Anda di halaman 1dari 21

MATA KULIAH NIRMANA RUANG

“TEMPAT SAMPAH TRIMATRA”

OLEH :

KELOMPOK 6
ACHMAD SAFAR (D51113034)

AWAL HIDAYAT (D51113504)

ISMA NUR HILAL (D51113316)

NURUL LATIFAH (D51113312)

FAKULTAS TEKNIK

PRODI TEKNIK ARSITEKTUR

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2013/2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, pencipta makhluk di muka bumi dan sekaligus
pemelihara semesta alam, Dia-lah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah, tiada serikat bagi-Nya
yang senantiasa memberikan limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat
merealisasikan mangdat dengan kekuatan dan kesempatan menyelesaikan makalah ini untuk tugas
final Nirmana Ruang.

Dalam penyelesaian makalah ini, kami senantiasa mendapatkan bantuan, tenaga, pikiran,
dan materi baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, kami menyampaikan penghargaan
dan terima kasih kepada seluruh pihak yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan dalam
penyelesaian makalah ini.

Akhirnya, semoga makalah Nirmana Ruang ini dapat berekspediensi kepada pembaca dan
bernilai sebagai pembelajaran serta memberikan kontribusi positif terhadap kesadaran akan pentingnya
alam bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Gowa, 30 November 2013

Penyusun

NIRMANA RUANG KELOMPOK 6 1


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................... 1


Daftarisi................................................................................................................. 2
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................... 3
A. LatarBelakang .................................................................................. 3
B. PerumusanMasalah .......................................................................... 3
C. TujuandanSasaran ............................................................................ 3
BAB II. PEMBAHASAN .................................................................................... 4
A. Pengertian dan Jenis-jenis Sampah.................................................. 4
B. Akibat yang Ditimbulkan oleh Sampah........................................... 7
C. Cara Mengolah Sampah ................................................................... 13
D. Kaitan Tema dengan Mata Kuliah Nirmana Ruang ........................ 16

BAB III. PENUTUP ............................................................................................ 18

A. Kesimpulan ...................................................................................... 18
B. Saran ................................................................................................ 19

Daftar Pustaka ....................................................................................................... 20

NIRMANA RUANG KELOMPOK 6 2


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sampah merupakan sesuatu hal yang kerap kali kita dengar, serta banyak
menimbulkan masalah terutama di kota- kota besar atau bahkan negara. Bahkan
banyak setiap harinya timbunan- timbunan sampah yang dihasilkan kota- kota besar.
Tanpa adanya kepeduliaan terhadap sampah dan di anggap hal yang tidak penting
serta tak dihiraukan.

Padahal adanya pembuangan sampah d sembarang tempat dapat menimbulkan


berbagai dampak contohnya bau yang tidak sedap, di hinggapi lalat kemudian
mendatangkan wabah penyakit. Kenyataan nya sampah memang merugikan namun
jika ada pengolahan secara baik dan benar sampah bisa mendatangkan manfaat. Selain
itu juga dapat dijadikan berbagai macam barang kerajinan. Serta pengelolaan sampah
yang baik dapat menjadikan lingkungan yang bersih dan tampak sehat.

B. PERUMUSAN MASALAH

A. Apa itu sampah dan apa saja jenisnya?


B. Apa saja akibat yang bisa ditimbulkan oleh sampah?
C. Bagaimana cara mengelola sampah agar bisa diolah kembali sesuai dengan jenis?

C. TUJUAN dan SASARAN

Adapu tujuan dari penulisan laporan ini adalah:

A. Mengetahui arti sampah dan jenis-jenisnya.


B. Mengetahui akibat yang bisa ditimbulkan oleh sampah.
C. Mengetahui cara mengelola sampah agar bisa diolah kembali sesuai dengan
jenisnya.

NIRMANA RUANG KELOMPOK 6 3


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Jenis-jenis Sampah

1. Pengertian sampah

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya


suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya,
dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya
produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung.
Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka
sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.

2. Jenis-jenis Sampah

a. Berdasarkan Sumbernya

 Sampah alam
 Sampah manusia
 Sampah konsumsi
 Sampah nuklir
 Sampah industry
 Sampah pertambangan

b. Berdasarkan Sifatnya

 Sampah organik - dapat diurai (degradable)

Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan,
sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut
menjadi kompos;

 Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)

NIRMANA RUANG KELOMPOK 6 4


Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti
plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas
minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah
komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa
sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan,
botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS,
maupun karton;

c. Berdasarkan Bentuknya

Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan
dibuang. Menurut bentuknya sampah dapat dibagi sebagai:

 Sampah Padat

Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan
sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun,
plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan
menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik Merupakan sampah
yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa
sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga,
potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.

Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat


dibagi lagi menjadi:

Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh


proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan,
sampah pertanian dan perkebunan.

Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses


biologi. Dapat dibagi lagi menjadi:

Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena


memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.

NIRMANA RUANG KELOMPOK 6 5


Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat
diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-
lain.

 Sampah Cair

Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak
diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.

Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung
patogen yang berbahaya.

Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan
tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.

Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika
dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat
dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.

Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas
industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan,
manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah
pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah
konsumsi. untuk mencegah sampah cair adalah pabrik pabrik tidak membuang
limbah sembarangan misalnya membuang ke selokan.

 Sampah alam

Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses


daur ulang alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai
menjadi tanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi
masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman.

NIRMANA RUANG KELOMPOK 6 6


 Sampah manusia

Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa


digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin.
Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat
digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan
virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia
adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara
hidup yang higienis dan sanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembangan
teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan
dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.

 Sampah Konsumsi

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sampah konsumsi

Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia)


pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke
tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun
demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil
dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan
industri.

 Limbah radioaktif

Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang
menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan
hidupdan juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan ditempat-
tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas tempat-tempat
yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang
namun kadang masih dilakukan).

B. Akibat yang Ditimbulkan oleh Sampah

Dampak sampah bagi manusia dan lingkungan sangat besar. Sudah kita sadari
bahwa pencemaran lingkungan akibat perindustrian maupun rumah tangga sangat

NIRMANA RUANG KELOMPOK 6 7


merugikan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Melalui kegiatan
perindustrian dan teknologi diharapkan kualitas kehidupan dapat lebih ditingkatkan.
Namun seringkali peningkatan teknologi juga menyebabkan dampah negatif yang
tidak sedikit.

1. Dampak Sampah bagi Kesehatan

Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang
tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik
bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan penyakit.

Menurut Gelbert dkk (1996; 46-48) Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan
adalah sebagai berikut;

 Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari
sampah dengan pengelolaan yang tidak tepat dapat bercampur dengan air m inum.
Penyakit demam berdarah dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang
pengelolaan sampahnya kurang memadai.
 Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit)
 Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya
adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini
sebelumnya masuk ke dalam pencernaan binatang ternak melalui makanannya
yang berupa sisa makanan/sampah

Sampah beracun; Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal
akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini
berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan
akumulator.

2. Dampak Sampah terhadap Lingkungan

a. Pencemaran Udara

Sampah yang menumpuk dan tidak segera terangkut merupakan sumber bau tidak
sedap yang memberikan efek buruk bagi daerah sensitif sekitarnya seperti
permukiman, perbelanjaan, rekreasi, dan lain-lain. Pembakaran sampah seringkali

NIRMANA RUANG KELOMPOK 6 8


terjadi pada sumber dan lokasi pengumpulan terutama bila terjadi penundaan proses
pengangkutan sehingga menyebabkan kapasitas tempat terlampaui. Asap yang timbul
sangat potensial menimbulkan gangguan bagi lingkungan sekitarnya.

Sarana pengangkutan yang tidak tertutup dengan baik juga sangat berpotensi
menimbulkan masalah bau di sepanjang jalur yang dilalui, terutama akibat
bercecerannya air lindi dari bak kendaraan. Proses dekomposisi sampah di TPA
secara kontinu akan berlangsung dan dalam hal ini akan dihasilkan berbagai gas
seperti CO, CO2, CH4, H2S, dan lain-lain yang secara langsung akan mengganggu
komposisi gas alamiah di udara, mendorong terjadinya pemanasan global, disamping
efek yang merugikan terhadap kesehatan manusia di sekitarnya.

