Anda di halaman 1dari 16

Nama Kelompok :

1. Fida warad sausan 08.2016.1.01718


2. Agustin Maharani 08.2016.1.01719
Pengertian
 Pengolahan air limbah secara kimia merupakan
pengolahan air limbah dengan penambahan bahan kimia
(padat, cair, dan gas) kedalam air limbah. Beberapa
proses pengolahan air limbah secara kimia seperti
Netralisasi, Koagulasi/flokulasi, dan gas transfer.
Macam-macam proses pengolahan limbah
secara kimia

1. Netralisasi
2. Disinfeksi
3. Presipitasi / pengendapan
4. Koagulasi dan Fluktuasi
5. Penukar ion
6. Adsobrsi
7. Oksidasi kimia
Netralisasi Dengan Asam atau Basa
 Netralisasi adalah reaksi antara asam dan basa menghasilkan air
dan garam. Dalam pengolahan air limbah, pH diatur antara 6,0
– 9,5. Di luar kisaran pH tersebut, air limbah akan bersifat
racun bagi kehidupan air, termasuk bakteri. Netralisasi air
limbah yang bersifat asam dapat menambahkan Ca(OH)2 atau
NaOH, sedangkan bersifat basa dapat menambahkan H2SO4,
HCl, HNO3, H3PO4, atau CO2 yang bersumber dari flue gas.
Netralisasi dapat dilakukan dengan dua system, yaitu: batch ata
u continue. Adapun macam-macam dari proses netralisasi
adalah :
 Mengalirkan air limbah yang bersifat asam pada media
batu kapur
 Mencampur air limbah yang bersifat asam dengan
bahan-bahan yang bersifat basa
 Air limbah yang bersifat basa
Proses netralisasi
Mencampur air limbah yang bersifat asam
dengan bahan-bahan yang bersifat basa
Disinfeksi
Disinfeksi adalah istilah untuk proses penghancuran
organisme penyebab penyakit, sementara itu sterilisasi adalah
istilah untuk proses total penghancuran semua organisme.
Dalam proses disinfeksi pada pengolahan air limbah terjadi
pemaparan antara bahan penghancur dengan organisme. Pada
umumnya terjadi penghancuran virus, bakteri dan protozoa
yang terdapat dalam air. Beberapa metode disinfeksi yaitu :

1. Penambahan zat kimia


2. Penggunaan materi fisik, seperti panas dan cahaya
3. Penggunaan mekanik
4. Penggunaan elektromagnetik, akustik, dan radiasi
Gambar disinfeksi
Koagulasi dan Flokulasi
 Koagulasi adalah proses destabilisasi partikel senyawa koloid dalam limbah cair.
Proses pengendapan dengan menambahkan bahan koagulan ke dalam limbah cair
sehingga terjadi endapan pada dasar tangki pengendapan. Flokulasi adalah
proses pengendapan pencemar dalam limbah cair dengan penambahan bahan koa
gulan utamadan koagulan pendukung sehingga terjadi gumpalan sebelum mencapai
dasar tangki pengendap. Partikel-partikel koloid dibedakan berdasarkan ukuran.
Jarak ukurannya antara 0,001 mikron (10-6 mm) sampai 1 mikron (10-3 mm).

 Partikel yang ditemukan dalam kisaran ini meliputi :


1) partikel anorganik, seperti serat asbes, tanah liat, dan lanau/silt
2) presipitat koagulan
3) partikel organik, seperti zat humat, virus, bakteri, dan plankton

Dispersi koloid mempunyai sifat memendarkan cahaya. Sifat pemendaran cahaya ini
terukur sebagai satuan kekeruhan. Koloid merupakan partikel yang tidak dapat
mengendap secara alami karena adanya stabilitas suspensi koloid.
Gambar koagulasi dan fluktuasi
Presipitasi
 Pemisahan zat anorganik terlarut tertentu dapat dilakukan dengan
penambahan suatu reagen yang sesuai untuk merubah anorganik
terlarut menjadi presipitat/endapan, sehingga dapat dipisahkan dengan
cara pengendapan / sedimentasi. Tingkat pemisahan yang dapat
dicapai tergantung pada nilai kelarutan senyawa yang dihasilkan dan
hal ini biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pH dan
temperatur. Proses presipitasi banyak diterapkan dalam pengolahan
limbah industri, misalnya untuk memisahkan metal-metal yang tidak
dikehendaki, misalnya penghilangan kesadahan dan penghilangan
phosphat. Terdapat beberapa tahap yaitu :

