TENTANG SAMPAH
OLEH :
NAMA: R A T I
NIM. ; 859394768
UNIVERSITAS TERBUKA
2023
SOLUSI SAMPAH
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkatnya yang sangat melimpah sehingga makalah ini dapat kami selesaikan.Makalah
yang kami beri judul “Solusi Sampah pada Kehidupan Sekitar” ini kami susun untuk
ideal,namun kami sadari bahwa masik banyak kekurangan dalam buku ini.Oleh karena
itu kritik dan saran akan diterima dengan senang hati demi perbaikan di masa yang
akan datang.
Semoga buku ini dapat diterima da bermanfaat bagi semua orang terutama
Daftar isi:
BAB II PEMBAHASAN
3.1 KESIMPULAN……………….…………………………………….15
3.2 SARAN……………………...……………………………………..15
3.3 LAMPIRAN……………………...…………………………………16
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
Sampah adalah material yang tidak bisa lekang dalam kehidupan kita. Setiap
harinya kita bersentuhan dengan sampah. Sampah adalah material yang sudah tidak
diinginkan. Sampah yang kita hasilkan sangatlah bermacam-macam dan juga banyak.
ini sudah menjadi pemandangan yang biasa. Tumpukan-tumpukan sampah itu tak
diurus dan dibiarkan begitu saja. Bahkan, tidak sedikit pula masyarakat yang tinggal di
masyarakat tidak mengetahui bahwa berawal dari sampah itu akan menimbulkan
ancaman yang besar yang mana bisa mempengaruhi keberlangsungan hidup mereka.
Oleh karena itu, untk menjawab permasalahan di atas maka makalah ini akan
membahas tentang bahaya sampah, dan semoga makalah ini dapat bermaanfaat bagi
Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka pokok
permasalahannya adalah:
(2) Apa saja dampak negatif dari sampah terhadap kesehatan manusia, lingkungan
(3) Tindakan apa sajakah yang dapat kita lakukan untuk menanggulangi masalah
sampah?
1.3 Tujuan
Berdasarkan pokok masalah yang telah dirumuskan di atas, maka makalah ini
bertujuan untuk:
(3) Tindakan yang dapat kita lakukan untuk menanggulangi masalah sampah.
Dalam penulisan makalah ini, kami munggunakan metode observasi. Yaitu, dengan
menganalisa dan mencatat secara sistematis tentang tingkah laku dengan melihat atau
mengamati individu atau kelompok secara langsung, maupun dengan artikel-artikel
Kajian teoritis
Kerangka pikir
Hipotesis
PEMBAHASAN
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam
sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah
dan selama proses alam te rsebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia
didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.
2. Berdasarkan sifatnya:
a. Sampah organik - dapat diurai (degradable)
Yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan
sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos.
3. Berdasarkan bentuknya:
Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan dibuang.
Menurut bentuknya sampah dapat dibagi sebagai:
a. Sampah Padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair.
Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-
lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah
anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung
bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari
peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan
sebagainya.
Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi
menjadi:
1) Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik
aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.
2) Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi
lagi menjadi:
Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai
secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau
diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.
b. Sampah Cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali
dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
(1) Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang
berbahaya.
(2) Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat
cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.
Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam
dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi
biasa dikaitkan dengan polusi.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri
(dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi.
Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah
yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.
c. Sampah Alam
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang
alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan
liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan
pemukiman.
d. Sampah Manusia
Sampah manusia adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan
manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan
karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus
dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan
penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi.
Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia
dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.
e. Sampah Konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang,
dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah
yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh
lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.
f. Limbah radioaktif
Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan
uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidupdan juga manusia. Oleh
karena itu sampah nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk
melakukan aktivitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut
(walau jarang namun kadang masih dilakukan).
