Anda di halaman 1dari 15

Pemanfaatan Sampah untuk Menghasilkan Nilai Ekonomis Bagi Masyarakat

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirraiim

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Illahi Rabbi yang memperkenankan kita semua berada
dalam rahmat-Nya. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita semua,
Muhammad saw. serta kepada seluruh umat Nya yang selalu mengikuti ajarannya sampai akhir zaman.

Penulisan Makalah dengan judul Pemanfaatan Sampah untuk Menghasilkan Nilai Ekonomis Bagi
Masyarakat ini alhamdulillah telah dapat diselesaikan. Penulisan makalah ini dilaksanakan sebagai salah
satu pemenuhan tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Selain itu diharapkan dapat memacu kami
untuk selalu aktif, kreatif dalam menambah pengayaan mengenai berbagai hal yang ada hubungannya
dengan Mata Pelajaran yang kami pelajari.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini,
terutama kepada Ibu guru Bahasa Indonesia yang telah membimbing kami menyelesaikan penulisan
makalah ini.

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran
sangat kami nantikan untuk perubahan yang lebih baik.

Akhirnya hanya kepada Allah selamanya kita memanjatkan puji serta syukur atas segala limpahan
Karunia dan Hidayah-Nya, dengan disertai harapan semoga apa-apa yang kita karyakan selama ini
merupakan bagian dari amal ibadah untuk mendapat Ridho-Nya.

Allahu ya’khudzu biaidiina ila maa fiihi khoerun lil Islam wal muslimin.

Bandung, Maret 2015

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Disadari atau tidak setiap hari manusia menghasilkan sampah, baik sampah organik maupun sampah
anorganik. Apabila sampah tidak dikelola dengan benar, sampah akan berdampak negatif terhadap
kehidupan manusia dan lingkungan seperti banjir, longsor, sumber berbagai macam penyakit dan
kerusakan lingkungan alam.

Dari dulu sampah merupakan masalah besar bagi masyarakat. Masalah yang timbul diantaranya adalah
sampah yang menumpuk di daerah tertentu yang dekat dengan perumahan warga atau perkantoran,
susah mencari tempat pembuangan akhir, sampah yang sudah terlalu banyak sehingga membukit dan
akhirnya menimbulkan bencana, sampah yang menyumbat aliran air sungai dan lain sebagainya. Hal ini
disebabkan karena masyarakat kurang peduli terhadap sampah, banyak masyarakat yang membuang
sampah sembarangan, masyarakat memanfaatkan sungai sebagai tempat untuk membuang sampah dan
menurunnya rasa sosial masyarakat untuk menjaga kebersihan dan melakukan gotong royong
membersihkan lingkungan.

Sehubungan dengan masalah di atas, sebagian masyarakat yang peduli terhadap kebersihan lingkungan
mencoba untuk memanfaatkan sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat baik bagi mereka sendiri
maupun orang lain.

Atas dasar hal tersebut di atas penulis mencoba mengangkat permasalahan tersebut menjadi suatu
makalah yang berjudul: “Pemanfaatan Sampah untuk Menghasilkan Nilai Ekonomis Bagi Masyarakat”.

B. Tujuan Penulisan Makalah

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk:

1. Mengetahui sumber-sumber sampah.

2. Mengetahui dampak negatif dari sampah.

3. Mengetahui cara memanfaatkan sampah menjadi barang yang memiliki nilai ekonomi bagi
masyarakat.

Selain tujuan di atas, penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran
Bahasa Indonesia kelas IX semester Genap SMPN 2 Margahayu Bandung.
C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diangkat dalam makalah ini adalah:

1. Pengertian sampah.

2. Sumber-sumber sampah.

3. Jenis-jenis sampah.

4. Dampak negatif sampah dalam berbagai bidang.

5. Cara menanggulangi permasalahan yang berhubungan dengan sampah.

6. Prinsip pengolahan sampah.

7. Cara memanfaatkan sampah menjadi barang yang memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat.

D. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan penulis dalam pembuatan makalah adalah:

1. Study kepustakaan yang berupa tinjauan buku atau tinjauan internet.

2. Wawancara terhadap orang-orang yang berhubungan dengan pengelolaan sampah

3. Observasi terhadap lingkungan tempat pembuangan sampah dan pengolahan sampah

BAB II

PEMANFAATAN SAMPAH UNTUK MENGHASILKAN NILAI EKONOMIS BAGI MASYARAKAT

A. Pengertian Sampah
Menurut para ahli, sebagaimana dikutif oleh Dedy Meliala bahwa sampah dapat didefinisikan sebagai
berikut:

1. Kamus Istilah Lingkungan, mendefinisikan sampah sebagai berikut:

“Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama
dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau
materi berkelebihan atau ditolak atau buangan”.

2. Dr. Tandjung, M.Sc. mengatakan bahwa: “Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi,
dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula”.

3. Prof. Ir. Radyastuti. W. mengungkapkan bahwa: “Sampah adalah sumberdaya yang tidak siap
pakai”.

4. Ecolink untuk Istilah Lingkungan mengatakan: “Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau
dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis”.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi
dan dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula.

B. Sumber-sumber Sampah

Dilihat dari sumbernya sampah dibagi ke dalam beberapa jenis, yaitu:

1. Rumah Tangga

Sampah rumah tangga berasal dari dapur rumah yang biasanya sampah organik dari sisa sayuran, buah-
buahan, dan makanan. Tetapi, ada juga sampah anorganik seperti sampo, pasta gigi, sikat gigi, dan lain
sebagainya.

2. Pertanian

Secara umum sampah pertanian dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak, pupuk, dan hiasan.
Sampah pertanian diantaranya adalah batang-batang padi dan gabah sisa penggilingan padi.

3. Perkantoran

Sampah perkantoran pada umumnya adalah kertas-kertas seperti kertas folio dan kertas koran. Sampah
kertas adalah sampah yang paling mudah untuk dimanfaatkan kembali.

4. Pabrik atau Perindustrian

Sampah pabrik atau perindustrian biasanya kita kenal sebagai limbah. Limbah industri ada yang
berbahaya dan ada juga yang tidak. Sampah industri yang berbahaya contohnya limbah kimia yang
dihasilkan oleh pabrik-pabrik kimia yang sebagian ada yang mengandung racun, sehingga dianggap
sebagai limbah yang berbahaya.

5. Rumah Sakit
Sampah rumah sakit biasanya berupa bekas alat suntik, obat-obatan, botol infus, dan sebagainya.
Beberapa sampah rumah sakit dikategorikan sebagai sampah berbahaya.

6. Pasar

Sampah yang berasal dari pasar cukup beragam yang pada umumnya adalah sisa-sisa sayuran yang layu
atau busuk. Jika tidak dikelola dengan baik, sampah-sampah tersebut dapat menimbulkan bau yang
tidak sedap sehingga dapat mengganggu kenyamanan para pembeli. Jika kondisi tersebut tidak
berubah, para pembeli akan memilih tempat yang lebih nyaman seperti di supermarket.

C. Jenis-jenis Sampah

Berdasarkan komposisi, sampah dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

1. Sampah Organik (Degradable)

Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang dapat didegradasi oleh
mikroba atau bersifat biodegradable atau dapat juga didefinisikan sampah yang dapat mengalami
pembusukan secara alami. Sampah rumah tangga

sebagian besar merupakan bahan organik, misalnya sampah berasal dari dapur, sisa-sisa makanan,
pembungkus (selain dari kertas, karet, dan plastik), tepung, sayuran, kulit buah dan lain sebagainya.

