Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS DAN B3

Permasalahan Limbah B3, Sumber-Sumber Limbah B3


Dan Karakteristik Limbah B3

Disusun Oleh
Nama : Sarah Edisti
Nim : 211110032

Dosen Pembimbing
Mukhlis, MT
Dr. Irmawantini, S.Pd, MKM
Afridon, ST, M.Si

PROGRAM STUDI D3 SANITASI


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang maha Esa karena akhirnya penulis bisa
menyelesaikan penulisan makalah mata kuliah Pengelolaan Limbah Medis dan B3 yang berjudul
“Permasalahan-Permasalahan Pengelolaan Limbah B3’

Selain itu penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membimbimbing dalam pembuatan makalah ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Saya
menyadari dengan sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari teman teman makalah “Permasalahan-
Permasalahan Pengelolaan Limbah B3” tidak akan selesai.

Harapan saya, semoga dengan adanya makalah ini bisa memberikan jawaban, terutama
saya mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun dalam penulisan makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, sehingga kritik dan saran para pembaca sangat besar peranannya.

Semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat dan berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun
akademis baik bagi pembaca maupun bagi saya sebagai penulis.

Padang, 14 Januari 2023

Sarah Edisti
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ........................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................... 5
C. Tujuan...................................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 6
1. Sumber- Sumber Limbah B3 ...................................................................................................... 6
2. Karakteristik Limbah B3 ............................................................................................................ 8
3. Permasalahan Yang Timbul Akibat Limbah B3...................................................................... 10
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................ 15
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Limbah merupakan suatu benda yang mengandung zat berbahaya atau tidak
berbahaya bagi kehidupan manusia, hewan, beserta lingkungan dan biasanya hal tersebut
umumnya disebabkan oleh perbuatan manusia. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang
Republik Indonesia No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup, menyebutkan bahwa limbah adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan.
Akhir-akhir ini makin banyak limbah-limbah dari pabrik, rumah tangga, perusahaan,
kantor-kantor, sekolah dan sebagainya yang berupa cair, padat bahkan berupa zat gas dan
semuanya itu berbahaya bagi kehidupan kita. Tetapi ada limbah yang lebih berbahaya lagi
yang disebut dengan limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun). Hal tersebut sebenarnya
bukan merupakan masalah kecil dan sepele, karena apabila limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun(B3) tersebut dibiarkan ataupun dianggap sepele penanganannya, atau bahkan
melakukan penanganan yang salah dalam menanganani limbah B3 tersebut, maka dampak
dari Limbah Bahan Berbahaya dan beracun tersebut akan semakin meluas, bahkan
dampaknyapun akan sangat dirasakan bagi lingkungan sekitar kita, dan tentu saja dampak
tersebut akan menjurus pada kehidupan makhluk hidup baik dampak yang akan dirasakan
dalam jangka pendek ataupun dampak yang akan dirasakan dalam jangka panjang dimasa
yang akan datang.
Kita tidak akan tahu seberapa parah kelak dampak tersebut akan terjadi,namun seperti
kata pepatah”Lebih Baik Mencegah Daripada Mengobati”, hal tersebut menjadi salah satu
aspek pendorong bagi kita semua agar lebih berupaya mencegah dampak dari limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun tersebut, ketimbang menyaksikan dampak dari limbah B3 tersebut
telah terjadi dihadapan kita, dan kita semakin sulit untuk menanggulanginya
Secara garis besar,hal tersebut menjadi salah satu patokan bagi kita,bahwa segala
sesuatu yang terjadi merupakan tanggung jawab kita bersama untuk
menanggulanginya,khususnya pada masalah limbah Bahan Berbahaya dan(B3) Beracun
tersebut. Maka dari itu penulis mengangkat topic ini untuk diketahui lebih lanjut tentang
masalah B3 tersebut.
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian limbah B3


2. Apa saja sumber-sumber limbah B3
3. Bagaimana karakteristik limbah B3
4. Permasalahan yang timbul akibat limbah B3
5. Sumber-sumber limbah medis

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian limbah B3


2. Untuk mengetahui sumber-sumber dari limbah B3
3. Untuk mengetahui karakteristik limba B3
4. Untuk mengetahui permasalahan yang timbul akibat limbah B3
5. Untuk mengetahui Sumber-sumber limbah medis
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Limbah B3

