PENDAHULUAN
Glukosa yang mempunyai nama lain dextrose adalah salah satu produk
bahan pemanas dengan bahan baku utamanya berupa tepung. Bahan kimia yang
merupakan rumus C6H12O6 ini dapat diolah dalam bentuk cairan atau padatan,
berwarna putih, mempunyai rasa manis dan tidak berbau. Karakteristik lainnya
adalah larut dalam air, alcohol, mempunyai titik lebur sebesar 146 oC, serta density
sekitar 1,544.
dalam rantai payi yang merupakan hasil proses fotosintesis. Glukosa memiliki 6
atom karbon dalam rantai molekulnya dan salah satu ujung rantai merupakan
gugus aldehid. Glukosa kadang-kadang disebut juga gula darah (karena dijumpai
dalam darah), gula anggur (karena dijumpai dalam buah anggur), atau dextrose
darah. Glukosa dapat pula dihasilkan melalui hidrolisa dengan asam maupun
dengan enzim. Glukosa juga merupakan gula pereduksi karena dapat mereduksi
khususnya industri biscuit, sirup, coklat, kecap dan lain sebagainya. Selain
makanan, glukosa ini banyak juga yang dimanfaatkan dalam industri farmasi
Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan glukosa ini adalah pati
sagu. Dipilihnya bahan baku tersebut karena pada umumnya pabrik glukosa di
Indonesia menggunakan tepung tapioca sebagai bahan baku sedangkan pati sagu
bahan baku adalah kandungan karbohidrat dalam pati sagu cukup tinggi. Berikut
Tabel I.1 Komposisi bahan dalam pati sagu, tapioka dan garut setiap 100 gram
hingga sekarang ini sudah terdapat lebih dari 20 perusahaan yang terjun ke dalam
industri ini dengan total kapasitas seluruhnya pada tahun 1998 tercatat sebesar
yang tidak hanya mengandalkan pada produk glukosa saja, tetapi terdapat
beberapa produsen yang terintegrasi dengan industri hilirnya, seperti PT. Trebor
Indonesia, PT. Migro Brothers, PT. Union Contectionery, serta PT. Super World –
Wide Foddstuff Industries. Selain PT. Trebor, produk glukosa yang dihasilkan
dipasarkan untuk umum. Selain itu terdapat beberapa produsen glukosa yang
berproduksi terintegrasi dengan produk gula lainnya seperti sorbitol dan lain-lain.
adalah PT. Raya Sugarindo Inti (PT. RSI), PT. Sorini Corporation, PT. Bangun
Chemindo Perkasa, PT. Budi Kimia Raya, PT. Trebor Indonesia, PT. Indonesia
Perkembangan Produksi
diketahui bahwa dalam tahun 1993 hingga 1997 lalu produksi glukosa ini
Perkembangan Impor
sekarang ini di Indonesia masih terus melakukan impor bahan kimia ini. Bahkan
impor dalam dua tahun terakhir ini nampak cenderung terus meningkat. Bila pada
tahun 2000 lalu impor glukosa ini baru tercatat sebesar 61 ton, pada tahun 2001
kemampuan produksi glukosa dalam negeri khususnya untuk grade farmasi. Ini
Perkembangan Ekspor
Perkembangan Konsumsi
kembang gula (permen), biscuit, ice cream, farmasi, kosmetik dan lain-lain.
Namun hanya ada beberapa industri saja yang mengkonsumsinya cukup besar
pati sagu. Hidrolisa pati dari bahan baku pati sagu dapat dilakukan dengan
bantuan katalis asam dan katalis enzim atau kombinasi katalis asam – enzim.
Hidrolisa Asam
Hidrolisa pati dengan katalis asam memerlukan suhu yang tinggi dimana
sebagian besar merupakan molekul pati secara acak dan gula yang
dihasilkan ini mempunyai kelemahan antara lain yaitu diperlukan peralatan
umumnya 55 %.
Hidrolisa Enzim
yang berbeda dan akan dihasilkan produk dengan komposisi yang berbeda
pula.
I. 3. Kegunaan Glukosa
fermentasi (alkohol).
c. Sebagai bahan untuk membuat larutan infuse dalam industri farmasi.