2. Sampah Anorganik (non-organik/Undegradable)

Sampah anorganik adalah sampah yang terdiri dari barang-barang yang tidak dapat terurai atau tidak
dapat mengalami pembusukan secara alami, seperti sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non
hayati, baik sebagai produk sintetik maupun hasil pengolahan teknologi (kaleng, plastik, karet, kaca,
keramik, kertas). Walaupun tidak dapat mengalami pembusukan secara lamai, tetapi sampah anorganik
ini dapat didaur ulang.

Berdasarkan sifat fisiknya, sampah digolongkan atas lima kategori, antara lain:

1. Sampah Basah (Garbage)


Terdiri dari bahan-bahan organik yang mempunyai sifat mudah membusuk (sisa makanan, buah atau
sayuran). Sifat utama dari sampah basah ini banyak mengandung air dan cepat membusuk terutama
pada daerah tropis seperti Indonesia.

2. Sampah Kering (Rubbish)

Tersusun dari bahan organik maupun anorganik yang sifatnya lambat atau tidak mudah membusuk.
Sampah kering ini terdiri atas dua golongan:

a. Metalic Rubbish - misalnya pipa besi tua, kaleng-kaleng bekas.

b. Non Metalic Rubbish - misalnya kertas, kayu, sisa-sisa kain, kaca, mika, keramik, dan batu-batuan.

3. Sampah Lembut

Terdiri dari partikel-partikel kecil, ringan dan mempunyai sifat mudah beterbangan,

yang dapat membahayakan dan mengganggu pernafasan serta penglihatan. Misalnya:

a. Debu, berasal dari penyapuan lantai rumah atau gedung, debu pengrajin kayu, debu pabrik kapur,
pabrik semen, pabrik tenun, dan lain-lain.

b. Abu, berasal dari sisa pembakaran kayu, abu rokok, abu sekam, sampah yang terbakar, dan lain-
lain.

4. Sampah Besar (Bulky Waste)

Merupakan sampah yang berukuran besar, misalnya: bekas furnitur (kursi, meja), peralatan rumah
tangga (kulkas, TV), dan lain-lain.

5. Sampah Berbahaya dan Beracun (Hazardous Waste).

Merupakan sampah dari bahan yang beracun dan berbahaya baik terhadap manusia, hewan maupun
tanaman. Sampah ini tidak dapat didaur ulang secara sembarangan harus disterilkan terlebih dahulu.
Sampah ini terdiri dari:

a. Sampah patogen, berupa sampah yang berasal dari rumah sakit dan klinik.

b. Sampah beracun, berupa sisa-sisa pestisida, insektisida, kertas bekas pembungkus bahan

beracun, baterei bekas, dan lain-lain.

c. Sampah radioaktif, berupa sampah bahan-bahan nuklir.

d. Sampah ledakan, berupa petasan, mesiu dari sampah perang, dan sebagainya.

Berdasarkan bentuknya, sampah dibedakan menjadi:

1. Sampah Padat

Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair. Dapat
berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain.
Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah
organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti
sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-
potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.

Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi:

a. Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi

baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan

perkebunan.

b. Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat

dibagi lagi menjadi:

- Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai

secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.

- Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau

diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.

2. Sampah cair

Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke
tempat pembuangan sampah. Contohnya:

· a. Limbah hitam : sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen

yang berbahaya.

· b. Limbah Rumah Tangga : sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat

cucian. Sampah ini memungkin mengandung patogen.

Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase
yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan
dengan polusi.

Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga
dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk
industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan
jumlah konsumsi.

3. Sampah alam

Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti halnya
daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat
menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman.
4. Sampah manusia

Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil
pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi
kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan
virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan
penularan penyakit melalui

sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi. Termasuk didalamnya adalah
perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang
misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.

5. Sampah konsumsi

Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata
lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan
manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan
sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.

6. Limbah radioaktif

Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium dan thorium
yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan
ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas tempat-tempat yang dituju
biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang masih dilakukan).

