Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH LIMBAH

BAB I
PENDAHULUAN
A.          LATAR BELAKANG
Limbah atau sampah yaitu limbah atau kotoran yang dihasilkan karena pembuangan
sampah atau zat kimia dari pabrik-pabrik. Limbah atau sampah juga merupakan suatu bahan
yang tidak berarti dan tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah juga bisa
menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik dan benar. Limbah
atau sampah juga bisa berarti sesuatu yang tidak berguna dan dibuang oleh kebanyakan
orang, mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak berguna dan jika dibiarkan terlalu
lama maka akan menyebabkan penyakit padahal dengan pengolahan sampah secara benar
maka bias menjadikan sampah ini menjadi benda ekonomis.

Konsep yang dapat digunakan dalam mengolah limbah, adalah konsep 4R, yaitu:

1.      Reduce: mengurangi penggunaan produk yang akan menghasilkan sampah.


2.      Reuse : menggunakan ulang, menjual atau menyumbangkan barang-barang yang masih dapat
dimanfaatkan.
3.      Recycle: memodifikasi benda yang tadinya tidak bermanfaat, menjadi bermanfaat.
4.      Recovery: upaya pengambilan kembali atau pemanfaatan material yang masih dapat
dimanfaatkan.
     
            Dalam PT. United tractors limbah tersebut merupakan bukan berarti tidak dapat
dimanfaatkan kembali, melainkan limbah tersebut dapat diolah kembali sebagai mana
mestinya. Limbah organik yang terdapat di PT. United Tractors ini dapat dikelola kembali
menjadi pupuk kompos, dan apabila limbah tersebut tidak dapat dipergunakan kembali maka
limbah tersebut di buang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Selain itu limbah anorganik
pun dapat dimanfaatkan kembali menjadi bahan-bahan yang berguna contohnya kertas bekas
dapat dimanfaatkan kembali menjadi kertas yang sama fungsinya seperti semula.

B.          RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana caranya memanfaatkan limbah di PT. United Tractors ?
2.      Dimanakah limbah organik dan limbah anorganik tersebut di daur ulang ?
3.      Bagaimana cara menangani limbah di PT. United Tractors ?

C.           RUANG LINGKUP PENELITIAN


1.      Perencanaan pengelolaan limbah ini direncanakan dalam ruang lingkup :
        Disekitar daerah PT. United Tractors.
      Jenis limbah yang dikelola adalah limbah yang berasal dari PT. United Tractors.
      Penanganan pengelolaan limbah yang direncanakan meliputi kegiatan-kegiatan :
         Pemisahan limbah organik dan limbah anorganik.
         Daur ulang sampah anorganik.

D.          TUJUAN PENELITIAN LIMBAH


  Untuk mengetahui jenis – jenis limbah yang ada di PT. United Tractors.
  Untuk mengetahui tentang tata cara pemanfaatan, pengolahan, dan menanggulangi limbah
yang ada di PT. United Tractors.

E.           MANFAAT PENELITIAN
  Memberikan informasi pengetahuan tentang pemanfaatan limbah yang ada di PT. United
Tractors.
  Siswa dapat mengetahui tata cara mengolah dan menanggulangi limbah.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.           Pengertian Limbah
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri
maupun domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai
jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan
dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water). Limbah padat lebih dikenal sebagai
sampah, yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai
ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik
dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat
berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu
dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan
oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.

B.      Pengolahan limbah

          Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah volume limbah,


kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah. Untuk mengatasi Limbah ini
diperlukan pengolahan dan penanganan limbah. Pada dasarnya pengolahan limbah ini dapat
dibedakan menjadi:

