Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat limpahan rahmat dan
kasih karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah yang berjudul “Solusi Sampah pada Kehidupan Sekitar” ini kami susun untuk
memenuhi tugas.
Tentu suksesnya hasil makalah ini berkat bimbingan dari semua pihak yang membantu kami
selama pembuatan makalah ini. Dengan ini kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan kami karuniaNya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
2. Orang tua kami yang senantiasa memberi kami doa dan dukungan.
3. Bapak/ibu dosen selaku pembimbing kami pada mata kuliah .
4. Teman-teman serta semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini.
Penyusun menyadari, bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, semoga kedepannya
bisa lebih baik lagi.
Semoga bimbingan dan kebaikan yang telah diberikan kepada kami akan mendapatkan ridho dari
Tuhan Yesus Kristus. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami semua dan
umumnya bagi teman-teman yang membutuhkan.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………i
KATA PENGANTAR………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI…….……………………………………………………………..iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah…………………………………….....…………...1
C. Tujuan ………………………………………...……………………..2
D. Metode Pengumpulan Data...…………………………….………….2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sampah………..…………..……………….......................3
B. Jenis-jenis Sampah..…………………….......…...………………..….3
C. Paradigma Masyarakat Tentang Sampah…..……….………………..6
D. Bahaya Sampah Sampah Bagi Manusia dan Lingkungan…………...7
E. Tindakan yang dapat dilakukan untuk menganggulangi sampah.......9
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN……………….……………………………………14
B. SARAN……………………...……………………………………..14
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
3. Berdasarkan bentuknya
Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan dibuang.
Menurut bentuknya sampah dapat dibagi sebagai:
a. Sampah Padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair.
Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-
lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah
anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung
bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari
peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan
sebagainya.
Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi
menjadi:
1) Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik
aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.
2) Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi
lagi menjadi:
a) Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara
ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
b) Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah
kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.
b. Sampah Cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali
dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
(1) Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang
berbahaya.
(2) Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian.
Sampah ini mungkin mengandung patogen.
Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam
dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi
biasa dikaitkan dengan polusi.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri
(dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi.
Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah
yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.
Untuk mencegah sampah cair adalah pabrik pabrik tidak membuang limbah sembarangan
misalnya membuang ke selokan.
c. Sampah Alam
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang
alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan
liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan
pemukiman.
d. Sampah Manusia
Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap
hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya
serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit
yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia
adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang
higienis dan sanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa
(plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir
tanpa air.
e. Sampah Konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang,
dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah
yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh
lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.
f. Limbah radioaktif
Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan
uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidupdan juga manusia. Oleh
karena itu sampah nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk
melakukan aktivitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut
(walau jarang namun kadang masih dilakukan).
Masalah sampah tidak hanya sekedar bagaimana mengolah atau mengelola sampah saja,
tetapi juga terkait dengan masalah budaya/sosiologi masyarakat. Masyarakat Indonesia
umumnya tidak peduli tentang sampah, suka buang sampah sembarangan, dan cenderung
mementingkan diri sendiri. Paradigma yang salah ini mungkin merupakan salah satu penyebab
kenapa banyak program tentang sampah yang tidak berhasil. Merubah paradigma masyarakat
tentang sampah menjadi salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari upaya-upaya penanganan
sampah secara terpadu.
Contoh sederhana saja. Di sebuah lahan terdapat patok dengan pengumuman yang sangat
mencolok: DILARANG BUANG SAMPAH DI SINI. Pada kenyataannya masih banyak orang
yang membuang sampah di tempat itu. Atau larangan-larangan senada lainnya, seperti:
DILARANG MEMBUANG SAMPAH DI SUNGAI, BUANGLAH SAMPAH PADA
TEMPATNYA, YANG BUANG SAMPAH DI SINI SETAN. Pengumuman-pengumuman itu
seperti hanya sebuah tempelan kosong tanpa arti, seperti macan tak punya gigi, tidak ada orang
yang memperhatikan atau mematuhi larangan tersebut. Contoh lain, pemerintah atau lembaga-
lembaga lain sudah cukup lama menyediakan tiga tempat sampah yang berbeda. Satu tempat
sampah untuk limbah plastik atau logam, satu tempat sampah untuk limbah kertas, dan satu lagi
tempat sampah untuk limbah organik. Tulisannya dibuat besar sekali, warnanya menyolok, dan
masih terbaca dengan jelas dari jarak yang cukup jauh. Warnanya pun dibuat berbeda-beda.
