Anda di halaman 1dari 8

URAIAN SINGKAT

Dengan berlakunya UU No.32 tahun 2004 tentang Otonomi Daerah, maka Pemerintah
Kabupaten dan Kota mempunyai kewajiban sebagai penyelenggara dan penyedia pelayanan
sarana dan prasarana lingkungan. Sarana dan prasarana di suatu wilayah, seperti sarana dan
prasarana air bersih merupakan komponen penting yang perlu diperhatikan dan diupayakan
agar kegiatan pada wilayah tersebut dapat berjalan lancar sesuai dengan kebutuhan. Sarana
penyediaan air bersih merupakan salah satu kebutuhan bagi masyarakat, dan pemerintah
berkewajiban untuk mengupayakan pemenuhannya, mengingat air bersih merupakan faktor
penting dalam kehidupan dan kesehatan masyarakat.
Pertumbuhan populasi penduduk dan berkembangnya aktifitas ekonomi berdampak
pada makin meningkatnya kebutuhan air bersih. Kebutuhan air bersih masyarakat belum
sepenuhnya dapat dipenuhi dengan baik, terutama kelompok masyarakat perdesaan yang
tinggal di kawasan yang jauh dari kelengkapan dan ketersediaan infrastruktur. Kabupaten
Kediri memiliki sejumlah mata air yang dimanfaatkan penduduk untuk berbagai kebutuhan,
baik oleh penduduk sekitar kawasan maupun oleh penduduk lainnya di sepanjang aliran air
tersebut. Dalam hal ini sumber air bersih yang dimaksud adalah mata air untuk memenuhi
kebutuhan air bersih penduduk.
Kondisi pelayanan air bersih di Kabupaten Kediri khususnya Kecamatan Pare saat ini
masih belum memenuhi kebutuhan masyarakat, sehingga perlu adanya upaya lebih maksimal
dengan memanfaatkan sumber air yang ada di desa-desa untuk memenuhi kebutuhan air
bersih. Pengembangan ini bertujuan untuk melayani kebutuhan air bersih bagi masyarakat di
wilayah perdesaan, dimana didalam pelaksanaannya perlu dilakukan prioritas pelayanan
terhadap rencana wilayah pelayanan yang didasari dengan pertimbangan dalam semua aspek
agar tercapai manfaat yang maksimal. Untuk itu perlu dilakukan perencanaan instalasi
pengolahan air baku di wilayah Kecamatan Pare khususnya di pedesaan.

TEORI
Air merupakan hal paling penting dalam kehidupan. Dalam setiap aktivitasnya
manusia mutlak membutuhkan air bersih. Untuk itu diperlukan adanya penyediaan air bersih
yang secara kualitas memenuhi standar yang berlaku dan secara kuantitas maupun kontinuitas
harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di suatu wilayah sehingga aktivitas dapat
berjalan dengan baik.
Air adalah salah satu kebutuhan utama bagi manusia, untuk kebutuhan minum, mandi,
cuci, masak, dan lainnya. Ketersediaan air bersih di sebuah kawasan sangatlah penting.
Namun, mengingat bahwa tidak semua kawasan mendapatkan air bersih, maka perlu adanya
pemerataan distribusi air bersih bagi masyarakat.
Kriteria air bersih biasanya meliputi 3 aspek, yaitu kualitas, kuantitas, dan kontinuitas.
Dalam usaha menyediakan air bersih, biasanya BUMN di Indonesia yang berkaitan dengan
hal ini adalah PDAM Perusahaan Dagang Air Minum. Kadang ada yang menyindirnya
sebagai Perusahaan Dagang Air Mandi, karena terkadang air yang didistribusikan tidak
memenuhi kriteria air minum,
Berbagai upaya dilakukan manusia untuk memperoleh sumber airnya. Mata air
merupakan salah satu sumber air yang selama ini digunakan oleh masyarakat untuk
memenuhi kebutuhannya. Mata air dapat ditemukan pada satu titik lokasi yang umumnya
terjadi di sepanjang perbukitan dan dataran rendah yang tanahnya berpori atau formasi
batuannya patah (fractured) sehingga memungkinkan air mengalir di atas permukaan tanah.
Aliran mata air selanjutnya mengalir membentuk aliran permukaan, dan apabila berkumpul
dengan aliran air dari sumber air lainnya membentuk aliran sungai.
Sumber air dalam sistem penyediaan air merupakan suatu komponen yang mutlak
harus ada, karena tanpa sumber air sistem penyediaan air tidak akan berfungsi. Berdasarkan