1.pengolahan menurut tingkatan perlakuan


2. pengolahan menurut karakteristik limbah

Untuk mengatasi berbagai limbah dan air limpasan (hujan), maka suatu kawasan permukiman
membutuhkan berbagai jenis layanan sanitasi. Layanan sanitasi ini tidak dapat selalu
diartikan sebagai bentuk jasa layanan yang disediakan pihak lain. Ada juga layanan sanitasi
yang harus disediakan sendiri oleh masyarakat, khususnya pemilik atau penghuni rumah,
seperti jamban misalnya.
1. Layanan air limbah domestik: pelayanan sanitasi untuk menangani limbah Air kakus. 
2. Jamban yang layak harus memiliki akses air bersih yang cukup dan tersambung ke
unit penanganan air kakus yang benar. Apabila jamban pribadi tidak ada, maka masyarakat
perlu memiliki akses ke jamban bersama atau MCK.
3. Layanan persampahan. Layanan ini diawali dengan pewadahan sampah dan pengumpulan
sampah. Pengumpulan dilakukan dengan menggunakan gerobak atau truk sampah. Layanan
sampah juga harus dilengkapi dengan tempat pembuangan sementara (TPS), tempat
pembuangan akhir (TPA), atau fasilitas pengolahan sampah lainnya. Dibeberapa wilayah
pemukiman, layanan untuk mengatasi sampah dikembangkan secara kolektif oleh
masyarakat. Beberapa ada yang melakukan upaya kolektif lebih lanjut dengan memasukkan
upaya pengkomposan dan pengumpulan bahan layak daur-ulang.
4. Layanan drainase lingkungan adalah penanganan limpasan air hujan menggunakan saluran
drainase (selokan) yang akan menampung limpasan air tersebut dan mengalirkannya ke
badan air penerima. Dimensi saluran drainase harus cukup besar agar dapat menampung
limpasan air hujan dari wilayah yang dilayaninya. Saluran drainase harus memiliki
kemiringan yang cukup dan terbebas dari sampah.
5. Penyediaan air bersih dalam sebuah pemukiman perlu tersedia secara berkelanjutan dalam
jumlah yang cukup. Air bersih ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan makan, minum,
mandi, dan kakus saja, melainkan juga untuk kebutuhan cuci dan pembersihan lingkungan.

C.      Karakteristik Limbah Industri

Jenis-jenis Limbah

Berdasarkan karakteristiknya, limbah dapat digolongkan menjadi 4 macam, yaitu :

1. Limbah cair
2. Limbah padat
3. Limbah gas dan partikel
4. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

1.        Limbah cair
 Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair (PP
82 thn 2001). Jenis-jenis limbah cair dapat digolongkan berdasarkan pada :
a.Sifat Fisika dan Sifat Agregat . Keasaman sebagai salah satu contoh sifat limbah dapat
diukur dengan menggunakan metoda Titrimetrik
b. Parameter Logam, contohnya Arsenik (As) dengan metoda SSA
c. Anorganik non Metalik contohnya Amonia (NH3-N) dengan metoda Biru Indofenol
d. Organik Agregat contohnya Biological Oxygen Demand (BOD)
e. Mikroorganisme contohnya E Coli dengan metoda MPN
f. Sifat Khusus contohnya Asam Borat (H3 BO3) dengan metoda Titrimetrik
g. Air Laut contohnya Tembaga (Cu) dengan metoda SPR-IDA-SSA

2.      Limbah padat
Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur atau bubur
yang berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah padat berasal dari kegiatan industri dan
domestik. Limbah domestic pada umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah
padat kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta dari tempat-tempat
umum. Jenis-jenis limbah padat: kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan, plastik, metal,
gelas/kaca, organik, bakteri, kulit telur, dll Sumber-sumber dari limbah padat sendiri meliputi
seperti pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, limbah nuklir, pengawetan buah, ikan, atau
daging. Secara garis besar limbah padat terdiri dari :

1) Limbah padat yang mudah terbakar.


2) Limbah padat yang sukar terbakar.
3) Limbah padat yang mudah membusuk.
4) Limbah yang dapat di daur ulang.
5) Limbah radioaktif.
6) Bongkaran bangunan.
7) Lumpur.

A. DAMPAK PENCEMARAN LIMBAH PADAT

Limbah pasti akan berdampak negatif pada lingkungan hidup jika tidak ada
pengolahan yang baik dan benar, dengan adanya limbah padat didalam linkungan hidup maka
dapat menimbulkan pencemaran seperti :

1) Timbulnya gas beracun, seperti asam sulfida (H2S), amoniak (NH3), methan (CH4), C02dan
sebagainya. Gas ini akan timbul jika limbah padat ditimbun dan membusuk dikarena adanya
mikroorganisme. Adanya musim hujan dan kemarau, terjadi proses pemecahan bahan organik
oleh bakteri penghancur dalam suasana aerob/anaerob.

