Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS DAN B3

“Permasalahan Limbah B3, Sumber-Sumber Limbah B3

Dan Karakteristik Limbah B3”

Disusun Oleh

Nama : Yoga Afrianda

Nim : 211110039

Dosen Pembimbing

Mukhlis, MT

PROGRAM STUDI D3 SANITASI

JURUSAN JESEHATAN LINGKUNGAN

POLTEKKES KEMENKES PADANG TAHUN AJARAN 2023


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Kami ucapkan atas kehadiran Allah yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya. Karena berkat rahmat dan hidayah-Nya Kami bisa menyelesaikan makalah
“Pengelolaan Limbah Medis Dan B3”

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengelolaan Limbah Medis Dan B3 “Permasalahan Limbah B3, Sumber-Sumber Limbah B3
Dan Karakteristik Limbah B3”

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Padang, 11 januari 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengertian limbah B3 dapat diartikan sebagai suatu buangan atau limbah yang sifat
dan konsentrasinya mengandung zat yang beracun dan berbahaya sehingga secara
langsung maupun tidak langsung dapat merusak lingkungan, mengganggu kesehatan,
dan mengancam kelangsungan hidup manusia serta organisme lainya. Limbah B3
bukan hanya dapat dihasilkan dari kegiatan industri. Kegiatan rumah tangga juga
menghasilkan beberapa limbah jenis ini. Beberapa contoh limbah B3 yang dihasilkan
rumah tangga domestik) di antaranya bekas pengharum ruangan, pemutih pakaian,
deterjen pakaian, pembersih kamar mandi, pembesih kaca/jendela, pembersih lantai,
pengkilat kayu, pembersih oven, pembasmi serangga, lem perekat, hair spray, dan
batu baterai.

Limbah dari suatu Industri merupakan masalah dan menjadi perhatian yang serius
dari masyarakat maupun pemerintah Indonesia, khususnya terhadap perkembangan
Industri yang terus meningkat setiap tahunnya. Kendati demikian, kehadiran Industri
membawa dampak positif dalam sektor perekonomian dan menjadi tulang punggung
pada peningkatan perekonomian Indonesia. Namun, jika limbah dari Industri tidak
diolah dengan baik akan berdampak buruk terhadap lingkungan hidup.

Peraturan-peraturan tentang masalah pengelolaan limbah telah banyak dikeluarkan,


karena masalah limbah semakin meningkat dan tersebar luas di semua sector Undang-
undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
sebagai pengganti Undang-undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup, menempatkan masalah bahan dan limbah berbahaya sebagai salah
satu perhatian utama, akibat dampaknya terhadap manusia dan lingkungan bila tidak
dikelola secara baik. Penanganan limbah merupakan suatu keharusan guna terjaganya
kesehatan manusia serta lingkungan pada umumnya, namun pengadaan dan
pengoperasian saran pengelolah limbah ternyata masih dianggap memberatkan bagi
sebagian Industri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa permasalahan dalam limbah B3
2. Apa saja sumber-sumber limbah B3
3. Bagaimana karakteristik limbah B3

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui permasalahn yang terdapat dalam limbah B3
2. Untuk mengetahui sumber-sumber dari limbah B3
3. Untuk mengetahui karakteristik limba B3
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Limbah B3
Pengertian limbah B3 dapat diartikan sebagai suatu buangan atau limbah yang sifat dan
konsentrasinya mengandung zat yang beracun dan berbahaya sehingga secara langsung
maupun tidak langsung dapat merusak lingkungan, mengganggu kesehatan, dan
mengancam kelangsungan hidup manusia serta organisme lainya. Limbah B3 bukan
hanya dapat dihasilkan dari kegiatan industri. Kegiatan rumah tangga juga menghasilkan
beberapa limbah jenis ini. Beberapa contoh limbah B3 yang dihasilkan rumah tangga
domestik) di antaranya bekas pengharum ruangan, pemutih pakaian, deterjen pakaian,
pembersih kamar mandi, pembesih kaca/jendela, pembersih lantai, pengkilat kayu,
pembersih oven, pembasmi serangga, lem perekat, hair spray, dan batu baterai.

2. Sumber- Sumber Limbah B3


a. Limbah B3 Dari Sumber Spesifik
Segala macam limbah berbahaya yang berasal dari kegiatan utama industri dapat
dikategorikan sebagai jenis limbah B3 dari sumber spesifik. Contoh dari limbah jenis
ini di antaranya adalah pelarut terhalogensi seperti klorobenzena dan metilen klorida,
pelarut yang tak terhalogensi seperti toluena, aseton dan nitrobenzema, asam atau
basa seperti natrium hidroksida, asal sulfat dan asam fostat serta limbah yang tidak
spesifik seperti aki bekas dan limbah laboratorium.

