Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


LIMBAH B3

KELOMPOK III
Nama Anggota :
1. Shieren Shaziya
2. Elsa Maharani Lakapu
3. Hutri A. Ide Riwu
4. Ragil J. Saubaki
5. Nada Yana Tapatab
6. Putri S. Oematan
7. Sinta R.M. Landunuha
8. Maria P.M.C.N. Hayon
9. Tino A. Alunat
10. Vernika D. Beda
Kelas : I A
PRODI FARMASI
POLTEKKES KEMENKES KUPANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya, penulisan makalah K3 tentang limbah B3 ini dapat diselesaikan dengan baik.

Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Lely Adel V. Kapitan, S. Pd., S. Farm.,
Apt., M. Kes. selaku dosen pembimbing K3 prodi farmasi Poltekkes Kemenkes Kupang yang
sudah memberikan tugas ini kepada kami. Terima kasih juga kami ucapkan kepada pihak-
pihak yang dengan caranya sendiri telah membantu kami dalam menyelesaikan penulisan
makalah ini.

Makalah ini disusun dengan maksud agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami
mengenai limbah B3. Kami selaku penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna dan
juga bermanfaat serta menambah wawasan pengetahuan kita semua.

Sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah yang sederhana ini dapat dengan mudah dimengerti dan dapat dipahami
maknanya. Kami selaku penulis meminta maaf apabila ada kesalahan kata dalam penulisan
makalah ini, serta apabila ada kalimat yang kurang berkenan dihati pembaca.

KUPANG,10 NOVEMBER 2019

PENULIS

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

1.1. Latar belakang ................................................................................................................. 1

1.2. Rumusan masalah ........................................................................................................... 2

1.3. Tujuan penulisan ............................................................................................................. 2

BAB II ISI .................................................................................................................................. 3

2.1. Pengertian Limbah B3 ..................................................................................................... 3

2.2. Sifat-Sifat Limbah B3 ..................................................................................................... 4

2.3. Jenis-Jenis Limbah B3 .................................................................................................... 6

2.4. Sumber-Sumber Limbah B3............................................................................................ 7

2.5. Penanganan Limbah B3 .................................................................................................. 9

2.6. Dampak Limbah B3 ...................................................................................................... 13

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 15

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 15

3.2 Saran .............................................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Akhir-akhir ini makin banyak limbah-limbah dari pabrik, rumah tangga,
perusahaan, kantor-kantor, sekolah dan sebagainya yang berupa cair, padat bahkan
berupa zat gas dan semuanya itu berbahaya bagi kehidupan kita. Tetapi ada limbah
yang lebih berbahaya lagi yang disebut dengan limbah B3 (bahan berbahaya dan
beracun). Hal tersebut sebenarnya bukan merupakan masalah kecil dan sepele,
karena apabila limbah Bahan Berbahaya dan Beracun(B3) tersebut dibiarkan
ataupun dianggap sepele penanganannya, atau bahkan melakukan penanganan yang
salah dalam menanganani limbah B3 tersebut, maka dampak dari Limbah Bahan
Berbahaya dan beracun tersebut akan semakin meluas, bahkan dampaknyapun akan
sangat dirasakan bagi lingkungan sekitar kita, dan tentu saja dampak tersebut akan
menjurus pada kehidupan makhluk hidup baik dampak yang akan dirasakan dalam
jangka pendek ataupun dampak yang akan dirasakan dalam jangka panjang dimasa
yang akan datang.

Kita tidak akan tahu seberapa parah kelak dampak tersebut akan terjadi,namun
seperti kata pepatah”Lebih Baik Mencegah Daripada Mengobati”, hal tersebut
menjadi salah satu aspek pendorong bagi kita semua agar lebih berupaya mencegah
dampak dari limbah Bahan Berbahaya dan Beracun tersebut, ketimbang
menyaksikan dampak dari limbah B3 tersebut telah terjadi dihadapan kita, dan kita
semakin sulit untuk menanggulanginya

Secara garis besar,hal tersebut menjadi salah satu patokan bagi kita,bahwa segala
sesuatu yang terjadi merupakan tanggung jawab kita bersama untuk
menanggulanginya,khususnya pada masalah limbah Bahan Berbahaya dan(B3)
Beracun tersebut. Maka dari itu penulis mengangkat topic ini untuk diketahui lebih
lanjut tentang masalah B3 tersebut.

