Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, dan telah saya buat
dengan waktu yang sudah di tentukan.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dengan adanya penyusunan
makalah seperti ini, pembaca dapat belajar dengan baik dan benar mengenai "Limbah dan
permasalahannya".

Saya selaku penyusun dan penulis makalah ini mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah memberi sumbangsi kepada saya dalam penyelesaian makalah ini. Dan tentunya
saya juga menyadari, bahwa masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan pada makalah
ini. Hal ini Karena keterbatasan kemampuan dari penulis. Oleh karena itu, saya senantiasa
menanti kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna penyempurnaan
makalah ini.

Semoga dengan adanya makalah ini kita dapat belajar bersama demi kemajuan kita dan
kemajuan ilmu pengetahuan.
Aamiin.

Palembang, November 2020


Penulis

Desti Aprodita
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki
lingkun gan karena tidak memiliki nilai ekonomi. Tingkat bahaya keracunan yang disebabkan oleh
limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka
panjang.

Limbah yang mengandung bahan pencemar akan mengubah kualitas lingkungan, bila lingkungan tersebut
tidak mampu memulihkan kondisinya sesuai dengan daya dukung yang ada padanya. Oleh karena itu
sangat perlu diketahui sifat limbah dan komponen bahan pencemar yang terkandung di dalam limbah
tersebut.

Limbah cair adalah gabungan atau campuran dari air dan bahan pencemar yang terbawa oleh air, baik
dalam keadaan terlarut maupun tersuspensi, yang terbuang dari sumber domestik (perkantoran,
perumahan, dan perdagangan), dan sumber industri.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari limbah?

2. Apa saja karakteristik dari limbah?

3. Apa saja macam limbah beracun?

4. Apa saja dampak dengan adanya limbah?

5. Bagaimana permasalahan limbah diiindonesia?

6. Bagaimana cara pengelolaan limbah yang baik?

C. Tujuan

1) Untuk mengetahui pengertian dari limbah tersebut

2) Untuk mengetahui karakteristik dari limbah

3) Untuk mengetahui macam limbah beracun

4) Untuk mengetahui dampak dengan adanya limbah

5) Untuk mengetahui permasalahan limbah diindonesia


6) Untuk mengetahui cara pengelolaan limbah yang baik

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Limbah

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun
domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai jenis limbah akan
dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik
lainnya (grey water).

Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak
memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa
organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat
berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan
penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada
jenis dan karakteristik limbah.

B. Karakteristik Limbah

1. Berukuran mikro

2. Dinamis

3. Berdampak luas (penyebarannya)

4. Berdampak jangka panjang (antar generasi)


Limbah industri

Berdasarkan karakteristiknya limbah industri dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

1) Limbah cair biasanya dikenal sebagai entitas pencemar air. Komponen pencemaran air pada
umumnya terdiri dari bahan buangan padat, bahan buangan organik dan bahan buangan anorganik

2) Limbah padat

3) Limbah gas dan partikel

Proses Pencemaran Udara Semua spesies kimia yang dimasukkan atau masuk ke atmosfer yang
“bersih” disebut kontaminan. Kontaminan pada konsentrasi yang cukup tinggi dapat mengakibatkan efek
negatif terhadap penerima (receptor), bila ini terjadi, kontaminan disebut cemaran (pollutant).Cemaran
udara diklasifihasikan menjadi 2 kategori menurut cara cemaran masuk atau dimasukkan ke atmosfer
yaitu: cemaran primer dan cemaran sekunder. Cemaran primer adalah cemaran yang diemisikan secara
langsung dari sumber cemaran. Cemaran sekunder adalah cemaran yang terbentuk oleh proses kimia di
atmosfer.

Sumber cemaran dari aktivitas manusia (antropogenik) adalah setiap kendaraan bermotor,
fasilitas, pabrik, instalasi atau aktivitas yang mengemisikan cemaran udara primer ke atmosfer. Ada 2
kategori sumber antropogenik yaitu: sumber tetap (stationery source) seperti: pembangkit energi listrik
dengan bakar fosil, pabrik, rumah tangga,jasa, dan lain-lain dan sumber bergerak (mobile source) seperti:
truk,bus, pesawat terbang, dan kereta api.