Limbah B3 adalah salah satu unsur yang sudah tak terpakai atau yang berasal dari hasil
pembuangan. Biasanya, limbah ini ditemukan dari hasil industri yang akhir, seperti hasil
pembuangan. Akan tetapi, zat ini tak bisa dibiarkan begitu saja, karena terdapat unsur tertentu
yang berbahaya bagi lingkungan sekitar. Untuk itu, diperlukan proses pengelolaan, termasuk
pada pengendalian limbah dengan bahan beracun dan berbahaya.
limbah B3 dapat diartikan sebagai suatu buangan atau limbah yang sifat dan konsentrasinya
mengandung zat yang beracun dan berbahaya sehingga secara langsung maupun tidak langsung
dapat merusak lingkungan, mengganggu kesehatan, dan mengancam kelangsungan hidup
manusia serta organisme lainya. Limbah B3 bukan hanya dapat dihasilkan dari kegiatan
industri. Kegiatan rumah tangga juga menghasilkan beberapa limbah jenis ini. Beberapa contoh
limbah B3 yang dihasilkan rumah tangga domestik) di antaranya bekas pengharum ruangan,
pemutih pakaian, deterjen pakaian, pembersih kamar mandi, pembesih kaca/jendela, pembersih
lantai, pengkilat kayu, pembersih oven, pembasmi serangga, lem perekat, hair spray, dan batu
baterai.

1. Sumber- Sumber Limbah B3

a. Limbah B3 Dari Sumber Spesifik


Segala macam limbah berbahaya yang berasal dari kegiatan utama industri dapat
dikategorikan sebagai jenis limbah B3 dari sumber spesifik. Contoh dari limbah jenis
ini di antaranya adalah pelarut terhalogensi seperti klorobenzena dan metilen klorida,
pelarut yang tak terhalogensi seperti toluena, aseton dan nitrobenzema, asam atau
basa seperti natrium hidroksida, asal sulfat dan asam fostat serta limbah yang tidak
spesifik seperti aki bekas dan limbah laboratorium.
Limbah B3 dari sumber spesifik sendiri masih dapat dibagi menjadi 2 jenis, yakni
limbah B3 dari sumber spesifik umum dan khusus.Untuk limbah B3 dari sumber
spesifik umum, beberapa contohnya adalah katalis bekas dan limbah karbon aktif
dari pabrik pupuk, residu proses produksi dan abu insinerator dari pabrik pestisida
serta residu dasar tangki dan sludge dari proses produksi kilang minyak
bumi.Sedangkan untuk limbah B3 dari sumber spesifik khusus beberapa contohnya
meliputi slag nikel, copper slag, slag timah putih dan sludge IPAL.
Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dapat diklasifikasikan menjadi:
• Primary sludge, yaitu limbah yang berasal dari tangki sedimentasi pada
pemisahan awal dan banyak mengandung biomassa senyawa organik yang
stabil dan mudah menguap.
• Chemical sludge, yaitu limbah yang dihasilkan dari proses koagulasi dan
flokulasi
• Excess activated sludge, yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan
dengan lumpur aktif sehingga banyak mengandung padatan organik berupa
lumpur dari hasil proses tersebut.
• Digested sludge, yaitu limbah yang berasal dari pengolahan biologi dengan
digested aerobic maupun anaerobic di mana padatan/lumpur yang dihasilkan
cukup stabil dan banyak mengandung padatan organik.

b. Limbah B3 Dari Sumber Tidak Spesifik


Sama halnya dengan limbah B3 dari sumber spesifik, limbah jenis ini juga
berasal dari aktivitas industri. Hanya saja, limbah jenis ini bukan berasal dari
kegiatan utama industri melainkan dari kegiatan sampingannya seperti kegiatan
pemeliharaan alat, pencucian, pengemasan, pelarutan kerak dan sejenisnya.Selain
itu, limbah B3 yang tidak jelas sumbernya dan belum diketahui secara pasti
kandungan racun di dalamnya juga bisa dimasukkan ke dalam jenis limbah B3 dari
sumber tidak spesifik.
c. Limbah B3 Dari B3 Yang Sudah Kadaluarsa, Tumpah Dan Bekas Kemasan B3
Sebagai informasi, limbah B3 juga memiliki masa kadaluwarsanya sendiri.
Limbah yang sudah kadaluwarsa ini pun tidak kalah berbahaya. Namun karena
memiliki karakter yang berbeda, limbah jenis ini dipisahkan ke dalam kategori
sendiri.Limbah B3 yang tumpah dan bekas kemasan limbah B3 masuk ke dalam jenis
limbah yang satu ini. Beberapa contoh limbah lain yang juga masuk ke dalam jenis
ini di antaranya adalah tembaga sianida, karbon disulfida, barium sianida, endrin dan
gas fluor.Meski banyak dari limbah B3 yang berasal dari kegiatan industri, beberapa
limbah B3 juga ada yang berasal dari kegiatan rumah tangga. Misalnya saja seperti
bekas pengharum ruangan, deterjen pakaian dan pemutih pakaian. Hanya saja,
pengelolaan limbah B3 industri memang lebih rumit, terlebih mengingat
kuantitasnya yang tidak sedikit

