Anda di halaman 1dari 17

PANDUAN

PENGELOLAAN BAHAN
BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)

RS LUDIRA HUSADA TAMA


YOGYAKARTA
Lampiran :
Nomor :
Tanggal :
PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)

BAB I
DEFINISI

1.1 Bahan berbahaya dan beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah bahan
yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup,
dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
Manusia serta makhluk hidup lainnya.
1.2 Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan,
menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3.
1.3 Pengendalian B3 adalah upaya yang dilakukan untuk mencegah dan atau mengurangi
resiko akibat penggunaan B3 di tempat kerja terhadap tenaga kerja, alat-alat kerja dan
lingkungan.
1.4 Lembar Data Keamanan Bahan (LDKB)/Safety Data Sheet (SDS) adalah
dokumen petunjuk yang berisi informasi tentang sifat fisika, kimia dan bahan
berbahaya, jenis bahaya yang dapat ditimbulkan, cara penanganan dan tindakan
khusus yang berhubungan dengan keadaan darurat di dalam penanganan bahan
berbahaya.
1.5 Limbah bahan berbahaya dan beracun, disingkat limbah B3, adalah sisa suatu
usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang
karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup,
dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk hidup lain.
1.6 Pengelolaan limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi,
penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan
penimbunan limbah B3
BAB II
RUANG LINGKUP

2.1 Pengelolaan B3 termasuk didalamnya adalah pengadaan, pendistribusian secara internal,


penyimpanan, penggunaan dan pembuangan B3.
2.2 Pengendalian B3 termasuk didalamnya upaya mencegah dan atau mengurangi resiko
akibat penggunaan B3.
2.3 Lembar data keamanan adalah dokumen yang berisi informasi tentang B3.
2.4 Pengelolaan limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi,
penyimpanan, pengumpulan, dan pengangkutan limbah B3 untuk diolah oleh instansi
yang memiliki ijin dan perjanjian kerjasama.

BAB III
TATA LAKSANA

3.1. Pengadaan
3.1.1. Unit kerja yang membutuhkan mengajukan permohonan pengadaan B3 melalui
tim pengadaan
3.1.2. Tim pengadaan melakukan pemilihan dan penunjukkan pemasok (supplier) B3.
3.1.3. Tim pengadaan membuat rencana pengadaan B3 untuk disetujui oleh direktur
3.1.4. Tim pembelian melaksanakan order B3 sesuai rencana pengadaan yang telah
disetujui
3.1.5. Saat barang telah dikirim, diterima oleh tim penerimaan dicocokan dengan
dokumen pengadaan.
3.1.6. Barang B3 dilengkapi dengan dokumen LDKP/MSDS, dikemas dengan aman
dilengkapi dengan symbol B3 dan label.
3.1.7. Pembayaran dilakukan oleh tim pembayaran
3.1.8. Panitia pengadaan melaporkan kepada ketua tim K3RS
3.1.9. Barang disimpan atau diserahkan kepada pimpinan unit kerja yang mengajukan
permintaan.

3.2. Penyimpanan dan pendistribusian


3.2.1. Setiap kemasan B3 wajib diberikan simbol dan label serta dilengkapi dengan
Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet).
3.2.2. Barang B3 disimpan di tempat yang telah ditentukan yang hanya bisa diakses
oleh petugas yang telah ditunjuk
3.2.3. B3 yang didistribusikan secara internal dilakukan dalam kemasan yang aman

3.3. Penandaan B3
3.3.1. Label B3
Label B3 merupakan uraian singkat yang menunjukkan antara lain
klasifikasi dan jenis B3. Label berfungsi untuk memberikan informasi
tentang produsen B3, identitas B3 serta kuantitas B3.
a. Bentuk, warna dan ukuran.
Label B3 berbentuk persegi panjang dengan ukuran disesuaikan dengan
kemasan yang digunakan, ukuran perbandingannya adalah panjang :
lebar = 3:1, dengan warna dasar putih dan tulisan serta garis tepi
berwarna hitam, sebagaimana gambar berikut ini :
RS LUDIRA HUSADA TAMA