D. Dampak Negatif Sampah Dalam Berbagai Bidang

1. Dampak terhadap Kesehatan

Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak terkontrol)
merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti
lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan
adalah terjangkitnya berbagai penyakit, seperti:

a. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan
pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever)
dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.

b. Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).

c. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu
penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam
pencernaaan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
d. Sampah beracun. Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal akibat
mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang
dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.

2. Dampak terhadap Lingkungan

Pencemaran darat yang dapat ditimbulkan oleh sampah misalnya pembuangan sampah padat ke badan
air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti
jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain. Bila ditinjau dari segi kesehatan sebagai tempat bersarang dan
menyebarnya bibit penyakit, sedangkan ditinjau dari segi keindahan, tentu saja menurunnya estetika
(tidak sedap dipandang mata).

Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air.
Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini
mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air
akan menghasilkan asam organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas
ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.

Macam pencemaran perairan yang ditimbulkan oleh sampah misalnya terjadinya perubahan warna dan
bau pada air sungai, penyebaran bahan kimia dan mikroorganisme yang terbawa air hujan dan
meresapnya bahan-bahan berbahaya sehingga mencemari sumur dan sumber air. Bahan-bahan
pencemar yang masuk kedalam air tanah dapat muncul ke permukaan tanah melalui air sumur
penduduk dan mata air.

Jika bahan pencemar itu berupa B3 (bahan berbahaya dan beracun) mislnya air raksa (merkuri), chrom,
timbale, cadmium, maka akan berbahaya bagi manusia, karena dapat menyebabkan gangguan pada
syaraf, cacat pada bayi, kerusakan sel-sel hati atau ginjal. Baterai bekas (untuk senter, kamera, sepatu
menyala, jam tangan) mengandung merkuri atau cadmium, jangan di buang disembarang tempat karena
B3 didalamnya dapat meresap ke sumur penduduk.

Macam pencemaran udara yang ditimbulkannya misalnya mengeluarkan bau yang tidak sedap, debu,
gas-gas beracun. Pembakaran sampah dapat meningkatkan karbonmonoksida (CO), karbondioksida
(CO2) nitrogen-monoksida (NO), gas belerang, amoniak dan asap di udara. Asap di udara, asap yang
ditimbulkan dari bahan plastik ada yang bersifat karsinogen, artinya dapat menimbulkan kanker,
berhati-hatilah dalam membakar sampah.

3. Dampak terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi

Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi
masyarakat, seperti bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran
dimana-mana.
4. Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.

Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal
penting di sini adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang sakit) dan
pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja, rendahnya produktivitas).

Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti
tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau
tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu
lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.

E. Cara Menanggulangi Permasalahan yang Berhubungan dengan Sampah

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi permasalahan yang berhubungan dengan
sampah, yaitu:

1. Masyarakat diwajibkan membuang sampah pada tempatnya.

2. Pemerintah mengeluarkan peraturan tentang kewajiban masyarakat untuk membuang sampah


pada tempatnya. Bagi masyarakat yang melanggar dikenakan hukuman sebagaimana diatur dalam
peraturan tersebut.

3. Tersedianya tempat sampah di tempat-tempat tertentu sehingga masyarakat tidak susah


membuang sampah di tempat tersebut.

4. Melakukan kerja bakti secara berkala untuk membersihkan lingkungan sekitar dari sampah.

5. Penimbunan Tanah

Didaerah perkotaan, setiap harinya ribuan meter kubik diangkut ke tempat pembuangan akhir. Sampah-
sampah yang bertumpuk ini dapat dimanfaatkan untuk menimbun tanah dataran rendah yang akan
dijadikan perumahan, ruko atau yang lainnya. Sampah-sampah itu diratakan dan dipadatkan sampai
ketinggian yang diinginkan. (Marshall Bakar, 2012:32)

6. Penimbunan Tanah Secara Sehat (Sanitary Land Fill)

Sampah busuk (garbage) yang merupakan sisa makanan, sayuran atau segala yang busuk dan berbau
busuk sebenarnya dapat dijadikan bahan untuk mengurug dataran rendah. Namun setelah itu, sampah
diurug sesuai dengan ketinggian yang diinginkan, sampah ini ditimbun tanah. Lapisan tanah penimbunan
ketebalannya minimal 60 cm.

