Anda di halaman 1dari 17

SAMPAH

Oleh:
Decequen Putri Setiadi
Kelas

PEMERINTAH PROVINSI
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI
1945
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas ke hadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Sampah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah Sampah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Sampah ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi bagi kami dan pembaca pada umumnya.

Jakarta, 17 Agustus 1945


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sampah................................................................................ 2
B. Jenis-jenis Sampah................................................................................ 2
C. Pengaruh Sampah di Lingkungan Masyarakat..................................... 5
D. Dampak Sampah di Lingkungan Masyarakat....................................... 6
E. Penanggulangan Sampah...................................................................... 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 13
B. Saran..................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pencemaran lingkungan merupakan masalah kita bersama, yang semakin
penting untuk diselesaikan, karena menyangkut keselamatan, kesehatan, dan
kehidupan kita. Siapa pun bisa berperan serta dalam menyelesaikan masalah
pencemaran lingkungan ini, termasuk kita. Dimulai dari lingkungan yang
terkecil, diri kita sendiri, sampai ke lingkungan yang lebih luas.
Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang
sampai saat ini masih tetap menjadi masalah besar bagi bangsa Indonesia
adalah pembuangan sampah. Hal tersebut tentunya sangat berpengaruh
terhadap lingkungan sekitar di mana lingkungan menjadi kotor dan sampah
yang membusuk akan menjadi bibit penyakit di kemudian hari.
Walaupun terbukti sampah itu dapat merugikan bila tidak dikelola
dengan baik, tetapi ada sisi manfaatnya. Hal ini karena selain dapat
mendatangkan bencana bagi masyarakat, sampah juga dapat diubah menjadi
barang yang bermanfaat. Kemanfaatan sampah ini tidak terlepas dari
penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menanganinya dan juga
kesadaran dari masyarakat untuk mengelolanya.
Untuk menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan oleh sampah,
tentunya kita harus mengetahui sumber pencemar, bagaimana proses
pencemaran itu terjadi, dan bagaimana langkah penyelesaian pencemaran
lingkungan itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sampah?
2. Apa saja jenis-jenis sampah?
3. Bagaimana pengaruh sampah di lingkungan masyarakat?
4. Apa dampak sampah di lingkungan masyarakat?
5. Apa upaya-upaya yang dilakukan dalam penanggulangan sampah?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sampah
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah
berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat
keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep
sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama
proses alam tersebut berlangsung.
Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep
lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya. Sampah
merupakan material sisa baik dari hewan, manusia, maupun tumbuhan yang
tidak terpakai lagi dan dilepaskan ke alam dalam bentuk padatan, cair ataupun
gas.

B. Jenis-jenis Sampah
1. Berdasarkan Sumbernya
a. Sampah alam.
b. Sampah manusia.
c. Sampah konsumsi.
d. Sampah nuklir.
e. Sampah industri.
f. Sampah pertambangan.
2. Berdasarkan Sifatnya
a. Sampah Organik/Dapat Diurai (Degradable)
Sampah organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti
sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini
dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos. Contohnya: daun, kayu,
kulit telur, bangkai hewan, bangkai tumbuhan, kotoran hewan dan
manusia, sisa makanan, sisa manusia. Kardus, kertas dan lain-lain.

2
3

b. Sampah Anorganik/Tidak Terurai (Undegradable)


Sampah anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk,
seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan,
botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini
dapat dijadikan sampah komersial atau sampah yang laku dijual untuk
dijadikan produk lainnya. Beberapa sampah anorganik yang dapat
dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas
bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS,
maupun karton.
3. Berdasarkan Bentuknya
Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak
dipergunakan lagi dan dibuang. Menurut bentuknya sampah dapat dibagi
sebagai:
4. Sampah Padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia,
urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur,
sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya
sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah
anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang
yang mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan,
kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-
potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.
Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka
dapat dibagi lagi menjadi:
a. Biodegradable, yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna
oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur,
sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.
b. Non-biodegradable, yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh
proses biologi. Dapat dibagi lagi menjadi:
4

c. Recyclable, yaitu sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali


karena memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian
dan lain-lain.
d. Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak
dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper,
thermo coal, dan lain-lain.
5. Sampah Cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak
diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
a. Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini
mengandung patogen yang berbahaya.
b. Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar
mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.
Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas.
Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas,
sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan
polusi. Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari
aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya
pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri
akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-
kira mirip dengan jumlah konsumsi.
6. Sampah Alam
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui
proses daur ulang alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang
terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat
menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman.
7. Sampah Manusia
Sampah manusia (human waste) adalah istilah yang biasa digunakan
terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urine. Sampah
manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat
digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang
5

disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada


dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui
sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi. Termasuk
di dalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing).
Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui
sistem urinoir tanpa air.
8. Sampah Konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh
(manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang
dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan
manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh
lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses
pertambangan dan industri.
9. Limbah Radioaktif
Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang
menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi
lingkungan hidup dan juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklir
disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan
aktivitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau
dasar laut (walau jarang namun kadang masih dilakukan).