1
1.2 . Rumusan masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan limbah B3 ?
1.2.2 Apa saja sifat sifat limbah B3 ?
1.2.3 Apa saja jenis jenis limbah B3 ?
1.2.4 Apa saja sumber sumber limbah B3?
1.2.5 Bagaimana penanganan limba B3 ?
1.2.6 Apa saja dampak dari limbah B3 ?

1.3. Tujuan penulisan


Makalah ini bertujuan untuk :
1.1.1 Mengetahui arti dari limbah B3
1.1.2 Mengetahui sifatr sifat limbah B3
1.1.3 Mengetahui jenis jenis limbah B3
1.1.4 Mengetahui sumber sumber dari limbah B3
1.1.5 Mengetahui cara penanganan limbah B3
1.1.6 Mengetahui dampak dari limbah B3

2
BAB II
ISI
2.1. Pengertian Limbah B3
Pengertian limbah B3 adalah setiap bahan sisa suatu kegiatan proses
produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun B3 ) karena sifat serta
konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung atau tidak langsung dapat
merusak,mencemarkan lingkungan atau membahayakan kesehatan manusia.

Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah


Bahan Berbahaya dan Beracun mendefinisikan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
sebagai zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan
dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.

Bahan-bahan tersebut selanjutnya dapat diklasifikasikan dalam kelompok-


kelompok bahan yang bersifat:
1. mudah meledak (explosive);
2. pengoksidasi (oxidizing);
3. sangat mudah sekali menyala (extremely flammable);
4. sangat mudah menyala (highly flammable);
5. mudah menyala (flammable);
6. amat sangat beracun (extremely toxic);
7. sangat beracun (highly toxic);
8. beracun (moderately toxic);
9. berbahaya (harmful);
10. korosif (corrosive);
11. bersifat iritasi (irritant);
12. berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment);
13. karsinogenik (carcinogenic);
14. teratogenik (teratogenic);
15. mutagenik (mutagenic).

3
2.2. Sifat-Sifat Limbah B3
Suatu limbah tergolong sebagai bahan berbahaya dan beracun jika ia memiliki
sifat-sifat tertentu, di antaranya mudah meledak, mudah teroksidasi, mudah
menyala, mengandung racun, bersifat korosifmenyebabkan iritasi, atau
menimbulkan gejala-gejala kesehatan seperti karsinogenik, mutagenik, dan lain
sebagainya.

2.2.1. Mudah meledak (explosive)


Limbah mudah meledak adalah limbah yang pada suhu dan tekanan standar
dapat meledak karena dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi
lewat reaksi fisika atau kimia sederhana. Limbah ini sangat berbahaya baik saat
penanganannya, pengangkutan, hingga pembuangannya karena bisa
menyebabkan ledakan besar tanpa diduga-duga. Adapun contoh limbah B3
dengan sifat mudah meledak misalnya limbah bahan eksplosif dan limbah
laboratorium seperti asam prikat.
2.2.2. Pengoksidasi (oxidizing)
Limbah pengoksidasi adalah limbah yang dapat melepaskan panas karena
teroksidasi sehingga menimbulkan api saat bereaksi dengan bahan lainnya.
Limbah ini jika tidak ditangani dengan serius dapat menyebabkan kebakaran
besar pada ekosistem. Contoh limbah b3 dengan sifat pengoksidasi misalnya
kaporit.
2.2.3. Mudah menyala (flammable)
Limbah yang memiliki sifat mudah sekali menyala adalah limbah yang dapat
terbakar karena kontak dengan udara, nyala api, air, atau bahan lainnya meski
dalam suhu dan tekanan standar. Contoh limbah B3 yang mudah menyala
misalnya pelarut benzena, pelarut toluena atau pelarut aseton yang berasal dari
industri cat, tinta, pembersihan logam, dan laboratorium kimia.
2.2.4. Beracun (moderately toxic)
Limbah beracun adalah limbah yang memiliki atau mengandung zat yang bersifat
racun bagi manusia atau hewan, sehingga menyebabkan keracunan, sakit, atau
kematian baik melalui kontak pernafasan, kulit, maupun mulut. Contoh limbah
b3 ini adalah limbah pertanian seperti buangan pestisida.