2) Dapat menimbulkan penurunan kualitas udara, dalam sampah yang ditumpuk, akan terjadi
reaksi kimia seperti gas H2S, NH3 dan methane yang jika melebihi NAB (Nilai Ambang
Batas) akan merugikan manusia. Gas H2S 50 ppm dapat mengakibatkan mabuk dan pusing.

3) Penurunan kualitas air, karena limbah padat biasanya langsung dibuang dalam perairan
atau bersama-sama air limbah. Maka akan dapat menyebabkan air menjadi keruh dan rasa
dari air pun berubah.

4) Kerusakan permukaan tanah. Dari sebagian dampak-dampak limbah padat diatas, ada
beberapa dampak limbah yang lainnya yang ditinjau dari aspek yang berbeda secara umum.
Dampak limbah secara umum di tinjau dari dampak terhadap kesehatan dan terhadap
lingkungan adalah sebgai berikut :

1. Dampak Terhadap Kesehatan


Dampaknya yaitu dapat menyebabkan atau menimbulkan panyakit. Potensi bahaya
kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:

a) Penyakit diare dan tikus, penyakit ini terjadi karena virus yang berasal dari sampah dengan
pengelolaan yang tidak tepat.
b) Penyakit kulit misalnya kudis dan kurap.

2. Dampak Terhadap Lingkungan


Cairan dari limbah – limbah yang masuk ke sungai akan mencemarkan airnya sehingga
mengandung virus-virus penyakit. Berbagai ikan dapat mati sehingga mungkin lama
kelamaan akan punah. Tidak jarang manusia juga mengkonsumsi atau menggunakan air
untuk kegiatan sehari-hari, sehingga menusia akan terkena dampak limbah baik secara
langsung maupun tidak langsung. Selain mencemari, air lingkungan juga menimbulkan banjir
karena banyak orang-orang yang membuang limbah rumah tanggake sungai, sehingga pintu
air mampet dan pada waktu musim hujan air tidak dapat mengalir dan air naik menggenangi
rumah-rumah penduduk, sehingga dapat meresahkan para penduduk.

B. PENGOLAHAN LIMBAH PADAT


Pengolahan limbah padat dapat dilakukan dengan berbagai cara yang tentunya dapat
menjadikan limbah tersebut tidak berdampak buruk bagi lingkungan ataupun kesehatan.
Menurut sifatnya pengolahan limbah padat dapat dibagi menjadi dua cara yaitu pengolahan
limbah padat tanpa pengolahan dan pengolahan limbah padat dengan pengolahan. Limbah
padat tanpa pengolahan : Limbah padat yang tidak mengandung unsur kimia yang beracun
dan berbahaya dapat langsung dibuang ke tempat tertentu sebagai TPA (Tempat
Pembuangan Akhir). Limbah padat dengan pengolahan : Limbah padat yang mengandung
unsur kimia beracun dan berbahaya harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat-
tempat tertentu. Pengolahan limbah juga dapat dilakukan dengan cara-cara yang sedehana
lainnya misalnya, dengan cara mendaur ulang, Dijual kepasar loakatau tukang rongsokan
yang biasa lewat di depan rumah – rumah. Cara ini bisa menjadikan limbah atau sampah yang
semula bukan apa-apa sehingga bisa menjadi barang yang ekonomis dan bisa menghasilkan
uang. Dapat juga dijual kepada tetangga kita yang menjadi tukang loak ataupun pemulung.
Barang-barang yang dapat dijual antara lain kertas-kertas bekas, koran bekas, majalah bekas,
botol bekas, ban bekas, radio tua, TV tua dan sepeda yang usang. Dapat juga dengan cara
pembakaran. Cara ini adalah cara yang paling mudah untuk dilakukan karena tidak
membutuhkan usaha keras. Cara ini bisa dilakukan dengan cara membakar limbah-limbah
padat misalnya kertas-kertas dengan menggunakan minyak tanah lalu dinyalakan apinya.
Kelebihan cara membakar ini adalah mudah dan tidak membutuhkan usaha keras,
membutuhkan tempat atau lokasi yang cukup kecil dan dapat digunakan sebagai sumber
energi baik untuk pembangkit uap air panas, listrik dan pencairan logam.

