Oleh:
Melsin 2010008
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga makalah
yang berjudul “Pengolahan Sampah Dan Limbah B3” dapat tersusun dengan baik. Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai pemenuhan tugas pada Mata Kuliah Pengolahan
Sampah Dan Limbah B3 oleh salah satu Dosen kami.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi para
pembaca. Meskipun telah berusaha menyelesaikan makalah ini sebaik mungkin penulis
menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Untuk itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Naomi Palebangan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya
suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya,
dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya
produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut
berlangsung.
Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu
kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri,
pertambangan, dan sebagainya. Bentuk limbah tersebut dapat berupa gas dan debu,
cair atau padat. Di antara berbagai jenis limbah ini ada yang bersifat beracun atau
berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3).
Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan
berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak
langsung, dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan
kesehatan manusia.Yang termasuk limbah B3 antara lain adalah bahan baku yang
berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi karena rusak, sisa kemasan,
tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan penanganan dan
pengolahan khusus. Bahan-bahan ini termasuk limbah B3 bila memiliki salah satu
atau lebih karakteristik berikut: mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif,
beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan lainlain, yang bila diuji dengan
toksikologi dapat diketahui termasuk limbah B3.
B. Rumusan Masalah
1. Definisi Sampah dan Limbah B3
2. Akibat Sampah dan Limbah B3 bagi Manusia
3. Bagaimana Teknologi Pengolahan Sampah Dan Limbah B3
4. Metode Penanganan Limbah B3
5. Metode Pembuangan Limbah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Definisi dari Sampah dan Limbah B3
2. Mengetahui dan memahami akibat Limbah B3 terhadap manusia
3. Dapat menjelaskan teknologi dalam Pengolahan Limbah B3
4. Mengetahui Penanganan Limbah B3
5. Mengetahui Metode Pembuangan Limbah
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
a. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk
padat. Sampah seringkali mengacu kepada material sisa yang tidak diinginkan atau
tidak bermanfaat bagi manusia setelah berakhirnya suatu kegiatan atau proses domestik.
Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh
pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi bagi sebagian orang masih bisa dipakai jika
dikelola dengan prosedur yang benar (Nugroho 2013).
Menurut World Health Organization (WHO) sampah adalah sesuatu yang tidak
digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari
kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra 2007). Undang-Undang
Pengelolaan Sampah Nomor 18 tahun 2008 menyatakan sampah adalah sisa kegiatan
sehari-hari manusia dan/atau dari proses alam yang berbentuk padat (RI 2008).
Dalam Undang-undang No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan
bahwa sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang
berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai
atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang.
b. Limbah B3
Kata B3 merupakan akronim dari bahan beracun dan berbahaya. Oleh karena
itu, pengertian limbah B3 dapat diartikan sebagai suatu buangan atau limbah yang sifat
dan konsentrasinya mengandung zat yang beracun dan berbahaya sehingga secara
langsung maupun tidak langsung dapat merusak lingkungan, mengganggu kesehatan,
dan mengancam kelangsungan hidup manusia serta organisme lainya. Limbah B3
bukan hanya dapat dihasilkan dari kegiatan industri. Kegiatan rumah tangga juga
menghasilkan beberapa limbah jenis ini. Beberapa contoh limbah B3 yang dihasilkan
rumah tangga domestik) di antaranya bekas pengharum ruangan, pemutih pakaian,
deterjen pakaian, pembersih kamar mandi, pembesih kaca/jendela, pembersih lantai,
pengkilat kayu, pembersih oven, pembasmi serangga, lem perekat, hair spray, dan batu
baterai.
Limbah B3 dari sumber tidak spesifik. Berasal bukan dari proses utamanya, tetapi
berasal dari kegiatan pemeliharaan alat, pencucian, pencegahan korosi, pelarut kerak,
pengemasan, dll.
Limbah B3 dari sumber spesifik. Limbah B3 sisa proses suatu industri atau kegiatan
yang secara spesifik dapat ditentukan berdasarkan kajian ilmiah.
a. Primary sludge, yaitu limbah yang berasal dari tangki sedimentasi pada pemisahan awal
dan banyak mengandung biomassa senyawa organik yang stabil dan mudah menguap.
b. Chemical sludge, yaitu limbah yang dihasilkan dari proses koagulasi dan flokulasi
c. Excess activated sludge, yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan dengan
lumpur aktif sehingga banyak mengandung padatan organik berupa lumpur dari hasil
proses tersebut.
d. Digested sludge, yaitu limbah yang berasal dari pengolahan biologi dengan digested
aerobic maupun anaerobic di mana padatan/lumpur yang dihasilkan cukup stabil dan
banyak mengandung padatan organik.
2. Keracunan Cadmium
Limbah ini biasanya digunakan untuk proses stabilizer dalam pembuatan Polyvynil
Khlorida. Di masa silam Cadmium malah digunakan dalam pengobatan Sypilis dan
Malaria. Hasil Otopsi di Amerika Serikat menunjukkan akumulasi Cadmium dalam
tubuh masyarakat umum secara rata-rata di dapat 30 mgCd di dalam tubuh; 33% di
dalam ginjal, 14% di dalam hati, 2% di dalam paru-paru dan 0,3% di dalam pakreas.
