Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah

1.1.1 Latar belakang

Pesatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia khususnya di kota besar membawa

akibat pada berbagai aspek kehidupan manusia. Pertumbuhan tersebut membawa

keuntungan yaitu tumbuh dan berkembangnya kota-kota menjadi pusat kegiatan

ekonomi, industri, sosial, dan budaya. Selain membawa keuntungan, pertumbuhan

juga membawa konsekuensi yaitu terjadinya kemunduran kualitas lingkungan hidup

perkotaan berupa kebisingan, kemacetan lalu lintas dan pencemaran air, udara serta

tanah yang disebabkan oleh limbah atau sampah industri dan rumah tangga. Ini akan

menjadi ancaman besar bagi kelangsungan hidup manusia itu sendiri dalam mencapai

kehidupan yang lebih makmur dan sejahtera.

Filosofis pengelolaan sampah selama ini adalah dikumpulkan, ditampung di tempat

pembuangan sementara (TPS) dan akhirnya dibuang ke tempat pembuangan akhir

(TPA). Ada beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi permasalahan sampah

yang ada di Indonesia. Pertama adanya keterbatasan lahan yang dapat dipergunakan

1
2

sebagai TPA karena semakin sulitnya memperoleh ruang yang pantas, jaraknya

semakin jauh dari pusat kota, dan diperlukannya dana yang besar untuk pembebasan

lahan TPA.

Kondisi di atas mendorong upaya pengelolaan sampah yang lebih baik dan sebanyak

mungkin dapat mendayagunakan kembali sampah. Sampah sering dianggap sebagai

benda yang tidak berguna, secara ekonomis merupakan komoditas yang bernilai

negatif karena untuk menanganinya diperlukan biaya yang relatif besar. Usaha

pengelolaan sampah dapat dilaksanakan sebaik mungkin karena terdapat beberapa

dampak positif terhadap perekonomian daerah, yaitu hasil dari pengelolaan sampah

dapat dimanfaatkan menjadi barang-barang kreatif yang layak pakai, dapat mengatasi

masalah keterbatasan lahan dan sumber dana pengelolaan sampah, usaha ini dapat

pula memberi manfaat ekonomi bagi para pelakunya.

Berdasarkan penjelasan diatas, tulisan ini diharapkan dapat memberikan kesadaran

akan pentingnya pengelolaan sampah. Selain itu, tulisan ini dapat memberikan

petunjuk dan informasi bahwa ada beberapa hasil pengelolaan sampah yang memilki

manfaat yang besar bagi perekonomian daerah. Dalam tulisan ini akan dijelaskan

bagaimana mengolah sampah menjadi material bangunan yang kuat, yang dapat

digunakan oleh masyarakat dengan mudah dan murah. Dengan demikian sampah-
3

sampah yang ada di masyarakat dapat berkurang dan masyarakat dapat hidup dengan

nyaman dan tentram.

1.1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang penulis ajukan di

antaranya.

1. Bagaimana cara mengolah sampah rumah tangga menjadi material bangunan?

2. Apa kendala dalam memanfaatkan sampah rumah tangga menjadi material

bangunan?

3. Apa kelebihan material bangunan yang terbuat dari sampah rumah tangga?

4. Apa kekurangan material bangunan yang terbuat dari sampah rumah tangga?

1.2 Ruang Lingkup Kajian

Untuk menjawab rumusan masalah di atas, akan penulis kaji hal hal berikut,

1. sampah rumah tangga,

2. sampah yang ada di Bandung,

3. jenis-jenis sampah,

4. komposisi sampah,

5. kekuatan material,

6. sifat sifat material,

7. cara pengolahan, dan


4

8. kelebihan dan kekurangan dari hasil produk.

1.3 Tujuan Penulisan dan Manfaat

Tujuan yang hendak dicapai melalui penulisan laporan penelitian ini adalah.

1. Mengetahui cara pengolahan sampah rumah tangga menjadi material

bangunan.

2. Mengetahui kendala dalam memanfaatkan sampah rumah tangga menjadi

material bangunan.

3. Mengetahui kelebihan material bangunan yang terbuat dari sampah rumah

tangga.

4. Mengetahui kekurangan material bangunan yang terbuat dari sampah rumah

tangga.

1.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

1.4.1 Metode

Metode yang digunakan adalah deskriptif analitis, historis komparatif, dan

eksperimen bertujuan mendeskripsikan, membandingkan, dan melakukan


5

eksperimen data yang diperoleh baik dari berbagai rujukan maupun dari lapangan

kemudian dianalisis.