2. Karakteristik Limbah B3

Suatu limbah tergolong sebagai bahan berbahaya dan beracun jika ia memiliki sifat-sifat
tertentu, di antaranya mudah meledak, mudah teroksidasi, mudah menyala, mengandung
racun, bersifat korosifmenyebabkan iritasi, atau menimbulkan gejala-gejala kesehatan
seperti karsinogenik, mutagenik, dan lain sebagainya.
a. Mudah meledak (explosive)
Limbah mudah meledak adalah limbah yang pada suhu dan tekanan standar dapat meledak
karena dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi lewat reaksi fisika atau
kimia sederhana. Limbah ini sangat berbahaya baik saat penanganannya, pengangkutan,
hingga pembuangannya karena bisa menyebabkan ledakan besar tanpa diduga-duga.
Adapun contoh limbah B3 dengan sifat mudah meledak misalnya limbah bahan eksplosif
dan limbah laboratorium seperti asam prikat.

b. Pengoksidasi (oxidizing)
Limbah pengoksidasi adalah limbah yang dapat melepaskan panas karena teroksidasi
sehingga menimbulkan api saat bereaksi dengan bahan lainnya. Limbah ini jika tidak
ditangani dengan serius dapat menyebabkan kebakaran besar pada ekosistem. Contoh
limbah b3 dengan sifat pengoksidasi misalnya kaporit.

c. Mudah menyala (flammable)


Limbah yang memiliki sifat mudah sekali menyala adalah limbah yang dapat terbakar
karena kontak dengan udara, nyala api, air, atau bahan lainnya meski dalam suhu dan
tekanan standar. Contoh limbah B3 yang mudah menyala misalnya pelarut benzena, pelarut
toluena atau pelarut aseton yang berasal dari industri cat, tinta, pembersihan logam, dan
laboratorium kimia.

d. Beracun (moderately toxic)


Limbah beracun adalah limbah yang memiliki atau mengandung zat yang bersifat racun bagi
manusia atau hewan, sehingga menyebabkan keracunan, sakit, atau kematian baik melalui
kontak pernafasan, kulit, maupun mulut. Contoh limbah B3 ini adalah limbah pertanian
seperti buangan pestisida.
e. Berbahaya (harmful)
Limbah berbahaya adalah limbah yang baik dalam fase padat, cair maupun gas yang dapat
menyebabkan bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu melalui kontak inhalasi
ataupun oral.

f. Korosif (corrosive)
Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang memiliki ciri dapat menyebabkan iritasi
pada kulit, menyebabkan pengkaratan pada baja, mempunyai pH > 2 (bila bersifat asam)
dan pH ≥ 12,5 (bila bersifat basa). Contoh limbah B3 dengan ciri korosif misalnya, sisa asam
sulfat yang digunakan dalam industri baja, limbah asam dari baterai dan accu, serta limbah
pembersih sodium hidroksida pada industri logam.

g. Bersifat iritasi
Limbah yang dapat menyebabkan iritasi adalah limbah yang menimbulkan sensitasi pada
kulit, peradangan, maupun menyebabkan iritasi pemapasan, pusing, dan mengantuk bila
terhirup. Contoh limbah ini adalah asam formiat yang dihasilkan dari industri karet.

h. Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment)


Limbah dengan karakteristik ini adalah limbah yang dapat menyebabkan kerusakan pada
lingkungan dan ekosistem, misalnya limbah CFC atau Chlorofluorocarbon yang dihasilkan
dari mesin pendingin.

i. Karsinogenik (carcinogenic), Teratogenik (teratogenic), Mutagenik


(mutagenic)
Limbah karsinogenik adalah limbah yang dapat menyebabkan timbulnya sel kanker,
teratogenik adalah limbah yang mempengaruhi pembentukan embrio, sedangkan limbah
mutagenik adalah limbah yang dapat menyebabkan perubahan kromosom.
3. Permasalahan Yang Timbul Akibat Limbah B3