daur hidrologi, di alam ada beberapa jenis sumber air dimana masing-masing mempunyai
karakteristik spesifik.
Sebagaimana kita ketahui bahwa makhluk hidup tanpa terkecuali membutuhkan air.
Dimana air dapat tersedia dalam bentuk padat (es), cairan (air) dan (penguapan). Pada
manusia, air selain sebagai konsumsi makan dan minum juga diperlukan untuk keperluan
pertanian, industri dan kegiatan lain. Dengan perkembangan peradaban dan jaman serta
semakin banyaknya penduduk, akan menambah aktifitas kehidupannya. Hal ini berarti pula
akan menambah kebutuhan air bersih.
Saringan pasir lambat adalah bak saringan yang menggunakan pasir sebagai media filter
dengan ukuran butiran sangat kecil, namun mempunyai kandungan kuarsa yang tinggi. Proses penyaringan
berlangsung secara gravitasi, sangat lambat, dan simultan pada seluruh permukaan media. Proses
penyaringan merupakan kombinasi antara proses fisis (filtrasi, sedimentasi dan adsorpsi), proses
biokimia dan proses biologis. Saringan pasir lambat lebih cocok mengolah air baku, yang
mempunyai kekeruhan sedang sampai rendah, dan konsentrasi oksigen terlarut (dissolved
oxygen) sedang sampai tinggi. Kandungan oksigen terlarut tersebut dimaksudkan untuk
memperoleh proses biokimia dan biologis yang optimal.Apabila air baku mempunyai
kandungan kekeruhan tinggi dan konsentrasi oksigen terlarut rendah, maka sistem saringan pasir lambat
membutuhkan pengolahan pendahuluan.
Saringan pasir lambat dibuat pertama kali oleh John Gibb di Paisley Skotlandia tahun 1804
dalam skala yang kecil. Kemudian pada tahun 1829 James Simpson membuat saringan pasir lambat dalam
skala yang besar untuk perusahaan air Chilsea di Inggris (Birdi, 1979)
Saringan pasir lambat merupakan instalasi pengolahan air yang mudah, murah, dan efisien.
Saringan pasir lambat mempunyai derajad keefisiennan yang tinggi untuk menghilangkan kekeruhan, rasa,
dan bau pada air, bahkan mampu menghilangkan bakteri dengan sangat baik. Untuk menghilangkan

rasa dan bau pada air kadang-kadang perlu dilengkapi dengan karbon aktif, dan untuk
menghilangkan bakteri sering dipergunakan kaporit.
(Reynold, 1982).
Jenis saringan pasir lambat (SPL) ada 2 macam yaitu:
1. Saringan pasir lambat Down Flow atau konvensional.
Saringan pasir lambat yang menggunakan system penyaringan air dari atas ke bawah, yang
pencucian media saringan dan filternya dilakukan secara manual yakni dengan mengeruk lapisan
pasir bagian atas, kemudian dicuci dengan air bersih.
2. Saringan pasir lambat Up Flow
Saringan pasir lambat dengan menggunakan sistem penyaringan dari bawah keatas, yang
mempunyai keunggulan dalam hal pencucian media saring yang lebih mudah dibanding dengan
model saringan pasir lambat konvensional. Jika saringan telah jenuh atau buntu, dapat dilakukan
pencucian balik dengan cara membuka kran penguras. Dengan adanya pengurasan ini, air bersih
yang berada diatas lapisan pasir dapat berfungsi sebagai air pencuci media penyaring (back
wash). Dengan demikian pencucian media penyaringan pada saringan pasir lambat Up
Flow tersebut dilakukan tanpa mengeluarkan atau mengeruk media penyaringan, dan dapat
dilakukan kapan saja.

Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Baku di Tulungrejo Pare Kediri

Posisi geografi Kabupaten Kediri terletak antara 111o 47' 05" sampai dengan 112o
18'20" Bujur Timur dan 7o 36' 12" sampai dengan 8o 0' 32 Lintang Selatan. Wilayah
Kabupaten Kediri diapit oleh 5 Kabupaten, yakni :
- Sebelah Barat :Tulungagung dan Nganjuk
- Sebelah Utara : Nganjuk dan Jombang
- Sebelah Timur : Jombang dan Malang
- Sebelah Selatan : Blitar dan Tulungagung
Kondisi topografi terdiri dari dataran rendah dan pegunungan yang dilalui aliran
sungai Brantas yang membelah dari selatan ke utara. Suhu udara berkisar antara 23o C
sampai dengan 31o C dengan tingkat curah hujan rata-rata sekitar 1652 mm per hari. secara
keseluruhan luas wilayah ada sekitar 1.386.05 KM2 atau + 5%, dari luas wilyah propinsi
Jawa Timur

Pare adalah sebuah kecamatan yang ada di wilayah Pulau Jawa tepatnya di Kabupaten
Kediri Provinsi Jawa Timur. Dari kota Surabaya yang merupakan ibu kota provinsi Jawa
Timur berjarak 120 km, sedangkan dari kota Kediri lokasinya berada di timur laut dengan
jarak 25 km. Secara Demografi kota Pare yang juga berpredikat sebagai kota Adipura ini
memiliki ke unikan tersendiri, dengan jumlah penduduk sekitar 93.654 jiwa (data 2012)
mereka bisa hidup berdampingan, rukun dan saling menghormati walaupun memiliki etnis,
keyakinan dan agama yang berbeda.
Dilihat dari sisi Geografis, kecamatan Pare terbilang cukup luas karena wilayahnya
meliputi 16 desa dan 1 kelurahan dengan struktur permukaan tanah cenderung rata. Pare
memiliki lingkungan yang sejuk dan tidak terlalu panas karena berada pada ketinggian 125
meter diatas permukaan laut. Dengan jaraknya yang hanya sekitar 38 km dari Gunung
Kelud yang sudah beberapa kali meletus, tentunya wajar apabila daerah Pare memiliki tanah
yang subur dan produktif sebagai efek positif dari adanya abu vulkanik. Dengan sumber air
yang melimpah dan tanah yang subur.

Tulungrejo adalah desa di kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Indonesia.
Desa Tulungrejo dibagi menjadi beberapa dusun yaitu Tulungrejo, Mulyoasri, Mangunrejo,

Puhrejo dan Tegalsari. Menurut di Wikipedia Jumlah penduduk di Desa Tulungrejo sebanyak
18.534 jiwa pada tahun 2012 dan mempunyai luas 592 ha.

Anda mungkin juga menyukai