1.4.2 Teknik pengumpulan data

Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah

1. Studi kepustakaan di perpustakaan ITB

2. Observasi lapangan dengan mengunjungi TPA dan TPS di Kota Bandung

3. Wawancara dengan Dosen ITB ( Dr.Pandji Prawisudha )

4. Studi kasus

1.5 Sistematika Penulisan

Pada bab I (satu) dikemukakan latar belakang serta rumusan masalah dari

pemanfaatan sampah menjadi bahan material. Selain itu disebutkan pula tujuan

penulisan makalah, ruang lingkup kajian masalah yang meliputi sampah rumah

tangga. sampah yang ada di Bandung, jenis-jenis sampah, komposisi sampah,

kekuatan material, sifat sifat material, cara pengolahan sampah menjadi material

bangunan, serta kelebihan dan kekurangan dari hasil produk. Kemudian diberikan

pula metode penelitian dan teknik pengumpulan data yang dipilih untuk
6

menyelesaikan makalah ini. Selanjutnya, pada bab II (dua) dijabarkan teori-teori

dasar tentang sampah dan material. Pada bab III (tiga) dikemukakan pemanfaatan

sampah menjadi material bangunan, dalam hal ini meliputi teknik pengumpulan

sampah di Bandung, pengolahan sampah rumah tangga menjadi material bangunan,

uji kekuatan material yang di peroleh , dan lain-lain. Bab IV (empat) berisi tentang

simpulan dan saran dari penulis mengenai pemanfaatan sampah menjadi material

bangunan.
BAB II

TEORI DASAR SAMPAH DAN MATERIAL

2.1 Pengertian Sampah

Pengertian sampah menurut Waste Framework Directive (2008) adalah "... segala zat

atau benda yang dibuang atau dituju oleh pemegang atau diharus kan untuk

dibuang ...".Menurut pengertian tersebut sampah bisa meliputi semua arti sesuatu

yang bekas terpakai ,sudah tidak digunakan dan harus dibuang.

Seperti yang kita tahu dalam keseharian kita tidak akan mungkin terlepas dari

sampah, kita makan dan minum, membeli barang di supermarket dan pasar pasti

menghasilkan sampah, hingga mungkin barang-barang kita yang sudah rusak atau

yang lama tidak terpakai bisa dikategorikan sebagai sampah.Sampah dapat

memberikan dampak negatif jika kita tidak dapat mengelolanya dengan baik,akan

tetapi sampah bisa menjadi salah satu alternative solusi seperti dapat digunakan

material bangunan jika kita mengetahui cara mengolah sampah tersebut secara tepat.

7
8

2.2 Jenis-jenis Sampah

Menurut fungsinya,sampah bisa dibagi menjadi beberapa jenis:

1. Sampah Rumah Tangga

Sampah ini seperti namanya merupakan sampah hasil dari pekerjaan kita sehari-hari,

sampah-sampah mulai dari yang organik seperti sisa sayuran,sisa makanan yang tidak

habis termakan hingga sampah nonorganik seperti sampah botol bekas minuman dan

bungkus bebas jajanan.Sampah rumah tangga juga bisa dikategorikan menjadi

sampah yang dapat di daur ulang dan sampah yang tidak dapat di daur ulang, atau

sulit untuk didaur ulang.Sampah yang dapat didaur ulang contohnya sampah dari

botol-botol plastic yang dapat digunakan sebagai kerajinan tangan,atau sampah kertas

yang dapat diolah kembali menjadi kertas bekas yang dapat di manfaatkan dan

mempunyai nilai jual,contoh lainnya yaitu sampah hasil sisa sayuran atau makanan

dapat digunakan untuk pakan ternak.Sedangkan sampah yang sulit atau tidak bisa

didaur ulang contohnya sampah berbahan kaca, atau sampah yang mengandung bahan

berbahaya.

2. Sampah industry

Di abad 20 ini , sampah industri bisa menjadi salah satu yang tidak bisa di remehkan

keberadaan dan dampaknya untuk lingkungan.Saat ini banyak perusahaan besar yang

berlomba-lomba membuat pabrik untuk menambah kapasitas produksi mereka, tanpa


9

memperhatikan pengolahan limbah-limbah yang sangat berbahaya. Limbah yang

mereka hasilkan seperti merkuri,logam berat dan zat-zat beracun sangat berpotensi

untuk merusak ekosistem jika tidak tertangani dengan baik.