Komposisi : Komposisi utama B3

NAMA B3 Supplier : perusahaan


penyedia B3
BAHAYA
Informasi penanganan : Pernyataan Bahaya
Cara penanganan apabila terjadi Informasi jenis bahaya/risiko yang
paparan B3 pada bagian tubuh ditimbulkan oleh B3

Batch :

b. Pengisian Label
Label diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak mudah terhapus
dan dipasang pada setiap kemasan B3.
c. Pemasangan label B3.
Label B3 dipasang pada kemasan di sebelah bawah simbol dan harus
terlihat dengan jelas. Label ini juga harus dipasang pada wadah yang
akan dimasukkan ke dalam kemasan yang lebih besar.

3.4. Simbol B3
Simbol pada kemasan B3 harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
3.4.1. Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel dengan baik pada
kemasan, mudah penggunaannya, tahan lama, tahan terhadap air dan tahan
terhadap tumpahan isi kemasan B3.
3.4.2. Jenis simbol yang dipasang harus sesuai dengan karakteristik bahan yang
dikemasnya atau diwadahinya.
3.4.3. Simbol dipasang pada sisi-sisi kemasan yang tidak terhalang oleh kemasan lain
dan mudah dilihat.
3.4.4. Simbol tidak boleh terlepas atau dilepas dan diganti dengan simbol lain sebelum
kemasan dikosongkan dan dibersihkan dari sisa-sisa bahan berbahaya dan
beracun; dan
3.4.5. Kemasan yang telah dibersihkan dari B3 dan akan dipergunakan kembali untuk
mengemas B3 harus diberi label “KOSONG”.

3.5. Penggunaan B3
Penggunaan B3 hanya boleh dilakukan oleh unit kerja/petugas yang telah ditentukan.
B3 yang digunakan di rumah sakit dan unit penggunanya tercantum dalam daftar B3 RS
Ludira Husada Tama yang dapat diperbaharui sesuai perkembangan pelayanan.

3.6. Pembuangan
B3 yang kadaluarsa dan atau tidak memenuhi spesifikasi dan atau bekas kemasan, wajib
dikelola sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang pengelolaan
limbah Berbahaya dan Beracun (B3).
3.7. Pengendalian B3
3.7.1. Klasifikasi B3
Klasifikasi B3 sebagaimana dimaksud bersifat:
a. Mudah meledak (explosive);
Bahan kimia ditetapkan termasuk kriteria mudah meledak apabila reaksi kimia bahan
tersebut menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang besar serta suhu yang
tinggi, sehingga menimbulkan kerusakan disekelilingnya.
b. Pengoksidasi (oxidizing);
Apabila reaksi kimia atau pengurainnya menghasilkan oksigen yang dapat
menyebabkan kebakaran
c. Mudah menyala (flammable);sangat mudah menyala (highly flammable); dan
sangat mudah sekali menyala (extremely flammable).
Sifat fisika dan kimia sebagaimana dimaksud adalah :
1) cairan mudah terbakar dalam hal titik nyala > 21ºC dan < 55ºC pada tekanan
1(satu) atmosfir;
2) cairan sangat mudah terbakar dalam hal titik nyala < 21ºC dan titik didih > 20ºC
pada tekanan 1 (satu) atmosfir;
3) gas mudah terbakar dalam hal titik didih < 20ºC pada tekanan 1 (satu) atmosfir
d. Beracun (toxic);Sangat beracun ( highly toxic); dan Amat sangat beracun
(extremely toxic);
Sifat kimia, fisika dan toksik, B3 adalah :
1) bahan beracun dalam hal pemajaman melalui Mulut : LD50 > 25 atau < 200 mg/kg
berat badan, atau kulit : LD 50 > 25 atau 400 mg/kg berat badan, atau Pernafasan :
LC 50 > 0.5 mg/l dan 2 mg/l
2) bahan sangat beracun dalam hal pemajaman melalui Mulut : LD 50 25 mg/kg berat
badan, atau kulit : LD 50 25 mg/kg berat badan, atau pernafasan LC 50 0.5 mg/l.
e. Berbahaya (harmful);
f. Iritasi (irritant);
g. Korosif (corrosive);
h. Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to environment);
i. Karsinogenik (carcinogenic);
j. Teratogenik (teratogenic);
k. Mutagenic (mutagenic); dan
l. Bahaya lain berupa gas bertekanan (pressure gas).

3.7.2. Resiko B3
a. B3 mudah meledak
Limbah ini berbahaya selama penanganannya, baik pada saat pengangkutannya maupun
saat pembuangannya, karena limbah jenis ini dapat menimbulkan rekasi hebat dan dapat
melukai manusia serta dapat merusak lingkungan. Limbah mudah meledak dapat
didefinisikan sebagai limbah yang melalui reaksi kimia dapat menghasilkan gas dengan
cepat, suhu dan tekanan yang tinggi yang mampu merusak lingkungan sekitarnya.
Contoh: limbah kimia khusus dari laboratorium seperti asam prikat (picric acid).
b. B3 mudah terbakar
Limbah ini berbahaya apabila terjadi kontak dengan buangan (gas) yang panas dari
kendaraan, rokok atau sumber api lain karena dapat menimbulkan kebakaran yang tidak
terkendalikan baik didalam kendaraan pengangkut maupun dilokasi penanaman limbah
(landfill). B3 mudah menyala/terbakar ini apabila didekatkan dengan api, percikan api,
gesekan atau sumber nyala lain akan mudah terbakar dan apabila telah menyala akan
terus terbakar hebat dalam waktu yang lama. Contoh umum adalah pelarut seperti
alkohol atau aseton. Termasuk didalamnya bahan bakar seperti bensin dan solar.
c. B3 bersifat reaktif (pengoksidasi)
Bahan ini berbahaya karena dapat menghasilkan oksigen sehingga dapat menyebabkan
kebakaran. Bahan pengoksidasi didefinisikan sebagai :
1) Bahan yang menyebabkan / menimbulkan kebakaran karena melepaskan oksigen.
2) Bahan peroksida (organik) yang tidak stabil dalam keadaan suhu tinggi.
Contoh: Zat-zat kimia tertentu yang digunakan di laboratorium seperti Magnesium,
Perklorat, dan Metil Etil Keton Peroksida.
d. B3 beracun
Bahan ini berbahaya karena mengandung zat pencemar kimia yang beracun bagi manusia
dan lingkungan. Pencemar beracun ini dapat tercuci dan masuk kedalam air tanah
sehingga dapat mencemari sumur penduduk disekitarnya dan berbahaya bagi penduduk
yang menggunakan air tersebut. Selain itu, debu dari bahan ini dapat terhirup oleh para
petugas dan masyarakat disekitar lokasi penyimpanan. Bahan beracun juga dapat terserap
kedalam tubuh pekerja melalui kulit. Bahan ini dikatakan beracun apabila limbah
tersebut dapat langsung meracuni manusia atau mahluk hidup lain. salah satu contohnya
adalah pestisida, atau bahan yang mengandung logam berat atau mengandung gas
beracun. Bahan beracun ini biasanya didefinisikan sebagai senyawa kimia yang beracun
bagi manusia atau lingkungan hidup, baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek.
Contoh bahan beracun:
1) Pestisida, sebagian besar pestisida yang sudah tidak diijinkan untuk digunakan
bersifat beracun seperti DDT, Aldrin dan Parathion.
2) Bahan farmasi, sebagian bahan-bahan farmasi yang sudah tidak memenuhi
spesifikasi atau tidak terpakai dapat bersifat beracun seperti obat anti kanker atau
narkotika.
3) Pelarut Halogen, pelarut seperti Perchloroethylene dan Methylene Chloride yang
digunakan untuk pembersihan lemak dan kegiatan lain.
4) Sludge/lumpur dari pengolahan limbah dari kegiatan electroplating dan
sludge/lumpur dari pengolahan air limbah dari kegiatan yang menggunakan logam
berat dan sianida.Untuk mengetahui limbah atau material beracun bisa dilakukan uji
LD50 (lethal dosis fifty) atau LC50 (lethal concentrate fifty).