Pembongkaran sampah dengan volume yang besar dalam lokasi pengolahan


berpotensi menimbulkan gangguan bau. Disamping itu juga sangat mungkin terjadi
pencemaran berupa asap bila sampah dibakar pada instalasi yang tidak memenuhi
syarat teknis. Seperti halnya perkembangan populasi lalat, bau tak sedap di TPA juga
timbul akibat penutupan sampah yang tidak dilaksanakan dengan baik. Asap juga
seringkali timbul di TPA akibat terbakarnya tumpukan sampah baik secara sengaja
maupun tidak. Produksi gas metan yang cukup besar dalam tumpukan sampah
menyebabkan api sulit dipadamkan sehingga asap yang dihasilkan akan sangat
mengganggu daerah sekitarnya.

b. Pencemaran Air

Prasarana dan sarana pengumpulan yang terbuka sangat potensial menghasilkan lindi
terutama pada saat turun hujan. Aliran lindi ke saluran atau tanah sekitarnya akan
menyebabkan terjadinya pencemaran. Instalasi pengolahan berskala besar
menampung sampah dalam jumlah yang cukup besar pula sehingga potensi lindi yang
dihasilkan di instalasi juga cukup potensial untuk menimbulkan pencemaran air dan
tanah di sekitarnya.

Lindi yang timbul di TPA sangat mungkin mencemari lingkungan sekitarnya baik
berupa rembesan dari dasar TPA yang mencemari air tanah di bawahnya. Pada lahan
yang terletak di kemiringan, kecepatan aliran air tanah akan cukup tinggi sehingga

NIRMANA RUANG KELOMPOK 6 9


dimungkinkan terjadi cemaran terhadap sumur penduduk yang trerletak pada elevasi
yang lebih rendah.

c. Pencemaran Tanah

Pembuangan sampah yang tidak dilakukan dengan baik misalnya di lahan kosong atau
TPA yang dioperasikan secara sembarangan akan menyebabkan lahan setempat
mengalami pencemaran akibat tertumpuknya sampah organik dan mungkin juga
mengandung Bahan Buangan Berbahaya (B3). Bila hal ini terjadi maka akan
diperlukan waktu yang sangat lama sampai sampah terdegradasi atau larut dari lokasi
tersebut. Selama waktu itu lahan setempat berpotensi menimbulkan pengaruh buruk
terhadap manusia dan lingkungan sekitarnya.

d. Gangguan Estetika

Lahan yang terisi sampah secara terbuka akan menimbulkan kesan pandangan yang
sangat buruk sehingga mempengaruhi estetika lingkungan sekitarnya. Hal ini dapat
terjadi baik di lingkungan permukiman atau juga lahan pembuangan sampah lainnya.
Proses pembongkaran dan pemuatan sampah di sekitar lokasi pengumpulan sangat
mungkin menimbulkan tumpahan sampah yang bila tidak segera diatasi akan
menyebabkan gangguan lingkungan. Demikian pula dengan ceceran sampah dari
kendaraan pengangkut sering terjadi bila kendaraan tidak dilengkapi dengan penutup
yang memadai.

Di TPA ceceran sampah terutama berasal dari kegiatan pembongkaran yang tertiup
angin atau ceceran dari kendaraan pengangkut. Pembongkaran sampah di dalam area
pengolahan maupun ceceran sampah dari truk pengangkut akan mengurangi estetika
lingkungan sekitarnya. Lokasi TPA umumnya didominasi oleh ceceran sampah baik
akibat pengangkutan yang kurang baik, aktivitas pemulung maupun tiupan angin pada
lokasi yang sedang dioperasikan. Hal ini menimbulkan pandangan yang tidak
menyenangkan bagi masyarakat yang melintasi / tinggal berdekatan dengan lokasi
tersebut.

NIRMANA RUANG KELOMPOK 6 10


e. Kemacetan Lalu lintas

Lokasi penempatan sarana/prasarana pengumpulan sampah yang biasanya berdekatan


dengan sumber potensial seperti pasar, pertokoan, dan lain-lain serta kegiatan bongkar
muat sampah berpotensi menimbulkan gangguan terhadap arus lalu lintas. Arus lalu
lintas angkutan sampah terutama pada lokasi tertentu seperti transfer station atau TPA
berpotensi menjadi gerakan kendaraan berat yang dapat mengganggu lalu lintas lain;
terutama bila tidak dilakukan upaya-upaya khusus untuk mengantisipasinya. Arus
kendaraan pengangkut sampah masuk dan keluar dari lokasi pengolahan akan
berpotensi menimbulkan gangguan terhadap lalu lintas di sekitarnya terutama berupa
kemacetan pada jam-jam kedatangan.

f. Dampak Sosial

Hampir tidak ada orang yang akan merasa senang dengan adanya pembangunan
tempat pembuangan sampah di dekat permukimannya. Karenanya tidak jarang
menimbulkan sikap menentang/oposisi dari masyarakat dan munculnya keresahan.
Sikap oposisi ini secara rasional akan terus meningkat seiring dengan peningkatan
pendidikan dan taraf hidup mereka, sehingga sangat penting untuk
mempertimbangkan dampak ini dan mengambil langkah-langkah aktif untuk
menghindarinya.

