapat merusak lingkungan sekitarnya.
b. Toxic(beracun) akan menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila
masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut.
c. Corrosive (korosif) mempunyai sifat sebagai berikut:
1) Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit
2) Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja
3) Mempunyai pH 2 untuk B3 bersifat asam dan atau pH 12,5 untuk B3 bersifat
basa.

d. Irritant ...........
3
LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT
NOMOR TAHUN 2016
TANGGAL JANUARI 2016

d. Irritant (bersifat iritasi) merupakan padatan maupun cairan yang bila terjadi
kontak secara langsung dan apabila terus menerus kontak dengan kulit atau
selaput lendir dapat menyebabkan peradangan
e. Chronic toxic (toksik kronis):
1) Carcinogenic (karsinogen) yaitu sifat bahan penyebab sel kanker
2) Teratogenic yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan dan
pertumbuhan embrio
3) Mutagenic yaitu sifat bahan yang dapat menyebabkan perubahan kromosom
yang dapat merubah genetika

BAB III ...........

4
LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT
NOMOR TAHUN 2016
TANGGAL JANUARI 2016

BAB III
PENGARUH

A. Faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat bahaya


Faktor yang mendukung timbulnya situasi berbahaya/tingkat bahaya dipengaruhi
oleh :

1 Daya racun
Dinyatakan dengan satuan LD50 atau LC50 dimana makin kuat nilai LD50 atau
LC50 bahan berbahaya beracun/kimia menunjukkan makin tinggi daya racunya.

2 Cara B3 masuk kedalam tubuh (route of entry) yaitu melalui saluran pernafasan,
saluran pencernaan dan penyerapan melalui kulit. Diantara yang sangat berbahaya
adalah melalui saluran pernafasan karena tanpa disadari bahan kimia akan masuk
ke dalam tubuh bersama udara yang dihirup yang diperkirakan sekitar 8,3 m2
selama 8 jam kerja dan sulit di keluarkan kembali dari tubuh.
3 Konsentrasi macam dan lama paparan B3 yaitu besar dosis yang berada di udara
atau yang kontak dengan bagian tubuh, kemudian lamanya paparan terjadi apakah
terus menerus atau terputus-putus menentukan jumlah dan dosis yang masuk ke
dalam tubuh.
4 Efek kombinasi B3
Yaitu paparan bermacam-macam B3 dengan sifat dan daya racun yang berbeda,
menyulitkan tindakan tindakan pertolongan atau pengobatan.

5 Kerentanan calon korban paparan B3


Masing-masing individu mempunyai daya tahan yang berbeda-beda terhadap
pengaruh B3. Semestinya individu terhadap pengaruh bahan kimia tergantung
kepada umur, jenis kelamin, kondisi umum kesehatan dan lain-lain.

B. Pengaruh B3 terhadap kesehatan


1 Menyebabkan iritasi yaitu terjadi luka bakar setempat akibat kontak bahan kimia
dengan bagian-bagian tubuh tertentu seperti kulit, mata atau saluran pernafasan.
2 Menimbulkan alergi, nampak sebagai bintik-bintik merah kecil atau gelembung
berisi cairan atau gangguan pernafasan berupa batuk-batuk, nafas tersumbat dan
nafas pendek. 2. Menimbulkan.....
5
LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT
NOMOR TAHUN 2016
TANGGAL JANUARI 2016

3 Menyebabkan sulit bernafas, seperti tercekik atau aspiksia karena kekurangan


oksigen akibat diikat oleh gas inert seperti nitrogen dan karbondioksida.
4 Menimbulkan keracunan sistemik, bahan kimia yang dapat mempengaruhi bagian-
bagian tubuh, diantaranya merusak hati, ginjal, susunan syaraf dan lain-lain.
5 Menyebabkan kanker, akibat paparan jangka panjang bahan kimia, sehingga
merangsang pertumbuhan sel-sel yang tidak terkendali dalam bentuk tumor ganas.
6 Menyebabkan kerusakan/kelainan janin ditandai kelahiran dalam keadaan cacat
atau kemandulan.
7 Menyebabkan pneumokoniosis yaitu timbunan debu dalam paru-paru sehingga
kemampuan paru-paru untuk menyerap oksigen menjadi kurang, akibatnya
penderita mengalami nafas pendek.
8 Menyebabkan efek bius (narkotik) yaitu bahan kimia, mengganggu sistem syaraf
pusat menyebabkan orang tidak sadar, pingsan atau kematian.

