Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan
Beracun
Fina Binazir Maziya
Peraturan Pemerintahan No. 101 Tahun 2014
1 Definisi
2 Karakter Limbah B3
3 Pengelolaan Limbah B3
4 Identifikasi Limbah B3
www.themegallery.com
DEFINISI
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) : zat, energi,
dan/atau komponen lain yang karena sifat,
konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup,
dan/atau membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan
makhluk hidup lain.
Berdasar Kategori
Berdasar Sumber Karakteristik
bahaya
Sumber Spesifik
www.themegallery.com
IDENTIFIKASI LIMBAH B3
www.themegallery.com
PP 101 TAHUN 2014
Limbah B3 Berdasarkan sumbernya:
Limbah B3 dari sumber tidak spesifik
Limbah B3 dari B3 kadaluarsa, B3 yang tumpah, B3
yang tidak memenuhi spesifikasi produk yang akan
dibuang dan bekas kemasan B3
Limbah B3 dari sumber spesifik
• LB3 sumber spesifik umum
• LB3 sumber spesifik khusus
www.themegallery.com
Sumber tidak spesifik
Limbah B3 dari sumber tidak spesifik adalah
limbah B3 yang pada umumnya berasal
bukan dari proses utamanya:
-kegiatan pemeliharaan alat,
-pencucian,
-pengemasan, dan lain-lain
www.themegallery.com
Sumber spesifik
Limbah B3 dari sumber spesifik adalah
limbah B3 sisa proses suatu industri atau
kegiatan yang secara spesifik dapat
ditentukan.
Contoh :
-Industri pupuk ammonia, phosphorus
-Pertambangan logam berat
www.themegallery.com
Limbah B3 berdasarkan kategori
bahayanya:
Limbah B3 Limbah B3
Kategori 1 Kategori 2
www.themegallery.com
How to Identify ?
www.themegallery.com
Karakteristik Limbah B3 Kategori 1
• Mudah Meledak
• Mudah Menyala/Terbakar
• Korosif
• Reaktif
• Infeksius
• Toksik (Beracun)
www.themegallery.com
Mudah Meledak (explosive - E)
www.themegallery.com
Mudah Menyala (Ignitable - I)
Limbah yang memiliki salah satu atau lebih sifat-sifat berikut
• Limbah berupa cairan yang mengandung alkohol kurang
dari 24% volume dan/atau pada titik nyala tidak lebih dari
60oC atau 140oF akan menyala jika terjadi kontak dengan api,
percikan api atau sumber nyala lain pada tekanan udara 760
mmHg. Pengujian sifat mudah menyala untuk limbah bersifat
cair dilakukan menggunakan seta closed tester, pensky
martens closed cup, atau metode lain yang setara dan
termutakhir.
www.themegallery.com
• Limbah yang bukan berupa cairan, yang pada
temperatur dan tekanan standar yaitu 25oC atau
760 mmHg mudah menyala melalui gesekan,
penyerapan uap air atau perubahan kimia secara
spontan dan jika menyala dapat menyebabkan
nyala terus menerus. Sifat ini dapat diketahui
secara langsung tanpa harus melalui pengujian di
laboratorium.
www.themegallery.com
Reaktif (Reactive - R)
Limbah B3 reaktif adalah Limbah yang memiliki salah satu atau lebih
sifat-sifat berikut:
a) Limbah yang pada keadaan normal, tidak stabil dan dapat
menyebabkan perubahan tanpa peledakan. Limbah ini secara
visual menunjukkan adanya antara lain gelembung gas, asap, dan
perubahan warna;
b) Limbah yang jika bercampur dengan air berpotensi
menimbulkan ledakan, menghasilkan gas, uap, atau asap. Sifat
ini dapat diketahui secara langsung tanpa melalui pengujian di
laboratorium; dan/atau
c) Merupakan Limbah sianida, sulfida yang pada kondisi pH antara
2 (dua) dan 12,5 (dua belas koma lima) dapat menghasilkan
gas, uap, atau asap beracun. Sifat ini dapat diketahui melalui
pengujian Limbah yang dilakukan secara kualitatif.
www.themegallery.com
Infeksius (Infectious – X)
Limbah medis padat yang terkontaminasi
organisme patogen yang tidak secara rutin
ada di lingkungan, dan organisme tersebut
dalam jumlah dan virulensi yang cukup
untuk menularkan penyakit pada manusia
rentan.