g. Dampak terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi

Dampak-dampak tersebut adalah sebagai berikut:

 Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang


kurang menyenangkan bagi masyarakat, bau tidak sedap dan pemandangan
yang buruk Karena sampah bertebaran dimana-mana.
 Memberikan dampak negative terhadap kepariwisataan
 Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat
kesehatan masyarakat. Hal penting disini adalah meningkatnya pembiayaan
secara langsung (untuk mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak
langsung (tidak masuk kerja, rendahnya produktivitas)

NIRMANA RUANG KELOMPOK 6 11


 Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan
memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan,
drainase, dan lain-lain.
 Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak
memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengelolaan air. Jika
sarana penampungan sampah kurang atu tidak efisien, orang akan cenderung
membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering
dibersihkan atau diperbaiki (Gilbert dkk; 1996)

Menurut Hadiwiyoto (1983) jika ditinjau dari segi keseimbangan lingkungan,


kesehatan, keamanan dan pencemaran, apabila sampah tidak dikelola dengan baik
dapat menimbulkan berbagai gangguan-gangguan antara lain sebagai berikut:

 Sampah dapat menimbulkan pencemaran udara karena mengandung gas-gas


yang terjadi dan rombakan sampah bau yang tidak sedap, daerah becek dan
kadang-kadang berlumpur terutama apabila musimpenghujan datang.
 Sampah yang bertumpuk-tumpuk dapat menimbulkan kondisi dari segi fisik
dan kimia yang tidak sesuai dengan lingkungan normal, yang dapat
mengganggu kehidupan dilingkungan sekitarnya.
 Disekitar daerah pembuangan sampah akan terjadi kekurangan oksigen.
Keadaan ini disebabkan karena selama proses peromabakan sampah menjadi
senyawa-senyawa sederhana diperlukan oksigen yang diambil dari udara
disekitarnya. Karena kekurangan oksigen dapat menyebankan kehiidupan flora
dan fauna menjadi terdesak.
 Gas-gas yang dihasilkan selama degradasi (pembusukan) sampah dapat
membahayakan kesehatan karena kadang-kadang proses pembusukan ada
mengeluarkan gas beracun.
 Dapat menimbulkan berbagai penyakit, terutama yang dapat ditularkan oleh
lalat atau seranngga lainya, binatang-binatang seperrti tikus dan anjing.
 Secara estetika sampah tidak dapat digolongkan sebagai pemandangan yang
nyaman untuk dinikmati.

NIRMANA RUANG KELOMPOK 6 12


C. Cara Mengolah Sampah

Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan ,


pendaurulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu
pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk
mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan, atau keindahan. Pengelolaan
sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah bisa
melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metode dan keahlian khusus untuk
masing-masing jenis zat.

Praktik pengelolaan sampah berbeda beda antara negara maju dan negara
berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan, berbeda juga
antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yang tidak
berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung
jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri
biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah.

Metode pengelolaan sampah berbeda-beda tergantung banyak hal, di antaranya tipe


zat sampah, tanah yang digunakan untuk mengolah dan ketersediaan area.

Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan:

 mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis (Lihat:


Pemanfaatan sampah), atau
 mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi
lingkungan hidup.

1. Metode Pembuangan

Penimbunan Darat

Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk


membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini
biasanya dilakukan di tanah yang tidak terpakai, lubang bekas pertambangan, atau
lubang-lubang dalam. Sebuah lahan penimbunan darat yang dirancang dan dikelola
dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah yang higienis dan murah.
Sedangkan penimbunan darat yang tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan
menyebabkan berbagai masalah lingkungan, di antaranya angin berbau sampah, menarik
berkumpulnya Hama, dan adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah
adalah gas methan dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya. (di Bandung
kandungan gas methan ini meledak dan melongsorkan gunung sampah)

Kendaraan pemadat sampah penimbunan darat.Karakteristik desain dari penimbunan


darat yang modern di antaranya adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan
bahan tanah liat atau pelapis plastik. Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah

NIRMANA RUANG KELOMPOK 6 13


kepadatan dan kestabilannya, dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya tikus).
Banyak penimbunan sampah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang dipasang untuk
mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat
penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas
untuk membangkitkan listrik.