Contoh yang sederhana saja. Di sebuah lahan terdapat patok dengan pengumuman yang sangat
mencolok: DILARANG BUANG SAMPAH DI SINI. Pada kenyataannya masih banyak orang yang
membuang sampah di tempat itu. Atau larangan-larangan senada lainnya, seperti: DILARANG
MEMBUANG SAMPAH DI SUNGAI, BUANGLAH SAMPAH PADA TEMPATNYA, YANG
BUANG SAMPAH DI SINI SETAN. Pengumuman-pengumuman itu seperti hanya sebuah tempelan
kosong tanpa arti, seperti macan tak punya gigi, tidak ada orang yang memperhatikan atau mematuhi
larangan tersebut. Contoh lain, pemerintah atau lembaga-lembaga lain sudah cukup lama menyediakan
tiga tempat sampah yang berbeda. Satu tempat sampah untuk limbah plastik atau logam, satu tempat
sampah untuk limbah kertas, dan satu lagi tempat sampah untuk limbah organik. Tulisannya dibuat besar
sekali, warnanya menyolok, dan masih terbaca dengan jelas dari jarak yang cukup jauh. Warnanya pun
dibuat berbeda-beda. Masalahnya sekarang, apakah warga atau masyarakat sudah membuat sampah
sesuai dengan tempatnya. Jawabannya adalah tidak. Mereka membuang sampah semaunya sendiri tampa
memperhatikan tulisan-tulisan tersebut.
Pemerintah juga sudah mencoba membuat peraturan daerah tentang sampah yang akan menghukum
orang yang membuang sampah sembarangan. Salah satunya denda Rp 50.000,00 untuk orang yang
ketahuan membuang sampah sembarangan. Apakah peraturan daerah ini pernah diberlakukan? Sudahkan
ada orang yang didenda karena membuang sampah sembarangan? Jawabannya kita sudah tahu semuanya.
Peraturan ini cuma sekedar tulisan di atas kertas.
Sudah kita sadari bahwa pencemaran lingkungan akibat perindustrian maupun rumah tangga
sangat merugikan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Melalui kegiatan perindustrian
dan teknologi diharapkan kualitas kehidupan dapat lebih ditingkatkan. Namun seringkali peningkatan
teknologi juga menyebabkan dampak negatif yang tidak sedikit.
1. Dampak Sampah Bagi Kesehatan
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak terkontrol)
merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat
dan anjing yang dapat menimbulkan penyakit.
Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan sampah adalah sebagai berikut:
(1) Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan
pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat
juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
(2) Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
(3) Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang
dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernakan binatang
ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
(4) Jika dibakar, sampah plastik akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan yaitu jika
proses pembakaranya tidak sempurna, plastik akan mengurai di udara sebagai dioksin. Senyawa ini sangat
berbahaya bila terhirup manusia. Dampaknya antara lain memicu penyakit kanker, hepatitis,
pembengkakan hati, gangguan sistem saraf dan memicu depresi.
(5) Sampah beracun: Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal akibat
mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang
dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.
(5) Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti tingginya
biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien,
orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering
dibersihkan dan diperbaiki.
Bahan : sedotan, lidi atau kawat yang agak besar (diameter ±2 mm), kertas krep atau dapat diganti dengan
kertas pita, bekas botol plastic sebagai tambahan aksesoris
Cara Membuat :
(3) Kemudian kesut sedotan yang telah dibelah hingga didapat bentuk yang lebih mekar dan agak lemas
(4) Gunting tiap ujung sedotan yang telah dikesut, membentuk lancip menyerupai bentuk kelopak bunga asli
(5) Satukan beberapa (4-5 buah) sedotan yang telah dipotong lancip tersebut kemudian digabungkan menjadi
satu sehingga berbentuk bunga sedang mekar.
(6) Bunga-bunga mekar dapat disatukan dengan kawat/lidi yang dibalut kertas krep/pita warna-warni.
(7) Untuk ornament daunnya, kita bisa membuat dari potongan kertas pita atau dari potongan bekas gelas
plastik
(8) Ulang cara yang sama, untuk membuat tangkai – tangkai bunga selanjutnya.
(9) Bunga-bunga plastic siap dirangkai ke dalam pot bunga yang telah diisi spoon/ busa.