Cadmium dapat mempengaruhi otot polos pembuluh darah secara langsung maupun
titik langsung lewat ginjal sebagai akibatnya terjadi kenaikan tekanan darah.
Percobaan hewan menunjukkan bahwa kematian dapat terjadi karena gagal jantung,
kasus keracunan Cadmium secara epidemis terjadi di kota Toyama Jepang.
Sekelompok masyarakat mengeluh tentang sakit pinggang selama beberapa tahun.
Penyakit tersebut kemudian menjadi parah tulang-tulang punggung terasa sangat
nyeri yang diikuti oleh osteomalacia (pelunakan tulang) dan fraktur tulang
punggung yang multiple kematian dapat diakibatkan oleh gagal ginjal.
Jika kita lihat dari uraian tentang Cadmium ternyata juga sangat membahayakan
walaupun cadmium tersebut digunakan untuk pengobatan malaria dan penyakt
syphilis atau raja singa. Oleh karena itu melalui uraian yang mungkin kebanyakan
mengutip dari uraian buku yang penulis dapat tetapi setidaknya dengan adanya
uraian tersebut dapat memberikan uraian yang cukup mengenai akibat dari Limbah
B-3 yang dapat membahayakan kehidupan manusia dan mahkluk hidup lainnya.
Harapan tentang tidak terjadi pencemaran yang selalu diidam-idamkan masyarakat
selama ini dapat tercapai dan bukan hanya untuk kepentingan uang semata, dimana
masyarakat merasa tidak peduli dengan kesehatan mereka dikarenakan mungkin
menurut mereka sudah bisa makan sehari saja merupakan berkah tak ternilai. Hal
itu dikarenakan edukasi yang kurang yang diberikan oleh pihak yang seharusnya
memberikan informasi bahwa dalam bekerja kesehatan itu penting.
c. De-wateringanddrying
De-watering and drying bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi
kandungan air dan sekaligus mengurangi volume lumpur. Proses yang terlibat pada
tahapan ini umumnya ialah pengeringan dan filtrasi. Alat yang biasa digunakan adalah
drying bed, filter press, centrifuge, vacuum filter, dan belt press. d. Disposal
Disposal ialah proses pembuangan akhir limbah B3. Beberapa proses yang terjadi
sebelum limbah B3 dibuang ialah pyrolysis, wet air oxidation, dan composting.
Tempat pembuangan akhir limbah B3 umumnya ialah sanitary landfill, crop land,
atau injection well.
2. Solidification/Stabilization
Di samping chemical conditiong, teknologi solidification/ stabilization juga
dapat diterapkan untuk mengolah limbah B3. Secara umum stabilisasi dapat
didefinisikan sebagai proses pencapuran limbah dengan bahan tambahan (aditif)
dengan tujuan menurunkan laju migrasi bahan pencemar dari limbah serta untuk
mengurangi toksisitas limbah tersebut. Sedangkan solidifikasi didefinisikan sebagai
proses pemadatan suatu bahan berbahaya dengan penambahan aditif. Kedua proses
tersebut seringkali terkait sehingga sering dianggap mempunyai arti yang sama.
Proses solidifikasi/stabilisasi berdasarkan mekanismenya dapat dibagi menjadi
enam golongan, yaitu:
a. Macroencapsulation, yaitu proses dimana bahan berbahaya dalam limbah
dibungkus dalam matriks struktur yang besar
b. Microencapsulation, yaitu proses yang mirip macroencapsulation tetapi bahan
pencemar terbungkus secara fisik dalam struktur kristal pada tingkat
mikroskopik
c. Precipitation
d. Adsorpsi, yaitu proses dimana bahan pencemar diikat secara elektrokimia pada
bahan pemadat melalui mekanisme adsorpsi.
e. Absorbsi, yaitu proses solidifikasi bahan pencemar dengan menyerapkannya ke
bahan padat
f. Detoxification, yaitu proses mengubah suatu senyawa beracun menjadi senyawa
lain yang tingkat toksisitasnya lebih rendah atau bahkan hilang sama sekali
Teknologi solidikasi/stabilisasi umumnya menggunakan semen, kapur
(CaOH2), dan bahan termoplastik. Metoda yang diterapkan di lapangan ialah
metoda in-drum mixing, in-situ mixing, dan plant mixing. Peraturan mengenai
solidifikasi/stabilitasi diatur oleh BAPEDAL
berdasarkanKep03/BAPEDAL/09/1995 dan Kep-04/BAPEDAL/09/1995.
3. Incineration
Teknologi pembakaran (incineration ) adalah alternatif yang menarik dalam
teknologi pengolahan limbah. Insinerasi mengurangi volume dan massa limbah
hingga sekitar 90% (volume) dan 75% (berat). Teknologi ini sebenarnya bukan
solusi final dari sistem pengolahan limbah padat karena pada dasarnya hanya
memindahkan limbah dari bentuk padat yang kasat mata ke bentuk gas yang tidak
kasat mata. Proses insinerasi menghasilkan energi dalam bentuk panas. Namun,
insinerasi memiliki beberapa kelebihan di mana sebagian besar dari komponen
limbah B3 dapat dihancurkan dan limbah berkurang dengan cepat. Selain itu,
insinerasi memerlukan lahan yang relatif kecil.
