RSUD BANTEN
TAHUN 2018
1
DAFTAR ISI
BAB IV DOKUMENTASI………………………………………………9
2
BAB I
DEFINISI
3
dengan memakai lambang atau tulisan peringatan pada wadah
bahan berbahaya, pemakaian protective equipment (alat
pelindung diri) pada setiap penanganan bahan, dan fasilitas
keselamatan yang memadai dari seluruh kemungkinan bahaya.
A. TUJUAN
Tujuan pengelolaan B3 adalah untuk mencegah dan
menanggulangi pencemaran atau kerusakan di lingkungan
Rumah Sakit Umum Daerah Banten yang diakibatkan oleh
limbah B3 serta melakukan pemulihan kualitas lingkungan yang
sudah tercemar sehingga sesuai dengan fungsinya kembali. Dari
hal ini jelas bahwa setiap kegiatan/usaha yang berhubungan
dengan B3, baik penghasil, pengumpul, pengangkut, pemanfaat,
pengolah dan penimbun B3, harus memperhatikan aspek
lingkungan dan menjaga kualitas lingkungan tetap pada kondisi
semula. Dan apabila terjadi pencemaran akibat tertumpah,
tercecer dan rembesan limbah B3, harus dilakukan upaya
optimal agar kualitas lingkungan kembali kepada fungsi semula.
4
4. Kontaminasi adalah proses terkenanya bahan pada manusia
karena kena tumpahan, terpecik, tercium, atau tertelan atau
tertumpahnya bahan pada lingkungan hidup
5. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan,
mengangkut, mengedarkan, menyimpan,menggunakan atau
membuang B3
6. Pengadaan bahan yang berbahaya dan beracun (B3) adalah
proses pembelian barang beracun dan berbahaya (B3) yang
mempunyai karakteristik mudah terbakar, mudah meledak,
beracun, bersifat korosif/reaktif atau bisa menyebabkan infeksi
dari PBF/supplier
7. Pengelolaan bahan yang beracun dan berbahaya (B3) adalah
zat, bahan kimia, dan biologi, baik dalam bentuk tunggal
maupun campuran yang dapat membahayakan kesehatan dan
keselamatan karyawan dan pengguna jasa rumah sakit serta
pencemaran lingkungan hidup baik secara langsung maupun
tidak langsung, yang mempunyai sifat racun, teratogenik,
mutagenik, korosif, dan iritasi
8. Penyimpanan Bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah
kegiatan menyimpan yang dilakukan oleh logistic medis
bertujuan untuk menjamin bahan tersebut sesuai dengan syarat
penyimpanan.
9. Penanggulangan adalah upaya penanganan suatu bahan
berbahaya dan beracun ( B3) agar tidak bereaksi dengan bahan
yang lain dan menjaga agar bahan tersebutbtidak menimbulkan
bahaya.
10. Bahan mudah terbakar adalah bahan yang mudah bereaksi
dengan oksigen dan menimbulkan kebakaran. Kebakaran dapat
terjadi bila ada 3 (tiga) unsur bertemu yaitu bahan, oksigen, dan
panas
11. Bahan mudah meledak adalah bahan kimia padat, cair atau
campuran keduanya yang karena suatu reaksi kimia dapat
5
menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang besar disertai
suhu tinggi sehingga dapat menimbulkan ledakan
12. Gas bertekanan adalah gas yang disimpan dalam tekanan
tinggi baik gas yang ditekan, gas cair, atau gas yang dilarutkan
dalam pelarut dibawah tekanan
13. Material safety Data Sheet ( MSDS ) atau lembar data
pengamanan adalah lembar petunjuk berisi informasi tentang
fisika kimia dari bahan berbahaya , jenis bahaya yang
ditimbulkan,cara penanganan dan tindakan khusus yang
berhubungan dengan keadaan darurat dalam penanganan
bahan berbahaya. MSDS dikeluarkan oleh Pabrik atau supliyer.
C. IDENTITAS BAHAYA
Pemasangan label dan tanda dengan memakai lambang
atau tulisan-tulisan peringatan pada wadah untuk bahan
berbahaya adalah tindakan pencegahan esensial. Ketika bahan
kimia sedang diproduksi, tenaga kerja biasanya mempraktekkan
usaha keselamatan kerja dengan baik, mengenai bahan-bahan
kimia dalam botol, kaleng atau wadah lainnya, biasanya tenaga
kerja yang mengolahnya belum mengetahui sifat bahaya bahan
tersebut. Oleh karena itu pemberian keterangan, label dan tanda
pada bahan tersebut sangatlah penting. Penandaan terhadap
limbah B3 sangat penting guna menelusuri dan menentukan
teknik pengolahan yang selanjutnya. Tanda yang digunakan
untuk penandaan ada 2 jenis yaitu symbol dan label.