C. Pengaruh Sampah di Lingkungan Masyarakat


Sampah-sampah yang tidak dikelola dengan baik akan berpengaruh
besar terhadap lingkungan hidup yang berada di sekitarnya, di mana sampah
akan menimbulkan beberapa dampak negatif dan bencana. Lokasi dan
pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak
terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan
menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat
menimbulkan penyakit.
Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai
berikut;
6

1. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dengan pengelolaan yang tidak tepat dapat bercampur
dengan air minum. Penyakit demam berdarah dapat juga meningkat
dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
2. Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
3. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu
contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita
(taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernaan binatang
ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah
4. Sampah beracun; Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000
orang meninggal akibat mengonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh
raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh
pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.

D. Dampak Sampah di Lingkungan Masyarakat


1. Pencemaran Udara
Sampah yang menumpuk dan tidak segera terangkut merupakan
sumber bau tidak sedap yang memberikan efek buruk bagi daerah sensitif
sekitarnya seperti permukiman, perbelanjaan, rekreasi, dan lain-lain.
Pembakaran sampah sering kali terjadi pada sumber dan lokasi
pengumpulan terutama bila terjadi penundaan proses pengangkutan
sehingga menyebabkan kapasitas tempat terlampaui. Asap yang timbul
sangat potensial menimbulkan gangguan bagi lingkungan sekitarnya.
2. Pencemaran Air
Prasarana dan sarana pengumpulan yang terbuka sangat potensial
menghasilkan lindi terutama pada saat turun hujan. Aliran lindi ke saluran
atau tanah sekitarnya akan menyebabkan terjadinya pencemaran. Instalasi
pengolahan berskala besar menampung sampah dalam jumlah yang cukup
besar pula sehingga potensi lindi yang dihasilkan di instalasi juga cukup
potensial untuk menimbulkan pencemaran air dan tanah di sekitarnya.
7

Lindi yang timbul di TPA sangat mungkin mencemari lingkungan


sekitarnya baik berupa rembesan dari dasar TPA yang mencemari air tanah
di bawahnya. Pada lahan yang terletak di kemiringan, kecepatan aliran air
tanah akan cukup tinggi sehingga dimungkinkan terjadi cemaran terhadap
sumur penduduk yang terletak pada elevasi yang lebih rendah.

3. Pencemaran Tanah
Pembuangan sampah yang tidak dilakukan dengan baik misalnya di
lahan kosong atau TPA yang dioperasikan secara sembarangan akan
menyebabkan lahan setempat mengalami pencemaran akibat tertumpuknya
sampah organik dan mungkin juga mengandung bahan buangan berbahaya
(b3). Bila hal ini terjadi maka akan diperlukan waktu yang sangat lama
sampai sampah terdegradasi atau larut dari lokasi tersebut. Selama waktu
itu lahan setempat berpotensi menimbulkan pengaruh buruk terhadap
manusia dan lingkungan sekitarnya.
4. Gangguan Estetika
Lahan yang terisi sampah secara terbuka akan menimbulkan kesan
pandangan yang sangat buruk sehingga mempengaruhi estetika lingkungan
sekitarnya. Hal ini dapat terjadi baik di lingkungan permukiman atau juga
lahan pembuangan sampah lainnya. Proses pembongkaran dan pemuatan
sampah di sekitar lokasi pengumpulan sangat mungkin menimbulkan
tumpahan sampah yang bila tidak segera diatasi akan menyebabkan
gangguan lingkungan. Secara estetika sampah tidak dapat digolongkan
sebagai pemandangan yang nyaman untuk dinikmati.
Adapun dampak-dampak tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan
yang kurang menyenangkan bagi masyarakat, bau tidak sedap dan
pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran dimana-mana.
b. Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.
c. Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya
tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting di sini adalah meningkatnya
8

pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang sakit) dan


pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja, rendahnya
produktivitas).
d. Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan
akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan,
jembatan, drainase, dan lain-lain.
e. Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah
yang tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk
pengelolaan air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak
efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal ini
mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan atau diperbaiki.
5. Dampak Sosial
Hampir tidak ada orang yang akan merasa senang dengan adanya
pembangunan tempat pembuangan sampah di dekat permukimannya.
Karenanya tidak jarang menimbulkan sikap menentang/oposisi dari
masyarakat dan munculnya keresahan. Sikap oposisi ini secara rasional
akan terus meningkat seiring dengan peningkatan pendidikan dan taraf
hidup mereka, sehingga sangat penting untuk mempertimbangkan dampak
ini dan mengambil langkah-langkah aktif untuk menghindarinya.
6. Dampak terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi
Jika ditinjau dari segi keseimbangan lingkungan, kesehatan,
keamanan dan pencemaran, apabila sampah tidak dikelola dengan baik
dapat menimbulkan berbagai gangguan-gangguan antara lain sebagai
berikut:
a. Sampah dapat menimbulkan pencemaran udara karena mengandung
gas-gas yang terjadi dan rombakan sampah bau yang tidak sedap,
daerah becek dan kadang-kadang berlumpur terutama apabila musim
penghujan datang.
b. Sampah yang bertumpuk-tumpuk dapat menimbulkan kondisi dari segi
fisik dan kimia yang tidak sesuai dengan lingkungan normal, yang
dapat mengganggu kehidupan dilingkungan sekitarnya.
9

c. Di sekitar daerah pembuangan sampah akan terjadi kekurangan


oksigen. Keadaan ini disebabkan karena selama proses perombakan
sampah menjadi senyawa-senyawa sederhana diperlukan oksigen yang
diambil dari udara di sekitarnya. Karena kekurangan oksigen dapat
menyebabkan kehidupan flora dan fauna menjadi terdesak.
d. Gas-gas yang dihasilkan selama degradasi (pembusukan) sampah
dapat membahayakan kesehatan karena kadang-kadang proses
pembusukan ada mengeluarkan gas beracun.
e. Dapat menimbulkan berbagai penyakit, terutama yang dapat ditularkan
oleh lalat atau serangga lainya, binatang-binatang seperti tikus dan
anjing.
.
E. Upaya Penanggulangan Sampah
Penanggulangan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan,
pemrosesan, pendaur-ulangan, atau pembuangan dari material sampah.
Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari
kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya
terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Penanggulangan sampah juga
dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Penanggulangan sampah bisa
melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metode dan keahlian
khusus untuk masing-masing jenis zat.
Praktik penanggulangan sampah berbeda beda satu negara ke negara
yang lain (sesuai budaya yang berkembang), dan hal ini berbeda juga antara
daerah perkotaan dengan daerah pedesaan, serta berbeda juga antara daerah
perumahan dengan daerah industri. Penanggulangan sampah yang tidak
berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi
tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area
komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah.
Penanggulangan sampah memiliki tujuan untuk mengubah sampah
menjadi material yang memiliki nilai ekonomis dan juga untuk mengolah
sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan
10

hidup. Metode penanggulangan sampah berbeda beda tergantung banyak hal,


di antaranya tipe zat sampah, tanah yang digunakan untuk mengolah, dan
ketersediaan area.
Upaya-upaya dalam penanggulangan sampah, dapat dilakukan dengan
menerapkan beberapa metode atau cara sebagai berikut:

1. Melakukan Metode Pembuangan dan Penimbunan


Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya
untuk membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di
dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yang tidak terpakai,
lubang bekas pertambangan, atau lubang-lubang dalam. Sebuah lahan
penimbunan darat yang dirancang dan dikelola dengan baik akan menjadi
tempat penimbunan sampah yang higienis dan murah. Sedangkan
penimbunan darat yang tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik
akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan, di antaranya angin
berbau sampah, menarik berkumpulnya hama, dan adanya genangan air
sampah.
Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbon
dioksida yang juga sangat berbahaya. Karakteristik desain dari
penimbunan darat yang modern di antaranya adalah metode pengumpulan
air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik. Sampah
biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya, dan
ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan
sampah mempunyai sistem pengekstraksi gas yang dipasang untuk
mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar
dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau dibakar di
mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.
2. Melakukan Metode Daur-Ulang
Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah
untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang. Ada beberapa cara
daur ulang yaitu pengambilan bahan sampah untuk diproses lagi atau
11

mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar untuk membangkitkan


listrik. Metode baru dari daur ulang yaitu:
a. Pengolahan Kembali Secara Fisik
Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu
mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang telah dibuang
contohnya kaleng minum aluminium, kaleng baja makanan/minuman,
botol bekas, kertas karton, koran, majalah dan kardus. Pengumpulan
biasanya dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal
(kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang
sudah tercampur. Jenis sampah plastik lain yang dapat digunakan
seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa didaur ulang. Daur ulang
dari produk yang kompleks seperti komputer atau mobil lebih susah,
karena bagian bagiannya harus diurai dan dikelompokkan menurut
jenis bahannya.
b. Pengolahan Kembali Secara Biologis
Material sampah (organik), seperti zat makanan, sisa makanan/
kertas, bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos
atau dikenal dengan istilah pengompasan. Hasilnya adalah kompos
yang bisa digunakan sebagai pupuk dan gas yang bisa digunakan untuk
membangkitkan listrik. Metode ini menggunakan sistem dasar
pendegradasian bahan-bahan organik secara terkontrol menjadi pupuk
dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme. Aktivitas
mikroorganisme bisa dioptimalisasi pertumbuhannya dengan
mengondisikan sampah dalam keadaan basah (nitrogen), suhu dan
kelembaban udara (tidak terlalu basah dan atau kering), dan aerasi
yang baik (kandungan oksigen).
Secara umum, metode ini bagus karena menghasilkan pupuk
organik yang ekologis (pembenahan lahan) dan tidak merusak
lingkungan. Serta sangat memungkinkan melibatkan langsung
masyarakat sebagai pengelola (basis komunal) dengan pola manajemen
sentralisasi desentralisasi (se-desentralisasi) atau metode inti
12

(pemerintah/swasta)-plasma (kelompok usaha di masyarakat). Hal ini


pula akan berdampak pasti terhadap penanggulangan pengangguran.
c. Pemulihan Energi
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil
langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak
langsung dengan cara mengolahnya menjadi bahan bakar tipe lain.
Daur-ulang melalui cara “perlakuan panas” bervariasi mulai dari
menggunakannya sebagai bahan bakar memasak atau memanaskan
sampai menggunakannya untuk memanaskan borlaer untuk
menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan
Gusifikasi adalah dua bentuk perlakuan panas yang berhubungan,
dimana sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin
oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada tekanan
tinggi.
Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk
berzat padat, gas dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk
menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan
sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif.
Gasifikasi busure plasma yang canggih digunakan untuk mengonversi
material organik langsung menjadi gas sintetis (campuran antara
karbon monoksida dan hidrogen). Gas kemudian dibakar untuk
menghasilkan listrik dan uap.
3. Melakukan Metode Penghindaran dan Pengurangan
Sebuah metode yang penting pengelolaan sampah adalah pencegahan
zat sampah bentuk, atau dikenal juga dengan “Penguangan sampah”
metode pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai,
memperbaiki barang yang rusak, mendesain produk supaya bisa diisi ulang
atau bisa digunakan kembali, mengajak konsumen untuk menghindari
penggunaan barang sekali pakai, mendesain produk yang menggunakan
bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah
berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam
proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak
bergerak. Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas.
Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas,
sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
Solusi yang diterapkan dalam hal sistem penanganan sampah sangat
memerlukan dukungan dan komitmen pemerintah. Tanpa kedua hal tersebut,
sistem penanganan sampah tidak akan lagi berkesinambungan.
Tetapi dalam pelaksanaannya banyak terdapat benturan, di satu sisi,
pemerintah memiliki keterbatasan pembiayaan dalam sistem penanganan
sampah. Namun di sisi lain, masyarakat akan membayar biaya sosial yang
tinggi akibat rendahnya kinerja sistem penanganan sampah. Sebagai contoh,
akibat tidak tertanganinya sampah selama beberapa hari di Kota Bandung,
tentu dapat dihitung berapa besar biaya pengelolaan lingkungan yang harus
dikeluarkan akibat pencemaran udara (akibat bau) dan air lindi, berapa besar
biaya pengobatan masyarakat karena penyakit bawaan sampah, hingga
menurunnya tingkat produktivitas masyarakat akibat gangguan bau sampah.

F. Saran
Cara pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan
menumbuhkan kesadaran dari dalam diri untuk tidak merusak lingkungan
dengan sampah khususnya bagi warga sekitar. Selain itu diperlukan juga
kontrol sosial dari RT/RW setempat, tokoh masyarakat dan juga masyarakat
jalan Cendana itu sendiri untuk lebih bisa menghargai lingkungan yaitu
dengan tidak membuang sampah ke lapangan kosong dan kali.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Sampah

http://billyshare99.blogspot.co.id/2013/12/all-about-sampah.html

http://www.kajianpustaka.com/2015/02/pengertian-jenis-dan-dampak-
sampah.html

http://www.ilmusipil.com/pengertian-sampah

Anda mungkin juga menyukai