Masalahnya sekarang, apakah warga atau masyarakat sudah membuat sampah sesuai dengan
tempatnya. Jawabannya adalah tidak. Mereka membuang sampah semaunya sendiri tampa
memperhatikan tulisan-tulisan tersebut.
Pemerintah juga sudah mencoba membuat peraturan daerah tentang sampah yang akan
menghukum orang yang membuang sampah sembarangan. Salah satunya denda Rp 50.000,00
untuk orang yang ketahuan membuang sampah sembarangan. Apakah peraturan daerah ini
pernah diberlakukan? Sudahkan ada orang yang didenda karena membuang sampah
sembarangan? Jawabannya kita sudah tahu semuanya. Peraturan ini cuma sekedar tulisan di atas
kertas.
Sudah kita sadari bahwa pencemaran lingkungan akibat perindustrian maupun rumah tangga
sangat merugikan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Melalui kegiatan
perindustrian dan teknologi diharapkan kualitas kehidupan dapat lebih ditingkatkan. Namun
seringkali peningkatan teknologi juga menyebabkan dampak negatif yang tidak sedikit.
1. Dampak Sampah Bagi Kesehatan
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak
terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai
binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan penyakit.
Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan sampah adalah sebagai berikut:
(1) Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah
dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah
(haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya
kurang memadai.
(2) Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
(3) Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu
penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam
pencernakan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
(4) Jika dibakar, sampah plastik akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan
yaitu jika proses pembakaranya tidak sempurna, plastik akan mengurai di udara sebagai dioksin.
Senyawa ini sangat berbahaya bila terhirup manusia. Dampaknya antara lain memicu penyakit
kanker, hepatitis, pembengkakan hati, gangguan sistem saraf dan memicu depresi.
(5) Sampah beracun: Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal akibat
mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah
yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.
(5) Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti
tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kurang
atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan
jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa sampah ialah material yang
sudah tidak diinginkan lagi. Sampah juga bermacam-macam jenisnya mulai dari
sumbernya,bentuknya maupun sifatnya. Menurut para ahli, masalah sampah juga terkait
dengan masalah budaya dan sosiologi masyarakat Indonesia.
Sampah memiliki banyak dampak negatif bagi kehidupan. Misalnya saja bagi
kesehatan, sampah dapat menimbulkan berbagai macam penyakit dan kematian. Bagi
lingkungan, sampah juga dapat mencemari air bersih dan dapat menyebabkan banjir. Selain
itu, sampah juga memberi dampak negatif terhadap keadaan social dan ekonomi masyarakat.
Pemanfaatan sampah yang baik dan benar dapat mendatangkan banyak manfaat. Bahkan
sampah-sampah tersebut dapat kita daur ulang menjadi aneka kerajinan tangan dan sesuatu yang
berguna seperti pupuk kompos.
B.Saran
Melihat dampak negatif sampah yang ternyata sangat banyak dan berbahaya di atas, kita
sebagai warga Indonesia yang baik dapat mengantisipasinya dengan cara membuang sampah di
tempatnya, memilah-milah sampah organik dan anorganik saat membuangnya, dan
memanfaatkan sampah yang masih layak pakai untuk kita jadikan barang yang berguna.
DAFTAR PUSTAKA
Harmonis.2012.Bahaya Sampah-Sampah Bagi Manusia.disampaikan di
blogspot.com.
http://harmonish.blogspot.com/2012/02/bahaya-sampah-sampah-bagi-manusia-dan.html.Diakses
pada tanggal11 Desember 2012 pukul 09.12 WIB.