Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS DAN B3

“Permasalahan Limbah B3, Sumber-Sumber Limbah B3

Dan Karakteristik Limbah B3”

Disusun Oleh

Nama : Luthfi Harry Anggoro Jauhary

Nim : 211110013

Dosen Pembimbing

Mukhlis, MT

PROGRAM STUDI D3 SANITASI

JURUSAN JESEHATAN LINGKUNGAN

POLTEKKES KEMENKES PADANG TAHUN AJARAN 2023


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan atas kehadiran Allah yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya. Karena berkat rahmat dan hidayah-Nya saya bisa menyelesaikan makalah
“Pengelolaan Limbah Medis Dan B3”

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengelolaan Limbah Medis Dan B3 “Permasalahan Limbah B3, Sumber-Sumber Limbah B3
Dan Karakteristik Limbah B3”

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Padang, 15 Januari 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah........................................................................................................... 2

C. Tujuan..............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................... 3

1. Pengertian Limbah B3..................................................................................................... 3

2. Sumber- Sumber Limbah B3...........................................................................................3

3. Karakteristik Limbah B3................................................................................................. 5

4. Permasalahan Yang Timbul Akibat Limbah B3.............................................................7

BAB III PENUTUP.................................................................................................................. 9

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, Bahan Berbahaya dan Beracun
yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena
sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung,
dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup
lain. Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3.

Limbah B3 terdiri dari limbah padat, cair dan gas. Limbah padat B3 ini sering disebut
sampah B3. Sampah B3 ini dapat dihasilkan dari aktivitas rumah tangga dan sumber
industri. Jenis sampah rumah tangga yang mengandung B3 dan/atau sampah B3 sering
disebut dengan istilah Sampah B3 Rumah Tangga atau SB3-RT (Iswanto dkk, 2016).
Menurut SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan
Sampah Perkotaan, sampah B3 rumah tangga adalah sampah yang berasal dari
aktivitas rumah tangga, mengandung bahan dan atau bekas kemasan suatu jenis bahan
berbahaya dan atau beracun, karena sifat atau konsentrasinya dan atau jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak dan atau mencemarkan
lingkungan hidup dan atau membahayakan kesehatan manusia. Jenis SB3-RT
umumnya berupa aktivitas dapur, aktivitas kamar mandi, aktivitas garasi dan
pembengkelan, aktivitas ruangan di dalam rumah, aktivitas pertamanan (Riyanto,
2014). Bahan tersebut dapat berasal dari bahan kimia seperti pembersih di rumah
tangga, pelumas kendaraan, obat nyamuk, semprotan nyamuk, sisa obat-obatan,
pewarna rambut, bahan campuran pembuat makanan, makanan kadaluarsa, racun
serangga atau pestisida, pupuk kimia, bola lampu, pecahan kaca, limbah elektronik
serta limbah lainnya yang biasa digunakan masyarakat (Oktriandi, 2016).

Peraturan-peraturan tentang masalah pengelolaan limbah telah banyak dikeluarkan,


karena masalah limbah semakin meningkat dan tersebar luas di semua sector Undang-
undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

3
sebagai pengganti Undang-undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup, menempatkan masalah bahan dan limbah berbahaya sebagai salah
satu perhatian utama, akibat dampaknya terhadap manusia dan lingkungan bila tidak
dikelola secara baik. Penanganan limbah merupakan suatu keharusan guna terjaganya
kesehatan manusia serta lingkungan pada umumnya, namun pengadaan dan
pengoperasian saran pengelolah limbah ternyata masih dianggap memberatkan bagi
sebagian Industri.