1. Permen
mencampurkan gula dengan gula invert, HFS, dextrose atau glukosa dan sirup
agar kembang gula yang dihasilkan tidak mudah meleleh sehingga dapat
terbentuk kembang gula yang tahan lama, juga bersifat sebagai pemberi rasa
manis.
2. Fondan
Fondan dibuat dengan cara mencampur 76,5 % sukrosa 13,5 % sirup glukosa
amat halus, maka fondan memiliki karakteristik warna putih yang sempurna
menggunakan sirup glukosa, sirup maltosa atau dektrosa kristal untuk bahan
macam produk fermentasi, misalnya asam cuka, asam laktat dan sebagainya.
5. Minuman ringan
6. Es krim
yang dapat menekan titik beku. Tiap satu gram-mol per 100 gram air dapat
menurunkan titik beku sebesar 18,6oC. Pemakaian sirup glukosa atau sirup
dalam es krim ini juga berfungsi untuk menghindarkan rasa berpasir (sardines)
Di dalam industri kue dan roti, glukosa digunakan terutama sebagai sumber
dapat kelihatan tetap segar meskipun disimpan dalam waktu yang cukup lama.
Selain itu, untuk pembuatan cream yang sering kali dibubuhkan pada roti dan
krim, glukosa juga banyak digunakan dalam industri lainnya, seperti industri
farmasi (khususnya larutan infuse), sirup, kecap, bumbu makanan dan lain
formulasi makanan bagi penderita kencing manis, selain itu juga sebagai
I. 4. Sifat Bahan
I. 4. 1. Bahan Baku
sebagai berikut :
Ukuran granula : 50 – 60
Warna : putih
Tidak berbau
Tidak berasa
2. Kandungan air : 15 %
I. 4. 2. Bahan Pembantu
pH operasi : 6 – 6,5
Konsentrasi pati : 35 % DS
Suhu optimal : 60 o C
pH operasi : 4,5
berikut :
a. Sifat fisika :
b. Sifat kimia :
pabrik adalah penting. Dengan kapasitas yang sudah ada maka dapat ditentukan
volume reactor, perhitungan neraca massa, neraca panas, dan lain-lain. Untuk
pemakaian bahan (konsumsi) yang bisa diperoleh dari data Biro Riset Statistik
dari glukosa seperti diatas, maka kami merencanakan membuat pra rencana pabrik
glukosa dengan tujuan akan dapat memenuhi konsumsi terhadap glukosa di dalam
negeri. Proses konstruksi pabrik glukosa ini direncanakan memakan waktu 2
tahun. Pabrik ini diproyeksikan akan didirikan pada tahun 2005 dengan produksi
= ekspor + konsumsi
= 31,286 ton
Jadi dalam pra rencana pabrik glukosa ditetapkan kapasitas sebesar 30.000 ton per
bagian timur. Tanaman sagu terutama terdapat di Irian Jaya (± 980 ribu Ha), Riau
(32.000 Ha), Maluku (30.000 Ha) dan Sulawesi Selatan (30.000 Ha). Sedangkan
I. 7. Lokasi Pabrik
yang penting. Dalam menentukan lokasi pabrik ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan yaitu biaya operasional, ketersediaan bahan baku dan penunjang
Pabrik glukosa dari pati sagu ini direncanakan di daerah Riau dengan
pertimbangan :
2. Sarana transportasi cukup baik, seperti jalan raya, bandara udara dan
pelabuhan.
