0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
124 tayangan17 halaman
Proses kimia penting untuk pengolahan limbah cair dengan kadar COD tinggi. Beberapa proses kimia utama meliputi netralisasi, disinfeksi, presipitasi, koagulasi-flokulasi, oksidasi, dan pertukaran ion untuk menghilangkan zat-zat terlarut dan mikroorganisme berbahaya.
Proses kimia penting untuk pengolahan limbah cair dengan kadar COD tinggi. Beberapa proses kimia utama meliputi netralisasi, disinfeksi, presipitasi, koagulasi-flokulasi, oksidasi, dan pertukaran ion untuk menghilangkan zat-zat terlarut dan mikroorganisme berbahaya.
Proses kimia penting untuk pengolahan limbah cair dengan kadar COD tinggi. Beberapa proses kimia utama meliputi netralisasi, disinfeksi, presipitasi, koagulasi-flokulasi, oksidasi, dan pertukaran ion untuk menghilangkan zat-zat terlarut dan mikroorganisme berbahaya.
Windy Rosita Sari (145060401111008) Naci Sevim Karinda (145060401111013) Pengertian Pengolahan limbah cair dengan proses kimia merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam proses pengolahan limbah cair. Untuk limbah yang mengandung COD (Chemical Oxygen Demand) tinggi, jelas proses pengolahannya adalah proses kimia. Pengendalian limbah cair dengan proses kimia Pengolahan limbah cair secara kimia yang sering diterapkan adalah netralisasi, disinfeksi, pengendapan materi terlarut (presipitasi), koagulasi (destabilisasi) dan flokulasi koloid , oksidasi dan ion exchange. 1. Proses Netralisasi Proses netralisasi bertujuan untuk melakukan perubahan derajat keasaman (pH) air limbah. Proses ini dilakukan pada awal proses (pengkondisian) air limbah sebelum dilakukan proses lanjutan atau pada akhir proses sebelum air limbah dibuang kelingkungan. 2. Disinfeksi Tujuan: untuk membunuh atau mengurangi mikroorganisme patogen yang ada dalam limbah cair. Mekanisme secara kimia: dengan menambahkan senyawa/zat tertentu, atau dengan perlakuan fisik seperti panas dan cahaya. Mekanisme yang paling banyak digunakan adalah penambahan zat kimia/ senyawa tertentu. Penggunaan zat khlor (khlorinasi) merupakan cara yang paling banyak digunakan namun ada kekurangannya yaitu dapat menghasilkan senyawa carcinogen seperti trihalomethane dan chloroform. 3. Presipitasi Presipitasi adalah pengurangan bahan-bahan terlarut dengan cara penambahan bahan - bahan kimia terlarut yang menyebabkan terbentuknya padatan padatan. Tujuan: untuk menghilangkan logam berat, sufat, fluoride, dan fosfat. Reaksi presipitasi/pengendapan beberapa zat anorganik dan hasil-hasil terlarutnya dapat dilihat pada tabel berikut. 4. Koagulasi dan Flokulasi Proses koagulasi dan flokulasi adalah konversi dari polutan-polutan yang tersuspensi koloid yang sangat halus didalam air limbah, menjadi gumpalan-gumpalan yang dapat diendapkan, disaring, atau diapungkan. Koagulasi merupakan proses destabilisasi partikel. Flokulasi merupakan proses penggabungan partikel yang telah mengalami proses destabilisasi Terdapat 3 gologan Bahan kimia yang sering digunakan untuk proses koagulasi yaitu Zat Koagulan, Zat Alkali dan Zat Pembantu Koagulan. Zat Koagulan : untuk menggumpalkan partikel-partikel padat tersuspensi, zat warna, koloid dan lain-lain agar membentuk gumpalan partikel yang besar (flok). zat alkali dan zat pembantu koagulan: untuk mengatur pH agar kondisi air baku dapat menunjang proses flokulasi, serta membantu agar pembentukan flok dapat berjalan dengan lebih cepat dan baik. 5. Oksidasi kimia Bahan kimia oksidant seperti oksigen, Khlorine, permanganat, ozon dan hidrogen peroksida digunakan sebagai zat pengoksidasi pada proses pengolahan air limbah. Tiga proses reaksi oksidasi adalah penghilangan besi, mangan dan sianida. Metode yang umum dipakai adalah oksidasi dengan Cl2 atau NaOCl. Apabila digunakan Cl2, perlu ditambahkan NaOH, reaksinya adalah sebagai berikut: CN- + 2 NaOH + Cl2 CNO- + 2 NaCl + H2O 6. Penukaran Ion (Ion Exchange) Proses ion exchange dilakukan untuk menghilangkan ion-ion yang tidak diinginkan seperti Ca+2, Mg+2, Fe+2 dan MediaNH4. penukar adalah fasa padat terbuat dari bahan mineral atau resin sintetik yang terdiri dari ion bergerak yang menempel pada grup fungsional tetap, yang dapat bersifat asam atau basa. Bahan penukar ion pada awalnya menggunakan bahan yang berasal dari alam yaitu greensand yang biasa disebut Zeolit. Zeolit : untuk menghilangkan kesadahan dan menghilangkan ion amonium, untuk pelunakan adalah aluminosilicates komplek dengan ion bergeraknya ion sodium, Untuk penghilangan amonium digunakan zeolit clinoptilolite, disamping itu terdapat pula zeolit sintetis. Kelebihan dan Kekurangan Pengelolaan limba secara kimia Kelebihan: Dalam pengolahan air limbah secara kimia, waktu dan area yang diperlukan lebih kecil dibandingkan pengolahan limbah secara fisik dan biologi Kekurangan: Biaya yang dibutuhkan untuk pengolahan secara kimia lebih tinggi dari pada pengolahan secara fisik dan biologis.