4
2.2.5. Berbahaya (harmful)
Limbah berbahaya adalah limbah yang baik dalam fase padat, cair maupun gas
yang dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu
melalui kontak inhalasi ataupun oral.
2.2.6. Korosif (corrosive)
Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang memiliki ciri dapat
menyebabkan iritasi pada kulit, menyebabkan pengkaratan pada baja, mempunyai
pH ≥ 2 (bila bersifat asam) dan pH ≥ 12,5 (bila bersifat basa). Contoh limbah B3
dengan ciri korosif misalnya, sisa asam sulfat yang digunakan dalam industri baja,
limbah asam dari baterai dan accu, serta limbah pembersih sodium hidroksida
pada industri logam.
2.2.7. Bersifat iritasi (irritant)
Limbah yang dapat menyebabkan iritasi adalah limbah yang menimbulkan
sensitasi pada kulit, peradangan, maupun menyebabkan iritasi pernapasan, pusing,
dan mengantuk bila terhirup. Contoh limbah ini adalah asam formiat yang
dihasilkan dari industri karet.
2.2.8. Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment)
Limbah dengan karakteristik ini adalah limbah yang dapat menyebabkan
kerusakan pada lingkungan dan ekosistem, misalnya limbah CFC atau
Chlorofluorocarbon yang dihasilkan dari mesin pendingin

2.2.9. Karsinogenik (carcinogenic), Teratogenik (teratogenic), Mutagenik


(mutagenic)
Limbah karsinogenik adalah limbah yang dapat menyebabkan timbulnya sel
kanker, teratogenik adalah limbah yang mempengaruhi pembentukan embrio,
sedangkan limbah mutagenik adalah limbah yang dapat menyebabkan perubahan
kromosom.

5
2.3. Jenis-Jenis Limbah B3
2.3.1 Limbah B3 dari sumber spesifik

Segala macam limbah berbahaya yang berasal dari kegiatan utama


industri dapat dikategorikan sebagai jenis limbah B3 dari sumber spesifik.
Contoh dari limbah jenis ini di antaranya adalah pelarut terhalogensi seperti
klorobenzena dan metilen klorida, pelarut yang tak terhalogensi seperti toluena,
aseton dan nitrobenzema, asam atau basa seperti natrium hidroksida, asal sulfat
dan asam fostat serta limbah yang tidak spesifik seperti aki bekas dan limbah
laboratorium.

Limbah B3 dari sumber spesifik sendiri masih dapat dibagi menjadi 2 jenis,
yakni limbah B3 dari sumber spesifik umum dan khusus.

Untuk limbah B3 dari sumber spesifik umum, beberapa contohnya adalah


katalis bekas dan limbah karbon aktif dari pabrik pupuk, residu proses produksi
dan abu insinerator dari pabrik pestisida serta residu dasar tangki dan sludge dari
proses produksi kilang minyak bumi.

Sedangkan untuk limbah B3 dari sumber spesifik khusus beberapa contohnya


meliputi slag nikel, copper slag, slag timah putih dan sludge IPAL.

2.3.2 Limbah B3 dari Sumber tidak Spesifik

Sama halnya dengan limbah B3 dari sumber spesifik, limbah jenis ini juga
berasal dari aktivitas industri. Hanya saja, limbah jenis ini bukan berasal dari
kegiatan utama industri melainkan dari kegiatan sampingannya seperti kegiatan
pemeliharaan alat, pencucian, pengemasan, pelarutan kerak dan sejenisnya.

Selain itu, limbah B3 yang tidak jelas sumbernya dan belum diketahui
secara pasti kandungan racun di dalamnya juga bisa dimasukkan ke dalam jenis
limbah B3 dari sumber tidak spesifik.

6
2.3.3 Limbah B3 dari bahan yang Sudah Kadaluwarsa, Tumpah dan Bekas
Kemasan B3

Sebagai informasi, limbah B3 juga memiliki masa kadaluwarsanya


sendiri. Limbah yang sudah kadaluwarsa ini pun tidak kalah berbahaya. Namun
karena memiliki karakter yang berbeda, limbah jenis ini dipisahkan ke dalam
kategori sendiri.