1. Simbol
a. Bentuk dasar, ukuran dan bahan
1) Simbol yang dipasang pada kemasan minimal berukuran
10 cm x 10 cm,sedangkan simbol pada kendaraan
pengangkut limbah B3 dan tempat penyimpanan limbah
B3 minimal 25 cm x 25 cm
2) Simbol harus dibuat dari bahan yang tahan terhadap
goresan dan atau bahan kimia yang kemungkinan akan
6
mengenainya. Warna simbol untuk dipasang di
kendaraan pengangkut limbah B3 harus dengan cat yang
dapat berpendar (fluorescence).
7
Limbah B3 Dipasang pada
Reaktif kemasan limbah B3
yang akan
mengalami reaksi
hebat jika bercampur
dengan bahan yang
lain.
Limbah B3
Beracun Dipasang pada
kemasan limbah B3
yang bersifat
meracuni, melukai
atau membuat cacat
sampai membunuh
mahluk hidup baik
jangka pendek atau
panjang
8
(mengkorosikan)
logam
2. Label
Label merupakan penandaan pelengkap yang berfungsi untuk
memberikan informasi dasar mengenai kondisi kualitatif dan
kuantitatif dari suatu limbah B3 yang dikemas. Terdapat 3 (tiga) jenis
label yang berkaitan dengan sistem pengemasan limbah B3, yaitu:
a. Label Identitas Limbah
Label Identitas Limbah berfungsi untuk memberikan informasi
tentang asal usul limbah, identitas limbah serta kuantifikasi limbah
dalam kemasan suatu kemasan limbah B3. Label Identitas Limbah
berukuran minimum 15 cm x 20 cm atau lebih besar, dengan warna
dasar kuning dan tulisan serta garis tepi berwarna hitam, dan
tulisan"PERINGATAN !" dengan huruf yang lebih besar berwarna
merah.
9
Gambar 2. Label Untuk Penandaan Kemasan Kosong
10
BAB II
RUANG LINGKUP
2. Tinta Beracun
Stempel
11
4. Pembersi Beracun,
h lantai berbahaya
terhada
lingkungan
5. Handrub Beracun
12
7. Kapur Beracun
barus
2. H2O2 3% Oksidator,
Korotif
13
3. Handrub Cairan Mudah
Terbakar
4. Handsoa Beracun
p
14
4. Handsoap Beracun
15
4. Handsoa Beracun
p
16
5. Handsoa Beracun
p
17
3. Presept Oksidator,Iritati
2,5 g f, Bahaya
Lingkungan
18
4. Alkohol7 Cairan Mudah
0% Terbakar
6. Beracun
Isoflura
ne
7. Halothan Beracun
e
19
8. Irritant,
Microshi Beracun
eld 4%
9. Cairan Mudah
Microshi Terbakar
eld
Handru
b
20
11. Alkohol Cairan Mudah
70% Terbakar
21
14. Milzym Irritatif, korosif,
Bahaya
Lingkungan
22
15. Formalin Beracun
Tablet
1000 mg
23
19. Karbondi Gas Bertekanan
oksida ( Tinggi
CO2 )
3. Formalin Beracun
Tablet
1000 mg
24
4. Hibicet Irritant,
Beracun
25
7. Handsoap Beracun
26
2. Bleaching Beracun,
Bahaya bagi
lingkungaan
3. Softener Beracun,
Bahaya bagi
lingkungaan
27
4. Pewangi Beracun,
Bahaya bagi
Loundri
lingkungaan
5. Handsoap Beracun
28
2. Handrup Cairan Mudah
Terbakar
3. Akkohol Beracun
70%
4. Detergent Beracun
29
2. HCL Beracun,
Korosif, mudah
terbakar
3. Kapur Beracun
Barus
4. Porstex Beracun
30
5. Bayfres Beracun, gas
h bertekanan
tinggi
6. Kreolin Beracun,Korosif
7. Handru Beracun
b
8. .Handso Beracun
ap
31
12. Logistik Medis 1.H2O2 50% Oksidator,
Korosif
32
4.Presept 2,5 Oksidator,
gr Reaktif, Bahaya
bagi lingkungan
33
7.Isoflurane Beracun,
(Aerrane) Irritant
8.Halothane Beracun,
Irritant
34
9.Methylen Beracun
Blue R3
10.Anyosime Irritant,
DD1 merusak
Lingkungan
12.Carbon Bertekanan
Dioksida(CO2) tinggi
35
13. Handrub Beracun
36
2.SGPT Irritant, Korosif
37
5.Kreatinin Irritant, Korosif
38
8.HCL 0,5 ml Korosif
9.Creatinin Irritant
Sclavo
12.Spirtus Beracun,
mudah
terbakar
39
13.Bayclin Beracun,
korosif
14.Handrub Beracun
15.Handsoap Beracun
16.CaCl2 Berbahaya
terhadap
Lingkungan
40
18.Reagen Bahaya Bagi
Pemeriksaan Lingkungan
Koagulasi
41
BAB III
TATA LAKSANA
42