3. Sampah peternakan

Menurut penelitian yang dilakukan oleh As’adul (2016) di Kecamatan Krian

,Kabupaten Sidoarjo khususnya di RPH(Rumah pemotongan Hewan) di dapatkan

data bahwa untuk limbah padat sentra peternakan sapi perah yang berupa kotoran

sapi adalah sebesar 3272,889 kg/hari; dan sisa pakan ternak adalah sebesar 261,133

kg/hari. limbah padat Rumah Pemotongan Hewan (RPH) yang berupa isi rumen

adalah sebesar 3539,98 kg/hari; dan darah sapi sebesar 754,65 kg/hari.

Menurut data diatas , limbah peternakan menyumbang jumlah yang cukup signifikan

dalam menambah volume sampah secara umum, oleh karena itu diperlukan

pengelolaan secara tepat agar nantinya tidak mecemari lingkungan.


10

2.3 Permasalahan Sampah yang Ada di Masyarakat

Sampah adalah salah satu dari sekian banyak masalah sosial yang dihadapi oleh

masyarakat. Masyarakat kota ataupun daerah yang padat pendudukanya pasti

menghasilkan sampah yang begitu banyak, sehingga dapat memengaruhi lingkungan

sekitar. Permasalahan yang sering timbul adalah masyarakat sering membuang

sampah tidak pada tempatnya seperti sungai, selokan, jalanan sehingga dapat

mencemari lingkungan bahkan dapat menimbulkan bencana banjir. Akibatnya

masyarakat akan merasa tidak nyaman apabila hidup di lingkungan yang kumuh dan

kotor.

Selain itu, sampah juga dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan masyarakat

apabila tidak ada penanggulangannya. Jika sampah tersebut dibuang sembarangan

atau ditumpuk tanpa adanya pengelolaan yang baik, maka akan timbul berbagai

macam masalah kesehatan yang terjadi di lingkungan masyarakat. Sampah-sampah

yang berserakan dapat meyebabkan pertumbuhan organisme-organisme yang dapat

membahayakan, mencemari udara, tanah dan air. Sampah juga dapat berkontribusi

dalam mempercepat pemanasan global.

David Shukman, editor sains di BBC News di dalam berita Kompas.com meyebutkan

bahwa permasalahan sampah plastik di Indonesia sudah sangat akut, dan harus
11

meminta bantuan militer untuk turun tangan. Dilansir dari BBC News, Kamis

(19/4/2018) yang dimuat dalam Kompas.com, Shukman melaporkan keterlibatan TNI

dalam masalah sampah di Kota Bansung. Dia pun menekankan bahwa krisis sampah

plastic tidak hanya terjadi di Kota Bandung saja, tetapi juga terjadi di kota-kota besar

Indonesia dan negara berkembang lainnya. Menurut Shukman, lonjakan jumlah

penduduk dan semakin banyaknya penggunaan kantong plastic menjadi pemicu

meledaknya jumlah plastic. Kondisi itu juga diperparah dengan budaya membuang

samapah sembarangan.

2.4 Pengertian Material Bangunan

Material bangunan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah barang yang

merupakan bakal membangun rumah atau gebung dsb. Material Bangunan dapat

didefinisikan sebagai salah satu elemen pokok yang menentukan kualitas suatu

bangunan. Bahan bangunan juga dapat diartikan pemegang peranan penting dalam

suatu kontruksi bangunan seperti memenentukan kekuatan, keamanan, keselamatan

dan keawetan suatu bangunan. Material bangunan adalah setiap bahan yang

digunakan untuk tujuan konstruksi.

2.5 Jenis-Jenis Material Bangunan

1. Kayu
12

Material

yang

ramah

lingkungan, karena Material kayu dapat diproduksi dengan cara siklus tanam, kayu

merupakan sumber kekayaan alam yang tidak akan habis-habisnya jika dikelola

dengan baik. Kayu dikatakan juga sebagai renewable resources.

(Gambar 2.1 Bagian-bagian kayu)

2. Beton

Material konstruksi bangunan yang sering digunakan karena mudah pada waktu

pelaksanaan konstruksi dan biaya pemeliharaan yang relative murah dibandingkan

material lainnya.

Material dasar beton terdiri dari semen, agregat kasar (kerakal, batu pecah), agregat

halus/pasir, air dan Material lainnya..


13

Material beton digunakan untuk bangunan tempat tinggal, gudang, gedung

perkantoran, appartement , reaktor nuklir dll. Terdapat beberapa jenis beton yaitu

1. Batu Bata

Batu Bata adalah Material bangunan yang telah lama dikenal dan dipakai oleh

masyarakat baik di pedesaan atau perkotaan yang berfungsi untuk Material

konstruksi.