3. Mutu dan kualitas air baik,sehingga mengurangi biaya dalam pengolahan air
BAB II
beberapa proses yang ada. Ini dilakukan supaya pabrik yang didirikan dapat
suatu katalis sehingga dihasilkan glukosa. Ada beberapa cara untuk menghidrolisa
Hidrolisa dilakukan dalam sebuah tangki khusus yang terbuat dari baja
tahan karat atau tembaga, dilengkapi dengan pipa swluran uap pemanas dan pipa
bawah tangki.
pH : 2,3
Suhu : 120 – 135 oC
Tekanan : 3 kg / cm 2
Waktu : menurut kebutuhan, biasanya sekitar 2 – 3 menit
DE : sesuai permintaan ( Dextrose Eqivalen )
Filtrat dialirkan dalam bed penukar kation dan anion untuk menghilangkan sisa-
sisa ion yang masih terkandung di dalam sirup. Sirup diuapkan sampai mencapai
1. Reaksi utama :
2. Reaksi samping :
Kemudian larutan pati dipanaskan hingga 140oC dan ditambahkan asam sebanyak
0,05 sampai 1,25 % di dalam konvektor, Ph diatur pada 1,8 – 2. Asam yang dapat
digunakan yaitu asam phospat, asam sulfat, atau asam oksalat. Konversi larutan
pati tersebut sekitar 5 – 10 menit atau DE yang diperoleh sekitar 20% – 40%.
kalsium karbonat dan kalsium klorida larutan didinginkan hingga suhu 60 oC dan
hidrolisa tahap kedua. Pada tahap ini larutan dimasukkan ke dalam tangki, PH
Sirup gluosa diberi karbon aktif untuk menghilangkan warna dan bau.
Filtrasi dilakukan untuk memisahkan karbon aktif . Larutan jernih yang diperoleh
dilarutkan ke kolom penukar kation dan anion. Kemudian larutan diberi karbon
aktif dan difitrasi lagi. Filtrat yang diperoleh dipekatkan sesuai dengan
Tabel II. 1. Enzim-enzim yang banyak digunakan dalam industri pengolahan pati
Dalam hidrolisa dengan system enzim-enzim, terdapat dua tahapan yaitu tahap
A. Tahap Liquifikasi
Pati dan air dicampur dalam tangki pencampur dengan konsentrasi pati
larutan pati kurang dari 50 ppm. pH diatur pada 6 – 6,5 dengan menambahkan
HCl atau NaOH. Enzim -amilase kemudian ditambahkan ke dalam larutan pati
tersebut. Larutan pati dipanaskan dengan heater hingga suhu larutan pati mencapai
dalam cooler hingga suhunya 95oC. Proses ini berlangsung selama 1 – 2 jam atau
hingga seluruh pati terhidrolisa menjadi rantai yang lebih pendek. DE yang terjadi
sekitar 10 – 15 %.
B. Tahap Sakarifikasi
60oC, pah juga diturunkan menjadi 4,5 dengan menambahkan HCl. Setelah suhu
faktor yang paling penting adalah dosis enzim dan waktu sakarifikasi. Jika dosis
enzim atau waktu sakarifikasi kurang maka glukosa yang terbentuk kurang.
Sebaliknya jika dosis enzim atau waktu sakarifikasi berlebih dapat menyebabkan
polimerisasi glukosa. Sakarifikasi diakhiri jika DE yang diperoleh mencapai 96 –
98%.
x ( C6H10O5)n amilase
n ( C6H10O5)x
Dextrin ( x = 6 – 10 )
untuk pemucatan warna. Campuran sirup dan karbon aktif ini kemudian disaring
penukar kation dan anion. Sirup glukosa kemudian dipekatkan hingga konsentrasi
tabel berikut :
Hidrolisa
Uraian Asam Asam – Enzim Enzim – Enzim
Aspek Teknisi :
1. Operasi
― Tekanan 3 1–3 1
― Suhu, oC 140 – 160 60 – 140 60 – 105
― pH 2,3 1,8 – 2 4,5 – 6
2. Proses
― DE 30 – 55 % 63 – 80 % 95 – 98 %
― Reaksi samping Ada Ada -
― Daya korosi Tinggi Tinggi Rendah
Aspek Ekonomi :
1. Kebutuhan biaya Banyak Banyak Sedikit
2. Biaya peralatan Mahal Mahal Murah
3. Energi Besar Besar Kecil
4. Investasi Tinggi Tinggi Rendah
Hidrolisa enzim-enzim jika dibandingkan dengan hidrolisa asam dan
- Sakarifikasi
- Pemucatan (pengkarbonan)
- Penguapan (evaporator)
2. x ( C6H10O5)n amilase
n ( C6H10O5)x
Dextrin ( x = 6 – 10 )
glukosa
Tahap Liquifikasi
Setelah kondisi tercapai yaitu enzim homogen dan pH telah mencapai 6
Tahap Sakarifikasi
Pada tahap ini suhu diturunkan dari 95oC menjadi 60oC. Selain suhu, pH
3. Unit Pemurnian
Dari tangki sakarifikasi larutan dipompa menuju rotary drum filter (H-
Filtrat dari rotary drum filter (H-310) diberi perlakuan karbon aktif
telah jenuh, maka perlu dilakukan proses regenerasi resin yang bertujuan
yang diinginkan.