Lima cemaran primer yang secara total memberikan sumbangan lebih dari 90% pencemaran udara global
adalah:

a. Karbon monoksida (CO),

b. Nitrogen oksida (Nox),

c. Hidrokarbon (HC),

d. Sulfur oksida (SOx)

e. Partikulat.
Selain cemaran primer terdapat cemaran sekunder yaitu cemaran yang memberikan dampak
sekunder terhadap komponen lingkungan ataupun cemaran yang dihasilkan akibat transformasi cemaran
primer menjadi bentuk cemaran yang berbeda. Ada beberapa cemaran sekunder yang dapat
mengakibatkan dampak penting baik lokal,regional maupun global yaitu:

a. CO2 (karbon monoksida),

b. Cemaran asbut (asap kabut) atau smog (smoke fog),

c. Hujan asam,

d. CFC (Chloro-Fluoro-Carbon/Freon),

e. CH4 (metana).

Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan
proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya. Bentuk limbah
tersebut dapat berupa gas dan debu, cair atau padat. Di antara berbagai jenis limbah ini ada yang bersifat
beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3).

Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau beracun
yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat merusak atau mencemarkan
lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia.Yang termasuk limbah B3 antara lain adalah
bahan baku yang berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi karena rusak, sisa kemasan,
tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan penanganan dan pengolahan khusus. Bahan-
bahan ini termasuk limbah B3 bila memiliki salah satu atau lebih karakteristik berikut: mudah meledak,
mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan lain-lain, yang bila
diuji dengan toksikologi dapat diketahui termasuk limbah B3.

C. Macam Limbah Beracun

Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui reaksi kimia dapat menghasilkan gas dengan
suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan.

Limbah mudah terbakar adalah limbah yang bila berdekatan dengan api, percikan api, gesekan atau
sumber nyala lain akan mudah menyala atau terbakar dan bila telah menyala akan terus terbakar hebat
dalam waktu lama.

Limbah reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepaskan atau menerima oksigen
atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi.
Limbah beracun adalah limbah yang mengandung racun yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan.
Limbah B3 dapat menimbulkan kematian atau sakit bila masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, kulit
atau mulut.

Limbah penyebab infeksi adalah limbah laboratorium yang terinfeksi penyakit atau limbah yang
mengandung kuman penyakit, seperti bagian tubuh manusia yang diamputasi dan cairan tubuh manusia
yang terkena infeksi.

Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang menyebabkan iritasi pada kulit atau mengkorosikan
baja, yaitu memiliki pH sama atau kurang dari 2,0 untuk limbah yang bersifat asam dan lebih besar dari
12,5 untuk yang bersifat basa.

Pengelolaan Limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi, penyimpanan,


pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan penimbunan limbah B3. Pengelolaan
Limbah B3 ini bertujuan untuk mencegah, menanggulangi pencemaran dan kerusakan lingkungan,
memulihkan kualitas lingkungan tercemar, dan meningkatan kemampuan dan fungsi kualitas lingkungan

D. Dampak Adanya Limbah

Keberadaan membutuhkan perhatian dari berbagai pihak yang bersangkutan, karena jika tidak
diolah dengan baik maka dapat menimbulkan kerusakan pada lingkungan. Tidak hanya itu, pengolahan
limbah yang tidak tepat juga memungkinkan munculnya berbagai penyakit bagi makhluk hidup,
khususnya manusia. Kesehatan manusia bisa terganggu oleh virus dan bakteri akibat limbah. Berikut
dampak-dampak limbah yang perlu diperhatikan dan dicari solusinya.