7. Pembakaran Sampah

Cara pemusnahan sampah dengan pembakaran biasa dilakukan oleh penduduk desa atau pinggiran
kota. Cara ini dianggap paling praktis. Namun ada kendala jika datang musim penghujan. Biasanya
sampah menjadi basah dan sulit dibakar. Selain itu, pembakaran sampah menyebabkan pencemaran
udara. (Marshall Bakar, 2012:32)
8. Penghancuran (Pulverisation)

Sebagian kota besar telah memiliki mobil pengumpul sampah yang dilengkapi dengan mesin
penghancur. Sampah dibuat potongan-potongan kecil sehingga menjadi praktis. Setelah sampah
dilumatkan, maka sampah-sampah itu dibuang untuk menimbun dataran rendah atau dibuat pupuk
kompos. (Marshall Bakar, 2012:32)

F. Prinsip Pengolahan Sampah

Berikut adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan sampah,

yaitu:

1. Mengurangi (Inggris: reduce)

Sebisa mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita
menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.

2. Menggunakan kembali (Inggris: reuse)

Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang yang sekali
pakai, buang(Inggris: disposable)

3. Mendaur ulang (Inggris: recycle)

Sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak semua barang bisa
didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri tidak resmi (Inggris: informal) dan industri rumah
tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang berguna bagi manusia.

4. Mengganti (Inggris: replace)

Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan
barang yang lebih tahan lama.

5. Mengubah (Inggris: recovery)

Recovery ialah proses pengubahan sampah menjadi bentuk lain, misalnya sampah diubah menajdi
energi listrik (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa)).

G. Pemanfaatan Sampah untuk Menghasilkan Nilai Ekonomis Masyarakat

Selain cara di atas ada beberapa cara lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan sampah
yaitu dengan memanfaatkan sampah menjadi sesuatu yang memiliki nilai ekonomis bagi masyarakat,
diantaranya adalah:

1. Makanan Ternak
Banyak sisa kegiatan rumah tangga atau kegiatan pabrik yang bisa dijadikan makanan ternak. Sebagai
contoh, sayur-mayur sisa di dapur, bisa dijadikan makanan sapi, kambing atau binatang ternak lainnya.
Nasi yang basi bisa dicampur dengan dedak untuk makanan ayam. Kulit singkong, kulit pisang dan
sejenisnya bisa juga dijadikan makanan ternak. Di beberapa peternakan, ampas tahu dijadikan makanan
domba, sehingga domba tumbuh dengan gemuk.

2. Daur Ulang (Recycling)

Sampah-sampah yang dibuang karena dianggap sudah tidak berguna lagi, sebenarnya

masih dapat dimanfaatkan. Benda-benda itu bisa diubah menjadi benda lain atau dicetak ulang untuk
benda yang sama, seperti : plastik, kertas, kaca, dan botol bekas. Beberapa contoh daur ulang dapat
disebutkan sebagai berikut:

a. Daur ulang plastik

Plastik-palstik yang dikumpulkan diproses melalui beberapa tahapan, yaitu : sortir, pemotongan,
pencucian, pengeringan, pemanasan, penyaringan, pendinginan, pencetakan pembungkusan dan
pemeriksaan. Pada tahap ini dihasilkan biji plastik yang selanjutnya diolah menjadi barang-barang
keperluan rumah tangga yang memiliki nilai jual.

