Anda di halaman 1dari 47

PANDUAN PENGELOLAAN B3

RSUD BANTEN
TAHUN 2018

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN


DINAS KESEHATAN
UPT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN

1
DAFTAR ISI

BAB I DEFINISI ………………………………………………………1

BAB II RUANG LINGKUP……………………………………………. 3

BAB III TATA LAKSANA…………………………………………….. 6

BAB IV DOKUMENTASI………………………………………………9

2
BAB I
DEFINISI

Kegiatan medis dan non medis di Rumah Sakit Umum


Daerah Banten tidak pernah lepas dari pemanfaatan bahan-
bahan kimia, memungkinkan timbulnya dampak negatif atau
membahayakan lingkungan sekitar, sumber daya manusia dan
peralatan medis maupun non medis. Bahaya tersebut berupa
kebakaran, ledakan, korosif, keracunan, mati lemas dan
gangguan kesehatan (iritasi dan lain-lain)
Kecelakaan kerja merupakan dampak yang harus
diperhitungkan dan di antisipasi, sehingga sedapat mungkin hal
ini harus dihindari dan dicegah agar tidak terjadi. Kecelakaan
kerja yang berkaitan dengan B3 selain akan menimbulkan
korban bagi pekerja/orang lain juga dapat menimbulkan
pencemaran terhadap lingkungan. Untuk itu dalam
penyimpanan, pengelolaan, dan penanganannya perlu
memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan.
Aspek keselamatan yang perlu diperhatikan untuk
mencegah terjadinya kecelakaaan, melibatkan tiga komponen
yang saling berkaitan manusia, prosedur/metode kerja, dan
peralatan/bahan. Dari ketiga komponen, yang menjadi faktor
terbesar terjadinya kecelakaan kerja adalah faktor sikap dan
tingkah laku manusia. Hal ini dikarenakan keterbatasan
pengetahuan /ketrampilan karyawan, lalai dan ceroboh dalam
bekerja, tidak melaksanakan kerja sesuai SPO yang ditetapkan,
dan tidak disiplin dalam mentaati peraturan keselamatan kerja
termasuk pemakaian alat pelindung diri (APD).
Beberapa upaya yang dapat mencegah bahaya-bahaya
akibat penggunaan bahan kimia, diantaranya pencegahan
esensial bahan yaitu mencari informasi yang sebanyak-
banyaknya tentang nama kimia, komposisi, syarat penyimpanan
dan cara penggunaan yang benar, pemasangan label dan tanda

3
dengan memakai lambang atau tulisan peringatan pada wadah
bahan berbahaya, pemakaian protective equipment (alat
pelindung diri) pada setiap penanganan bahan, dan fasilitas
keselamatan yang memadai dari seluruh kemungkinan bahaya.
A. TUJUAN
Tujuan pengelolaan B3 adalah untuk mencegah dan
menanggulangi pencemaran atau kerusakan di lingkungan
Rumah Sakit Umum Daerah Banten yang diakibatkan oleh
limbah B3 serta melakukan pemulihan kualitas lingkungan yang
sudah tercemar sehingga sesuai dengan fungsinya kembali. Dari
hal ini jelas bahwa setiap kegiatan/usaha yang berhubungan
dengan B3, baik penghasil, pengumpul, pengangkut, pemanfaat,
pengolah dan penimbun B3, harus memperhatikan aspek
lingkungan dan menjaga kualitas lingkungan tetap pada kondisi
semula. Dan apabila terjadi pencemaran akibat tertumpah,
tercecer dan rembesan limbah B3, harus dilakukan upaya
optimal agar kualitas lingkungan kembali kepada fungsi semula.