Limbah B3 yang tumpah dan bekas kemasan limbah B3 masuk ke dalam


jenis limbah yang satu ini. Beberapa contoh limbah lain yang juga masuk ke
dalam jenis ini di antaranya adalah tembaga sianida, karbon disulfida, barium
sianida, endrin dan gas fluor.

Meski banyak dari limbah B3 yang berasal dari kegiatan industri,


beberapa limbah B3 juga ada yang berasal dari kegiatan rumah tangga.
Misalnya saja seperti bekas pengharum ruangan, deterjen pakaian dan pemutih
pakaian. Hanya saja, pengelolaan limbah B3 industri memang lebih rumit,
terlebih mengingat kuantitasnya yang tidak sedikit.

2.4. Sumber-Sumber Limbah B3


2.4.1 Limbah Pemukiman

Limbah disebut juga limbah rumah tangga atau limbah domestik. Limbah
rumah tangga merupakan limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, air
cucian, dan kotoran manusia. Limbah domesti terbagi menjadi 2 yaitu:
a) Limbah cair domestik yang berasal dari air cucian.
Misal: sabun deterjen, minyak dan pestisida.
b) Limbah cair domestik yang berasal dari kakus.
Misal: sabun, shampo, kotoran manusia, dan air seni.

2.4.2 Limbah Industri

Limbah industri meliputi:

a) Limbah industri pangan

7
Yaitu limbah yang berasal dari industri atau usaha kecil yang mencemari
lingkungan. Limbah industri pangan mengandung karbohidrat, protein
lemak, garam-garam, mineral, dan sisa bahan kimia yang digunakan
selama proses pengolahan dan pembersihan. Contohnya limbah yang
berasal dari industri tahu, tempe, dan pengolahan ikan.

b) Limbah industri kimia dan bahan bangunan

Limbah industri kimia memerlukan air dalam jumlah besar baik untuk
prosesnya maupun untuk pencucian peralatan-peralatan yang digunakan
selama proses berlangsung. Sehingga limbah cair yang dihasilkan dalam
industri kimia otomatis besar. Selain limbah cair dihasilkan, limbah
padat yang berupa endapan (CaSO4) dan gas buangan (uap alkohol).
Limbah tersebut tergolong limbah B3 (Bahan Beracun Berbahaya).

c) Limbah Industri logam dan elektronika

Industri logam misalnya pada industri baja, tidak menggunakan zat-zat


kimia yang limbahnya berbahaya bagi kesehatan. Tetapi proses-proses
dalam industri logam dan elektronika mengakibatkan timbulnya limbah.

2.4.3 Limbah Pertanian

Limbah pertanian terutama berasal dari kegiatan pemupukan dan


pemberantasan hama.Pemupukan seharusnya berfungsi untuk menyuburkan
tanah. Tetapi, penggunaan pupuk yang berlebihan mengakibatkan
pertumbuhan gulma yang semakin cepat.

Pestisida merupakan bahan-bahan beracun yang digunakan untuk


membunuh makhluk hidup yang mengganggu pertumbuhan tanaman.
Pemberian pestisida mengakibatkan terakumulasinya sayuran dan buah yang
dapat membahayakan pengkonsumsinya. Karena pestiida madalah bahan
beracun maka dalam penggunaannya harus dengan hati-hati. Harus
diperhatikan petunjuk penggunaanya yang tercantum pada label.

8
2.4.4 Limbah Pertambangan

Pada proses penambangan misalnya pada pertambangan emas dan perak,


diperlukan air raksa atau mercury untuk memisahkan logam emas dan perak
dari batu0batuan dan tanah. Pada proses tersebut dihasilkan limbah logam
berat cair. Dalam jumlah yang relatif kecil belum terliha dampak negatifnya.
Tetapi jika jumlahnya cukup besar mulai nampak pengaruh negatif bagi
tubuh.

2.4.5 Limbah Pariwisata

Kegiatan wisata menimbulkan limbah yang berasal dai sarana


transportasi yang membuang limbah ke udara, dan adanya tumpahan
minyak dan oli yang dibuang oleh kapal atau perahu motor didaerah wisata
bahari.