1. Dampak Limbah terhadap Lingkungan

Limbah menyebabkan dampak negatif yang tidak sedikit terhadap lingkungan. Apalagi jika limbah
tersebut mengandung bahan-bahan kimia sulit diurai dalam jumlah banyak. Pengurai yang ada di dalam
tanah tidak akan mampu lagi mengurainya, sehingga menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem

2. Dampak Limbah terhadap Tanah

Limbah yang terlalu menumpuk di suatu tempat akan menyebabkan tanah kehilangan produktivitasnya.
Tanah yang produktif adalah tanah yang dapat menumbuhkan tanaman. Namun jika sudah tercemar oleh
limbah, kandungan nutrisi tanah akan dirusak oleh bahan kimia limbah, sehingga tanah kehilangan unsur
hara penting yang dibutuhkan tanaman.

Jika tanah sudah kehilangan produktivitasnya, maka tanah tersebut akan rusak seiring berjalannya waktu.
Tanah tersebut akan gersang. Lebih parah lagi jika kandungan air dalam tanah turut terganggu
keseimbangannya, sehingga ikut tercemar. Apabila situasi ini terjadi, tinggal menunggu waktu saja
hingga tanah tidak dapat lagi dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia.
3. Dampak Limbah terhadap Air

Saat ini dunia sedang mengalami darurat air akibat tercemar limbah. Beberapa perusahaan tidak
bertanggung jawab membuang limbahnya ke laut, menyebabkan laut kehilangan fungsi. Limbah yang
mencemari laut menghilangkan kejernihan airnya, sehingga membuat air keruh dan terkontaminasi
banyak bakteri berbahaya berasal dari limbah. Biota laut pun akan banyak yang mati karena air penuh zat
kimia.

Dilihat dari pengertian limbah yang merupakan bahan sisa alias sampah, sudah pasti tidak ideal jika
mengenai air yang sarat akan kejernihan. Jika limbah mengenai perairan tawar di darat, manusia akan
kehilangan sumber kehidupannya. Limbah yang mengontaminasi sungai atau pusat mata air dapat
mengganggu keseimbangan ekosistem air, sehingga siklus alam tidak dapat berjalan sebagaimana
mestinya.

4. Dampak Limbah terhadap Udara

Limbah udara dapat berupa asap dari cerobong pabrik. Seperti diketahui bahwa pemanasan global yang
terjadi saat ini salah satunya disebabkan oleh semakin banyaknya zat karbon di udara. Zat karbon ini
berasal dari proses pembakaran pabrik yang berwujud asap. Jika pabrik tidak menerapkan sistem filter
pada cerobong udara, bisa dipastikan tidak lama lagi ozon di atmosfer akan semakin menipis dan akan
habis pada masanya.

5. Dampak Limbah terhadap Makhluk Hidup

Tidak hanya berdampak buruk pada segala komponen lingkungan, limbah juga menimbulkan dampak
tidak kalah mengerikan pada makhluk hidup. Binatang dan tumbuhan tidak bisa bertahan hidup di
lingkungan yang telah terkontaminasi oleh limbah.

Tidak hanya itu, manusia juga dapat terganggu kesehatannya akibat limbah. Penyakit seperti diare,
demam berdarah, tifus mengintai manusia. Keracunan dan sesak napas juga tidak jarang dialami oleh
masyarakat yang tempat tinggalnya tidak jauh dari pabrik, membuktikan betapa berbahayanya limbah
industri jika tidak diolah dengan baik.
E. Permasalahan Limbah Diindonesia

Potensi industri telah memberikan sumbangan bagi perekonomian Indonesia melalui barang
produk dan jasa yang dihasilkan, namun di sisi lain pertumbuhan industri telah menimbulkan masalah
lingkungan yang cukup serius. Buangan air limbah industri mengakibatkan timbulnya pencemaran air
sungai yang dapat merugikan masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran sungai, seperti berkurangnya
hasil produksi pertanian, menurunnya hasil tambak, maupun berkurangnya pemanfaatan air sungai oleh
penduduk.