B. Rumusan Masalah
1. Apa permasalahan dalam limbah B3
2. Apa saja sumber-sumber limbah B3
3. Bagaimana karakteristik limbah B3

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui permasalahn yang terdapat dalam limbah B3
2. Untuk mengetahui sumber-sumber dari limbah B3
3. Untuk mengetahui karakteristik limba B3

4
BAB II

PEMBAHASAN
1. Pengertian Limbah B3
Bahan Berbahaya dan Beracun atau sering disingkat dengan B3 adalah zat, energi,
dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi dan/atau jumlahnya baik secara
langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan
hidup, membahayakan lingkungan hidup, kesehatan serta kelangsungan hidup manusia
dan makhluk hidup lain. Definisi ini tercantum dalam Undang – Undang RI Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan peraturan –
peraturan lain di bawahnya. Limbah B3 bukan hanya dapat dihasilkan dari kegiatan
industri. Kegiatan rumah tangga juga menghasilkan beberapa limbah jenis ini. Beberapa
contoh limbah B3 yang dihasilkan rumah tangga domestik) di antaranya bekas
pengharum ruangan, pemutih pakaian, deterjen pakaian, pembersih kamar mandi,
pembesih kaca/jendela, pembersih lantai, pengkilat kayu, pembersih oven, pembasmi
serangga, lem perekat, hair spray, dan batu baterai.

2. Sumber- Sumber Limbah B3


a. Limbah B3 Dari Sumber Spesifik
Segala macam limbah berbahaya yang berasal dari kegiatan utama industri dapat
dikategorikan sebagai jenis limbah B3 dari sumber spesifik. Contoh dari limbah jenis
ini di antaranya adalah pelarut terhalogensi seperti klorobenzena dan metilen klorida,
pelarut yang tak terhalogensi seperti toluena, aseton dan nitrobenzema, asam atau
basa seperti natrium hidroksida, asal sulfat dan asam fostat serta limbah yang tidak
spesifik seperti aki bekas dan limbah laboratorium.

b. Limbah B3 Dari Sumber Tidak Spesifik


Limbah dari sumber tidak spesifik yang umumnya bukan berasal dari proses /
kegiatan utama industri, melainkan dari kegiatan lain seperti pemeliharaan dan
pencucian alat, pencegahan korosi, pengemasan, dan pelarutan kerak.
Sama halnya dengan limbah B3 dari sumber spesifik, limbah jenis ini juga berasal
dari aktivitas industri. Hanya saja, limbah jenis ini bukan berasal dari kegiatan utama

5
industri melainkan dari kegiatan sampingannya seperti kegiatan pemeliharaan alat,
pencucian, pengemasan, pelarutan kerak dan sejenisnya.

Limbah B3 dari sumber spesifik sendiri masih dapat dibagi menjadi 2 jenis, yakni
limbah B3 dari sumber spesifik umum dan khusus.Untuk limbah B3 dari sumber
spesifik umum, beberapa contohnya adalah katalis bekas dan limbah karbon aktif dari
pabrik pupuk, residu proses produksi dan abu insinerator dari pabrik pestisida serta
residu dasar tangki dan sludge dari proses produksi kilang minyak bumi.Sedangkan
untuk limbah B3 dari sumber spesifik khusus beberapa contohnya meliputi slag nikel,
copper slag, slag timah putih dan sludge IPAL.

c. Limbah B3 Dari B3 Yang Sudah Kadaluarsa, Tumpah Dan Bekas Kemasan B3


Sebagai informasi, limbah B3 juga memiliki masa kadaluwarsanya sendiri. Limbah
yang sudah kadaluwarsa ini pun tidak kalah berbahaya. Namun karena memiliki
karakter yang berbeda, limbah jenis ini dipisahkan ke dalam kategori sendiri.

Limbah B3 yang tumpah dan bekas kemasan limbah B3 masuk ke dalam jenis limbah
yang satu ini. Beberapa contoh limbah lain yang juga masuk ke dalam jenis ini di
antaranya adalah tembaga sianida, karbon disulfida, barium sianida, endrin dan gas
fluor.