Kompos alami banyak terdapat di lahan-lahan yang sebelumnya menjadi tempat pembangan
sampah organik. Untuk mendapatkannya :
(1) Gali tumpukan sampah (garbage atau sampah lapuk) yang sudah seperti tanah.
(2) Pisahkan dari bahan-bahan yang tidak dapat lapuk.
(3) Jemur sampai kering, lalu ayak.
(4) Bubuhkan 50 – 100 gram belerang untuk setiap 1 kg tanah sampah.
Bahan:
(1) Buatlah bak pengomposan dari bak semen. Dasar bak cekung dan melekuk di bagian tengahnya. Buat
lubang pada salah satu sisi bak agar cairan yang dihasilkan dapat tertampung dan dimanfaatkan.
(2) Atau buatlah bak pengomposan dengan menggali tanah ukuran 2,5 x 1 x 1 m (panjang x lebar x tinggi).
Tapi hasilnya kurang sempurna dan kompos yang dihasilkan berair dan lunak.
(3) Aduk semua bahan menjadi satu kecuali abu. Masukkan ke dalam bak pengomposan setinggi 1 meter,
tanpa dipadatkan supaya mikroorganisme aerob dapat berkembang dengan baik. Kemudian taburi bagian
atas tumpukan bahan tadi dengan abu.
(4) Untuk menandai apakah proses pengomposan berlangsung dengan balk, perhatikan suhu udara dalam
campuran bahan. Pengomposan yang baik akan meningkatkan suhu dengan pesat selama 4 – 5 hari, lalu
segera menurun lagi.
(5) Tampunglah cairan yang keluar dari bak semen. Siram ke permukaan campuran bahan untuk
meningkatkan kadar nitrogen dan mempercepat proses pengomposan.
(6) 2 – 3 minggu kemudian, balik-balik bahan kompos setiap minggu. Setelah 2 -3 bulan kompos sudah
cukup matang.
(7) Jemur kompos sebelum digunakan hingga kadar airnya kira-kira 50 -60 % saja.
(8) Kalau di daerah kita tidak tersedia kulit buah kopi, cara ke II dapat diadaptasi dengan menggantikan kulit
buah kopi dengan hijauan seperti Iamtoro ataulainnya.
Selama ini, kita seringkali membuang secara percuma sampah - sampah kertas yang sudah tidak
terpakai lagi. Padahal, jika kita memanfaatkannya dengan baik, kertas - kertas itu dapat berubah menjadi
suatu kerajinan tangan unik dan menarik:
Caranya secara garis besar adalah sebagai berikut :
BAB III
Jenis-jenis
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas dapat kami simpulkan bahwa sampah adalah material
yang sudah tidak diinginkan banyak orang. Sampah juga memiliki banyak jenis mulai dari
sumbernya,bentuknya maupun sifatnya.
Sampah memiliki banyak dampak negatif bagi kehidupan. Misalnya saja bagi
kesehatan, sampah dapat menimbulkan berbagai macam penyakit dan kematian. Bagi
lingkungan, sampah juga dapat mencemari air bersih dan dapat menyebabkan banjir. Selain
itu, sampah juga memberi dampak negatif terhadap keadaan social dan ekonomi masyarakat.
Pemanfaatan sampah yang baik dan benar dapat mendatangkan banyak manfaat. Bahkan
sampah-sampah tersebut dapat kita daur ulang menjadi aneka kerajinan tangan dan sesuatu yang
berguna seperti pupuk kompos.
3.2 Saran
Melihat dampak negatif sampah yang ternyata sangat banyak dan berbahaya di atas, kita
sebagai warga Indonesia yang baik dapat mengantisipasinya dengan cara membuang sampah di
tempatnya, memilah-milah sampah organik dan anorganik saat membuangnya, dan
memanfaatkan sampah yang masih layak pakai untuk kita jadikan barang yang berguna.
3.3 LAMPIRAN
http://harmonish.blogspot.com/2012/02/bahaya-sampah-sampah-bagi-manusia-
http://mily.wordpress.com/2009/01/04/makalah-bahaya-sampah
http://sedaja2.blogspot.com/2011/03/penanggulangan-sampah.html.