2.4.6 Limbah Medis

Limbah yang berasal dari dunia kesehatan medis mieip dengan sampah
domestik pada umumnya. Obat-obatan dan beberapa zat kimia adalah
contoh limbah medis. Tetapi ada beberapa jenis limbah medis yang
memerlukan penanganan secara khusus, dan memerlukan biaya yang cukup
mahal. Misalnya limbah yang berpotensi untuk menimbulkan penularan
penyakit, maka perlu cara khusus untuk mengatasinya yaitu dengan non-
insinerator sehingga mampu mendisinfeksi limbah medis.

2.5. Penanganan Limbah B3


Penanganan limbah B3 dapat dilakukan dengan cara melakukan pengolahan pada
limbah B3 dengan tiga metode

2.1.5 Chemical Conditioning

Salah satu teknologi pengolahan limbah B3 ialah chemical conditioning. Tujuan


utama dari chemical conditioning ialah:

o menstabilkan senyawa-senyawa organik yang terkandung di dalam


lumpur

9
o mereduksi volume dengan mengurangi kandungan air dalam lumpur
o mendestruksi organisme patogen
o memanfaatkan hasil samping proses chemical conditioningyang masih
memiliki nilai ekonomi seperti gas methane yang dihasilkan pada
proses digestion
o mengkondisikan agar lumpur yang dilepas ke lingkungan dalam keadaan
aman dan dapat diterima lingkungan

Chemical conditioning terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Concentration thickening
Tahapan ini bertujuan untuk mengurangi volume lumpur yang
akan diolah dengan cara meningkatkan kandungan padatan. Alat yang
umumnya digunakan pada tahapan ini ialah gravity thickener dan solid
bowl centrifuge. Tahapan ini pada dasarnya merupakan tahapan awal
sebelum limbah dikurangi kadar airnya pada tahapan de-watering
selanjutnya. Walaupun tidak sepopuler gravity thickener dan centrifuge,
beberapa unit pengolahan limbah menggunakan proses flotation pada
tahapan awal ini.
2. Treatment, stabilization, and conditioning
Tahapan kedua ini bertujuan untuk menstabilkan senyawa
organik dan menghancurkan patogen. Proses stabilisasi dapat dilakukan
melalui proses pengkondisian secara kimia, fisika, dan biologi.
Pengkondisian secara kimia berlangsung dengan adanya proses
pembentukan ikatan bahan-bahan kimia dengan partikel koloid.
Pengkondisian secara fisika berlangsung dengan jalan memisahkan
bahan-bahan kimia dan koloid dengan cara pencucian dan destruksi.
Pengkondisian secara biologi berlangsung dengan adanya proses
destruksi dengan bantuan enzim dan reaksi oksidasi. Proses-proses yang
terlibat pada tahapan ini ialahlagooning, anaerobic digestion, aerobic
digestion, heat treatment,polyelectrolite flocculation, chemical
conditioning, dan elutriation.
3. De-watering and drying De-watering and drying

10
bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi kandungan air
dan sekaligus mengurangi volume lumpur. Proses yang terlibat pada
tahapan ini umumnya ialah pengeringan dan filtrasi. Alat yang biasa
digunakan adalah drying bed, filter press, centrifuge, vacuum filter,
dan belt press.
4. Disposal
Disposal ialah proses pembuangan akhir limbah B3. Beberapa
proses yang terjadi sebelum limbah B3 dibuang ialah pyrolysis,wet air
oxidation, dan composting. Tempat pembuangan akhir limbah B3
umumnya ialah sanitary landfill, crop land, atauinjection well.