Seiring dengan makin tingginya kepedulian akan kelestarian sungai dan kepentingan menjaga
keberlanjutan lingkungan dan dunia usaha maka muncul upaya industri untuk melakukan pengelolaan air
limbah industrinya melalui perencanaan proses produksi yang effisien sehingga mampu meminimalkan
limbah buangan industri dan upaya pengendalian pencemaran air limbah industrinya melalui penerapan
installasi pengolahan air limbah. Bagi Industri yang terbiasa dengan memaksimalkan profit dan
mengabaikan usaha pengelolaan limbah agaknya bertentangan dengan akal sehat mereka, karena mereka
beranggapan bahwa menerapkan instalasi pengolahan air limbah berarti harus mengeluarkan biaya
pembangunan dan biaya operasional yang mahal. Di pihak lain timbul ketidakpercayaan masyarakat
bahwa industri akan dan mampu melakukan pengelolaan limbah dengan sukarela mengingat banyaknya
perusahaan industry yang dibangun di sepanjang aliran sungai, dan membuang air limbahnya tanpa
pengolahan. Sikap perusahaan yang hanya berorientasi “Profit motive” dan lemahnya penegakan
peraturan terhadap pelanggaran pencemaran ini berakibat timbulnya beberapa kasus pencemaran oleh
industry dan tuntutan-tuntutan masyarakat sekitar industry hingga perusahaan harus mengganti kerugian
kepada masyarakat yang terkena dampak.

Latar belakang yang menyebabkan terjadinya permasalahan pencemaran tersebut dapat diidentifikasikan
sebagai berikut:

(1) Upaya pengelolaan lingkungan yang ditujukan untuk mencegah dan atau memperkecil dampak negatif
yang dapat timbul dari kegiatan produksi dan jasa di berbagai sektor industri belum berjalan secara
terencana.

(2) Biaya pengolahan dan pembuangan limbah semakin mahal dan dana pembangunan, pemeliharaan
fasilitas bangunan air limbah yang terbatas, menyebabkan perusahaan enggan menginvestasikan dananya
untuk pencegahan kerusakan lingkungan, dan anggapan bahwa biaya untuk membuat unit IPAL
merupakan beban biaya yang besar yang dapat mengurangi keuntungan perusahaan.

(3) Tingkat pencemaran baik kualitas maupun kuantitas semakin meningkat, akibat perkembangan
penduduk dan ekonomi, termasuk industri di sepanjang sungai yang tidak melakukan pengelolaan air
limbah industrinya secara optimal.

(4) Perilaku sosial masyarakat dalam hubungan dengan industri memandang bahwa sumber pencemaran
di sungai adalah berasal dari buangan industri, akibatnya isu lingkungan sering dijadikan sumber konflik
untuk melakukan tuntutan kepada industri berupa perbaikan lingkungan, pengendalian pencemaran,
pengadaan sarana dan prasarana yang rusak akibat kegiatan industri.
(5) Adanya Peraturan Pemerintah tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air
nomor: 82 Tahun 2001, meliputi standar lingkungan, ambang batas pencemaran yang diperbolehkan, izin
pembuangan limbah cair, penetapan sanksi administrasi maupun pidana belum dapat menggugah industri
untuk melakukan pengelolaan air limbah.

Permasalahan di atas dapat disimpulkan bahwa ” Penerapan Pengelolaan air Limbah pada industri kurang
optimal” dan jawaban terhadap berbagai pertanyaan di atas pada umumnya menyangkut:

(1) Apakah industri telah melakukan upaya minimisasi limbah untuk mencegah/memperkecil dampak
negatif yang timbul dari kegiatan produksi?

(2) Faktor-faktor apa yang menyebabkan penerapan pengolahan air limbah kurang optimal?

(3) Apakah penerapan pengolahan air limbah secara bersama-sama dipengaruhi oleh biaya, beban
buangan air limbah, teknologi ipal, perilaku sosial masyarakat, dan peraturan pemerintah?