Dibandingkan limbah lainnya, limbah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya) adalah


limbah yang membutuhkan campur tangan para ahli dan jasa pengolahan limbah B3.
Industri maupun rumah tangga dapat berkontribusi limbah beracun ini. Karena sifatnya
yang berbahaya, limbah ini berdampak buruk terhadap lingkungan hidup bila dibiarkan.
Limbah jenis ini masih menjadi masalah karena sedikitnya jasa pengolahan limbah B3
yang bisa diakses. Sehingga, efek buruk dari limbah B3 juga akan merugikan lingkungan
hidup, termasuk manusia pada akhirnya. Berikut ini beberapa dampak negatifnya.Manusia
memang dapat mengeluarkan zat toksin secara natural, namun racun dari limbah B3 lebih
lambat dikeluarkan. Pengaruh limbah B3 pada manusia memiliki dua kategori, yaitu efek
akut dan efek kronis. Efek akut menimbulkan kerusakan susunan syaraf, sistem
pencernaan, kardiovaskuler, dan pernafasan, serta penyakit kulit bahkan kematian.
Sedangkan efek kronis menimbulkan efek pemicu kanker, mutasi sel tubuh, cacat bawaan,
serta kerusakan sistem reproduksi. Limbah B3 tersebut juga dapat merusak atau
mengganggu sistem pernafasan dan pencernaan. Jaringan paru-paru akan mengalami
kerusakan berat, dan makanan yang terkontaminasi limbah menyebabkan kerusakan hati.
Selain itu, kurangnya jasa pengolahan limbah B3 juga akan berefek pada janin dan
pertumbuhan bayi. Hal ini diturunkan dari ibu yang mempunyai kadar racun yang sudah
menembus plasenta. Para bayi yang memiliki kandungan racun limbah dapat menderita
tuli, kebutaan, kerusakan otak yang berujung retardasi mental atau celebral palsy. Oleh
karena itu, jasa pengolahan limbah B3 sangat dibutuhkan supaya dampak buruk tersebut
semakin berkurang. Tiga metode pengolahan paling populer adalah chemical
conditioning, solidification/stabilization, dan incineration.
Chemical conditioning bertujuan untuk membuat senyawa-senyawa stabil,
menghancurkan organisme patogen, memanfaatkan hal-hal yang memiliki nilai ekonomi
dari proses pengolahan ini, serta mengkondisikan lumpur supaya tidak berbahaya saat
dilepaskan ke lingkungan. Sedangkan pengolahan limbah B3 dengan cara
solidification/stabilization adalah proses pencampuran limbah dengan bahan aditif untuk
mengurangi kadar racun limbah dan menurunkan laju migrasi bahan pencemar.
Solidification adalah proses pemadatan zat/senyawa berbahaya dengan bahan aditif dan
berkaitan dengan proses stabilisasi.Salah satu proses yang dapat ditemukan di jasa
pengolahan limbah B3 adalah incineration atau teknologi pembakaran. Proses ini
mengurangi volume hingga sekitar 90% dan massa hingga 75%. Pada dasarnya, teknologi
ini merubah limbah menjadi gas. Kelebihannya adalah komponen limbah B3 yang dapat
dihancurkan dengan cepat dan tidak memakan banyak lahan.
Seperti diketahui, limbah tidak hanya dihasilkan oleh rumah tangga atau perorangan,
tapi juga dari industri. Tak jarang, industri menghasilkan limbah dari hasil sisa usaha
berupa bahan berbahaya dan beracun atau dikenal sebagai limbah B3.Menurut Peraturan
Menteri (Permen) Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Nomor 6 Tahun 2021 tentang
Tata Cara dan Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun,
pengategorian limbah B3 dilihat dari sifat, konsentrasi kandungan bahan, serta
jumlahnya,Sebuah limbah menjadi B3 ketika salah satu atau bahkan keseluruhan indikator
tersebut dapat mencemarkan dan merusak lingkungan hidup serta membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, dan juga kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup
lain.Kementerian LHK mengungkap bahwa, 59 persen sungai yang ada di Indonesia
berada dalam kondisi tercemar berat. Adapun sumber limbah yang mencemari sungai
berasal dari industri, peternakan, serta rumah tangga.Selain itu, data Kementerian LHK
yang dikumpulkan sejak 2015-2020 menunjukkan indikasi peningkatan kasus lahan
terkontaminasi limbah B3. Hal ini disebabkan oleh kegagalan atau kelalaian saat
beroperasi, kesengajaan dan ketidakpatuhan, bencana alam, serta kegiatan masyarakat
dalam mengelola limbah B3.
Pengelolaan Limbah B3 merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang mencakup
penyimpanan, pengumpulan, pemanfaatan, pengangkutan, dan pengolahan limbah B3
termasuk penimbunan hasil pengolahan tersebut. Sehingga dapat disimpulkan pelaku
pengelolaan limbah B3 antara lain
1. Penghasil Limbah B3
2. Pengumpul Limbah B3
3. Pengangkut Limbah B3
4. Pemanfaat Limbah B3
5. Pengolah Limbah B3
6. Penimbun Limbah B3
Mayoritas pabrik tidak menyadari, bahwa limbah yang dihasilkan termasuk dalam
kategori limbah B3, sehingga limbah dibuang begitu saja ke sistem perairan tanpa adanya