b. Tata laksana penyimpanan bahan beracun dan berbahaya (B3)
1) Isolasi dari material lain dan dijauhkan dari bahan obat-obatan,
makanan dan minuman
2) Selalu dalam kemasan atau botol aslinya beserta label/etiketnya,
jika kemasan ulang juga harus disertai etiket pada wadah kemasan
ulang
3) Dijaga dari kerusakan dan kebocoran kemasan/wadah
4) Etiket harus jelas dan tidak boleh rusak
5) Bersihkan setiap tumpahan atau percikan pada wadah dan etiket
6) Gudang dilengkapi Lembar Data Pengaman/MSDS bahan
berbahaya
7) Gudang selalu terkunci dan terbatas pada petugas yang selalu
memakai APD
c. Tata Cara Penyimpanan Bahan Berbahaya Berdasarkan Sifat
Karakteristik Bahan
1) Bahan cair mudah terbakar - Simpan ditempat sejuk, jauh dari
panas dan api, ditempatkan dalam wadah tertutup rapat - Dilarang
merokok atau membuat api terbuka dan bunga api di hazard area -
Beri tanda peringatan dilarang merokok dan cairan mudah terbakar
2) Bahan cair korosif dan pengoksidasi - Disimpan dalam lemari asam
- Beri tanda korosif dan pengoksidasi
3) Bahan cair korosif - Simpan dalam wadah tertutup rapat dan terbuat
dari plastik - Beri tanda korosif
4) Bahan gas mudah terbakar dan meledak - Disimpan terlindung dari
panas - Jauhkan dari sumber api
43
dan pengolahan dibuktikan dengan adanya lembar manifes yang diisi
oleh pihak pengolah limbah. Dokumen limbah B3 tersebut merupakan
alat pengawasan yang ditetapkan untuk menghindari hal-hal yang
tidak diingainkan dan juga untuk mengetahui mata rantai
perpindahan dan penyebaran limbah B3.
44
1) Pencegahan terjadinya campuran bahan mudah meledak dengan
pemakaian ventilasi mekanis, penataan yang baik dan vaccum debu
secara teratur
2) Meniadakan sumber nyala; dengan menghindari nyala gas/rokok,
menghindari bertumpuknya sampah dan sisa minyak, penanganan
peralatan listrik yang baik, pelumasan bagian-bagian yang bergerak
dan pengkondisian suhu yang tepat
3) Tersedianya prosedur penanggulangan keselamatan dan
perlengkapan pemadam yang memadai
b. Bahan mudah terbakar
1) Penyimpanan yang baik
2) Penggantian dengan bahan yang kurang berbahaya
3) Meniadakan sumber terjadinya kebakaran, dengan isolasi bahan
dari koduktor dan alat pemanas, ventilasi mekanis, pemasangan listrik
yang aman, maintenance peralatan, pendisiplinan terhadap bahaya
merokok, pembersihan tumpahan dan kebersihan
c. Bahan yang mengoksidasi
1) Menyediakan tempat penyimpanan secara terpisah dan tersendiri
2) Labeling dan pemberian lambang peringatan bahaya
d. Bahan beracun
1) Petunjuk teknis penanganan bahan yang jelas untuk mencegah
kemungkinan terhirup, kontak dengan kulit, termkaan/terminum
racun 2) Alat pelindung diri (APD) yang memadai dan dipakai
semestinya
3) Informasi pekerja agar waspada dan terampil dalam menghadapi
bahaya keracunan
4) Peningkatan pemeliharaan kebersihan lingkungan kerja dan
perorangan
5) Pemeriksaan kesehatan kerja
e. Bahan korosif
1) Menghindari kontak, khususnya kulit, mata dan selaput lendir
dengan pemakaian APD lengkap
45
2) Pelapisan bahan yang tahan korosif, pemberian label dan tanda
pada semua wadah, pipa, peralatan, instalasi dan bangunan yang
kontak bahan korosif
3) Ventilasi dan isolasi dengan bahan organik
4) Penjelasan dan pelatihan tenaga kerja bersangkutan dalam
menghadapi resiko bahaya 5) Tersedia fasilitas pertolongan pertama;
air untuk mandi, untuk cuci dan air untuk cuci mata
46
BAB IV
DOKUMENTASI
Ditetapkan di Banten
Pada tanggal 2019
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Banten,
47