Faktor – faktor yang perlu kita perhatikan sebelum kita mengolah limbah padat
tersebut adalah sebagai berikut :

1. Jumlah Limbah
Sedikit dapat dengan mudah kita tangani sendiri. Banyak dapat membutuhkan penanganan
khusus tempat dan sarana pembuangan.

2. Sifat fisik dan kimia limbah


Sifat fisik mempengaruhi pilihan tempat pembuangan, sarana penggankutan dan pilihan
pengolahannya. Sifat kimia dari limbah padat akan merusak dan mencemari lingkungan
dengan cara membentuk senyawa-senyawa baru.

3. Kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan.


Karena lingkungan ada yang peka atau tidak peka terhadap pencemaran, maka perlu kita
perhatikan tempat pembuangan akhir (TPA), unsur yang akan terkena, dan tingkat
pencemaran yang akan timbul.

4. Tujuan akhir dari pengolahan


Terdapat tujuan akhir dari pengolahan yaitu bersifat ekonomis dan bersifat non-ekonomis.
Tujuan pengolahan yang bersifat ekonomis adalah dengan meningkatkan efisiensi pabrik
secara menyeluruh dan mengambil kembali bahan yang masih berguna untuk di daur ulang
atau di manfaat lain. Sedangkan tujuan pengolahan yang bersifat non-ekonomis adalah untuk
mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan.

C. PROSES PENGOLAHAN LIMBAH PADAT

Dalam memproses pengolahan limbah padat terdapat empat proses yaitu pemisahan,
penyusunan ukuran, pengomposan, dan pembuangan limbah.
1.   Pemisahan
Karena limbah padat terdiri dari ukuran yang berbedan dan kandungan bahan yang
berbeda juga maka harus dipisahkan terlebih dahulu, supaya peralatan pengolahan menjadi
awet. Sistem pemisahan ada tiga yaitu diantaranya :

 Sistem Balistik. Adalah sistem pemisahan untuk mendapatkan keseragaman ukuran /


berat / volume.
 Sistem Gravitasi. Adalah sistem pemisahan berdasarkan gaya berat misalnya barang
yang ringan / terapung dan barang yang berat / tenggelam.
 Sistem Magnetis. Adalah sistem pemisahan berdasarkan sifat magnet yang bersifat
agnet, akan langsung menempel. Misalnya untuk memisahkan campuran logam dan non
logam.

2.   Penyusunan Ukuran
Penyusunan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang lebih kecil agar
pengolahannya menjadi mudah.

3.   Pengomposan
Pengomposan dilakukan terhadap buangan / limbah yang mudah membusuk, sampah
kota, buangan atau kotoran hewan ataupun juga pada lumpur pabrik. Supaya hasil
pengomposan baik, limbah padat harus dipisahkan dan disamakan ukurannya atau
volumenya.

4.   Pembuangan Limbah
Proses akhir dari pengolahan limbah padat adalah pembuangan limbah yang dibagi
menjadi dua yaitu :

a)    Pembuangan Di Laut
Pembuangan limbah padat di laut, tidak boleh dilakukan pada sembarang tempat dan
perlu diketahui bahwa tidak semua limbah padat dapat dibuang ke laut. Hal ini disebabkan :
1. Laut sebagai tempat mencari ikan bagi nelayan.
2. Laut sebagai tempat rekreasi dan lalu lintas kapal.
3. Laut menjadi dangkal.
4. Limbah padat yang mengandung senyawa kimia beracun dan berbahaya dapat membunuh
biota laut.

b)    Pembuangan Di Darat Atau Tanah


Untuk pembuangan di darat perlu dilakukan pemilihan lokasi yang harus dipertimbangkan
sebagai berikut :
1. Pengaruh iklim, temperatur dan angin.
2. Struktur tanah.
3. Jaraknya jauh dengan permukiman.
4. Pengaruh terhadat sumber lain, perkebunan, perikanan,
peternakan, flora atau fauna. Pilih lokasi yang benar-benar tidak ekonomis lagi untuk
kepentingan apapun.