2. Metode Daur Ulang

Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan
kembali disebut sebagai daur ulang. Ada beberapa cara daur ulang, pertama adalah
mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang
bisa dibakar untuk membangkitkan listrik. Metode-metode baru dari daur ulang terus
ditemukan dan akan dijelaskan di bawah.

a. Pengolahan kembali secara fisik

Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan dan
menggunakan kembali sampah yang dibuang, contohnya botol bekas pakai yang
dikumpulkan untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang
sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah
yang sudah tercampur.

Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminium, kaleng baja
makanan/minuman, Botol HDPE dan PET, botol kaca, kertas karton, koran, majalah, dan
kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa didaur ulang. Daur
ulang dari produk yang kompleks seperti komputer atau mobil lebih susah, karena bagian-
bagiannya harus diurai dan dikelompokkan menurut jenis bahannya.

b. Pengolahan biologis

Material sampah ((organik)), seperti zat tanaman, sisa makanan atau kertas, bisa
diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah
pengkomposan. Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagai pupuk dan gas
methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.

Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green


Bin Program (program tong hijau) di Toronto, Kanada, di mana sampah organik rumah
tangga, seperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus
untuk dikomposkan.

c. Pemulihan energy

Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara
menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya
menjadi bahan bakar tipe lain. Daur ulang melalui cara "perlakuan panas" bervariasi
mulai dari menggunakannya sebagai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai
menggunakannya untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari

NIRMANA RUANG KELOMPOK 6 14


turbin-generator. Pirolisa dan gasifikasi adalah dua bentuk perlakuan panas yang
berhubungan, ketika sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin
oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada Tekanan tinggi. Pirolisa
dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk berzat padat, gas, dan cair. Produk
cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk
lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif.
Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma yang canggih digunakan untuk mengkonversi
material organik langsung menjadi Gas sintetis (campuran antara karbon monoksida dan
hidrogen). Gas ini kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.

3. Metode penghindaran dan pengurangan

Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah
terbentuk, atau dikenal juga dengan "pengurangan sampah". Metode pencegahan
termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang yang rusak,
mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali (seperti tas belanja
katun menggantikan tas plastik), mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan
barang sekali pakai (contohnya kertas tisu), dan mendesain produk yang menggunakan
bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama (contoh, pengurangan bobot kaleng
minuman).

 Konsep pengelolaan sampah

Terdapat beberapa konsep tentang pengelolaan sampah yang berbeda dalam


penggunaannya, antara negara-negara atau daerah. Beberapa yang paling umum,
multikonsep yang digunakan adalah:

Diagram dari hirarki limbah.

Hierarki Sampah - hierarki limbah merujuk kepada " 3 M " mengurangi sampah,
menggunakan kembali sampah dan daur ulang, yang mengklasifikasikan strategi
pengelolaan sampah sesuai dengan keinginan dari segi minimalisasi sampah. Hierarki
limbah yang tetap menjadi dasar dari sebagian besar strategi minimalisasi sampah. Tujuan
limbah hierarki adalah untuk mengambil keuntungan maksimum dari produk-produk
praktis dan untuk menghasilkan jumlah minimum limbah.

Perpanjangan tanggung jawab penghasil sampah/Extended Producer Responsibility


(EPR).(EPR) adalah suatu strategi yang dirancang untuk mempromosikan integrasi semua
biaya yang berkaitan dengan produk-produk mereka di seluruh siklus hidup (termasuk
akhir-of-pembuangan biaya hidup) ke dalam pasar harga produk. Tanggung jawab
produser diperpanjang dimaksudkan untuk menentukan akuntabilitas atas seluruh
Lifecycle produk dan kemasan diperkenalkan ke pasar. Ini berarti perusahaan yang
manufaktur, impor dan/atau menjual produk diminta untuk bertanggung jawab atas
produk mereka berguna setelah kehidupan serta selama manufaktur.

prinsip pengotor membayar - prinsip pengotor membayar adalah prinsip di mana


pihak pencemar membayar dampak akibatnya ke lingkungan. Sehubungan dengan

NIRMANA RUANG KELOMPOK 6 15


pengelolaan limbah, ini umumnya merujuk kepada penghasil sampah untuk membayar
sesuai dari pembuangan.