Meski banyak dari limbah B3 yang berasal dari kegiatan industri, beberapa limbah B3
juga ada yang berasal dari kegiatan rumah tangga. Misalnya saja seperti bekas
pengharum ruangan, deterjen pakaian dan pemutih pakaian. Hanya saja, pengelolaan
limbah B3 industri memang lebih rumit, terlebih mengingat kuantitasnya yang tidak
sedikit

3. Karakteristik Limbah B3
Suatu limbah tergolong sebagai bahan berbahaya dan beracun jika ia memiliki sifat-sifat
tertentu, di antaranya mudah meledak, mudah teroksidasi, mudah menyala, mengandung
racun, bersifat korosifmenyebabkan iritasi, atau menimbulkan gejala-gejala kesehatan
seperti karsinogenik, mutagenik, dan lain sebagainya.
a. Mudah meledak (explosive)

6
Limbah mudah meledak adalah limbah yang pada suhu dan tekanan standar dapat
meledak karena dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi lewat reaksi
fisika atau kimia sederhana. Limbah ini sangat berbahaya baik saat penanganannya,
pengangkutan, hingga pembuangannya karena bisa menyebabkan ledakan besar tanpa
diduga-duga. Adapun contoh limbah B3 dengan sifat mudah meledak misalnya
limbah bahan eksplosif dan limbah laboratorium seperti asam prikat.

b. Pengoksidasi (oxidizing)
Limbah pengoksidasi adalah limbah yang dapat melepaskan panas karena teroksidasi
sehingga menimbulkan api saat bereaksi dengan bahan lainnya. Limbah ini jika tidak
ditangani dengan serius dapat menyebabkan kebakaran besar pada ekosistem. Contoh
limbah b3 dengan sifat pengoksidasi misalnya kaporit.

c. Mudah menyala (flammable)


Limbah yang memiliki sifat mudah sekali menyala adalah limbah yang dapat terbakar
karena kontak dengan udara, nyala api, air, atau bahan lainnya meski dalam suhu dan
tekanan standar. Contoh limbah B3 yang mudah menyala misalnya pelarut benzena,
pelarut toluena atau pelarut aseton yang berasal dari industri cat, tinta, pembersihan
logam, dan laboratorium kimia.

d. Beracun (moderately toxic)


Limbah beracun adalah limbah yang memiliki atau mengandung zat yang bersifat
racun bagi manusia atau hewan, sehingga menyebabkan keracunan, sakit, atau
kematian baik melalui kontak pernafasan, kulit, maupun mulut. Contoh limbah B3 ini
adalah limbah pertanian seperti buangan pestisida.

e. Berbahaya (harmful)
Limbah berbahaya adalah limbah yang baik dalam fase padat, cair maupun gas yang
dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu melalui
kontak inhalasi ataupun oral.

f. Korosif (corrosive)
Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang memiliki ciri dapat menyebabkan
iritasi pada kulit, menyebabkan pengkaratan pada baja, mempunyai pH > 2 (bila

7
bersifat asam) dan pH ≥ 12,5 (bila bersifat basa). Contoh limbah B3 dengan ciri
korosif misalnya, sisa asam sulfat yang digunakan dalam industri baja, limbah asam
dari baterai dan accu, serta limbah pembersih sodium hidroksida pada industri logam.

g. Bersifat iritasi
Limbah yang dapat menyebabkan iritasi adalah limbah yang menimbulkan sensitasi
pada kulit, peradangan, maupun menyebabkan iritasi pemapasan, pusing, dan
mengantuk bila terhirup. Contoh limbah ini adalah asam formiat yang dihasilkan dari
industri karet.

h. Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment)


Limbah dengan karakteristik ini adalah limbah yang dapat menyebabkan kerusakan
pada lingkungan dan ekosistem, misalnya limbah CFC atau Chlorofluorocarbon yang
dihasilkan dari mesin pendingin.

i. Karsinogenik (carcinogenic), Teratogenik (teratogenic), Mutagenik


(mutagenic)
Limbah karsinogenik adalah limbah yang dapat menyebabkan timbulnya sel kanker,
teratogenik adalah limbah yang mempengaruhi pembentukan embrio, sedangkan
limbah mutagenik adalah limbah yang dapat menyebabkan perubahan kromosom.

4. Permasalahan Yang Timbul Akibat Limbah B3


Dibandingkan limbah lainnya, limbah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya) adalah
limbah yang membutuhkan campur tangan para ahli dan jasa pengolahan limbah B3.
Industri maupun rumah tangga dapat berkontribusi limbah beracun ini. Karena
sifatnya yang berbahaya, limbah ini berdampak buruk terhadap lingkungan hidup bila
dibiarkan.