3.   Limbah gas dan partikel


 Pengolahan Limbah Gas
Ada beberapa metode yang telah dikembangkan untuk penyederhanaan buangan gas. Dasar
pengembangan yang dilakukan adalah absorbsi, pembakaran, penyerap ion, kolam netralisasi
dan pembersihan partikel.
Pilihan peralatan dilakukan atas dasar faktor berikut:
– Jenis bahan pencemar (polutan)
– Komposisi
– Konsentrasi
– Kecepatan air polutan
– Daya racun polutan
– Berat jenis
– Reaktivitas
– Kondisi lingkungan
Desain peralatan disesuaikan dengan variabel tersebut untuk memperoleh tingkat efisiensi
yang maksimum.
Kesulitannya sering terbentuk pada persediaan alat di pasaran.
Pilihan desain yang diinginkan tidak sesuai dengan kondisi limbah, sebab itu harus dibentuk
desain baru. Kemampuan untuk mendesain peralatan membutuhkan keahlian tersendiri dan
ini merupakan masalah tersendiri pula.
Di samping itu ada faktor lain yang harus dipertimbangkan yaitu nilai ekonomis peralatan.
Tidakkah peralatan mencakup sebagian besar investasi yang tentu harus dibebankan pada
harga pokok produksi. Permasalahannya bahwa ternyata kemudian biaya pengendalian
menjadi beban konsumen.
Atas dasar pemikiran ini maka pilihan teknologi .pengolahan harus merupakan kebijaksanaan
perlindungan konsumen baik dari sudut pencemaran itu sendiri maupun dari segi biaya.
Pada umumnya jenis pencemar melalui udara terdiri dari bermacam-macam senyawa kimia
baik berupa limbah maupun bahan beracun dan berbahaya yang tersimpan dalam pabrik.

4.       Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).


A.      Pengertian Limbah B3
Limbah B3 adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya
dan atau beracun yang karena sifat, konsentrasinya, dan jumlahnya secara langsung maupun
tidak langsung dapat mencemarkan, merusak, dan dapat membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
Pengelolaan Limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi, penyimpanan,
pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan penimbunan limbah B3.
Pengelolaan Limbah B3ini bertujuan untuk mencegah, menanggulangi pencemaran dan
kerusakan lingkungan, memulihkan kualitas lingkungan tercemar, dan meningkatan
kemampuan dan fungsi kualitas lingkungan.
Pengelolaan Limbah B3 ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 tahun
1994 yang dibaharui dengan PP No. 12 tahun 1995 dan diperbaharui kembali dengan PP No.
18 tahun 1999 tanggal 27 Februari 1999 yang dikuatkan lagi melalui Peraturan Pemerintah
No. 74 tahun 2001 tanggal 26 November 2001 tentang Pengelolaan Limbah B3
Menurut PP No. 18 tahun 1999, yang dimaksud dengan limbah B3 adalah sisa suatu
usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena
sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dapat mencemarkan dan atau merusakan lingkungan hidup dan atau
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk
hidup lain.
B.       Tujuan pengelolaan limbah B3
Tujuan pengelolaan B3 adalah untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran atau
kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah B3 serta melakukan pemulihan
kualitas lingkungan yang sudah tercemar sehingga sesuai dengan fungsinya kembali.
Dari hal ini jelas bahwa setiap kegiatan/usaha yang berhubungan dengan B3, baik penghasil,
pengumpul, pengangkut, pemanfaat, pengolah dan penimbun B3, harus memperhatikan aspek
lingkungan dan menjaga kualitas lingkungan tetap pada kondisi semula. Dan apabila terjadi
pencemaran akibat tertumpah, tercecer dan rembesan limbah B3, harus dilakukan upaya
optimal agar kualitas lingkungan kembali kepada fungsi semula.
C.      Identifikasi limbah B3
Pengidentifikasian limbah B3 digolongkan ke dalam 2 (dua) kategori, yaitu:
1. Berdasarkan sumber
2. Berdasarkan karakteristik
Golongan limbah B3 yang berdasarkan sumber dibagi menjadi:
         Limbah B3 dari sumber spesifik;
         Limbah B3 dari sumber tidak spesifik;
         Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan dan buangan produk
yang tidak memenuhi spesifikasi.
Sedangkan golongan limbah B3 yang berdasarkan karakteristik ditentukan dengan:
         mudah meledak;
         pengoksidasi;
         sangat mudah sekali menyala;
         sangat mudah menyala;
         mudah menyala;
         amat sangat beracun;
         sangat beracun;
         beracun;
         berbahaya;
         korosif;
         bersifat iritasi;
         berbahayabagi lingkungan;
         karsinogenik;
         teratogenik;
         mutagenik.
Karakteristik limbah B3 ini mengalami pertambahan lebih banyak dari PP No. 18 tahun 1999
yang hanya mencantumkan 6 (enam) kriteria, yaitu:
         mudah meledak;
         mudah terbakar;
         bersifat reaktif;
         beracun;
         menyebabkan infeksi;
         bersifat korosif.
Peningkatan karakteristik materi yang disebut B3 ini menunjukan bahwa pemerintah
sebenarnya memberikan perhatian khusus untuk pengelolaan lingkungan Indonesia. Hanya
memang perlu menjadi perhatian bahwa implementasi dari Peraturan masih sangat kurang di
negara ini.