C. Ancaman Bahan Berbahaya dan Beracun


Adanya B3 di Rumah Sakit dapat menimbulkan bahaya bagi para penderita
maupun para pekerjanya, baik bagi para dokter, perawat, teknisi dan semua yang
berkaitan dengan pengelolaan rumah sakit maupun perawatan penderita.

Walaupun orang menyadari arti bahan-bahan beracun dan bahayanya, kecelakaan


bahan-bahan kimia (B3) terjadi semata-mata karena kurang hati-hati dan kurang peduli
terhadap bahan-bahan (B3) tersebut. Hal-hal tersebut dapat menyebabkan keracunan
kronik akibat tumpahan-tumpahan, kebocoran tempat penyimpanan dan ventilasi yang
kurang baik. Bahan kimia yang mempunyai risiko mengakibatkan gangguan kesehatan
antara lain adalah gas zat-zat anestetik (halothan, nitrous oxide, ethyl ether),
formaldehid, etilen oksida, mercuri. Karakteristik bahan kimia, risiko bahaya yang
ditimbulkan, cara pengendaliannya serta ambang batas yang diperkenankan dapat
dilihat pada uraian berikut.

BAB IV.........

6
LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT
NOMOR TAHUN 2016
TANGGAL JANUARI 2016

BAB IV
TEMPAT PENYIMPANAN DAN TENAGA KERJA

A. Tempat penyimpanan B3
Bagaimana seharusnya B3 disimpan merupakan hal yang mutlak harus kita
ketahui untuk mencegah bahaya dari bahan tersebut. Persyaratan tempat menyimpan
B3 adalah :
1. Tempat penyimpanan tidak untuk aktifitas
2. Dekat dengan hidrant / safety shower.
3. Ruang cukup luas dapat melindungi mutu produk,
4. Menjamin keamanan produk
5. Menjamin keamanan petugas
6. Ada rambu / tanda, denah lokasi , jalur evakuasi.
7. Bahan tidak diletakkan di lantai (letakkan di atas palet, rak, lemari),
8. Sumber listrik sejauh mungkin,
9. Ada alat pengukur suhu dan kelembaban,
10. Alat deteksi kebakaran, apar,
11. Ada APD

B. Persyaratan Tenaga kerja yang mengelola B3


1. Jumlah cukup,
2. Kualitas:
3. disiplin
4. patuh
5. jujur
6. sudah mendapatkan diklat
7. Pemeriksaan Kesehatan (Lab. Darah rutin, fungsi liver dan ginjal)
a. Awal
b. Berkala
c. Khusus
8. Alat Pelindung Diri sesuai dengan jenis B3,
9. Pemantauan Lingkungan Fisik
10. Sanitasi Perorangan
BAB V.........

7
LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT
NOMOR TAHUN 2016
TANGGAL JANUARI 2016

BAB V
LABEL

A. Label atau etiket


Label atau etiket diperlukan sebagai informasi yang cepat dapat dikenal untuk
pekerja, sehingga dengan cepat dapat bersikap hati-hati dalam penanganan bahan
kimia berbahaya. Cara pemberian label atau etiket dapat juga berbeda satu negara ke
negara lain atau dari satu petunjuk ke yang lainnya.