Definisi batu bata menurut SNI 15-2094-2000 dan SII-0021-78 merupakan suatu

unsur bangunan yang diperuntukkan pembuatan konstruksi bangunan dan yang

dibuat dari tanah dengan atau tanpa campuran Material-Material lain, dibakar cukup

tinggi, hingga tidak dapat hancur lagi bila direndam dalam air.

2. Batako

Batako merupakan beton tanpa agregat kasar yang disusun oleh semen dan agregat

halus saja. Batako adalah batu-batuan atau batu cetak yang tidak dibakar dari tras dan

kapur, kadang-kadang juga dengan sedikit semen portland, sudah banyak dipakai oleh

masyarakat untuk pembuatan rumah dan gedung. Batako mempunyai sifat-sifat panas

dan ketebalan total yang lebih baik dari pada beton padat. Semakin banyak produksi

batako semakin ramah lingkungan dari pada produksi bata tanah liat karena tidak

harus dibakar.
14

2.6 Karakteristik Material Bangunan

1. Sifat Kimia

Umumnya Material bangunan terdiri dari beberapa unsur, senyawa dan campuran,

apabila suatu Material bangunan terdiri dari zat-zat dicampur dengan zat-zat dari

Material bangunan lainnya dan hasil campuran semacam itu disebut campuran kimia.

Sifat senyawa kimia yang penting dan ada kaitannya dengan Material bangunan

antara lain adalah:asam,basa dan garam sedangkan Material bangunan pada umunya

dapat digolongkan dalam senyawa organis dan anorganis, senyawa organis misalnya

plastik, cat, bitumen sedangkan senyawa-senyawa anorganis misalnya: Baja,

besi,tembaga ,seng ,aluminium dan timah.

2. Sifat Fisis

Yang perlu diketahui dari Material bangunan adalah sifat kerapatan yaitu

perbandingan antara volume biasa dan volume absolut, bagi setiap Material bangunan

kerapatannya (densitas) biasanya kurang dari 100%, Proritas yaitu perbandingan

volume pori-pori dan volume total dari Material bangunan tersebut. Kedua sifat

sangat penting diketahui bagi tiap-tiap Material bangunan mengingat bahwa angka-
15

angka tersebut bagi Material bangunan menunjukan antara lain kekuatan, sifat

Material terhadap air, hantaran panas.

Dalam hubungan dengan panas maka Material bangunan juga perlu di ketahui sifat-

sifatnya, misalnya sebuah dinding yang terbuat dari beton mempunyai konduktifitas

yang berbeda dengan Material bangunan erat sekali hubungannya dengan penggunaan

Material bangunan seperti:macam,tebal digunakan .Untuk isolasi panas maka

digunakan Material bangunan yang mempunyai konduktifitas yang rendah.

Keawetan adalah suatu sifat Material bangunan yang perlu diketahui, keawetan

adalah ketahanan suatu Material bangunan yang terhadap gangguan dang pengaruh

alam organis lainnya.

3. Sifat Mekanis

Material bangunan yang di gunakan dalam konstruksi bangunan mengalami

bermacam-macam beban seperti:beban tekan, beban tarik, beban lentur, beban lentur

dan beban geser .Kekuatan setiap Material berbeda untuk memikul beban-beban

tersebut ,maka setiap Material harus lebih dulu diketahui kekuatan tekan,tarik ,lentur

dan kekuatan gesernya.


16

Material bangunan juga mempunyai sifat elastisitas yang berbeda yakni

kemampuannya untuk mempertahankan bentuk dan volumenya dari pengaruh dan

gaya dari luar, apabila kekuatan elastisitas sebuah Material bangunan

dilampaui/dileawati maka Material bangunan tersebut tidak akan mendapatkan

kembali bentuknya semula (mengalami peruMaterial bentuk).

Sumber :

1. https://sains.kompas.com/read/2018/04/23/190600123/krisis-sampah-plastik-

ancam-indonesia-seberapa-parahkah-kondisinya-

2. Waddin,As’adul Khairi.2016. Pengelolaan Sampah Organik Rumah

Pemotongan Hewan, Industri Tahu, Peternakan, dan Pasar di Kecamatan

Krian, Kabupaten Sidoarjo.Surabaya:Jurnal ITS

3. Department for Environment, Food and Rural Affairs UK.2012.Guidance on

the legal definition of waste and its application.London.

4. http://digilib.unila.ac.id/7133/15/BAB%20II.pdf

5. http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/29499/Chapter

%20II.pdf?sequence=4&isAllowed=y
17

6. Kampus-sipil.blogspot.com

7. https://ocw.upj.ac.id/files/Slide-CIV-201-Slide-1.pptx

Anda mungkin juga menyukai