www.themegallery.com
www.themegallery.com
Korosif (corrosive – C)
Limbah yang memiliki salah satu atau lebih sifat-sifat berikut:
a) Limbah dengan pH ≤ 2 untuk Limbah bersifat asam dan pH ≥
12,5 untuk yang bersifat basa. Sifat korosif dari Limbah padat
dilakukan dengan mencampurkan Limbah dengan air sesuai
dengan metode yang berlaku dan jika limbah dengan pH ≤ 2
untuk Limbah bersifat asam dan pH ≥ 12,5 untuk yang bersifat
basa; dan/atau
b) Limbah yang menyebabkan tingkat iritasi yang ditandai
dengan adanya kemerahan atau eritema dan
pembengkakan atau edema. Sifat ini dapat diketahui dengan
melakukan pengujian pada hewan uji mencit dengan
menggunakan metode yang berlaku.
www.themegallery.com
Beracun (Toxic – T )
Limbah yang memiliki karakteristik beracun
berdasarkan uji penentuan karakteristik
beracun melalui TCLP, Uji Toksikologi
LD50, dan uji sub-kronis.
www.themegallery.com
Uji TCLP
1. Limbah diidentifikasi sebagai Limbah B3 kategori 1 jika
Limbah memiliki konsentrasi zat pencemar lebih
besar dari TCLP-A sebagaimana tercantum dalam
Lampiran III dari Peraturan Pemerintah 101 tahun
2014.
www.themegallery.com
Nilai Uji Toksikologi LD50 dihasilkan dari uji
toksikologi, yaitu penentuan sifat akut
limbah melalui uji hayati untuk mengukur
hubungan dosis-respon antara limbah
dengan kematian hewan uji.
Nilai Uji Toksikologi LD50 diperoleh dari
analisis probit terhadap hewan uji.
www.themegallery.com
Sub-kronis
Limbah diidentifikasi sebagai Limbah B3
kategori 2 jika uji toksikologi sub-kronis
pada hewan uji mencit selama 90
(sembilan puluh) hari menunjukkan sifat
racun sub-kronis, berdasarkan hasil
pengamatan terhadap pertumbuhan,
akumulasi atau biokonsentrasi, studi
perilaku respon antarindividu hewan uji,
dan/atau histopatologis.
www.themegallery.com
Uji Toksisitas Akut
• LD50 (Lethal Dose fifty) adalah dosis limbah
yang menghasilkan 50 % respons kematian
pada populasi hewan uji.
• Nilai tersebut diperoleh dari analisis data
secara grafis dan atau statistik terhadap hasil
uji hayati tersebut.
www.themegallery.com
KURVA DOSIS RESPON
EXTOXNET, Extention Toxicologi Network, 1993
www.themegallery.com
Uji Toksisitas Kronis
• Sifat kronis limbah :
toksik, mutagenik, karsinogenik, teratogenik
• Pengujian dalam jangka waktu lama dan pada
tingkat fasa pertumbuhan yang berbeda.
• Mengukur Lowest Observed Effect Level (LOEL)
tingkat konsentrasi terendah dengan efek toksik
yang teramati dan No Observed Effect Level
(NOEL) tingkat konsentrasi dengan efek toksik
yang tidak dapat diamati
www.themegallery.com
From cradle to grave
TPS PENGUMPUL
TPS
PENGHASIL PEMANFAAT PENIMBUN
TPS
PENGOLAH
www.themegallery.com
Pengelolaan Limbah B3
Penimbunan
www.themegallery.com
Pengurangan Limbah B3
www.themegallery.com
Pemanfaatan Limbah B3
Kegiatan penggunaan kembali, daur ulang,
dan/atau perolehan kembali yang bertujuan
untuk mengubah Limbah B3 menjadi produk
yang dapat digunakan sebagai substitusi
bahan baku, bahan penolong, dan/atau bahan
bakar yang aman bagi kesehatan manusia dan
lingkungan hidup
www.themegallery.com
Penimbunan Limbah B3
www.themegallery.com
Tujuan Pengelolaan Limbah B3
www.themegallery.com
Minimalisasi Limbah B3
www.themegallery.com
• Minimisasi limbah merupakan suatu
strategi pencegahan Kontaminasi yang
intinya adalah :
1. Merubah input bahan baku ke sistem
industri, terutama dalam usaha mereduksi
penggunaan bahan-bahan toksik, SDA
uang semakin langka, dan SDA yang tak
terbarukan
www.themegallery.com
2. Mereduksi limbah dengan mengusahakan agar
sistem industri lebih efisien dalam mengkonversi
bahan baku menjadi produk dan produk samping
(by product) yang bermanfaat
3. Merubah rancangan, komposisi, serta
pengemasan suatu produk untuk menciptakan
produk hijau atau produk yang ramah lingkungan
sehingga meminimalkan bahaya terhadap
kesehatan manusia dan lingkungan
www.themegallery.com
• Metode minimisasi limbah yang paling
sederhana adalah dengan melakukan
perbaikan dalam housekeeping
• Pelaksanaan housekeeping ini perlu
dilakukan sosialisasi dan pelatihan kepada
semua karyawan (staff maupun non staff)
secara intensif
www.themegallery.com
L/O/G/O
Thank You!