e. B3 Menyebabkan infeksi
Bahan ini berbahaya karena mengandung kuman penyakit seperti Hepatitis dan Kolera
yang dapat ditularkan pada pekerja dan masyarakat di sekitar lokasi. Bahan ini
didefinisikan sebagai bagian tubuh manusia, cairan dari tubuh orang yang terkena infeksi
dan bahan dari laboratorium yang terinfeksi kuman penyakit yang dapat menular. Contoh
1) Bagian tubuh manusia seperti anggota badan yang diamputasi dan organ tubuh
manusia yang dibuang dari rumah sakit/klinik.
2) Bangkai hewan yang ditemukan (dinyatakan resmi) terinfeksi.
3) Darah dan jaringan sebagai contoh dari laboratorium.

f. B3 bersifat korosif
Limbah jenis ini berbahaya karena dapat melukai, membakar kulit dan mata terutama
pekerja dilokasi pengelolaan atau dapat terlepas dari limbah B3 lain kelingkungan
melalui drum berkarat yang berisi limbah jenis ini. Limbah yang menimbulkan korosi/
karat didefinisikan sebagai sebagai limbah yang dalam kondisi asam atau basa (ph < 2
atau ph > 12.5) dapat menyebabkan nekrosis (terbakar) pada kulit atau dapat
megkaratkan (mengkorosikan) baja. Contoh :
1) Asam/cuka, asam sulfat yang biasa digunakan untuk membersihkan kerak dan karat.
Sisa-sisa asam ini memerlukan penanganan yang aman
2) Bahan pembersih yang bersifat basa (alkaline).
3) Limbah asam dari baterai/accu. Limbah asam dihasilkan dari kegiatan pendaur
ulangan baterai/accu

3.8. Penanganan Insiden B3


Dalam hal terjadi kecelakaan dan atau keadaan darurat yang diakibatkan B3, maka setiap
orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 wajib mengambil langkah-langkah:
a. Mengamankan (mengisolasi) tempat terjadinya kecelakaan;
b. Menanggulangi kecelakaan sesuai dengan standar prosedur operasional
penanggulangan kecelakaan;
c. Memberikan informasi, bantuan, dan melakukan evakuasi terhadap pasien,
pengunjung dan staff di sekitar lokasi kejadian;
d. Mengganti kerugian akibat kecelakaan;
e. Mengupayakan pemulihan kondisi lingkungan;

3.9. Penggunaan lembar data keselamatan bahan (LDKB)/Material safety Data Sheet
(MSDS)
Bahan berbahaya dan beracun dilengkapi dokumen Lembar Data Keselamatan Bahan
(LDKB) dari pemasok. Dokumen LDKB disampaikan pada unit pengguna B3 dan
disimpan sebagai arsip oleh tim K3. Pengelolaan dokumen LDKB dilakukan oleh tim K3
LDKB sebagaimana dimaksud meliputi keterangan mengenai :
3.9.1. Nama produk
3.9.2. Identifikasi bahaya;
3.9.3. Tanda bahaya dan artinya;
3.9.4. Uraian resiko dan penanggulangannya;
3.9.5. Tindakan pencegahan;
3.9.6. Instruksi dalam hal terkena atau terpapar;
3.9.7. Instruksi kebakaran;
3.9.8. Instruksi tumpahan dan kebocoran;
3.9.9. Instruksi pengisian dan penyimpanan;
3.9.10. Referensi;
3.9.11. Nama, alamat, dan nomor telepon pabrik pembuat atau distributor.

3.10. Pengelolaan limbah B3


3.10.1. Reduksi
Reduksi limbah B3 adalah suatu kegiatan pada penghasil untuk mengurangi jumlah dan
mengurangi sifat bahaya dan racun limbah B3, sebelum dihasilkan dari suatu kegiatan.
Upaya yang dilakukan adalah :
a. Perencanaan kebutuhan bahan B3 yang digunakan oleh unit kerja selama periode
tertentu sehingga tidak terjadi sisa ataupun bahan B3 yang kadaluarsa, seperti
kebutuhan reagen laboratorium dan pengadaan obat-obatan di farmasi.
b. Selektif dalam penggunaan bahan ataupun peralatan yang digunakan dalam kegiatan
operasional rumah sakit yang memiliki pengaruh atau kandungan B3, seperti
pemakaian lampu LED yang tidak memiliki kandungan merkuri.