2.5.2 Solidification/Stabilization

Di samping chemical conditiong, teknologi solidification/stabilization


juga dapat diterapkan untuk mengolah limbah B3. Secara umum stabilisasi
dapat didefinisikan sebagai proses pencapuran limbah dengan bahan
tambahan (aditif) dengan tujuan menurunkan laju migrasi bahan pencemar
dari limbah serta untuk mengurangi toksisitas limbah tersebut. Sedangkan
solidifikasi didefinisikan sebagai proses pemadatan suatu bahan berbahaya
dengan penambahan aditif. Kedua proses tersebut seringkali terkait sehingga
sering dianggap mempunyai arti yang sama. Proses solidifikasi/stabilisasi
berdasarkan mekanismenya dapat dibagi menjadi 6 golongan, yaitu:

1. Macroencapsulation, yaitu proses dimana bahan berbahaya dalam limbah


dibungkus dalam matriks struktur yang besar
2. Microencapsulation, yaitu proses yang mirip macroencapsulation tetapi
bahan pencemar terbungkus secara fisik dalam struktur kristal pada tingkat
mikroskopik
3. Precipitation
4. Adsorpsi, yaitu proses dimana bahan pencemar diikat secara elektrokimia
pada bahan pemadat melalui mekanisme adsorpsi.
5. Absorbsi, yaitu proses solidifikasi bahan pencemar dengan menyerapkannya
ke bahan padat

11
6. Detoxification, yaitu proses mengubah suatu senyawa beracun menjadi
senyawa lain yang tingkat toksisitasnya lebih rendah atau bahkan hilang
sama sekali

Teknologi solidikasi/stabilisasi umumnya menggunakan semen, kapur


(CaOH2), dan bahan termoplastik. Metoda yang diterapkan di lapangan ialah
metoda in-drum mixing, in-situ mixing, danplant mixing. Peraturan mengenai
solidifikasi/stabilitasi diatur oleh BAPEDAL berdasarkan Kep-
03/BAPEDAL/09/1995 dan Kep-04/BAPEDAL/09/1995.

2.5.3 Incineration

Teknologi pembakaran (incineration ) adalah alternatif yang menarik


dalam teknologi pengolahan limbah. Insinerasi mengurangi volume dan massa
limbah hingga sekitar 90% (volume) dan 75% (berat). Teknologi ini
sebenarnya bukan solusi final dari sistem pengolahan limbah padat karena pada
dasarnya hanya memindahkan limbah dari bentuk padat yang kasat mata ke
bentuk gas yang tidak kasat mata. Proses insinerasi menghasilkan energi dalam
bentuk panas. Namun, insinerasi memiliki beberapa kelebihan di mana
sebagian besar dari komponen limbah B3 dapat dihancurkan dan limbah
berkurang dengan cepat. Selain itu, insinerasi memerlukan lahan yang relatif
kecil.

Aspek penting dalam sistem insinerasi adalah nilai kandungan energi


(heating value) limbah. Selain menentukan kemampuan dalam
mempertahankan berlangsungnya proses pembakaran, heating value juga
menentukan banyaknya energi yang dapat diperoleh dari sistem insinerasi.
Jenis insinerator yang paling umum diterapkan untuk membakar limbah padat
B3 ialah rotary kiln, multiple hearth, fluidized bed, open pit, single
chamber, multiple chamber, aqueous waste injection, dan starved air unit. Dari
semua jenis insinerator tersebut, rotary kiln mempunyai kelebihan karena alat
tersebut dapat mengolah limbah padat, cair, dan gas secara simultan.

12
2.6. Dampak Limbah B3
Dibandingkan limbah lainnya, limbah B3 (Bahan Beracun dan
Berbahaya) adalah limbah yang membutuhkan campur tangan para ahli dan jasa
pengolahan limbah B3. Industri maupun rumah tangga dapat berkontribusi
limbah beracun ini. Karena sifatnya yang berbahaya, limbah ini berdampak
buruk terhadap lingkungan hidup bila dibiarkan.
Sayangnya, limbah jenis ini masih menjadi masalah karena sedikitnya jasa
pengolahan limbah B3 yang bisa diakses. Sehingga, efek buruk dari limbah B3
juga akan merugikan lingkungan hidup, termasuk manusia pada akhirnya.
Berikut ini beberapa dampak negatifnya.
 Manusia memang dapat mengeluarkan zat toksin secara natural, namun
racun dari limbah B3 lebih lambat dikeluarkan. Pengaruh limbah B3
pada manusia memiliki dua kategori, yaitu efek akut dan efek kronis.
 Efek akut menimbulkan kerusakan susunan syaraf, sistem pencernaan,
kardiovaskuler, dan pernafasan, serta penyakit kulit bahkan kematian.
Sedangkan efek kronis menimbulkan efek pemicu kanker, mutasi sel
tubuh, cacat bawaan, serta kerusakan sistem reproduksi.
 Limbah B3 tersebut juga dapat merusak atau mengganggu sistem
pernafasan dan pencernaan. Jaringan paru-paru akan mengalami
kerusakan berat, dan makanan yang terkontaminasi limbah menyebabkan
kerusakan hati.
 Kurangnya jasa pengolahan limbah B3 juga akan berefek pada janin dan
pertumbuhan bayi. Hal ini diturunkan dari ibu yang mempunyai kadar
racun yang sudah menembus plasenta. Para bayi yang memiliki
kandungan racun limbah dapat menderita tuli, kebutaan, kerusakan otak
yang berujung retardasi mental atau celebral palsy.
Jasa pengolahan limbah B3 sangat dibutuhkan supaya dampak buruk
tersebut semakin berkurang. Tiga metode pengolahan paling populer
adalah chemical conditioning, solidification/stabilization, dan incineration.
Chemical conditioning bertujuan untuk membuat senyawa-senyawa stabil,
menghancurkan organisme patogen, memanfaatkan hal-hal yang memiliki nilai