B. PENGERTIAN/ DEFINISI OPERASIONAL MENGENAI B3


1. B3 adalah bahan-bahan yang selama pembuatan,
pengolahan, pengangkutan, penyimpanan, penggunaan dan
pembuangan limbah dapat melepaskan debu, partikel, gas,
serat, radiasi yang bisa menimbulkan iritasi, korosif, keracunan,
kebakaran, ledakan, dan bahaya lain yang bisa menimbulkan
gangguan kesehatan, cacat, kematian, dan kerusakan harta
benda dan lingkungna hidup
2. Bahan berbahaya adalah bahan yang karena sifat,
konsentrasinya, jumlahnya secara langsung maupun tidak
langsung dapat mencemarkan, merusak lingkungan
hidup/dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya
3. Bahan beracun adalah bahan yang dalam jumlah relatif kecil
berbahaya bagi kesehatan dan jiwa manusia

4
4. Kontaminasi adalah proses terkenanya bahan pada manusia
karena kena tumpahan, terpecik, tercium, atau tertelan atau
tertumpahnya bahan pada lingkungan hidup
5. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan,
mengangkut, mengedarkan, menyimpan,menggunakan atau
membuang B3
6. Pengadaan bahan yang berbahaya dan beracun (B3) adalah
proses pembelian barang beracun dan berbahaya (B3) yang
mempunyai karakteristik mudah terbakar, mudah meledak,
beracun, bersifat korosif/reaktif atau bisa menyebabkan infeksi
dari PBF/supplier
7. Pengelolaan bahan yang beracun dan berbahaya (B3) adalah
zat, bahan kimia, dan biologi, baik dalam bentuk tunggal
maupun campuran yang dapat membahayakan kesehatan dan
keselamatan karyawan dan pengguna jasa rumah sakit serta
pencemaran lingkungan hidup baik secara langsung maupun
tidak langsung, yang mempunyai sifat racun, teratogenik,
mutagenik, korosif, dan iritasi
8. Penyimpanan Bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah
kegiatan menyimpan yang dilakukan oleh logistic medis
bertujuan untuk menjamin bahan tersebut sesuai dengan syarat
penyimpanan.
9. Penanggulangan adalah upaya penanganan suatu bahan
berbahaya dan beracun ( B3) agar tidak bereaksi dengan bahan
yang lain dan menjaga agar bahan tersebutbtidak menimbulkan
bahaya.
10. Bahan mudah terbakar adalah bahan yang mudah bereaksi
dengan oksigen dan menimbulkan kebakaran. Kebakaran dapat
terjadi bila ada 3 (tiga) unsur bertemu yaitu bahan, oksigen, dan
panas
11. Bahan mudah meledak adalah bahan kimia padat, cair atau
campuran keduanya yang karena suatu reaksi kimia dapat

5
menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang besar disertai
suhu tinggi sehingga dapat menimbulkan ledakan
12. Gas bertekanan adalah gas yang disimpan dalam tekanan
tinggi baik gas yang ditekan, gas cair, atau gas yang dilarutkan
dalam pelarut dibawah tekanan
13. Material safety Data Sheet ( MSDS ) atau lembar data
pengamanan adalah lembar petunjuk berisi informasi tentang
fisika kimia dari bahan berbahaya , jenis bahaya yang
ditimbulkan,cara penanganan dan tindakan khusus yang
berhubungan dengan keadaan darurat dalam penanganan
bahan berbahaya. MSDS dikeluarkan oleh Pabrik atau supliyer.

C. IDENTITAS BAHAYA
Pemasangan label dan tanda dengan memakai lambang
atau tulisan-tulisan peringatan pada wadah untuk bahan
berbahaya adalah tindakan pencegahan esensial. Ketika bahan
kimia sedang diproduksi, tenaga kerja biasanya mempraktekkan
usaha keselamatan kerja dengan baik, mengenai bahan-bahan
kimia dalam botol, kaleng atau wadah lainnya, biasanya tenaga
kerja yang mengolahnya belum mengetahui sifat bahaya bahan
tersebut. Oleh karena itu pemberian keterangan, label dan tanda
pada bahan tersebut sangatlah penting. Penandaan terhadap
limbah B3 sangat penting guna menelusuri dan menentukan
teknik pengolahan yang selanjutnya. Tanda yang digunakan
untuk penandaan ada 2 jenis yaitu symbol dan label.
1. Simbol
a. Bentuk dasar, ukuran dan bahan
1) Simbol yang dipasang pada kemasan minimal berukuran
10 cm x 10 cm,sedangkan simbol pada kendaraan
pengangkut limbah B3 dan tempat penyimpanan limbah
B3 minimal 25 cm x 25 cm
2) Simbol harus dibuat dari bahan yang tahan terhadap
goresan dan atau bahan kimia yang kemungkinan akan

