KELOMPOK III
Nama Anggota :
1. Shieren Shaziya
2. Elsa Maharani Lakapu
3. Hutri A. Ide Riwu
4. Ragil J. Saubaki
5. Nada Yana Tapatab
6. Putri S. Oematan
7. Sinta R.M. Landunuha
8. Maria P.M.C.N. Hayon
9. Tino A. Alunat
10. Vernika D. Beda
Kelas : I A
PRODI FARMASI
POLTEKKES KEMENKES KUPANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya, penulisan makalah K3 tentang limbah B3 ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Lely Adel V. Kapitan, S. Pd., S. Farm.,
Apt., M. Kes. selaku dosen pembimbing K3 prodi farmasi Poltekkes Kemenkes Kupang yang
sudah memberikan tugas ini kepada kami. Terima kasih juga kami ucapkan kepada pihak-
pihak yang dengan caranya sendiri telah membantu kami dalam menyelesaikan penulisan
makalah ini.
Makalah ini disusun dengan maksud agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami
mengenai limbah B3. Kami selaku penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna dan
juga bermanfaat serta menambah wawasan pengetahuan kita semua.
Sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah yang sederhana ini dapat dengan mudah dimengerti dan dapat dipahami
maknanya. Kami selaku penulis meminta maaf apabila ada kesalahan kata dalam penulisan
makalah ini, serta apabila ada kalimat yang kurang berkenan dihati pembaca.
PENULIS
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kita tidak akan tahu seberapa parah kelak dampak tersebut akan terjadi,namun
seperti kata pepatah”Lebih Baik Mencegah Daripada Mengobati”, hal tersebut
menjadi salah satu aspek pendorong bagi kita semua agar lebih berupaya mencegah
dampak dari limbah Bahan Berbahaya dan Beracun tersebut, ketimbang
menyaksikan dampak dari limbah B3 tersebut telah terjadi dihadapan kita, dan kita
semakin sulit untuk menanggulanginya
Secara garis besar,hal tersebut menjadi salah satu patokan bagi kita,bahwa segala
sesuatu yang terjadi merupakan tanggung jawab kita bersama untuk
menanggulanginya,khususnya pada masalah limbah Bahan Berbahaya dan(B3)
Beracun tersebut. Maka dari itu penulis mengangkat topic ini untuk diketahui lebih
lanjut tentang masalah B3 tersebut.
1
1.2 . Rumusan masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan limbah B3 ?
1.2.2 Apa saja sifat sifat limbah B3 ?
1.2.3 Apa saja jenis jenis limbah B3 ?
1.2.4 Apa saja sumber sumber limbah B3?
1.2.5 Bagaimana penanganan limba B3 ?
1.2.6 Apa saja dampak dari limbah B3 ?
2
BAB II
ISI
2.1. Pengertian Limbah B3
Pengertian limbah B3 adalah setiap bahan sisa suatu kegiatan proses
produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun B3 ) karena sifat serta
konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung atau tidak langsung dapat
merusak,mencemarkan lingkungan atau membahayakan kesehatan manusia.
3
2.2. Sifat-Sifat Limbah B3
Suatu limbah tergolong sebagai bahan berbahaya dan beracun jika ia memiliki
sifat-sifat tertentu, di antaranya mudah meledak, mudah teroksidasi, mudah
menyala, mengandung racun, bersifat korosifmenyebabkan iritasi, atau
menimbulkan gejala-gejala kesehatan seperti karsinogenik, mutagenik, dan lain
sebagainya.
4
2.2.5. Berbahaya (harmful)
Limbah berbahaya adalah limbah yang baik dalam fase padat, cair maupun gas
yang dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu
melalui kontak inhalasi ataupun oral.
2.2.6. Korosif (corrosive)
Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang memiliki ciri dapat
menyebabkan iritasi pada kulit, menyebabkan pengkaratan pada baja, mempunyai
pH ≥ 2 (bila bersifat asam) dan pH ≥ 12,5 (bila bersifat basa). Contoh limbah B3
dengan ciri korosif misalnya, sisa asam sulfat yang digunakan dalam industri baja,
limbah asam dari baterai dan accu, serta limbah pembersih sodium hidroksida
pada industri logam.
2.2.7. Bersifat iritasi (irritant)
Limbah yang dapat menyebabkan iritasi adalah limbah yang menimbulkan
sensitasi pada kulit, peradangan, maupun menyebabkan iritasi pernapasan, pusing,
dan mengantuk bila terhirup. Contoh limbah ini adalah asam formiat yang
dihasilkan dari industri karet.
2.2.8. Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment)
Limbah dengan karakteristik ini adalah limbah yang dapat menyebabkan
kerusakan pada lingkungan dan ekosistem, misalnya limbah CFC atau
Chlorofluorocarbon yang dihasilkan dari mesin pendingin
5
2.3. Jenis-Jenis Limbah B3
2.3.1 Limbah B3 dari sumber spesifik
Limbah B3 dari sumber spesifik sendiri masih dapat dibagi menjadi 2 jenis,
yakni limbah B3 dari sumber spesifik umum dan khusus.