3.10.2. Penyimpanan
a. Di unit kerja
1) Limbah B3 yang terdapat di unit kerja dibedakan menjadi B3 medis dan B3 non
medis. Limbah B3 medis dibuang di tempat sampah khusus sampah medis
dengan dilapisi kantong berwarna kuning sedangkan untuk limbah B3 medis
tajam atau jarum dikumpulkan pada safetybox (kontainer khusus).
2) Limbah B3 non medis dilakukan pengumpulan oleh petugas PSRS, Kebersihan
dan Sanitasi seperti lampu bekas, baterai dan oli bekas setelah selesai penggantian
dari unit kerja kemudian diserahkan kepada petugas sanitasi untuk dilakukan
pencatatan dan penyimpanan di TPS limbah B3.
b. Di TPS
1) Limbah B3 medis dilakukan penyimpanan pada ruang khusus limbah medis TPS
B3 dengan cara kantong plastik diikat rapat kemudian dimasukan dalam kontainer
yang memiliki penutup kemudian ruangan dilengkapi pintu yang selalu dalam
keadaan tertutup.
2) Limbah B3 non medis dilakukan penyimpanan pada ruang khusus limbah B3
dengan menempatkan pada kontainer yang ditempatkan pada rak ruangan bagian
atas sedangkan ruangan bagian bawah ditempatkan drum untuk menampung
limbah B3 cair dan ruangan selalu dalam kondisi terkunci.
3.11. Pengumpulan Limbah B3
3.11.1. Pengumpulan limbah padat B3 medis dilakukan oleh petugas kebersihan pada
pagi dan siang hari. Petugas kebersihan menggunakan APD (Sarung tangan,
masker, celemek dan sepatu boat) pada saat pengumpulan limbah padat B3
medis dengan menggunakan troley tertutup. Setelah selesai pengumpulan
petugas mengganti plastik kuning yang baru kemudian limbah dibawa ke TPS
B3 menggunakan troley tertutup.
3.11.2. Pengumpulan limbah cair B3 medis dilakukan oleh petugas kebersihan dari unit
penghasil limbah, seperti laboratorium, radiologi dan farmasi.
3.11.3. Pengambilan limbah B3 dilakukan oleh petugas kebersihan dari unit penghasil
kemudian dikumpulkan di TPS.
3.11.4. Petugas sanitasi mencatat volume B3 dan mencatat sumber limbah kemudian
dilakukan penyimpanan di TPS B3.

3.12. Pengangkutan Limbah B3


3.12.1. Pengangkutan internal
Pengangkutan internal adalah pengangkutan limbah B3 yang dilakukan oleh
tenaga rumah sakit (petugas kebersihan) yang meliputi proses pengumpulan
limbah B3 dari sumber penghasil (unit kerja) menggunakan troley tertutup
sampai Tempat Penyimpanan Sementara (TPS B3).
3.12.2. Pengangkutan eksternal
Pengangkutan eksternal adalah pengangkutan limbah B3 yang dilakukan oleh
tenaga luar rumah sakit. Tenaga yang dimaksud adalah petugas dari perusahaan
pengolah B3 yang telah memiliki perijinan dari dinas terkait.

3.13. Pengolahan Limbah B3


Proses pengolahan limbah B3 dilakukan melalui kerjasama dengan pihak/instansi yang
memiliki kompetensi untuk melaksanakan pengolahan limbah B3.
BAB IV
DOKUMENTASI

4.1. Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) / Material Safety Data Sheet (MSDS)
4.2. Pelabelan kantong kemasan limbah B3
4.3. Formulir Laporan Insiden B3

Direktur Utama

dr. Anastasia Retno Supanti, SH

Anda mungkin juga menyukai