6
mengenainya. Warna simbol untuk dipasang di
kendaraan pengangkut limbah B3 harus dengan cat yang
dapat berpendar (fluorescence).

b. Jenis – jenis simbol


Simbol Arti Keterangan
Limbah Dipasang pada
B3 kemasan limbah
mudah B3 yang mudah
meledak meledak.

Limbah B3 Dipasang pada


Cairan kemasan limbah B3
Mudah cair yang mudah
Terbakar terbakar secara
spontan

Limbah B3 Dipasang pada


padatan kemasan limbah B3
mudah padatan yang
terbakar bersifat mudah
terbakar secara
spontan

7
Limbah B3 Dipasang pada
Reaktif kemasan limbah B3
yang akan
mengalami reaksi
hebat jika bercampur
dengan bahan yang
lain.

Limbah B3
Beracun Dipasang pada
kemasan limbah B3
yang bersifat
meracuni, melukai
atau membuat cacat
sampai membunuh
mahluk hidup baik
jangka pendek atau
panjang

Limbah Dipasang pada


B3 kemasan limbah
Infeksi B3 yang
mengandung
atau terinfeksi
kuman penyakit

Limbah Dipasang pada


B3 Korosi kemasan limbah
B3 Limbah yang
dalam kondisi
asam atau basa
(pH < dari 2 atau
pH > dari 12.5)
dapat
menyebabkan
nekrosis
(terbakar) pada
kulit atau dapat
mengkaratkan

8
(mengkorosikan)
logam

Tabel 1. Jenis-jenis simbol B3

2. Label
Label merupakan penandaan pelengkap yang berfungsi untuk
memberikan informasi dasar mengenai kondisi kualitatif dan
kuantitatif dari suatu limbah B3 yang dikemas. Terdapat 3 (tiga) jenis
label yang berkaitan dengan sistem pengemasan limbah B3, yaitu:
a. Label Identitas Limbah
Label Identitas Limbah berfungsi untuk memberikan informasi
tentang asal usul limbah, identitas limbah serta kuantifikasi limbah
dalam kemasan suatu kemasan limbah B3. Label Identitas Limbah
berukuran minimum 15 cm x 20 cm atau lebih besar, dengan warna
dasar kuning dan tulisan serta garis tepi berwarna hitam, dan
tulisan"PERINGATAN !" dengan huruf yang lebih besar berwarna
merah.

Gambar 1. Label Identitas Limbah

b. Label Untuk Penandaan Kemasan Kosong


Label harus dipasang pada kemasan bekas pengemasan limbah
B3 yang telah dikosongkan dan atau akan digunakan kembali
untuk mengemas limbah B3. Bentuk dasar label sama dengan
bentuk dasar simbol dengan ukuran sisi minimal 10 cm x 10 cm
dan tulisan "KOSONG" berwarna hitam di tengahnya.

9
Gambar 2. Label Untuk Penandaan Kemasan Kosong

c. Label Penunjuk Tutup Kemasan


Label dipasang dekat tutup kemasan dengan arah panah
menunjukkan posisi penutup kemasan. Label harus terpasang kuat
pada setiap kemasan limbah B3, baik yang telah diisi limbah B3,
maupun kemasan yang akan digunakan untuk mengemas limbah.
Label berukuran minimal 7 x 15 m2dengan warna dasar putih dan
warna gambar hitam. Gambar terdapat dalam frame hitam, terdiri
dari dua anak panah mengarah ke atas yang berdiri sejajar di atas
balok hitam. Label terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak.