 Penghilangan kesadahan
 Proses kapur soda
 Penghilangan phospat
Reaksi Presipitasi Dan Harga Konstanta
Kesetimbangannya

REAKSI pKsp pada 25oC

Al(OH)3  Al+3 + 3 OH- 31,2

AlPO4  Al+3 + PO4-3 22,0

CaCO3  Ca+2 + CO3-2 8,4

Ca(OH)2  Ca+2 + 2 (OH)- 5,4

Ca3(PO4)2  3 Ca+2 + 2 PO4-3 26,0

CaSO4  Ca+2 + SO4-2 4,6

FeCO3  Fe+2 + CO3-2 10,4

Fe(OH)2  Fe+2 + 2 (OH)- 14,5

Fe(OH)3  Fe+3 + 3 (OH)- 38,0

FePO4  Fe+3 + PO4-3 21,9

MgCO3  Mg+2 + CO3-2 4,9

Mg(OH)2  Mg+2 + 2 (OH)- 9,2


Adsorpsi
 Adsorpsi adalah salah satu dari sifat koloid yang merupakan proses
penyerapan suatu partikel zat baik berupa ion, atom, atau molekul
pada permukaan zat lain. Adsorpsi terjadi karena adanya gaya tarik
yang tidak seimbang pada partikel zat yang berada
pada permukaan absorben.
Pengolahan air secara adsorpsi
merupakan proses pemisahan air
dari pengotornya dengan cara
penyerapan pengotor seperti
partikel-partikel halus, kation-
kation terlarut atau bau yang
terkandung dalam air. Media
adsorpsi yang umum digunakan
dalam pengolahan air adalah karbon
aktif atau mineral zeolit. Karbon ak
tif ataupun zeolitmemiliki sifat
sebagai adsorben sehingga mampu
menyerap partikel atau kation-
kation dan bau yang terlarut atau
tercampur dalam air. Proses ini
menghasilkan akumulasi
konsentrasi zat tertentu di
permukaan media setelah terjadi
kontak antar muka atau bidang
batas (paras, interface) cairan
dengan cairan, cairan dengan
gas atau cairan dengan padatan
dalam waktu tertentu.
Oksidasi Kimia
 Pada pengolahan air limbah industri, sering dijumpai kandungan sianida
yang biasanya terdapat pada buangan industri ekstraksi emas dan perak
atau pada industri pelapisan logam. Ion sianida (CN-) bersifat racun, oleh
karena itu harus dihilangkan terlebih dahulu sebelum buangan dialirkan ke
perairan terbuka atau badan air. Metode yang umum dipakai adalah
oksidasi dengan Cl2 atau NaOCl. Apabila digunakan Cl2, perlu
ditambahkan NaOH, reaksinya adalah sebagai berikut :
CN- + 2 NaOH + Cl2  CNO- + 2 NaCl + H2O

 Reaksi oksidasi CN- dengan NaOCl adalah sebagai berikut :


CN- + NaOCl  CNO- + NaCl
 Reaksi diatas berlangsung pada keadaan pH alkali yaitu antara 8,5 dan
11. Apabila pH lebih kecil dari 7, cyanate terhidrolisa sebagai berikut :
CNO- + 2 H+ + H2O  NH4+ + CO2
 Penambahan Cl2 pada pH sedikit basa terjadi oksidasi CNO- menjadi N2
dan CO2, reaksinya sebagai berikut :
2 CNO- + 3 Cl2 + 4 NaOH  N2 + 2 Cl- + 4 NaCl + 2 H2O + 2 CO2
Penukaran Ion
 Proses ion exchange dilakukan untuk menghilangkan ion-ion yang tidak
diinginkan seperti Ca+2, Mg+2, Fe+2 dan NH4+ . Media penukar adalah
fasa padat terbuat dari bahan mineral atau resin sintetik yang terdiri dari
ion bergerak yang menempel pada grup fungsional tetap, yang dapat
bersifat asam atau basa. Pada proses penukaran, ion bergerak ditukar
dengan ion terlarut yang terdapat dalam air. Sebagai contoh Ca+2 ditukar
dengan Na+ atau SO-2 ditukar dengan Cl-. Dan terdapat beberapa proses
dalam penukar ion yaitu :

 Regenerasi
 Kapasitas penukaran

Anda mungkin juga menyukai