(E-126) hingga pati tergelatinisasi pada suhu 105oC. Selanjutnya pati dialirkan
oleh cooler (E-132) dan dimasukkan ke tangki pencampur (M-140). Pada tangki
72 jam.
drum filter (H-310) untuk memisahkan impurities dari larutan glukosa. Dari sini
aktif, larutan glukosa itu dilewatkan filter press (H-431). Selanjutnya filtrat
NERACA MASSA
1. Tangki Pengencer
Masuk Keluar
Aliran (1) Aliran (3)
Pati 8470 Pati 8470
Protein 70 Protein 70
Lemak 20 Lemak 20
Abu 40 Abu 40
Air 1400 Air 19763,33
Total 10.000
Aliran (2)
Air pengencer 18363,33
Total 28363,33 28363,33
2. Tangki Pencampur
Masuk Keluar
Aliran (3) Aliran (7)
Pati 8470 Pati 8470
Protein 70 Protein 70
Lemak 20 Lemak 20
Abu 40 Abu 40
Air 19763,33 Air 19763,33
Aliran (4) amylase
amylase 8470
CaCl2 2,1739
8470
NaOH 0,00734
Aliran (5)
CaCl2 2,1739
Aliran (6)
NaOH 0,00734
3. Tangki Liquifikasi
Masuk Keluar
Aliran (7) Aliran (8)
Pati 8470 Pati 7315,539
Protein 70 Dektrin 1281,4517
Lemak 20 Protein 70
Abu 40 Lemak 20
Air 19763,33 Abu 40
amylase Air 19636,34
amylase
8470
8470
CaCl2 2,1739
CaCl2 2,1739
NaOH 0,00734
NaOH 0,00734
Total 36835,51124 36835,51194
4. Tangki Pencampur
Masuk Keluar
Aliran (8) Aliran (11)
Pati 7315,539 Pati 7315,539
Dektrin 1281,4517 Dektrin 1281,4517
Protein 70 Protein 70
Lemak 20 Lemak 20
Abu 40 Abu 40
Air 19636,34 Air 19636,34
amylase amylase
8470
8470
CaCl2 2,1739
CaCl2 2,1739
NaOH 0,00734
NaOH 0,00734
Glukoamylase 16940
Aliran (9)
HCl 21,6468
Glukoamylase 16940
Aliran (10)
HCl 21,6468
Total 53797,15874 53797,15874
5. Tangki Sakarifikasi
Masuk Keluar
Aliran (11) Aliran (12)
Pati 7315,539 Sisa pati 80,47
Dektrin 1281,4517 Glukosa 9312,38
Protein 70 Protein 70
Lemak 20 Lemak 20
Abu 40 Abu 40
Air 19636,34 Air 18840,48
amylase amylase
8470 8470
CaCl2 2,1739
NaOH 0,00734 CaCl2 2,1739
Glukoamylase 16940 NaOH 0,00734
HCl 21,6468 Glukoamylase 16940
HCl 21,6468
Total 53797,15874 53797,15804
Masuk Keluar
Aliran (12) Aliran (14)
Sisa pati 80,47 Glukosa 93,1238
Glukosa 9321,38 HCl 0,2165
Protein 70 CaCl2 0,0217
Lemak 20 NaOH 0,0000734
Abu 40 Inert 25364,2653
Air 18840,48 Air 2753,008
amylase Aliran (15)
8470 Glukosa 9219,2562
CaCl2 2,1739 HCl 21,4303
NaOH 0,00734 CaCl2 2,1522
Glukoamylase 16940 NaOH 0,00734
HCl 21,6468 Inert 256,2047
Aliran (13) Air 18652,0752
Air pencuci 2564,6032
Total 56361,76124 56361,7613
7. Tangki Pengkarbonan
Masuk Keluar