Gambar 3. Label Penunjuk Tutup Kemasan

10
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah


seluruh proses mulai dari pemesanan, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian di seluruh unit Rumah Sakit Umum Daerah Banten
Macam-macam Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang ada di
Rumah Sakit Umum Daerah Banten adalah sebagai berikut:

Tabel 2.Daftar Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Rumah Sakit


Umum Daerah Banten

NO UNIT/RUANG NAMA B3 KATEGORI B3 SIMBOL

1. Logistik Umum 1. Detergen Beracun

2. Tinta Beracun
Stempel

3. Baygon Beracun, gas


Spray bertekanan
tinggi

11
4. Pembersi Beracun,
h lantai berbahaya
terhada
lingkungan

5. Handrub Beracun

6. Bayclin Korosif, irritant

12
7. Kapur Beracun
barus

2. IGD 1. Alkohol Cairan Mudah


Terbakar

2. H2O2 3% Oksidator,
Korotif

13
3. Handrub Cairan Mudah
Terbakar

4. Handsoa Beracun
p

3. RANAP 1. Alkohol Cairan Mudah


70% Terbkar

2. Handrub Cairan Mudah


Terbakar

3. Okisigen Gas Mudah


Gas O2 Terbakar,
Bertekanan
Tinggi

14
4. Handsoap Beracun

4. RUANG BAYI 1. Alkohol Cairan Mudah


70% Terbakar

2. Handrub Cairan Mudah


Terbakar

3. Oksigen Cairan Mudah


(gas O2) Terbakar, Gas
Bertekanan
tinggi

15
4. Handsoa Beracun
p

5. NICU 1. Anios Korosif

2. Alkohol Cairan Mudah


70% Terbakar

3. Handrub Cairan Mudah


Terbakar

4. Oksigen Cairan Mudah


(gas O2) Terbakar,
Bertekanan
Tinggi

16
5. Handsoa Beracun
p

6. INSTALASI 1. H2O2 3% Oksidator,


BEDAH Korosif
SENTRAL

2. Histopot Racun, Irritant,


(Formali Karsiogenik
n 10%)

17
3. Presept Oksidator,Iritati
2,5 g f, Bahaya
Lingkungan

18
4. Alkohol7 Cairan Mudah
0% Terbakar

5. Cidex Irritant, cairan


OPA mudah
terbakar,
Beracun

6. Beracun
Isoflura
ne

7. Halothan Beracun
e

19
8. Irritant,
Microshi Beracun
eld 4%

9. Cairan Mudah
Microshi Terbakar
eld
Handru
b

10. Onescrub Irritant,


Handwa Beracun
sh

20
11. Alkohol Cairan Mudah
70% Terbakar

12. Hibicet Irritant,


Beracun

13. Anyosime Irritant, korosif,


DDH merusak
lingkungan

21
14. Milzym Irritatif, korosif,
Bahaya
Lingkungan

22
15. Formalin Beracun
Tablet
1000 mg

16. Chlorethy Cairan Mudah


l (obat Terbakar
anastesi)

17. Methylen Beracun


Blue R3

18. Oksigen ( Gas Mudah


O2 ) Terbakar, Gas
Bertekanan
tinggi

23
19. Karbondi Gas Bertekanan
oksida ( Tinggi
CO2 )