Sama halnya dengan limbah B3 dari sumber spesifik, limbah jenis ini juga
berasal dari aktivitas industri. Hanya saja, limbah jenis ini bukan berasal dari
kegiatan utama industri melainkan dari kegiatan sampingannya seperti kegiatan
pemeliharaan alat, pencucian, pengemasan, pelarutan kerak dan sejenisnya.
Selain itu, limbah B3 yang tidak jelas sumbernya dan belum diketahui
secara pasti kandungan racun di dalamnya juga bisa dimasukkan ke dalam jenis
limbah B3 dari sumber tidak spesifik.
6
2.3.3 Limbah B3 dari bahan yang Sudah Kadaluwarsa, Tumpah dan Bekas
Kemasan B3
Limbah disebut juga limbah rumah tangga atau limbah domestik. Limbah
rumah tangga merupakan limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, air
cucian, dan kotoran manusia. Limbah domesti terbagi menjadi 2 yaitu:
a) Limbah cair domestik yang berasal dari air cucian.
Misal: sabun deterjen, minyak dan pestisida.
b) Limbah cair domestik yang berasal dari kakus.
Misal: sabun, shampo, kotoran manusia, dan air seni.
7
Yaitu limbah yang berasal dari industri atau usaha kecil yang mencemari
lingkungan. Limbah industri pangan mengandung karbohidrat, protein
lemak, garam-garam, mineral, dan sisa bahan kimia yang digunakan
selama proses pengolahan dan pembersihan. Contohnya limbah yang
berasal dari industri tahu, tempe, dan pengolahan ikan.
Limbah industri kimia memerlukan air dalam jumlah besar baik untuk
prosesnya maupun untuk pencucian peralatan-peralatan yang digunakan
selama proses berlangsung. Sehingga limbah cair yang dihasilkan dalam
industri kimia otomatis besar. Selain limbah cair dihasilkan, limbah
padat yang berupa endapan (CaSO4) dan gas buangan (uap alkohol).
Limbah tersebut tergolong limbah B3 (Bahan Beracun Berbahaya).
8
2.4.4 Limbah Pertambangan
Limbah yang berasal dari dunia kesehatan medis mieip dengan sampah
domestik pada umumnya. Obat-obatan dan beberapa zat kimia adalah
contoh limbah medis. Tetapi ada beberapa jenis limbah medis yang
memerlukan penanganan secara khusus, dan memerlukan biaya yang cukup
mahal. Misalnya limbah yang berpotensi untuk menimbulkan penularan
penyakit, maka perlu cara khusus untuk mengatasinya yaitu dengan non-
insinerator sehingga mampu mendisinfeksi limbah medis.
9
o mereduksi volume dengan mengurangi kandungan air dalam lumpur
o mendestruksi organisme patogen
o memanfaatkan hasil samping proses chemical conditioningyang masih
memiliki nilai ekonomi seperti gas methane yang dihasilkan pada
proses digestion
o mengkondisikan agar lumpur yang dilepas ke lingkungan dalam keadaan
aman dan dapat diterima lingkungan
1. Concentration thickening
Tahapan ini bertujuan untuk mengurangi volume lumpur yang
akan diolah dengan cara meningkatkan kandungan padatan. Alat yang
umumnya digunakan pada tahapan ini ialah gravity thickener dan solid
bowl centrifuge. Tahapan ini pada dasarnya merupakan tahapan awal
sebelum limbah dikurangi kadar airnya pada tahapan de-watering
selanjutnya. Walaupun tidak sepopuler gravity thickener dan centrifuge,
beberapa unit pengolahan limbah menggunakan proses flotation pada
tahapan awal ini.
2. Treatment, stabilization, and conditioning
Tahapan kedua ini bertujuan untuk menstabilkan senyawa
organik dan menghancurkan patogen. Proses stabilisasi dapat dilakukan
melalui proses pengkondisian secara kimia, fisika, dan biologi.
Pengkondisian secara kimia berlangsung dengan adanya proses
pembentukan ikatan bahan-bahan kimia dengan partikel koloid.
Pengkondisian secara fisika berlangsung dengan jalan memisahkan
bahan-bahan kimia dan koloid dengan cara pencucian dan destruksi.
Pengkondisian secara biologi berlangsung dengan adanya proses
destruksi dengan bantuan enzim dan reaksi oksidasi. Proses-proses yang
terlibat pada tahapan ini ialahlagooning, anaerobic digestion, aerobic
digestion, heat treatment,polyelectrolite flocculation, chemical
conditioning, dan elutriation.
3. De-watering and drying De-watering and drying
10
bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi kandungan air
dan sekaligus mengurangi volume lumpur. Proses yang terlibat pada
tahapan ini umumnya ialah pengeringan dan filtrasi. Alat yang biasa
digunakan adalah drying bed, filter press, centrifuge, vacuum filter,
dan belt press.
