Anda di halaman 1dari 15

B3 ( Bahan

Berbahaya dan
Beracun) dan
Upaya
Pencagahannya

Oleh:
Asaddullah Nashiruddin Yahya
Bagas Sukmantoro
Gilang Muhammad
Gugun Pratema
Pengertian B3 (Bahan
Berbahaya dan Beracun
Bahan Berbahaya dan Beracun atau sering
disingkat dengan B3 adalah zat, energi,
dan/atau komponen lain yang karena sifat,
konsentrasi dan/atau jumlahnya baik secara
langsung maupun tidak langsung dapat
mencemarkan dan/atau merusak lingkungan
hidup, membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan serta kelangsungan hidup manusia
dan makhluk hidup lain. Definisi ini tercantum
dalam Undang – Undang RI Nomor 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan peraturan – peraturan
lain di bawahnya.
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3)

Limbah B3 merupakan sisa usaha dan/atau kegiatan yang


mengandung B3. Limbah B3 dihasilkan dari kegiatan/usaha  baik
dari sektor industri, pariwisata, pelayanan kesehatan maupun dari
domestik rumah tangga. Pengelolaan Limbah B3 diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Limbah B3 yang mana dalam peraturan ini juga
tercantum daftar lengkap limbah B3 baik dari sumber tidak
spesifik, limbah B3 dari sumber spesifik, serta limbah B3 dari B3
kadaluwarsa, B3 yang tumpah, B3 yang tidak memenuhi
spesifikasi produk dan bekas kemasan B3.  
Jenis Limbah B3
Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
1. Limbah B3 dari sumber tidak spesifik. Limbah ini tidak berasal dari proses utama, melainkan dari kegiatan
pemeliharaan alat, inhibitor korosi, pelarutan kerak, pencucian, pengemasan dan lain-lain.
2. Limbah B3 dari sumber spesifik. Limbah ini berasal dari proses suatu industri (kegiatan utama).
3. Limbah B3 dari sumber lain. Limbah ini berasal dari sumber yang tidak diduga, misalnya prodak kedaluwarsa, sisa
kemasan, tumpahan, dan buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi.
Sifat dan Klasifikasi Limbah B3
Suatu limbah tergolong sebagai bahan berbahaya dan beracun jika ia memiliki sifat-sifat tertentu, di antaranya:

Mudah Meledak Pengoksidasi Mudah Menyala Beracun Berbahaya


(Explosive) (Oxidizing) (Flammable) (Toxic) (Harmful)
Sifat dan Klasifikasi Limbah B3
Suatu limbah tergolong sebagai bahan berbahaya dan beracun jika ia memiliki sifat-sifat tertentu, di antaranya

Korosif Bersifat Iritasi Berbahaya Bagi Lingkungan Karsinogenik


(Corrosive) (Irritant) (dangerous to the (carcinogenic),
environment) Teratogenik (teratogenic),
Mutagenik (mutagenic)
Asal Limbah
B3

Limbah B3 merupakan sisa usaha


dan/atau kegiatan yang mengandung
B3. Limbah B3 dihasilkan dari
kegiatan/usaha  baik dari sektor
industri, pariwisata, pelayanan
kesehatan maupun dari domestik rumah
tangga.
Peraturan Bahan Berbahaya Pengelolaan Limbah B3 diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor
101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah B3 yang mana dalam
dan Beracun (B3) peraturan ini juga tercantum daftar lengkap limbah B3 baik dari
sumber tidak spesifik, limbah B3 dari sumber spesifik, limbah B3
dari B3 kadaluwarsa, B3 yang tumpah, B3 yang tidak memenuhi
spesifikasi produk dan bekas kemasan B3.  
Suatu zat/senyawa yang terindikasi memiliki karakteristik limbah B3,
Peraturan Bahan Berbahaya namun tidak tercantum dalam Lampiran 1 PP 101/2014 perlu dilakukan
uji karateristik untuk identifikasi. Uji karakteristiknya dapat berupa Uji
dan Beracun (B3) Karakteristik Mudah meledak, mudah menyala, reaktif,  infeksius dan
korosif serta beracun sebagaimana lengkap dijelaskan pada Lampiran 2
PP 101/2014. Pengujian karakteristik beracun misalnya dilakukan
dengan TCLP (Toxicity Characteristic Leaching Procedure) atau Uji
Toksikologi LD50.
Pengelolaan
Limbah B3
Mengingat sifatnya yang berbahaya
dan beracun, pengelolaan limbah B3
perlu dilakukan dengan seksama,
sehingga setiap orang atau pelaku
usaha yang menghasilkan limbah B3
wajib melakukan pengelolaan terhadap
limbah B3 yang dihasilkannya.
Pengelolaan limbah B3 terdiri dari
penyimpanan, pengumpulan,
pengangkutan, pemanfaatan,
pengolahan dan penimbunan. Untuk
memastikan pengelolaan limbah B3
dilakukan dengan tepat dan
mempermudah pengawasan, maka
setiap kegiatan pengelolaan limbah B3
wajib memiliki izin yang dikeluarkan
oleh Bupati/Walikota, Gubernur, atau
Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
Untuk mencegah dampak dari bahan B3 dan Lmbah
B3, maka harus ada upaya yang dilakukan
diantaranya adalah:
1. Memasang identitas dari bahan B3 maupun
Lmbah B3
Upaya 2. Menyimpan Bahan B3 dengan baik dan
ditempatkan pada tempat khusus.
Penanganan 3. Selalu menggunakan APD saat melakukan
kontak dengan bahan B3 maupun limbah B3
Limbah B3 4. Dilarang mencampurkan bahan B3 maupun
limbah b3 secara serampangan atau
sembarangan buang sisa ataupun kemasan bahan
tersebut sesuai aturan yang berlaku
5. Menyiapkan sistem pengolahan limbah atau
IPAL
7. khusus untuk pengelolaan limbah B3 terdapat hal tambahan yang harus diperhatikan yaitu :
• Limbah B3 yang dihasilkan hanya boleh diolah oleh pihak yang memang sudah mendapatkan
ijin dari KLH atau mengolah pada IPAL yang telah memiliki ijin dari KLH
• Melaporkan kinerja pengelolaan limbah B3 minimal setiap 3 bulan ke instansi yang ditunjuk
• Melakukan penyimpanan limbah B3 maksimal 90 hari di tempat penyimpanan sementara
(TPS) yang berijin
8. Limbah B3 ada 3 bentuk yaitu pada, cair, dan gas. Cara mengolahnya adalah:
• Padat: mengolah pada tempat yang sudah memiliki ijin dari KLH atau diserahkan pada pihak
ketiga yang telah memiliki ijin mengolah limbah tersebut
• Cair: Mengolahnya pada IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) yang telah memiliki ijin.
Kemudian air limbah yang telah diolah harus diuji lab terlebih dahulu baru kemudian dibuang
pada sungai penerima yang sudah diatur dalam undang-undang atau dimanfaatkan.
SEKIAN
DAN
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai