DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH
1. Moch. Dimas Putra Effendi 1814211013 (V/S/SORE)
2. Farid Udin Hidayatulloh 1814221022 (V/S/SORE)
3. Nabila Annisa Putri 1814221035 (V/S/SORE)
4. Yogi Ravi Prasetiyo 1814221036 (V/S/SORE)
5. Ferdiansyah Maulana Kharisma 1814221037 (V/S/SORE)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala Yang Maha Esa
karena berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusun bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
“LIMBAH B3 CAIR” ini.
Dalam penyusunan makalah ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai
dengan kemampuan penulis. Namun sebagai manusia biasa, penyusun tidak luput dari
kesalahan dan kekhilafan baik dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa. Tetapi walaupun
demikian, penyusun berusaha sebisa mungkin menyelesaikan makalah meskipun tersusun
sangat sederhana.
Penyusun menyadari tanpa kerja sama antara penyusun serta beberapa kerabat yang
memberi berbagai masukan yang bermanfaat bagi penyusun demi tersusunnya makalah ini.
Untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak yang tersebut diatas yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan saran demi kelancaran
penyusunan makalah ini.
Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan para pembaca pada
umumnya. Penyusun mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak yang bersifat
membangun.
(Tim Penyusun)
Gambar 2.1 Limbah B3 Cair keluar dari pipa pembuangan (sudah diolah) ...................... 1
Gambar 2.2 Limbah B3 Cair keluar dari pipa pembuangan (belum diolah) ..................... 1
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Gambar 2.1 Limbah B3 Cair keluar dari pipa pembuangan (sudah diolah)
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Cair (B3 Cair) adalah sisa suatu usaha
dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang berupa
cairan karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup,
dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk hidup lainnya.
2.2 Jenis-Jenis Limbah B3 Cair
Gambar 2.2 Limbah B3 Cair keluar dari pipa pembuangan (belum diolah)
Jenis limbah B3 cair berikutnya adalah limbah B3 cair dari sumber tidak spesifik.
Limbah ini tidak berasal dari proses utama, melainkan dari kegiatan pemeliharaan alat,
inhibitor korosi, pelarutan kerak, pencucian, penegmasan, dan lain-lain. Contoh dari
sumber tidak spesifik seperti aki bekas, limbah laboratorium yang mengandung B3
cair, kemasan bekas B3 cair, dan lain-lain.
Jenis limbah B3 cair terakhir adalah berasal dari sumber lain. Limbah ini berasal
dari sumber yang tidak diduga, misalnya produk kedaluwarsa, tumpahan, dan buangan
produk yang tidak memenuhi spesifikasi.
Pada dasarnya prinsip pengolahan limbah adalah upaya untuk memisahkan zat
pencemar dari cairan atau padatan.
a. Stabilisasi/ Solidifikasi.
Stabilisasi/ Solidifikasi adalah proses mengubah bentuk fisik dan/atau senyawa
kimia dengan menambahkan bahan pengikat atau zat pereaksi tertentu untuk
memperkecil/membatasi kelarutan, pergerakan, atau penyebaran daya racun limbah,
sebelum dibuang.
Definisi stabilisasi adalah proses pencampuran limbah dengan bahan tambahan
dengan tujuan menurunkan laju migrasi bahan pencemar dari limbah serta untuk
mengurangi toksisitas limbah tersebut.
Solidifikasi didefinisikan sebagai proses pemadatan suatu bahan berbahaya
dengan penambahan aditif. Kedua proses tersebut seringkali terkait sehingga sering
dianggap mempunyai arti yang sama. Contoh bahan yang dapat digunakan untuk
proses stabilisasi/solidifikasi adalah semen, kapur, dan bahan termoplastik. Teknologi
solidikasi/stabilisasi umumnya menggunakan semen, kapur (CaOH2), dan bahan
termoplastik. Metoda yang diterapkan di lapangan ialah metoda in-drum mixing, in-
situ mixing, dan plant mixing. Peraturan mengenai solidifikasi/stabilitasi diatur oleh
BAPEDAL berdasarkan Kep-03/BAPEDAL/09/1995 dan Kep-
04/BAPEDAL/09/1995.
Apabila konsentrasi logam berat di dalam air limbah cukup tinggi, maka logam
dapat dipisahkan dari limbah dengan jalan pengendapan menjadi bentuk
hidroksidanya. Hal ini dilakukan dengan larutan kapur (Ca(OH)2) atau natrium
hidroksida (NaOH) dengan memperhatikan kondisi pH akhir dari larutan.