7. RUANG 1. Prezept 2,5 Beracun


BERSALIN gr

2. Alkohol Cairan Mudah


70% Terbakar

3. Formalin Beracun
Tablet
1000 mg

24
4. Hibicet Irritant,
Beracun

5. Handrub Cairan Mudah


Terbakar

6. Oksigen Gas Mudah


(O2) Terbakar, Gas
Bertekanan
Tinggi

25
7. Handsoap Beracun

8. IPSRS 1. Handrup Cairan Mudah


Terbakar

2. Kaporit Oksidator kuat,


Korosif

9. RUANG 1. Detergent Beracun,


LOUNDRY Bahaya bagi
lingkungaan

26
2. Bleaching Beracun,
Bahaya bagi
lingkungaan

3. Softener Beracun,
Bahaya bagi
lingkungaan

27
4. Pewangi Beracun,
Bahaya bagi
Loundri
lingkungaan

5. Handsoap Beracun

10. RUANG GIZI 1. Hibicet 7% Irritant,


Beracun

28
2. Handrup Cairan Mudah
Terbakar

3. Akkohol Beracun
70%

4. Detergent Beracun

11. RUANG 1. Deterge Beracun


CLEANING nt
SERVICE

29
2. HCL Beracun,
Korosif, mudah
terbakar

3. Kapur Beracun
Barus

4. Porstex Beracun

30
5. Bayfres Beracun, gas
h bertekanan
tinggi

6. Kreolin Beracun,Korosif

7. Handru Beracun
b

8. .Handso Beracun
ap

31
12. Logistik Medis 1.H2O2 50% Oksidator,
Korosif

2.Formalin Racun, irritant

3.Alkohol 70% Mudah


terbakar

32
4.Presept 2,5 Oksidator,
gr Reaktif, Bahaya
bagi lingkungan

5.Cidex OPA Beracun, cairan


mudah
terbakar,
berbahaya bagi
lingkungan

6.Chlorethyl Cairan mudah


(obat anastesi) terbakar,
bertekanan
tinggi

33
7.Isoflurane Beracun,
(Aerrane) Irritant

8.Halothane Beracun,
Irritant

34
9.Methylen Beracun
Blue R3

10.Anyosime Irritant,
DD1 merusak
Lingkungan

11.Oksigen Gas mudah


(gas O2) terbakar,
Bertekanan
tinggi

12.Carbon Bertekanan
Dioksida(CO2) tinggi

35
13. Handrub Beracun

14. Handsoap Beracun

15. Xylol Beracun,


mudah
terbakar

13. Laboratorium 1.SGOT Irritant, Korosif

36
2.SGPT Irritant, Korosif

3.Albumin Irritant, Korosif

4.BUN Irritant, Korosif

37
5.Kreatinin Irritant, Korosif

6.Reagen Irritant, Korosif


Widal

7.Xylol Beracun, cairan


mudah
terbakar

38
8.HCL 0,5 ml Korosif

9.Creatinin Irritant
Sclavo

10.Urea (BUN) Irritant

11.Alkohol Cairan mudah


95% terbakar

12.Spirtus Beracun,
mudah
terbakar

39
13.Bayclin Beracun,
korosif

14.Handrub Beracun

15.Handsoap Beracun

16.CaCl2 Berbahaya
terhadap
Lingkungan

17.Presept 2,5 Oksidator,


gr Irritatif, bahaya
bagi
Lingkungan

40
18.Reagen Bahaya Bagi
Pemeriksaan Lingkungan
Koagulasi

41
BAB III
TATA LAKSANA

A. PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)


1. Ketentuan pengadaan Barang Beracun dan Berbahaya (B3)
a. Pengadaan barang atau bahan berbahaya, beracun, dan beresiko
adalah: bahan kimia berbahaya, obat-obatan berbahaya, dan gas
berbahaya, harus melibatkan unit terkait (Logistik) sebagai
penanggung jawab
b. Pengadaan barang atau bahan berbahaya harus menyerahkan Surat
Pesanan Rumah Sakit Umum Daerah Banten kepada distributor/
pabrik/rekanan/supplier resmi yang ditunjuk perusahaan .
c. Pihak rekanan/pabrik/distributor/supplier yang menyediakan