13
ekonomi dari proses pengolahan ini, serta mengkondisikan lumpur supaya tidak
berbahaya saat dilepaskan ke lingkungan.
Sedangkan pengolahan limbah B3 dengan cara solidification/stabilization
adalah proses pencampuran limbah dengan bahan aditif untuk mengurangi kadar
racun limbah dan menurunkan laju migrasi bahan pencemar. Solidification
adalah proses pemadatan zat/senyawa berbahaya dengan bahan aditif dan
berkaitan dengan proses stabilisasi.
Salah satu proses yang dapat ditemukan di jasa pengolahan limbah B3
adalah incineration atau teknologi pembakaran. Proses ini mengurangi volume
hingga sekitar 90% dan massa hingga 75%. Pada dasarnya, teknologi ini
merubah limbah menjadi gas.
Dampak positif dari limbah B3 adalah komponen limbah B3 yang dapat
dihancurkan dengan cepat dan tidak memakan banyak lahan.

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Limbah B3 adalah setiap bahan sisa suatu kegiatan proses produksi yang
mengandung bahan berbahaya dan beracun B3 ) karena sifat serta konsentrasi atau
jumlahnya yang baik secara langsung atau tidak langsung dapat
merusak,mencemarkan lingkungan atau membahayakan kesehatan manusia. Tujuan
pengelolaan B3 adalah untuk mencegah dan
menanggulangi pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan
oleh limbah B3 serta
melakukan pemulihan kualitas lingkungan yang sudah tercemar sehingga sesuai
dengan fungsinya kembali.
3.2 Saran
Limbah harus diolah dengan baik agar tidak berdampak buruk bagi lingkungan

15
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2017,11 Juli,Limbah B3 Ternyata Ada Tiga Jenis,Ini Pengelompokkannya.
Dikutip pada 06 November 201 dari : https://wastecinternational.com/limbah-
b3-limbah-beracun-dan-berbahaya.html

Imroatul,Ngulya.Makalah Limbah B3. Dikutip pada 06 November 2019 dari :


https://www.academia.edu/9647190/Makalah_limbah_B3

Zulkifli,Arif.201tujuh belas,sembilan februari, Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun


atau Hazardouz and Toxic. Dikutp pada 06 November 201 dari :
https://bangazul.com/limbah-bahan-berbahaya-dan-beracun-b3/

Agustina,Kiki.Tanpa tahun.Makalah Tentang Limbah B3. Dikutip pada 06 November


2017 dari
https://www.academia.edu/19680364/MAKALAH_TENTANG_LIMBAH_B
3

Adji Adji,Arya.Tanpa tahun. Pengertian B3. Dikutip pada 06 november 201 dari :
https://www.academia.edu/36763217/Pengertian_B3

Fardian,Isra.Tanpa tahun, Dampak Limbah B3 Dan Upaya Pengelolaannya. Dikutip


pada 06 november 2017 dari
https://www.academia.edu/28652602/DAMPAK_LIMBAH_B3_DAN_UPA
YA_PENGELOLAANNYA

16

Anda mungkin juga menyukai