4. Disposal
Disposal ialah proses pembuangan akhir limbah B3. Beberapa
proses yang terjadi sebelum limbah B3 dibuang ialah pyrolysis,wet air
oxidation, dan composting. Tempat pembuangan akhir limbah B3
umumnya ialah sanitary landfill, crop land, atauinjection well.
2.5.2 Solidification/Stabilization
11
6. Detoxification, yaitu proses mengubah suatu senyawa beracun menjadi
senyawa lain yang tingkat toksisitasnya lebih rendah atau bahkan hilang
sama sekali
2.5.3 Incineration
12
2.6. Dampak Limbah B3
Dibandingkan limbah lainnya, limbah B3 (Bahan Beracun dan
Berbahaya) adalah limbah yang membutuhkan campur tangan para ahli dan jasa
pengolahan limbah B3. Industri maupun rumah tangga dapat berkontribusi
limbah beracun ini. Karena sifatnya yang berbahaya, limbah ini berdampak
buruk terhadap lingkungan hidup bila dibiarkan.
Sayangnya, limbah jenis ini masih menjadi masalah karena sedikitnya jasa
pengolahan limbah B3 yang bisa diakses. Sehingga, efek buruk dari limbah B3
juga akan merugikan lingkungan hidup, termasuk manusia pada akhirnya.
Berikut ini beberapa dampak negatifnya.
Manusia memang dapat mengeluarkan zat toksin secara natural, namun
racun dari limbah B3 lebih lambat dikeluarkan. Pengaruh limbah B3
pada manusia memiliki dua kategori, yaitu efek akut dan efek kronis.
Efek akut menimbulkan kerusakan susunan syaraf, sistem pencernaan,
kardiovaskuler, dan pernafasan, serta penyakit kulit bahkan kematian.
Sedangkan efek kronis menimbulkan efek pemicu kanker, mutasi sel
tubuh, cacat bawaan, serta kerusakan sistem reproduksi.
Limbah B3 tersebut juga dapat merusak atau mengganggu sistem
pernafasan dan pencernaan. Jaringan paru-paru akan mengalami
kerusakan berat, dan makanan yang terkontaminasi limbah menyebabkan
kerusakan hati.
Kurangnya jasa pengolahan limbah B3 juga akan berefek pada janin dan
pertumbuhan bayi. Hal ini diturunkan dari ibu yang mempunyai kadar
racun yang sudah menembus plasenta. Para bayi yang memiliki
kandungan racun limbah dapat menderita tuli, kebutaan, kerusakan otak
yang berujung retardasi mental atau celebral palsy.
Jasa pengolahan limbah B3 sangat dibutuhkan supaya dampak buruk
tersebut semakin berkurang. Tiga metode pengolahan paling populer
adalah chemical conditioning, solidification/stabilization, dan incineration.
Chemical conditioning bertujuan untuk membuat senyawa-senyawa stabil,
menghancurkan organisme patogen, memanfaatkan hal-hal yang memiliki nilai
13
ekonomi dari proses pengolahan ini, serta mengkondisikan lumpur supaya tidak
berbahaya saat dilepaskan ke lingkungan.
Sedangkan pengolahan limbah B3 dengan cara solidification/stabilization
adalah proses pencampuran limbah dengan bahan aditif untuk mengurangi kadar
racun limbah dan menurunkan laju migrasi bahan pencemar. Solidification
adalah proses pemadatan zat/senyawa berbahaya dengan bahan aditif dan
berkaitan dengan proses stabilisasi.
Salah satu proses yang dapat ditemukan di jasa pengolahan limbah B3
adalah incineration atau teknologi pembakaran. Proses ini mengurangi volume
hingga sekitar 90% dan massa hingga 75%. Pada dasarnya, teknologi ini
merubah limbah menjadi gas.
Dampak positif dari limbah B3 adalah komponen limbah B3 yang dapat
dihancurkan dengan cepat dan tidak memakan banyak lahan.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Limbah B3 adalah setiap bahan sisa suatu kegiatan proses produksi yang
mengandung bahan berbahaya dan beracun B3 ) karena sifat serta konsentrasi atau
jumlahnya yang baik secara langsung atau tidak langsung dapat
merusak,mencemarkan lingkungan atau membahayakan kesehatan manusia. Tujuan
pengelolaan B3 adalah untuk mencegah dan
menanggulangi pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan
oleh limbah B3 serta
melakukan pemulihan kualitas lingkungan yang sudah tercemar sehingga sesuai
dengan fungsinya kembali.
3.2 Saran
Limbah harus diolah dengan baik agar tidak berdampak buruk bagi lingkungan
15
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2017,11 Juli,Limbah B3 Ternyata Ada Tiga Jenis,Ini Pengelompokkannya.
Dikutip pada 06 November 201 dari : https://wastecinternational.com/limbah-
b3-limbah-beracun-dan-berbahaya.html
Adji Adji,Arya.Tanpa tahun. Pengertian B3. Dikutip pada 06 november 201 dari :
https://www.academia.edu/36763217/Pengertian_B3
16