Pertanyaan ini tentunya dimaksudkan untuk para pelaku usaha agar dalam usaha industrinya
dapat melakukan minimisasi air limbahnya pada proses produksi, faktor-faktor yang menyebabkan
pengelolaan limbah cair pada industri tidak dilakukan dengan optimal, pengaruh dari investasi terhadap
pencemaran lingkungan, tingkat buangan limbah, teknologi Ipal, perilaku sosial masyarakat dan peraturan
pemerintah terhadap penerapan pengelolaan air limbah industry termasuk menghitung biaya manfaat
penerapan Ipal industri. Berdasarkan dugaan yang terjadi hampir di seluruh daerah di Indonesia bahwa
Penerapan Installasi Pengolahan air limbah industri dipengaruhi oleh biaya investasi, beban buangan
limbah, teknologi proses ipal, sosial masyarakat dan peraturan pemerintah tentang pengelolaan
lingkungan, serta menyangkut manfaat penerapan ipal lebih besar daripada biaya investasi ipal.

Dari 350 industri terdapat kelompok jenis industri pengolahan makanan dengan 110 perusahaan,
industri kimia/farmasi 70 perusahaan, permesinan 60 perusahaan, tekstil 40 perusahaan, furniture 30
perusahaan dan kelompok jenis industri kemasan dan lain-lain masing-masing 20 perusahaan, yang
umumnya telah mengupayakan minimisasi air limbah pada proses produksinya melalui optimalisasi
proses (reduce 74,29%), pemakaian kembali sisa air proses (reuse 8,57%), pemanfaatan kembali air
limbah (recycle 8,57%), melakukan pengambilan kembali air limbah (recovery 5,71%), sedangkan
industri yang melakukan penerapan ipal ( 42,85%) atau sebanyak 150 industri.
1. Sebaiknya industri dapat melakukan program minimisasi ke arah cleaner production yang terpadu
dijalankan oleh semua bagian terkait baik itu produksi, enginering, maintenance, lingkungan, keuangan
dan lainnya.

2. Bagi industri yang limbahnya belum memenuhi baku mutu meskipun telah menerapkan minimisasi
limbah perlu menerapkan ipal mengingat ipal merupakan aset perusahaan yang bermanfaat untuk
mengurangi beban pencemaran dan untuk kelangsungan industri di masa depan.

3. Bagi industri yang menerapkan ipal dan memenuhi bakumutu buangan air limbah perlu diberikan
penghargaan oleh Pemerintah. Keterlibatan pemerintah, masyarakat, dan industri dalam mengusahakan
daerah aliran sungai sekitar industri ditata secara berkelanjutan melalui system pengelolaan bersama.

Limbah menjadi masalah serius terutama di perkotaan. Contohnya limbah pabrik dibuang ke lingkungan
sekitar yang mengakibatkan pencemaran udara dan air tanah, selain masalah tersebut terdapat TPA dan
TPS yang tidak dikelola dengan baik sehingga menjadi sumber binatang maupun bakteri pembawa
penyakit.

Limbah rumah tangga yang dibuang di pinggir jalan kota.

Seiring dengan melajunya waktu, pertumbuhan penduduk, dan perkembangan tekhnologi,


mengakibatkan bertambahnya jenis dan volume limbah, sehingga belum semua limbah penduduk
terlayani oleh fasilitas umum pengolahan sampah Akibatnya sebagian masyarakat yang mencari jalan
keluar sendiri dengan membakarnya, atau membuang kesungai yang tentunya bukanlah jalan keluar yang
baik, karena akan lebih memperparah kerusakan lingkungan. Jumlah pabrik industri semakin banyak dan
penduduk Indonesia yang tinggal diperkotaan semakin meningkat dari tahun ke tahun.Terkonsentrasinya
pabrik-pabrik industri dan penduduk didaerah perkotaan membuat daya dukung lingkungan untuk
menyerap bahan pencemar semakin menurun.

 Menurut Ign Suharto 2011, terdapat 3 faktor yang berpengaruh pada kualitas limbah :

1. Jumlah penduduk

Semakin banyak jumlah penduduk, semakin banyak pula limbah yang dihasilkan.