b. Daur ulang kaca

Daur ulang kaca dapat dilakukan dengan cara pecahan kaca atau botol yang ada dibersihkan, dicuci dan
dilebur dalam tungku pemanas bersuhu 1.500 derajat celcius selama 24 jam. Setelah benar-benar
meleleh, selanjutnya kaca dibentuk sesuai dengan keinginan. Pecahan kaca atau botol dapat pula
langsung dibuat benda hias yang memiliki nilai seni yang tinggi.

c. Daur ulang kaleng bekas

Kaleng-kaleng bekas dapat didaur ulang menjadi berbagai barang kerajinan yang berguna, misalnya vas
bunga, tempat pensil, wadah kosmetik atau perhiasan, mainan anak atau toples tempat permen.

d. Daur ulang bunga kering

Agar bunga dapat bertahan lebih lama dan memiliki nilai seni yang tinggi, bunga dapat dikeringkan dan
dikombinasikan dengan bahan limbah lain seperti ranting tanaman, daun, kulit dan biji buah. Semua
bahan tersebut dirangkai melalui pengeleman dan dibentuk menjadi booklet yang indah atau asesoris
lain sebagai dekorasi ruangan.

e. Daur ulang bahan kain

Kain yang sudah tidak dipakai lagi dapat dimanfaatkan untuk membuat boneka, washlap, tas, tempat
pensil dan lain-lain. Selain itu limbah dari pabrik yang berupa bahan kain dapat dimanfaatkan untuk
membuat keset, hiasan dinding dan lain sebagainya.

f. Daur ulang bahan kertas

Kertas yang sudah tidak dipakai lagi dapat dimanfaatkan untuk membuat kartu
undangan, kotak perhiasan, kotak pensil, buku dan lain-lain dengan cara mengubah kertas-kertas bekas
menjadi bubur kertas. Selanjutnya dicetak, dikeringkan dan kemudian dapat dibentuk sesuai dengan
keperluan.

3. Pengomposan (Composting)

Pemusnahan sampah dengan cara pengomposan sudah banyak dilakukan orang, baik secara pribadi
maupun kelompok. Mereka menggunakan teknik pengomposan untuk memanfaatkan benda tak
berguna itu untuk dijual sebagai pupuk kompos. Dengan cara, sampah yang berupa sampah basah
(garbage) dapat dimanfaatkan untuk membuat kompos. Komposisi untuk membuat kompos ini adalah 2
– 4 m kubik sampah basah, 6,5 m kubik kulit buah kopi, 750 kg kotoran hewan memamah biak (kira-kira
50 blek minyak tanak isi 20 liter), dan 30 kg abu dapur atau abu kayu. Cara pembuatan kompos ini cukup
mudah, yaitu:

a. Semua bahan dicampur kecuali abu dan disimpan di tempat pengomposan setinggi 1 m.
Kemudian atasnya ditaburi abu secara merata.

b. Cairan yang keluar dari bak pengomposan ditampung dan disiramkan kembali ke permukaan
kompos untuk meningkatkan kadar nitrogen dan mempercepat proses pengomposan.

c. Setelah 2 -3 minggu kompos perlu dibolak-balik dengan baik setiap minggu.

d. Biasanya 2-3 bulan kompos sudah matang dengan sempurna.

e. Setiap dimanfaatkan sebaiknya kompos dijemur dulu sampai agak kering dan kadar airnya kira-
kira tinggal 50-60 % saja.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:

1. Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula.
2. Sumber-sumber sampah berasal dari rumah tangga, pertanian, perkantoran, pabrik atau
perindustrian, rumah sakit, dan pasar.

3. Jenis-jenis sampah

1. Berdasarkan komposisinya, sampah digolongkan menjadi dua, yaitu sampah organik (degradable)
dan sampah anorganik (non-organik/undegradable).

2. Berdasarkan sifat fisiknya, sampah digolongkan menjadi lima kategori, yaitu sampah basah
(garbage), sampah kering (rubbish), sampah lembut, sampah besar (bulky waste), dan sampah
berbahaya dan beracun (hazardous waste).