Pengendapan optimal akan terjadi pada kondisi pH dimana hidroksida logam tersebut
mempunyai nilai kelarutan minimum. Pengendapan bahan tersuspensi yang tak mudah
larut dilakukan dengan membubuhkan elektrolit yang mempunyai muatan yang
berlawanan dengan muatan koloidnya agar terjadi netralisasi muatan koloid tersebut,
sehingga akhirnya dapat diendapkan. Penyisihan logam berat dan senyawa fosfor
dilakukan dengan membubuhkan larutan alkali misalnya air kapur, sehingga terbentuk
endapan hidroksida logam-logam tersebut atau endapan hidroksiapatit. Endapan
logam tersebut akan lebih stabil jika pH air > 10,5 dan untuk hidroksiapatit pada pH >
9,5. Khusus untuk krom heksavalen, sebelum diendapkan sebagai krom hidroksida
[Cr(OH)3], terlebih dahulu direduksi menjadi krom trivalent dengan membubuhkan
reduktor (FeSO4, SO2, atau Na2S2O5).
Salah satu cara membuang limbah B3 agar tidak membahayakan manusia adalah
dengan memompakan limbah tersebut melalui pipa ke lapisan batuan yang dalam, di
bawah lapisan-lapisan air tanah dangkal maupun air tanah dalam. Secara teori, limbah
B3 ini akan terperangkap di lapisan itu sehingga tidak akan mencemari tanah maupun
air.
Pembuangan limbah B3 melalui metode ini masih mejadi kontroversi dan masih
diperlukan pengkajian yang integral terhadap dampak yang mungkin ditimbulkan.
Data menunjukkan bahwa pembuatan sumur injeksi di Amerika Serikat paling banyak
dilakukan antara tahun 1965-1974 dan hampir tidak ada sumur baru yang dibangun
setelah tahun 1980.
Aspek penting dalam sistem insinerasi adalah nilai kandungan energi (heating
value) limbah. Selain menentukan kemampuan dalam mempertahankan
berlangsungnya proses pembakaran, heating value juga menentukan banyaknya energi
yang dapat diperoleh dari sistem insinerasi. Jenis insinerator yang paling umum
diterapkan untuk membakar limbah padat B3 ialah rotary kiln, multiple hearth,
fluidized bed, open pit, single chamber, multiple chamber, aqueous waste injection,
dan starved air unit. Dari semua jenis insinerator tersebut, rotary kiln mempunyai
kelebihan karena alat tersebut dapat mengolah limbah padat, cair, dan gas secara
simultan.
Perusahaan yang berdiri pada tahun 1986, PT Nebraska Pratama pertama kali
didirikan oleh Bpk. Elia Handy Widjaya. Berawal dari CV yang hanya menjual
bahan-bahan kimia sederhana hingga mendirikan pabik di Parung, Jawa Barat. Kini
PT Nebraska Pratama telah dikenal sebagai produsen dan distributor bahan-bahan
kimia khusus.
Pada tahun 2014, PT Nebraska Pratama secara resmi telah mendapatkan Izin
Pemanfaatan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dari Kementrian Lingkungan
Hidup no 07.35.07 Tahun 2014. PT Nebraska Pratama kini juga menerima jasa
untuk pengolahan limbah B3. Limbah-limbah tersebut akan diolah dengan
teknologi yang ramah lingkungan.
b. PT. ALEKTO GREEN INDONESIA
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Yang dimaksud dengan limbah B3 cair adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan
yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun berupa zat cair yang
karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusakan lingkungan
hidup dan atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan
hidup manusia serta mahluk hidup lain.
2. Proses teknologi untuk pengolahan limbah B3 cair, meliputi secara fisika, kimia
biologi atau kombinasi. Itu semua dilakukan dengan menggunakan teknik
pengolahan tertentu. Berikut ini macam-macam teknik pengolahan limbah B3
cair :
a. Netralisasi
b. Pengendapan
d. Oksidasi-Reduksi (Redoks)
e. Insenerasi
3.2 Saran
- Mutia Sari, Nisa (2019). Jenis Limbah B3 dan Penggunaannya yang Ada di Sekitar, Perlu
Dikurangi.
URL : https://hot.liputan6.com/read/4053672/jenis-limbah-b3-dan-
penggunaannya-yang-ada-di-sekitar-perlu-dikurangi
URL : https://www.bulelengkab.go.id/detail/artikel/tata-cara-pengelolaan-limbah-
b3-31
URL : https://alektogreen.co.id/
URL : https://nebraska.co.id/blog
URL : https://wastecinternational.com/