Sayangnya, limbah jenis ini masih menjadi masalah karena sedikitnya jasa pengolahan
limbah B3 yang bisa diakses. Sehingga, efek buruk dari limbah B3 juga akan
merugikan lingkungan hidup, termasuk manusia pada akhirnya. Berikut ini beberapa
dampak negatifnya.

8
Manusia memang dapat mengeluarkan zat toksin secara natural, namun racun dari
limbah B3 lebih lambat dikeluarkan. Pengaruh limbah B3 pada manusia memiliki dua
kategori, yaitu efek akut dan efek kronis.

Efek akut menimbulkan kerusakan susunan syaraf, sistem pencernaan, kardiovaskuler,


dan pernafasan, serta penyakit kulit bahkan kematian. Sedangkan efek kronis
menimbulkan efek pemicu kanker, mutasi sel tubuh, cacat bawaan, serta kerusakan
sistem reproduksi.

Limbah B3 tersebut juga dapat merusak atau mengganggu sistem pernafasan dan
pencernaan. Jaringan paru-paru akan mengalami kerusakan berat, dan makanan yang
terkontaminasi limbah menyebabkan kerusakan hati.

Selain itu, kurangnya jasa pengolahan limbah B3 juga akan berefek pada janin dan
pertumbuhan bayi. Hal ini diturunkan dari ibu yang mempunyai kadar racun yang
sudah menembus plasenta. Para bayi yang memiliki kandungan racun limbah dapat
menderita tuli, kebutaan, kerusakan otak yang berujung retardasi mental atau celebral
palsy.

Oleh karena itu, jasa pengolahan limbah B3 sangat dibutuhkan supaya dampak buruk
tersebut semakin berkurang. Tiga metode pengolahan paling populer adalah chemical
conditioning, solidification/stabilization, dan incineration.

Chemical conditioning bertujuan untuk membuat senyawa-senyawa stabil,


menghancurkan organisme patogen, memanfaatkan hal-hal yang memiliki nilai
ekonomi dari proses pengolahan ini, serta mengkondisikan lumpur supaya tidak
berbahaya saat dilepaskan ke lingkungan

Sedangkan pengolahan limbah B3 dengan cara solidification/stabilization adalah


proses pencampuran limbah dengan bahan aditif untuk mengurangi kadar racun
limbah dan menurunkan laju migrasi bahan pencemar. Solidification adalah proses
pemadatan zat/senyawa berbahaya dengan bahan aditif dan berkaitan dengan proses
stabilisasi.

Salah satu proses yang dapat ditemukan di jasa pengolahan limbah B3 adalah
incineration atau teknologi pembakaran. Proses ini mengurangi volume hingga sekitar
90% dan massa hingga 75%. Pada dasarnya, teknologi ini merubah limbah menjadi gas.

9
Kelebihannya adalah komponen limbah B3 yang dapat dihancurkan dengan cepat dan
tidak memakan banyak lahan.

BAB III

PENUTUP

 Dalam pengelolaan limbah B3, identifikasi dan karakteristik limbah B3 adalah hal
yang penting dan mendasar. Banyak hal yang yang sebelumnya perlu diketahui agar
dalam penanggulangan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun tersebut menjadi tepat
dan bukannya malah menambahkan masalah pada limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun tersebut
 Pengaruh limbah B3 terhadap mahluk hidup, khususnya manusia terdiri atas 2
kategori yaitu: (1) efek akut, dan (2) efek kronis. Efek akut dapat menimbulkan akibat
berupa kerusakan susunan syaraf, kerusakan sistem pencernaan, kerusakan sistem
kardio vasculer, kerusakan system pernafasan, kerusakan pada kulit, dan kematian.
 Terdapat banyak metode pengolahan limbah B3 di industri, tiga metode yang paling
populer di antaranya ialah chemical conditioning, solidification/Stabilization, dan
incineration.

10

Anda mungkin juga menyukai