2. Keadaan sosial ekonomi

Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat, semakin banyak pula jumlah per kapita limbah yang
dibuang. Kualitas limbahnyapun banyak yang bersifat tidak dapat terurai. Perubahan kalitas sampah ini,
tergantung pada bahan yang tersedia, peraturan yang berlaku serta kesadaran masyarakat akan persoalan
limbah. Kenaikan kesejahteraan inipun akan meningkatkan kegiatan konstruksi dan pembaharuan
bangunan-bangunan, transportasi, produk pertanian, industri, dan lain-lain. Sebagai konsekuensi dari
semua itu akan menambah volume dan jenis sampah.
3. Kemajuan teknologi

Kemajuan teknologi akan menambah jumlah maupun kualitas limbah, karena pemakaian bahan
baku yang semakin beragam, cara pengepakan dan produk manufaktur yang semakin beragam pula.

Perkembangan lingkungan permukiman di perkotaan tidak terlepas dari pesatnya laju pertumbuhan
penduduk karena faktor pertumbuhan penduduk kota itu sendiri dan faktor urbanisasi. Dampak negatif
urbanisasi yang telah berlangsung selama ini lebih disebabkan oleh tidak seimbangnya peluang untuk
mencari nafkah di daerah perdesaan dan perkotaan, sehingga memunculkan adanya daya tarik kota yang
dianggap mampu memberikan masa depan yang lebih baik bagi masyarakat perdesaan atau luar kota,
sementara latar belakang kapasitas dan kemampuan para pendatang sangat marjinal.

Selain itu, akibat dari semakin bertambahnya tingkat konsumsi masyarakat serta aktivitas lainnya maka
bertambah pula limbah yang dihasilkan. Limbah tersebut menjadi permasalahan lingkungan karena
kuantitas maupun tingkat bahayanya dapat mengganggu kehidupan makhluk hidup lainnya.

Berdasarkan informasi dari Kementerian lingkungan Hidup, setiap individu menghasilkan rata-
rata 0,8 kilogram sampah per hari. Rata-rata limbah per orang akan terus meningkat sejalan dengan
meningkatnya kesejahteraan dan gaya hidup masyarakat. Dengan asumsi 220 juta penduduk Indonesia,
limbah yang terbuang mencapai 176.000 ton per hari . (Nusa Idaman Said, 2008 :78)

F. Cara Pengelolaan Limbah Yang Baik

Dampak negatif limbah sangat mengerikan. Oleh karena itu perlu langkah jitu untuk menangani
permasalahan limbah, utamanya limbah industri yang sangat berpotensi menimbulkan kerusakan pada
lingkungan.

 Mendaur Ulang Limbah

Daur ulang mempunyai pengertian mengolah kembali suatu bahan menjadi bentuk lain yang mempunyai
nilai guna. Limbah organik ataupun anorganik yang masih dapat dimanfaatkan bisa didaur menjadi
benda-benda bernilai guna. Selain mengurangi jumlah limbah dibuang, kegiatan ini juga dapat menambah
nilai ekonomis.

 Membuat Kompos dari Limbah Pertanian

Limbah pertanian dapat dimanfaatkan kembali menjadi kompos yang sangat berguna dalam mempercepat
pertumbuhan tanaman. Pengomposan limbah pertanian bisa dilakukan secara alami dengan bantuan
mikrobakterial dalam tanah. Jika sudah selesai hasil kompos ini selain dapat digunakan untuk pupuk, bisa
juga sebagai bahan bakar ramah lingkungan.
 Melakukan Penghancuran dan Pembakaran Sampah Anorganik

Metode ini tidak sepenuhnya disarankan karena proses pembakaran sampah tetap saja menghasilkan asap
yang bisa mengganggu kesehatan. Namun jika memang limbah sudah sangat menggunung, bisa dilakukan
penghancuran dan pembakaran. Prosesnya harus dilakukan di tempat jauh dari pemukiman penduduk.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada
skala rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya. Bentuk limbah tersebut dapat berupa gas
dan debu, cair atau padat. Di antara berbagai jenis limbah ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya
dan dikenal sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3).

Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang sering kali tidak dikehendaki kehadirannya karena
tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa
organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat
berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan
penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada
jenis dan karakteristik limbah.
DAFTAR PUSTAKA

https://pengelolaanlimbah.wordpress.com/2012/06/03/permasalahan-limbah-2/

https://rizarinzani.wordpress.com/2012/06/07/mengenali

Anda mungkin juga menyukai