Identitas bahaya adalah: Tanda pengenal bahaya, tingkat bahaya yang dapat
ditimbulkan akibat paparan seketika dalam waktu yang singkat. Identitas bahaya ini
berupa gambar / symbol, seperti gambar dibawah ini.

Reaktif atau oxidatif, contoh: kaporit / chlorin,

Korosif, contoh : asam sulphat, hcl, pembersih porselin, dll

Mudah menyala, contoh: bensin, solar


Infeksius .......
8
LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT
NOMOR TAHUN 2016
TANGGAL JANUARI 2016

Infeksius, contoh: limbah medis, cairan tubuh pasien infeksius, dll

B. MSDS (Material Safety Data Sheet) lembar data keselamatan bahan


Lembar data keselamatan bahan-bahan secara garis besar harus memuat penjelasan-
penjelasan antara lain :

1. identifikasi dari bahan tersebut misalnya perusahaan dari supplier secara


mendetail, nama produk atau kodenya, penggunaannya, klasifikasi dari bahan.
2. Komposisi dan ciri-ciri fisik khusus dari bahan misalnya bentuk, warna, bau, titik
didih, titik uap, pH, LEL.
3. Informasi tentang bahaya bahan tersebut terhadap kesehatan.
4. Tata cara penanggulangan bahaya dan prosedur penggunaan yang benar dari
bahan.
5. Tata cara penyimpanan bahan dan penggunaan yang aman dari bahan.

BAB VI.........
9
LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT
NOMOR TAHUN 2016
TANGGAL JANUARI 2016

BAB VI
PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN

A. Prinsip pengendalian Bahan Berbahaya Beracun (B3)


1. Identifikasi semua B3 dan instalasi yang akan ditangani untuk mengenal ciri-ciri dan
karakteristiknya.
2. Evaluasi, untuk menentukan langkah-lagkah atau tindakan yang diperlukan sesuai
sifat dan karakteristiknya dari bahan atau instalasi yang ditangani sekaligus
memprediksi resiko yang mungkin terjadi apabila kecelakaan terjadi.
3. Pengendalian sebagai alternatif berdasarkan identifikasi dan evaluasi yang
dilakukan meliputi :
a. pengendalian operasional seperti eliminasi, subsitusi, ventilasi, penggunaan alat
pelindung diri yang sesuai dan menjaga hygiene perorangan.
b. Pengendalian organisasi administrasi, seperti pemasangan label, penyediaan
lembar data kesehatan bahan (MSDS) pembuatan prosedur kerja, pengaturan
tata ruang, pematauan rutin serta pendidikan dan latihan.
c. Inpeksi dan pemeliharaan sarana, prosedur dan proses kerja yang aman.
d. Pembatasan keberadaan bahan kimia berbahaya ditempat kerja sesuai dengan
jumlah ambang batasnya.

B. Reduksi limbah B3
Dapat dilakukan melalui upaya menyempurnakan penyimpanan bahan baku dalam
kegiatan proses (house keeping), substitusi bahan, modifikasi proses, serta upaya
reduksi limbah B3 lainnya.

C. Penanggulangan Kecelakaan dan Keadaan Darurat


Bila terjadi kecelakaan dan atau keadaan darurat yang diakibatkan Bahan
Berbahaya dan beracun, maka setipa orang yang melakukan kegiatan pengolahan B3
wajib:

1. Mengamankan (mengisolasi) tempat terjadinya kecelakaan.


2. Menginformasikan tentang adanya kecelakaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
kepada petugas tanggap darurat dengan mengaktifkan sistim tanggap darurat.

3. Menanggulangi.......
10
LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT
NOMOR TAHUN 2016
TANGGAL JANUARI 2016

3. Menanggulangi kecelakaan sesuai dengan prosedur tetap penanggulangan


kecelakaan dan melakukan evakuasi bila diperlukan.
4. Melaporkan kecelakaan dan atau keadaan darurat kepada aparat Pemerintah kota
setempat.