Limbah B3 dapat diklasifikasikan menjadi:

* Primary sludge, yaitu limbah yang berasal dari tangki sedimentasi pada pemisahan awal
dan banyak mengandung biomassa senyawa organik yang stabil dan mudah menguap
* Chemical sludge, yaitu limbah yang dihasilkan dari proses koagulasi dan flokulasi
* Excess activated sludge, yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan dengan lumpur
aktif sehingga banyak mengandung padatan organik berupa lumpur dari hasil proses tersebut
* Digested sludge, yaitu limbah yang berasal dari pengolahan biologi dengan digested
aerobic maupun anaerobic di mana padatan/lumpur yang dihasilkan cukup stabil dan banyak
mengandung padatan organik.
D.      Pengelolaan dan pengolahan limbah B3
Pengelolaan limbah B3 meliputi kegiatan pengumpulan, pengangkutan, pemanfatan,
pengolahan dan penimbunan.
Setiap kegiatan pengelolaan limbah B3 harus mendapatkan perizinan dari Kementerian
Lingkungan Hidup (KLH) dan setiap aktivitas tahapan pengelolaan limbah B3 harus
dilaporkan ke KLH. Untuk aktivitas pengelolaan limbah B3 di daerah, aktivitas kegiatan
pengelolaan selain dilaporkan ke KLH juga ditembuskan ke Bapedalda setempat.
Pengolahan limbah B3 mengacu kepada Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan (Bapedal) Nomor Kep-03/BAPEDAL/09/1995 tertanggal 5 September 1995
tentang Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
Pengolahan limbah B3 harus memenuhi persyaratan:
 Lokasi pengolahan
Pengolahan B3 dapat dilakukan di dalam lokasi penghasil limbah atau di luar lokasi
penghasil limbah. Syarat lokasi pengolahan di dalam area penghasil harus:
1.      daerah bebas banjir;
2.      jarak dengan fasilitas umum minimum 50 meter;
Syarat lokasi pengolahan di luar area penghasil harus:
1.      daerah bebas banjir;
2.      jarak dengan jalan utama/tol minimum 150 m atau 50 m untuk jalan lainnya;
3.      jarak dengan daerah beraktivitas penduduk dan aktivitas umum minimum 300 m;
4.      jarak dengan wilayah perairan dan sumur penduduk minimum 300 m;
5.      dan jarak dengan wilayah terlindungi (spt: cagar alam,hutan lindung) minimum 300 m.
 Fasilitas pengolahan
Fasilitas pengolahan harus menerapkan sistem operasi, meliputi:
1.      sistem kemanan fasilitas;
2.      sistem pencegahan terhadap kebakaran;
3.      sistem pencegahan terhadap kebakaran;
4.      sistem penanggulangan keadaan darurat;
5.      sistem pengujian peralatan;
6.      dan pelatihan karyawan.
Keseluruhan sistem tersebut harus terintegrasi dan menjadi bagian yang tak terpisahkan
dalam pengolahan limbah B3 mengingat jenis limbah yang ditangani adalah limbah yang
dalam volume kecil pun berdampak besar terhadap lingkungan.
 Penanganan limbah B3 sebelum diolah
Setiap limbah B3 harus diidentifikasi dan dilakukan uji analisis kandungan guna menetapkan
prosedur yang tepat dalam pengolahan limbah tersebut. Setelah uji analisis kandungan
dilaksanakan, barulah dapat ditentukan metode yang tepat guna pengolahan limbah tersebut
sesuai dengan karakteristik dan kandungan limbah.
 Pengolahan limbah B3
Jenis perlakuan terhadap limbah B3 tergantung dari karakteristik dan kandungan limbah.
Perlakuan limbah B3 untuk pengolahan dapat dilakukan dengan proses sbb:
1.      proses secara kimia, meliputi: redoks, elektrolisa, netralisasi, pengendapan, stabilisasi,
adsorpsi, penukaran ion dan pirolisa.
2.      proses secara fisika, meliputi: pembersihan gas, pemisahan cairan dan penyisihan komponen-
komponen spesifik dengan metode kristalisasi, dialisa, osmosis balik, dll.
3.      proses stabilisas/solidifikasi, dengan tujuan untuk mengurangi potensi racun dan kandungan
limbah B3 dengan cara membatasi daya larut, penyebaran, dan daya racun sebelum limbah
dibuang ke tempat penimbunan akhir
4.      proses insinerasi, dengan cara melakukan pembakaran materi limbah menggunakan alat
khusus insinerator dengan efisiensi pembakaran harus mencapai 99,99% atau lebih. Artinya,
jika suatu materi limbah B3 ingin dibakar (insinerasi) dengan berat 100 kg, maka abu sisa
pembakaran tidak boleh melebihi 0,01 kg atau 10 gr
Tidak keseluruhan proses harus dilakukan terhadap satu jenis limbah B3, tetapi proses dipilih
berdasarkan cara terbaik melakukan pengolahan sesuai dengan jenis dan materi limbah.
 Hasil pengolahan limbah B3
Memiliki tempat khusus pembuangan akhir limbah B3 yang telah diolah dan dilakukan
pemantauan di area tempat pembuangan akhir tersebut dengan jangka waktu 30 tahun setelah
tempat pembuangan akhir habis masa pakainya atau ditutup.
Perlu diketahui bahwa keseluruhan proses pengelolaan, termasuk penghasil limbah B3, harus
melaporkan aktivitasnya ke KLH dengan periode triwulan (setiap 3 bulan sekali).

BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.          Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian kami bahwa limbah yang terdapat di PT. United Tractors
adalah sebagai berikut.
1.           Kertas Bekas (Waste Paper)
Dalam rangka penghematan kertas,  setelah dilihat kertas yang telah menjadi sampah
dalam  lingkungan perusahaan PT. United Tractors, maka kertas tersebut dapat di pakai
kembali menjadi kertas yang berguna. Perlu diketahui, dalam perusahaan PT. United Tractors
sampah yang berupa plastik,kertas putih, dan kertas berwarna lainnya itu tidak dibuang begitu
saja melainkan di simpan di dalam rak kertas bekas untuk di pakai kembali, sedangkan kertas
yang berwarna coklat dibuang ke tong sampah, selain itu limbah yang berbahan plastik di
buang juga di dalam tong sampah, yang tempat sampahnya berada dimasing-masing bawah
meja karyawan.

2.           Limbah B3

Pada perusahaan di PT. United Tractors ini limbah B3 tidak langsung dibuang begitu
saja melainkan disimpan terlebih dahulu di suatu tempat penyimpanan yang aman untuk
menyimpan limbah B3 tersebut. Contoh dari limbah B3 tersebut adalah oli, solar, bensin, cat,
dan sebagainya. Dalam ruangan ini orang yang tidak bersangkutan dilarang memasuki area
ini, sebab ruangan ini merupakan tempat penyimpanan barang-barang berbahaya dan
beracun.
3.           Kardus Bekas