proses pengolahan. Pada dasarnya prinsip pengolahan limbah adalah upaya untuk
memisahkan zat pencemar dari cairan atau padatan. Walaupun volumenya kecil,
konsentrasi zat pencemar yang telah dipisahkan itu sangat tinggi. Selama ini, zat
pencemar yang sudah dipisahkan atau konsentrat belum tertangani dengan baik, sehingga
terjadi akumulasi bahaya yang setiap saat mengancam kesehatan manusia dan
keselamatan lingkungan hidup. Untuk itu limbah B3 perlu dikelola antara lain melalui
pengolahan limbah B3.Upaya pengelolaan limbah B3 dapat dilakukan melalui tahapan
sebagai berikut:Reduksi limbah dengan mengoptimalkan penyimpanan bahan baku
dalam proses kegiatan atau house keeping, substitusi bahan, modifikasi proses, maupun
upaya reduksi lainnya.Kegiatan pengemasan dilakukan dengan penyimbolan dan
pelabelan yang menunjukkan karakteristik dan jenis limbah B3 berdasarkan acuan
Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor : Kep-
05/Bapedal/09/1995.
1. Sumber-sumber Limbah Medis
1) Pengertian Limbah Medis
Limbah adalah sesuatu yang tidak dipakai, tidak digunakan, tidak disenangi atau
sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi
dengan sendirinya.Adanya berbagai sarana pelayanan kesehatan baik rumah sakit,
klinik maupunpuskesmas, akan menghasilkan limbah baik cair maupun padat. Limbah
padat rumah sakit / puskesmas lebih dikenal dengan pengertian sampah rumah
sakit.Limbah padat (sampah) adalah sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi, atau
sesuatu yang harus dibuang yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh
manusia, dan umumnya bersifat padat (KepMenKes R.I.
No.1204/MENKES/SK/X/2004).
Definisi dari Environmental Protection Agancy mengenai limbah medis padat
adalah limbah padat yang mampu menimbulkan penyakit.Limbah kimia, limbah
beracun, limbah infeksius, dan limbah medis merupakan bagian dari limbah padat
yang dapat mengancam kesehatan manusia maupun lingkungan.
Menurut EPA/U.S Environmental Protection Agancy, limbah medis adalah semua
bahan buangan yang dihasilkan dari fasilitas pelayanan kesehatan, sepertirumah
sakit, klinik, bank darah, praktek dokter gigi, klinik hewan, serta fasilitas penelitian
medis dan laboratorium.
Limbah medis puskesmas adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan
puskesmas dalam bentuk padat dan cair (KepMenkes RI No.
1428/Menkes/SK/XII/2006). Berdasarkan potensi bahaya yang dapat ditimbulkannya,
oleh Departemen Kesehatan RI limbah medis telah digolongkan sebagai berikut
(Adisamito, 2009) :
a. Limbah benda tajam, yaitu obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi,
ujung atau bagian yang menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit,
seperti jarum hipodermik, perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecahan gelas
dan pisau bedah.
b. Limbah infeksius, yaitu limbah yang berkaitan dengan pasien yang
memerlukan isolasi penyakit menular dan limbah laboratorium yang berkaitan
dengan pemeriksaan mikrobiologi.
c. Limbah jaringan tubuh, yang meliputi organ, anggota badan, darah dancairan
tubuh.Biasanya dihasilkan pada saat pembedahan atau autopsi.
d. Limbah sitotoksik, yaitu bahan yang terkontaminasi oleh obat sitotoksik
selama peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi sitotoksik
e. Limbah farmasi, yaitu terdiri dari obat-obatan kedaluwarsa, obat yang
terbuang karena karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan
yang terkontaminasi, obat yang tidak diperlukan lagi atau limbah dari proses
produksi obat.
f.Limbah kimia, yaitu limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia
dalam tindakan medis, veterenary, laboratorium, proses sterilisasi atau riset.
Dalam hal ini dibedakan dengan buangan kimia yang termasuk dalam limbah
farmasi dan sitotoksik.
g. Limbah radioaktif, yaitu bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang
berasal dari penggunaan medis atau riset radionuklida
Dalam kaitan dengan pengelolaannya, limbah medis dikelompokkan
menjadi lima(5), yaitu (Adisamito, 2009) :
a. Golongan A, terdiri dari;
1) Dresing bedah, swab dan semua limbah yang terkontaminasi
2) Bahan-bahan linen dari kasus penyakit infeksi.
3) Seluruh jaringan tubuh manusia, bangkai/jaringan hewan darilaboratorium
dan hal-hal lain yang berkaitan dengan swab dan dressing.
b. Golongan B terdiri dari : syrenge bekas, jarum, cartride, pecahan gelas
danbenda tajam lainnya.
c. Golongan C terdiri dari : limbah dari laboratorium dan post partum,
(kecualiyang termasuk dalam gol. A)
d. Golongan D terdiri dari : limbah bahan kimia dan bahan farmasi tertentu.
e. Golongan E terdiri dari : pelapis bed-pan, disposable, urinoir, incontinencepad
dan stamag bags.
2. Sumber Limbah Medis