D. Spill Kit
Spill kit adalah kit atau seperangkat alat yang digunakan untuk menangani jika
terjadi tumpahan bahan bahan berbahaya seperti bahan kimia, bahan infeksius, logam
berat atau minyak agar tidak membahayakan penghuni dan lingkungan sekitarnya. Jika
kita lihat diindustri perminyakan atau industri yang menggunakan bahan kimia spill kit
adalah hal yang tidak asing lagi, tetapi di rumah sakit khususnya rumah sakit kita
mungkin ini adalah hal baru.

E. Prosedur Pengadaan B3
1 Setiap jenis Bahan Berbahaya dan Beracun ( B3) yang akan diadakan,
didistribusikan atau diedarkan harus terdaftar pada Direktorat Jendral Pengawasan
Obat dan Makanan Departemen Kesehatan di sertai tanda bukti pendaftaran.
2 Wajib menyertakan Lembar Data Keselamatan Bahan ( MSDS )
3 Diberikan Simbol dan Label
4 Setiap Bahan Berbahaya dan Beracun harus diberi wadah dan dikemas dengan
baik serta aman.
5 Pada wadah harus dicantumkan Penandaan :
a. Nama sediaan / Nama dagang
b. Nama Bahan Aktif
c. Isi / Berat Netto
d. Kalimat peringatan dan tanda atau simbol bahaya, petunjuk pertolongan
pertama pada kecelakaan
e. Penandaan ini harus mudah dilihat, dibaca, dimengerti, tidak mudah lepas dan
luntur.
6 B3 ditempatkan, disimpan dan diberikan simbol dan label dan dilengkapi sistem
tanggap darurat.

Daftar Pustaka.......

11
LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT
NOMOR TAHUN 2016
TANGGAL JANUARI 2016

Daftar Pustaka

Kepala Bapedal. 1999. Keputusan Kepala Bapedal No. 68 Tahun 1999 tentang Tata Cara
Memperoleh Izin Penyimpanan, Pengumpulan, Pengoperasian Alat Pengolahan,
Pengolahan, dan Penimbunan Akhir Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

Kepala Bapedal. 1998b. Keputusan Kepala Bapedal 03/BAPEDAL/01/1998 tentang


Program Kendali B3

Kepala Bapedal. 1995a. Keputusan Kepala Bapedal 01/BAPEDAL/09/1995 tentang Tata


Cara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah B3

Kepala Bapedal. 1995b. Keputusan Kepala Bapedal 02/BAPEDAL/09/1995 tentang


Dokumen Limbah B3

Kepala Bapedal. 1995c. Keputusan Kepala Bapedal 03/BAPEDAL/09/1995 tentang


Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah B3

Kepala Bapedal. 1995d. Keputusan Kepala Bapedal 04/BAPEDAL/09/1995 tentang Tata


Cara Penimbunan Hasil Pengolahan, Persyaratan Lokasi Bekas Pengolahan dan
Lokasi Penimbunan Limbah B3

Kepala Bapedal. 1995e. Keputusan Kepala Bapedal 05/BAPEDAL/09/1995 tentang


Simbol dan Label

Menteri Kesehatan. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1204 Tahun 2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit

Menteri Lingkungan Hidup. 2009a. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 19 Tahun
2009 tentang Tata Cara Perizinan pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun

Menteri Lingkungan Hidup. 2009. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 30 Tahun
2009 tentang Tata Laksana Perizinan dan Pengawasan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun serta Pengawasan Pemulihan Akibat Pencemaran Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun oleh Pemerintah Daerah

Menteri.......
12
LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT
NOMOR TAHUN 2016
TANGGAL JANUARI 2016

Menteri Lingkungan Hidup. 2008. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 2 Tahun 2008
tentang Pemanfaatan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

Pemerintah. 2001. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun

Pemerintah. 1999a. Peraturan Pemerintah No.18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan


Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

Pemerintah. 1999b. Peraturan Pemerintah No.85 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun

13

Anda mungkin juga menyukai