Anda di halaman 1dari 4

Roda Pembibitan Dari Botol Bekas

BAB I
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Di era saat ini, kebutuhan akan teknologi atau alat pembantu manusia sangatlah meningkat.
Pada umumnya masyarakat menggunakan alat atau teknologi yang mengandalkan kekuatan
mesin, listrik, dan alat yang bekerja dengan bahan bakar. Contohnya motor bekerja dengan
bensin, kipas angin berputar karena adanya aliran listrik, serta mesin oven yang bekerja
dengan bahan bakar berupa tabung gas.
Tapi, masyarakat tidak memikirkan kerugiannya, contohnya yaitu pencemaran lingkungan
akibat polusi yang ditimbulkan dari penggunaan bahan bakar. Oleh sebab itu, dibutuhkan
sebuah alat yang ramah lingkungan, dengan memanfaatkan limbah anorganik yaitu “Roda
pembibitan yang terbuat dari botol bekas”. Roda pembibitan yang terbuat dari botol bekas ini
berguna untuk membantu petani dalam proses pembibitan. Serta diharapkan mampu
mengurangi limbah di lingkungan masyarakat. Karena limnbah botol bekas mudah untuk
didapatkan dan dijumpai, serta botol bekas ini tidak bisa diuraikan sehingga roda pembibitan
ini menggunakan limbah botol bekas.
Roda pembibitan yang terbuat dari botol bekas ini pun bertujuan untuk meringankan
pekerjaan petani, mengurangi pemakain bahan bakar, sehingga mampu menekan biaya
produksi.

2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana cara membuat “Roda pembibitan dari botol bekas?”
b. Bagaimana cara kerja “Roda pembibitan dari botol bekas?”
c. Apa manfaat “Roda pembibitan dari botol bekas?

3. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana cara membuat “Roda pembibitan dari botol bekas”
2. Mengetahui bagaimana cara kerja dari “Roda pembibitan dari botol bekas”
3. mengetahui apa manfaat “Roda pembibitan dari botol bekas”
4. Manfaat
Dengan adanya eksperimen dalam karya tulis ini, manfaat yang diperoleh bagi:
a. Penulis
1. Dapat menambah pengetahuan
2. Dapat mempraktikkan pengetahuan yang diperoleh
b. Pembaca
1. Dapat menambah wawasan mengenai pengolahan limbah botol bekas menjadi sesuatu
yang berguna
2. Dapat mempraktikkan cara membuat roda pembibitan dari botol bekas
c. Petani
1. Dapat membantu petani dan meringankan petani dalam proses pembibitan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Sampah Botol Plastik
Sampah botol plastik merupakan bahan padat buangan dari kegiatan manusia yang sudah
terpakai. Endah (2015: h.8) menjelaskan bahwa sampah merupakan konsekuensi dari adanya
aktivitas manusia yang begitu kompleks dari mulai bangun tidur hingga tidur lagi, manusia
pasti menghasilkan buangan atau sampah. Oleh karena itu pengolahan sampah tidak terlepas
dari gaya hidup masyarakat.

Sampah memang sampai sekarang belum teratasi secara baik masih banyak sampah-sampah
yang berserakan dimana saja. Dengan meningkatnya dampak buruk sampah yang dirasakan
oleh masyarakat ini menunjukkan bahwa hilangnya kesadarn manusia terhadap pentingnya
kesehatan dan kebersihan lingkungan, serta kurangnya rasa cinta terhadap lingkungan.
Sehingga hal ini menyebabkan semakin membuat bumi yang kita pijak ini menjadi tidak
layak huni.
Jika sampah tersebut terus dibiarkan, tentu akan menimbulkan dampak serius bagi
lingkungan yang mengakibatkan pencemaran udara, tanah, dan dapat menyebabkan banjir.
Endah (2015) menjelaskan bahwa terdapat jenis-jenis sampah, seperti berikut:
1. Sampah Organik
Sampah yang mudah hancur, seperti: Sayuran atau buah yang dibuang makanan sisa,
daun-daun kering dan sebagainya.
2. Sampah Non Organik
Sampah yang berasal dari pabrik dan bersifat tidak mudah hancur, seperti: Kemasan
plastik, kertas, kaleng minuman, botol-botol plastik, logam, puntung rokok, dan
sebagainya.
3. Sampah Bahan Berbahaya Beracun (b3)
Sampah yang tidak bisa hancur dan tidak bisa diolah kembali serta bersifat sangat
berbahaya bagi lingkungan, seperti: Pembalut wanita, pembalut bayi, batu baterai, dan
styrofoam.

2. Prinsip-Prinsip Pengolahan Sampah


Sampai saat ini jumlah tumpukan sampah selalu bertambah dari tahun ke tahun sesuai dengan
jumlah pertumbuhan penduduk, terutama dalam hal yang berkaitan dengan produksi dan
konsumsi masyarakat itu sendiri (Sucipto, 2012: h.28). jika masyarakat dapat mendaur ulang
sampah dengan pengolahan yang benar, maka akan dapat membantu mengurangi pencemaran
lingkungan.
Menurut Endah (2011) beberapa prinsip-prinsip pengolahan sampah, sebagai berikut:
1. Reduce (menguranngi)
Mengurangi barang yang digunakan
2. Reuse (penggunaan kembali)
Menggunakan kembali barang-barang yang bisa digunakan.
3. Recycle (mendaur ulang)
Mendaur ulang barang-barang yang sudah tidak berguna menjadi sesuatu yang lebih
bermanfaat.
4. Replace (menggantikan)
Mengganti barang-barang yang hanya dipakai sekali dengan barang yang lebih ramah
lingkungan dan berguna jangka panjang.

3. Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat


Pengolahan sampah adalah pengolahan sampah yang terdesentralisasikan tersebar dibeberapa
lokasi, berskala kecil atau sedang dan cenderung dioperasikan secara manual dengan prinsip
dekat dengan sumber sampah dan berbasis masyarakat (Drescher, 2006). Sebagai contoh
adalah kegiatan pengolahan sampah pada tingkat rumah tangga yang berskala kecil, dan yang
berskala besar misalnya pengolahan rongsokan.
Saat ini telah tersedia berbagai jenis teknologi 3R, mulai dari teknologi sederhana sampai
teknologi tinggi. Dalam pengaplikasian teknologi pengolahan sampah harus memperhatikan
tiga pilar keberlanjutan yakni (Dougall, 2011):
1. Economically affordable (secara ekonomis bisa diusahakan). Biaya pengolahan
sampah dapat diterima oleh sector dari masyarakat yang dilayani.
2. Socially acceptable (secara sosial bisa diterima). Pengolahan sampah sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dan merefisikan nilai-nilai dan proritas masyarakat.
3. Environmentally effective (secara lingkungan efektif). Seluruh dampak lingkungan
yang diakibatkan oleh pengolahan sampah diredukasi.

Anda mungkin juga menyukai