bahan berbahaya, beracun, dan beresiko, harus memberikan
informasi tertulis (Lembar data pengaman/MSDS) yang berisi tentang
spesifikasi bahan (sifat fisika/kimia), cara penyimpanan, resiko
paparan, serta prosedur penanggulangan bila terjadi kontaminasi
2. Ketentuan Pengumpulan dan Penyimpanan Barang Beracun dan
Berbahaya (B3)
a. Tempat penyimpanan/gudang Barang Beracun dan Berbahaya (B3)
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Letak yang jauh dari sumber tenaga, jalan raya, maupun bangunan
lain
2) Dinding dan lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, dan
tidak mudah terbakar
3) Isolasi dari material/bahan reaktif lain, bahan tetap kering, tidak
terkena sinar matahari langsung
4) Ruang penyimpanan sejuk, berventilasi baik dan bebas dari
kelembapan
5) Tersedia alat pemadam api ringan (APAR)
6) Tersedia label bahan berbahaya dan rambu-rambu peringatan
bahaya 7) Tersedia wastafel/ kran air yang selalu mengalir

42
b. Tata laksana penyimpanan bahan beracun dan berbahaya (B3)
1) Isolasi dari material lain dan dijauhkan dari bahan obat-obatan,
makanan dan minuman
2) Selalu dalam kemasan atau botol aslinya beserta label/etiketnya,
jika kemasan ulang juga harus disertai etiket pada wadah kemasan
ulang
3) Dijaga dari kerusakan dan kebocoran kemasan/wadah
4) Etiket harus jelas dan tidak boleh rusak
5) Bersihkan setiap tumpahan atau percikan pada wadah dan etiket
6) Gudang dilengkapi Lembar Data Pengaman/MSDS bahan
berbahaya
7) Gudang selalu terkunci dan terbatas pada petugas yang selalu
memakai APD
c. Tata Cara Penyimpanan Bahan Berbahaya Berdasarkan Sifat
Karakteristik Bahan
1) Bahan cair mudah terbakar - Simpan ditempat sejuk, jauh dari
panas dan api, ditempatkan dalam wadah tertutup rapat - Dilarang
merokok atau membuat api terbuka dan bunga api di hazard area -
Beri tanda peringatan dilarang merokok dan cairan mudah terbakar
2) Bahan cair korosif dan pengoksidasi - Disimpan dalam lemari asam
- Beri tanda korosif dan pengoksidasi
3) Bahan cair korosif - Simpan dalam wadah tertutup rapat dan terbuat
dari plastik - Beri tanda korosif
4) Bahan gas mudah terbakar dan meledak - Disimpan terlindung dari
panas - Jauhkan dari sumber api

3. Ketentuan Pengangkutan danPengolahan Bahan Beracun dan


Berbahaya (B3) Pengangkutan limbah B3 merupakan kegiatan
pemindahan lokasi limbah dari lokasi pengumpulan / penyimpanan
limbah ke lokasi pengolahan / pemanfaatan limbah B3. Pengelolaan
limbah B3 di Rumah Sakit Umum Daerah Banten menggunakan pihak
ke III, setiap pemindahtanganan limbah B3 antar pihak atau lokasi
harus disertai dengan dokumen limbah B3,saat proses pengangkutan

43
dan pengolahan dibuktikan dengan adanya lembar manifes yang diisi
oleh pihak pengolah limbah. Dokumen limbah B3 tersebut merupakan
alat pengawasan yang ditetapkan untuk menghindari hal-hal yang
tidak diingainkan dan juga untuk mengetahui mata rantai
perpindahan dan penyebaran limbah B3.