3. Berdasarkan bentuknya, sampah dibedakan menjadi enam, yaitu sampah padat, sampah cair,
sampah alam, sampah manusia, sampah konsumsi, dan sampah radioaktif.

4. Dampak negatif sampah dalam berbagai bidang, diantaranya yaitu dalam bidang kesehatan,
dampak terhadap lingkungan, keadaan sosial dan ekonomi, kepariwisataan

5. Cara menanggulangi permasalahan yang berhubungan dengan sampah, yaitu masyarakat wajib
membuang sampah pada tempatnya, pemerintah mengeluarkan peraturan tentang kewajiban
masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya, tersedianya tempat sampah di tempat-tempat
tertentu, melakukan kerja bakti secara berkala, menimbun sampah, penimbunan tanah secara sehat,
pembakaran dan penghancuran sampah,

6. Prinsip-prinsip pengolahan sampah yang dapat dilakukan, yaitu mengurangi (Inggris: reduce),
menggunakan kembali (Inggris: reuse), mendaur ulang (Inggris: recycle), mengganti (Inggris: replace),
mengubah (Inggris: recovery).

7. Pemanfaatan sampah untuk menghasilkan nilai ekonomis bagi masyarakat, contohnya makanan
ternak yang dibuat dari sisa sayur-mayur di dapur, nasi basi yang dicampur dengan dedak atau juga
dapat dilakukan dengan cara mendaur ulang sampah tersebut,

misalnya mendaur ulang plastik, kaca, kaleng bekas, bunga kering, bahan kain, dan bahan kertas. Selain
dengan cara-cara tersebut, banyak orang yang melakukan pemusnahan sampah dengan cara
pengomposan (composting) sehingga sampah yang tadinya sudah tidak berguna dapat digunakan
kembali dengan manfaat yang berbeda.

B. Saran

Untuk mengatasi permasalahan sampah, penulis menyarankan beberapa hal, yaitu:

1. Ketika kita mempunyai sampah, alangkah baiknya mencari tempat sampah dan membuang
sampah tersebut ke dalamnya.

2. Apabila kita berada di tempat umum dan mempunyai sampah yang harus dibuang dan tidak
menemukan tempat sampah, sebaiknya kita simpan sampai kita menemukan tempat sampah..
3. Selalu membersihkan lingkungan kita secara rutin sehingga lingkungan kita bersih dan nyaman.

4. Sebaiknya kita memanfaatkan hal-hal yang ada di sekitar kita termasuk sampah agar dapat
bernilai ekonomi yang akan menguntungkan kita maupun lingkungan kita.

5. Sebaiknya dibentuk bank-bank sampah yang akan menampung sampah-sampah dari masyarakat
untuk kemudian dijual atau dimanfaatkan kembali menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat.

6. Dibentuk kelompok-kelompok masyarakat pengjarin dari bahan dasar sampah yang sebelumnya
dibekali dengan keterampilan yang memadai.

7. Sebaiknya semua masyarakat berpartisipasi menjaga lingkungan agar tetap bersih, indah dan
nyaman.

DAFTAR PUSTAKA

Husnul, Ade. 2008. Kreasi Mendaur Ulang Sampah. Depok: Arya Duta

Bakar, Marshall. 2008. Mengolah Sampah Menjadi Berkah. Bandung: CV. Sarana penunjang Pendidikan

Saeful Anwar, Nanang. 2008. Apa Yang Akan Kau Lakukan Terhadap Sampah. Bandung: Elisa Surya
Dwitama

http://dedymeliala.blogspot.com/2012/05/pengertian-jenis-dampak-negatif-
sampah.html#sthash.AOyNPs8r.dpuf

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Sampah

https://astriani.wordpress.com/2009/01/20/dampak-negatif-sampah/

Anda mungkin juga menyukai