Aspek penting dalam sistem insinerasi adalah nilai kandungan energi (heating
value) limbah. Selain menentukan kemampuan dalam mempertahankan
berlangsungnya proses pembakaran, heating value juga menentukan banyaknya
energi yang dapat diperoleh dari sistem insinerasi. Jenis insinerator yang paling
umum diterapkan untuk membakar limbah padat B3 ialah rotary kiln, multiple
hearth, fluidized bed, open pit, single chamber, multiple chamber, aqueous waste
injection, dan starved air unit. Dari semua jenis insinerator tersebut, rotary kiln
mempunyai kelebihan karena alat tersebut dapat mengolah limbah padat, cair, dan
gas secara simultan.
Salah satu cara membuang limbah B3 agar tidak membahayakan manusia adalah
dengan menerapkan limbah tersebut melalui pipa ke lapisan batuan yang dalam, di
bawah lapisan-lapisan air tanah dangkal maupun air tanah dalam. Secara teori, limbah
B3 ini akan terperangkap di lapisan itu sehingga tidak mencemari tanah maupun air.
2. Injeksi Gambar Sumur
Pembuangan limbah B3 melalui metode ini masih menimbulkan kontroversi dan masih
diperlukan pengkajian yang integral terhadap dampak yang mungkin ditimbulkan. Data
menunjukkan bahwa pembuatan sumur yang diinjeksi di Amerika Serikat paling
banyak dilakukan antara tahun 1965-1974 dan hampir tidak ada sumur baru yang
dibangun setelah tahun 1980.
Pembuangan limbah ke sumur dalam merupakan suatu usaha membuang limbah B3 ke
dalam formasi geologi yang berada jauh di bawah permukaan bumi yang memiliki
kemampuan mengikat limbah, sama halnya formasi tersebut memiliki kemampuan
menyimpan cadangan minyak dan gas bumi. Hal yang penting untuk diperhatikan
dalam pemilihan tempat adalah strktur dan stabilitas geologi serta hidrogeologi wilayah
setempat.
A. Kesimpulan
Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulan sebagai berikut :
Dalam pengelolaan limbah B3, identifikasi dan karakteristik limbah B3 adalah hal yang penting
dan mendasar. Banyak hal yang yang sebelumnya perlu diketahui agar dalam penanggulangan
limbah Bahan Berbahaya dan Beracun tersebut menjadi tepat dan bukannya malah
menambahkan masalah pada limbah Bahan Berbahaya dan Beracun tersebut
Pengaruh limbah B3 terhadap mahluk hidup, khususnya manusia terdiri atas 2 kategori yaitu:
(1) efek akut, dan (2) efek kronis. Efek akut dapat menimbulkan akibat berupa kerusakan
susunan syaraf, kerusakan sistem pencernaan, kerusakan sistem kardio vasculer, kerusakan
system pernafasan, kerusakan pada kulit, dan kematian. Sementara itu, efek kronis dapat
menimbulkan efek karsinogenik (pendorong terjadinya kanker), efek mutagenik (pendorong
mutasi sel tubuh), efek teratogenik (pendorong terjadinya cacat bawaan), dan kerusakan sistem
reproduksi.
Terdapat banyak metode pengolahan limbah B3 di industri, tiga metode yang paling populer di
antaranya ialah chemical conditioning, solidification/Stabilization, dan incineration.
B. Saran
Mengingat penjelasan-penjelasan dalam makalah diatas sangat jauh dari kesempurnaan, karena
masih banyaknya kekurangan dan kurang merinci dan lengkapnya materi yang dikutip atau
disampaikan. Maka untuk masa-masa yang akan datang semoga makalah ini dapat lebih
disempurnakan, dan lebih mendalami serta memperinci materi-materinya lagi,sehingga
makalah ini dapat disajikan dengan lebih baik lagi.
Dan dari segi materi, berhubung penulis mengambil tema yaitu B3 atau Bahan Berbahaya dan
Beracun,maka selaku penulis berharap agar penanganan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun tersebut jangan dijadikan masalah yang sepele, namun hal tersebut tentunya dapat
menjadi perhatian kita bersama,bukan hanya pemerintah ,tetapi kita semua, karena apabila
dampak dari limbah B3 tersebut telah menyebar luas, maka bukan hanya satu ataupun dua
orang yang akan menerima akibatnya, tetapi juga akan berpengaruh terhadap orang banyak
termasuk mungkin diri kita sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
https://blog.ub.ac.id/yusriadiblog/2012/10/11/limbah-b3-bahan-berbahaya-beracunmakalah/
https://bogorkab.go.id/post/detail/pengelolaan-limbah-bahan-berbahaya-dan-
beracunb3#:~:text=Pengelolaan%20Limbah%20B3%20merupakan%20salah,Pengumpul%20
Limbah%20B3
https://multihanna.co.id/jenis-jenis-sampah-dan-penjelasannya/