Aliran (15) Aliran (17)
Glukosa 9219,2562 Glukosa 9219,2562
HCl 21,4303 HCl 21,4303
CaCl2 2,1522 CaCl2 2,1522
NaOH 0,00734 NaOH 0,00734
Inert 256,2047 Inert 256,2047
Air 18652,0752 Air 18652,0752
Aliran (16) Karbon aktif 281,5113
Karbon aktif 281,5113
8. Filter Press
Masuk Keluar
Aliran (17) Aliran (18)
Glukosa 9219,2562 Cake filter 537,716
HCl 21,4303 Glukosa 9,2193
CaCl2 2,1522 Air 53,7716
NaOH 0,00734 Aliran (19)
Inert 256,2047 Glukosa 9210,0369
Air 18652,0752 HCl 21,4303
Karbon aktif 281,5113 CaCl2 2,1522
NaOH 0,00734
Air 18598,3036
9. Kation-Anion Exchanger
Masuk Keluar
Aliran (19) Aliran (21)
Glukosa 9210,0369 Glukosa 9210,0369
HCl 21,4303 Air 18598,3036
CaCl2 2,1522 Akumulasi :
NaOH 0,0073 CaCl2 2,1522
Air 18598,3036 NaOH 0,0073
HCl 21,4303
Total 27831,9303 27831,9303
10. Evaporator
Masuk Keluar
Aliran (21) Aliran (22)
Glukosa 9210,0369 Uap air 14651,1449
Air 18598,3036 Aliran (23)
Glukosa 9210,0369
Air 3947,1587
Total 27808,3405 27808,3405
BAB IV
NERACA PANAS
1. HEATER
Masuk Keluar
Aliran ( 7 ) Aliran ( 7 )
Tepung Sagu 12947,3 Tepung Sagu 207156,8
Air 98816,5 Air 1587862,575
CaCl2 7,939 CaCl2 127,031
NaOH 0,036+ NaOH 0,5784+
111771,7756 1795146,985
Steam: Steam:
Hsteam 2118083,429 Hkondensat 323264,084
Q loss 111444,1364
2. COOLER
Masuk Keluar
Aliran ( 7 ) Aliran ( 7 )
Tepung Sagu 207156,8 Tepung Sagu 181262,2
Air 1587862,575 Air 1383431
CaCl2 127,031 CaCl2 111,2
NaOH 0,5784+ NaOH 0,51+
1795146,985 1564804,91
Air pendingin 46861,575 Air pendingin 187446,3
Q loss 89757,35
3. COOLER
Masuk Keluar
Aliran ( 8 ) Aliran ( 8 )
Tepung Sagu 181262,2 Tepung Sagu 13056,074
Air 1383431 Air 691715,85
CaCl2 111,2 CaCl2 55,576
NaOH 0,51+ NaOH 0,253+
1564804,91 783297,424
Air pendingin 234989,225 Air pendingin 939956,9
Q loss 78329,742
4. REAKTOR SAKARIFIKASI
Masuk Keluar
Aliran ( 8 ) Aliran ( 8 )
Dekstrin 13056,074 Dekstrin 81828,204
Air 691715,85 Air 18840,39
CaCl2 55,576 CaCl2 55,576
NaOH 0,253 NaOH 0,253
HCl 647,856 HCl 647,856
Sisa tep.sagu 78469,671 + Sisa tep.sagu 2218,101
783945,28 Glukosa 98111,191+
Hreaksi 132563,26 783945,28
Air pendingin 32119,969
Q loss 42113,74
5. Preheater Evaporator
MASUK KELUAR
Aliran 20 : dari kation – anion Aliran 20 : ke evaporator
106852,6235 626156,3739
Hsteam 550611,5691
MASUK KELUAR
Aliran 20 : dari evaporato Aliran 20 : ke penampung produk
Q loss 108808,9415