B. PENANGGULANGAN DAN KESELAMATAN KERJA


1. Ketentuan Cara Penanggulangan Supaya Tidak Terjadi Kecelakaan
a. Bahan cair mudah terbakar
1) Bila terbakar segera matikan api dengan APAR
2) Bila terkena luka dan terasa panas segera cuci dengan larutan
Boorwater
b. Bahan cair korosif dan pengoksidasi (asam kuat)
1) Gunakan alat pelindung diri (masker, sarung tangan, kaca mata
pelindung)
2) Bila terkena mata dan kulit segera cuci dengan air sampai pedih dan
gatal hilang
3) Bila terhirup dan terasa sesak, segera bawa ke daerah yang berhawa
segar, jika perlu beri pernafasan dengan oksigen

c. Bahan cair korosif


1) Gunakan alat pelindung diri (masker, sarung tangan karet)
2) Bila mengalami iritasi pada mata dan kulit segera cuci dengan air
bersih sampai iritasi hilang
3) Bila terkena pakaian, segera cuci pakaian tersebut sampai bersih
d. Bahan gas mudah terbakar dan meledak
1) Bila terbakar, segera matikan api dengan APK
2) Amankan tabung-tabung lainnya agar tidak ikut terbakar
3) Jauhkan sumber api dari tabung oksigen

2. Ketentuan Upaya Keselamatan


a. Bahan mudah meledak

44
1) Pencegahan terjadinya campuran bahan mudah meledak dengan
pemakaian ventilasi mekanis, penataan yang baik dan vaccum debu
secara teratur
2) Meniadakan sumber nyala; dengan menghindari nyala gas/rokok,
menghindari bertumpuknya sampah dan sisa minyak, penanganan
peralatan listrik yang baik, pelumasan bagian-bagian yang bergerak
dan pengkondisian suhu yang tepat
3) Tersedianya prosedur penanggulangan keselamatan dan
perlengkapan pemadam yang memadai
b. Bahan mudah terbakar
1) Penyimpanan yang baik
2) Penggantian dengan bahan yang kurang berbahaya
3) Meniadakan sumber terjadinya kebakaran, dengan isolasi bahan
dari koduktor dan alat pemanas, ventilasi mekanis, pemasangan listrik
yang aman, maintenance peralatan, pendisiplinan terhadap bahaya
merokok, pembersihan tumpahan dan kebersihan
c. Bahan yang mengoksidasi
1) Menyediakan tempat penyimpanan secara terpisah dan tersendiri
2) Labeling dan pemberian lambang peringatan bahaya
d. Bahan beracun
1) Petunjuk teknis penanganan bahan yang jelas untuk mencegah
kemungkinan terhirup, kontak dengan kulit, termkaan/terminum
racun 2) Alat pelindung diri (APD) yang memadai dan dipakai
semestinya
3) Informasi pekerja agar waspada dan terampil dalam menghadapi
bahaya keracunan
4) Peningkatan pemeliharaan kebersihan lingkungan kerja dan
perorangan
5) Pemeriksaan kesehatan kerja

e. Bahan korosif
1) Menghindari kontak, khususnya kulit, mata dan selaput lendir
dengan pemakaian APD lengkap

45
2) Pelapisan bahan yang tahan korosif, pemberian label dan tanda
pada semua wadah, pipa, peralatan, instalasi dan bangunan yang
kontak bahan korosif
3) Ventilasi dan isolasi dengan bahan organik
4) Penjelasan dan pelatihan tenaga kerja bersangkutan dalam
menghadapi resiko bahaya 5) Tersedia fasilitas pertolongan pertama;
air untuk mandi, untuk cuci dan air untuk cuci mata

46
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi semua proses pengadaan dan pengelolaan Bahan


Berbahaya dan Beracun (B3) terkait dengan stok dilakukan di bagian
logistik Rumah Sakit Umum Daerah Banten. Penerimaan B3 dari
supplier/distributor resmi disertai dengan MSDS dan faktur disimpan
di Logistik. Pendistribusian ke seluruh unit di Rumah Sakit Umum
Daerah Banten dilengkapi dengan bukti pengeluaran barang dari
Logistik.

Ditetapkan di Banten
Pada tanggal 2019
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Banten,

dr. Hj. SUSI BADRAYANTI, M.Pd


NIP. 19620518 199909 2 001

47

Anda mungkin juga menyukai