Kardus-kardus tersebut merupakan kardus yang tidak terpakai lagi, dan kardus – kardus
tersebut dapat diolah kembali seperti kegunaan semula yaitu sebagai pembungkus barang
apabila barang yang dikirim tersebut jumlahnya banyak ataupun sedikit.
4.           Kotak Nasi Bekas

Di dalam PT.United Tractors ketika para karyawan telah selesai makan siang, maka
kotak – kotak nasi tersebut ditumpuk di dalam ruangan dan kemudian dikumpulkan didalam
kantong plastik hitam, sebelum dimasukkan kedalam kantong plastic hitam tersebut biasanya
kotak nasi tersebut diletakkan dibawah lantai dan ditumpuk sampai tinggi dan akhirnya
mengakibatkan terjadinya kerubuhan kotak makanan tersebut yang kemudian isi dari sisa
makanan tersebut berhamburan. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya pemandangan
yang ada didalam PT. United Tractors tersebut.
5.           Plastik Bekas

Plastik tersebut apabila telah robek atau rusak langsung dibuang ke TPA (Tempat
Pembuangan Akhir) dan tidak akan dipakai lagi. Tetapi tim TPA tersebut yang akan
mengolah limbah plastik tersebut menjadi plastik yang baru seperti semula.
B.          Pembahasan
Ternyata limbah yang terdapat di PT. United Tractors tersebut merupakan
limbah yang dapat diolah kembali menjadi barang yang berguna seperti semula.
Walaupun di dalam perusahaan PT. United Tractors tersebut tidak dapat mengolah
limbah – limbah tersebut akan tetapi limbah tersebut dapat diolah dengan melalui
tim TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Salah satu contoh limbah yang sering
digunakan kembali menjadi fungsi yang semula adalah kertas bekas, karena kertas
bekas tersebut tidak harus diolah terlebih dahulu untuk menggunakan kembali.
Sebab dari limbah kertas tersebut masih tersisa kertas kosong yang terdapat
dibelakang kertas yang telah terpakai tersebut. Sedangkan limbah – limbah yang lain
seperti kotak nasi, limbah B3, Plastik bekas, dan kardus bekas dapat diolah kembali
melalui tim TPA (Tempat Pembuangan Akhir).

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.           KESIMPULAN 
   Dapat disimpulkan limbah/ sampah yang terdapat di PT. UNITED
TRACTORSdiminilasir selain untuk pentingnya kesehatan dan estetika sehingga aktifitas
karyawan dapat berkesinambungan dalam menjalankan tugas. Limbah yang digunakan
Perusahaan tidaklah mengandung zat-zat yang berbahayakan tetapi menjadi bahan-bahan
yang baik akan kesuburan tanah dan pertumbuhan pohon. Salah satunya adalah kertas bekas
yang dimanfaatkan tersebut merupakan hasil dari kegiatan sehari-hari di dalam  Perusahaan.
Apabila terus menerus menggunakan kertas tetapi tidak dikelola kembali, tidak dapat
dipungkiri lagi pohon-pohon akan menjadi gundul. Maka dari itu pergunakan kertas dengan
sebaik-baiknya. Jadi sebagian besar limbah yang terdapat disini tidak langsung didaur ulang
oleh Perusahaan. Akan tetapi di olah oleh Tim Kebersihan TPA (Tempat pembuangan akhir).
Limbah yang berupa organik dapat dikelola dengan baik dan bersifat buangan. Digunakan
kembali sebagai alat yang baik untuk pertumbuhan tanaman dan kesuburan tanah. Limbah
yang berupa anorganik dapat pula dimanfaatkan untuk membantu orang yang membutuhkan
dan di gunakan untuk menghasilkan uang, selain itu ada juga limbah anorganik yang dapat
dipergunakan untuk menyuburkan tanaman ( Di jadikan pupuk )

B.           Saran
Sebaiknya limbah yang terdapat di PT. United Tractors tersebut harus diolah
kembali agar menjadi barang yang berguna seperti semula. Pada perusahaan ini
limbah yang dapat digunakan kembali yaitu hanya kertas bekas. Tidak semua limbah
di PT. United Tractors ini dapat diolah kembali menjadi barang yang berguna seperti
semula. Kebanyakan barang – barang yang tidak terpakai di perusahaan ini langsung
di buang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir).

Anda mungkin juga menyukai