Limbah B3 dari sumber spesifik sendiri masih dapat dibagi menjadi 2 jenis, yakni
limbah B3 dari sumber spesifik umum dan khusus.
Untuk limbah B3 dari sumber spesifik umum, beberapa contohnya adalah katalis
bekas dan limbah karbon aktif dari pabrik pupuk, residu proses produksi dan abu
insinerator dari pabrik pestisida serta residu dasar tangki dan sludge dari proses
produksi kilang minyak bumi.
Sedangkan untuk limbah B3 dari sumber spesifik khusus beberapa contohnya
meliputi slag nikel, copper slag, slag timah putih dan sludge IPAL.
b. Limbah B3 Dari Sumber Tidak Spesifik
Sama halnya dengan limbah B3 dari sumber spesifik, limbah jenis ini juga berasal
dari aktivitas industri. Hanya saja, limbah jenis ini bukan berasal dari kegiatan utama
industri melainkan dari kegiatan sampingannya seperti kegiatan pemeliharaan alat,
pencucian, pengemasan, pelarutan kerak dan sejenisnya.
Selain itu, limbah B3 yang tidak jelas sumbernya dan belum diketahui secara pasti
kandungan racun di dalamnya juga bisa dimasukkan ke dalam jenis limbah B3 dari
sumber tidak spesifik.

c. Limbah B3 Dari B3 Yang Sudah Kadaluarsa, Tumpah Dan Bekas Kemasan B3


Sebagai informasi, limbah B3 juga memiliki masa kadaluwarsanya sendiri. Limbah
yang sudah kadaluwarsa ini pun tidak kalah berbahaya. Namun karena memiliki
karakter yang berbeda, limbah jenis ini dipisahkan ke dalam kategori sendiri.

Limbah B3 yang tumpah dan bekas kemasan limbah B3 masuk ke dalam jenis limbah
yang satu ini. Beberapa contoh limbah lain yang juga masuk ke dalam jenis ini di
antaranya adalah tembaga sianida, karbon disulfida, barium sianida, endrin dan gas
fluor.

Meski banyak dari limbah B3 yang berasal dari kegiatan industri, beberapa limbah
B3 juga ada yang berasal dari kegiatan rumah tangga. Misalnya saja seperti bekas
pengharum ruangan, deterjen pakaian dan pemutih pakaian. Hanya saja, pengelolaan
limbah B3 industri memang lebih rumit, terlebih mengingat kuantitasnya yang tidak
sedikit

3. Karakteristik Limbah B3
Suatu limbah tergolong sebagai bahan berbahaya dan beracun jika ia memiliki sifat-sifat
tertentu, di antaranya mudah meledak, mudah teroksidasi, mudah menyala, mengandung
racun, bersifat korosifmenyebabkan iritasi, atau menimbulkan gejala-gejala kesehatan
seperti karsinogenik, mutagenik, dan lain sebagainya.
a. Mudah meledak (explosive)
Limbah mudah meledak adalah limbah yang pada suhu dan tekanan standar dapat
meledak karena dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi lewat reaksi
fisika atau kimia sederhana. Limbah ini sangat berbahaya baik saat penanganannya,
pengangkutan, hingga pembuangannya karena bisa menyebabkan ledakan besar tanpa
diduga-duga. Adapun contoh limbah B3 dengan sifat mudah meledak misalnya
limbah bahan eksplosif dan limbah laboratorium seperti asam prikat.

b. Pengoksidasi (oxidizing)
Limbah pengoksidasi adalah limbah yang dapat melepaskan panas karena teroksidasi
sehingga menimbulkan api saat bereaksi dengan bahan lainnya. Limbah ini jika tidak
ditangani dengan serius dapat menyebabkan kebakaran besar pada ekosistem. Contoh
limbah b3 dengan sifat pengoksidasi misalnya kaporit.

c. Mudah menyala (flammable)


Limbah yang memiliki sifat mudah sekali menyala adalah limbah yang dapat terbakar
karena kontak dengan udara, nyala api, air, atau bahan lainnya meski dalam suhu dan
tekanan standar. Contoh limbah B3 yang mudah menyala misalnya pelarut benzena,
pelarut toluena atau pelarut aseton yang berasal dari industri cat, tinta, pembersihan
logam, dan laboratorium kimia.

d. Beracun (moderately toxic)


Limbah beracun adalah limbah yang memiliki atau mengandung zat yang bersifat
racun bagi manusia atau hewan, sehingga menyebabkan keracunan, sakit, atau
kematian baik melalui kontak pernafasan, kulit, maupun mulut. Contoh limbah B3 ini
adalah limbah pertanian seperti buangan pestisida.

e. Berbahaya (harmful)
Limbah berbahaya adalah limbah yang baik dalam fase padat, cair maupun gas yang
dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu melalui
kontak inhalasi ataupun oral.

f. Korosif (corrosive)
Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang memiliki ciri dapat menyebabkan
iritasi pada kulit, menyebabkan pengkaratan pada baja, mempunyai pH > 2 (bila
bersifat asam) dan pH ≥ 12,5 (bila bersifat basa). Contoh limbah B3 dengan ciri
korosif misalnya, sisa asam sulfat yang digunakan dalam industri baja, limbah asam
dari baterai dan accu, serta limbah pembersih sodium hidroksida pada industri logam.

g. Bersifat iritasi
Limbah yang dapat menyebabkan iritasi adalah limbah yang menimbulkan sensitasi
pada kulit, peradangan, maupun menyebabkan iritasi pemapasan, pusing, dan
mengantuk bila terhirup. Contoh limbah ini adalah asam formiat yang dihasilkan dari
industri karet.

h. Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment)


Limbah dengan karakteristik ini adalah limbah yang dapat menyebabkan kerusakan
pada lingkungan dan ekosistem, misalnya limbah CFC atau Chlorofluorocarbon yang
dihasilkan dari mesin pendingin.

i. Karsinogenik (carcinogenic), Teratogenik (teratogenic), Mutagenik


(mutagenic)
Limbah karsinogenik adalah limbah yang dapat menyebabkan timbulnya sel kanker,
teratogenik adalah limbah yang mempengaruhi pembentukan embrio, sedangkan
limbah mutagenik adalah limbah yang dapat menyebabkan perubahan kromosom.

Anda mungkin juga menyukai