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1204 Tahun 2004 Tentang Persyaratan


Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, limbah Puskesmas adalah semua limbah yang
dihasilkan dari kegiatan Puskesmas dalam bentuk padat, cair, dan gas.Selain itu
merupakan bahan buangan yang tidak berguna, tidak digunakan ataupun terbuang
yang dapat dibedakan menjadi limbah medis dan non medis dan dikategorikan
limbah benda tajam, limbah infeksius, limbah sitotoksik dan radioaktif berbahaya
bagi kesehatan dan lingkungan (Permenkes RI, 2004).
Dalam melakukan fungsinya rumah sakit/puskesmas menimbulkan berbagai
buangan dan sebagian dari limbah tersebut merupakan limbah yang berbahaya.
Limbah layanan kesehatan tersebut dapat dibedakan berdasarkan karakteristik
sampah yaitu (Depkes RI, 2006) :
a. Sampah infeksius : yang berhubungan atau berkaitan dengan pasien yang
diisolasi, pemeriksaan mikrobiologi, poliklinik, perawatan, penyakit
menulardan lain – lain.
b. Sampah sitotoksik : bahan yang terkontaminasi dengan radioisotope seperti
penggunaan alat medis, riset dan lain – lain.
c. Sampah domestik : buangan yang tidak berhubungan dengan tindakan
pelayanan terhadap pasien.
BAB III
PENUTUP

• Dalam pengelolaan limbah B3, identifikasi dan karakteristik limbah B3 adalah hal yang
penting dan mendasar. Banyak hal yang yang sebelumnya perlu diketahui agar dalam
penanggulangan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun tersebut menjadi tepat dan bukannya
malah menambahkan masalah pada limbah Bahan Berbahaya dan Beracun tersebut
• Pengaruh limbah B3 terhadap mahluk hidup, khususnya manusia terdiri atas 2 kategori yaitu:
(1) efek akut, dan (2) efek kronis. Efek akut dapat menimbulkan akibat berupa kerusakan
susunan syaraf, kerusakan sistem pencernaan, kerusakan sistem kardio vasculer, kerusakan
system pernafasan, kerusakan pada kulit, dan kematian. Sementara itu, efek kronis dapat
menimbulkan efek karsinogenik (pendorong terjadinya kanker), efek mutagenik (pendorong
mutasi sel tubuh), efek teratogenik (pendorong terjadinya cacat bawaan), dan kerusakan
sistem reproduksi.
• Terdapat banyak metode pengolahan limbah B3 di industri, tiga metode yang paling populer
di antaranya ialah chemical conditioning, solidification/Stabilization, dan incineration.

Anda mungkin juga menyukai