 Pendidikan dan Kesadaran

Pendidikan dan kesadaran di bidang pengelolaan limbah dan sampah yang semakin
penting dari perspektif global dari manajemen sumber daya. Pernyataan yang Talloires
merupakan deklarasi untuk kesinambungan khawatir dengan skala dan belum pernah
terjadi sebelumnya kecepatan dan degradasi lingkungan, dan penipisan sumber daya
alam. Lokal, regional, dan global polusi udara; akumulasi dan distribusi limbah beracun,
penipisan dan kerusakan hutan, tanah, dan air; dari penipisan lapisan ozon dan emisi dari
"rumah hijau" gas mengancam kelangsungan hidup manusia dan ribuan lainnya hidup
spesies, integritas bumi dan keanekaragaman hayati, keamanan negara, dan warisan dari
generasi masa depan. Beberapa perguruan tinggi telah menerapkan Talloires oleh
Deklarasi pembentukan pengelolaan lingkungan hidup dan program pengelolaan sampah,
misalnya pengelolaan sampah di universitas proyek. Universitas pendidikan kejuruan dan
dipromosikan oleh berbagai organisasi, misalnya WAMITAB Chartered dan Lembaga
Manajemen dari limbah.

D. Kaitan Tema dengan Mata Kuliah Nirmana Ruang

Dalam kaitannya dengan tugas final mata kuliah Nirmana Ruang yang memberi tugas
berupa pembuatan tempat sampah berbentuk trimatra dengan mengacu pada pola yang
telah diberikan pada tugas sebelumnya. Maka dengan ini kami akan memaparkan hal-hal
mengenai tugas yang kami kerjakan.

a. Konsep Bentuk Tempat Sampah

Tempat sampah yang kami buat dengan desain mengikuti bentuk-bentuk pola yang
telah dipelajari pada tugas nirmana sebelumnya. Bentuknya terinspirasi dari bentuk
setengah berlian atau Kristal. Dalam proses pembentukan badan tempat sampah kami
menggunakan pola prisma. Kaki penyangga tempat sampah kami buat dengan
menggunakan pola bidang bersaf raut dan ukurannya
roncet yang digunakan sebagai penyangga agar tempat
sampah seimbang dan tidak jatuh. Terdapat empat
buah lubang yang ditutupi dengan penutup yang dapat
digeser. Masing-masing lubang mewakili satu jenis
sampah yaitu terbagi atas sampah organik, sampah
dari kertas, sampah dari plastic dan sampah dari
logam. Pada bagian atas tempat sampah terdapat
mahkota berbentuk setenganh lingkaran yang dapat
digunakan sebagai tempat penyimpanan barang atau
bunga yang dapat menghiasi tempat sampah sekaligus
mengurangi polusi yang dibuang dari tempat sampah

NIRMANA RUANG KELOMPOK 6 16


dan menghilangkan kesan negatif pada tempat sampah. Wadah sampah dapat dilepaskan
dari badan tempat sampah. Sehingga dapat memudahkan dalam mengambil atau
memindahkan sampah ke mobil.

Tema yang kami berikan pada tempat sampah ini adalah tempat sampah multi
dorong. Ada tiga dorong yang kami terdapat pada tempat sampah ini yaitu:

1. Mendorong masyarakat untuk membuang sampah pada tempanya. Dengan


bentuknya yang unik tempat sampah ini bisa menjadi pusat perhatian.
Didesain agar terlihat bersih dan tidak bau karena memiliki penutup yang
membuat udara dari tempat sampah tidah keluar.
2. Dorong yang kedua yaitu penutupnya yang menggunakan sistem dorong
yang dapat memudahkan dalam membuang sampah, tidak mengeluarkan
bau, dan membuat tempat sampah terlihat lebih bersih.
3. Wadah tempat sampah yang dapat didorong, sehingga ketika sampah akan
diangkut ke mobil sampah wadah sampah tidak perlu di angkat melainkan
ditarik keluar dan tinggal dimasukkan ke mobil sampah.

b. Komponen yang terdapat pada Tugas

mahkota

Badan tempat sampah

Penutup

Wadah
sampah

NIRMANA RUANG KELOMPOK 6 17


c. Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan :

 Bentuknya yang unik dapat menghilangkan kesan buruk pada tempat sampah.
 Dapat memudahkan dalam pengambilan dan pemindahan sampah ke mobil
pengangkut.
 Kerena bentuknya yang unik dapat menggerakan orang untuk membuang sampah
pada tempatnya.
 Pada atasnya terdapat tempat yang datar yang dapat digunakan sebagai tempat
penyimpanan barang atau tanaman yang dapat menghiasi tempat sampah.
 Terbagi atas empat kategori sampah sehingga dapat mempermudah dalam pemilahan
sampah

Kekurangan :

 Bentuknya yang unik karena memiliki ukuran yang berbeda-beda membuat kerumitan
tersendiri dalam proses pengerjaannya.
 Karena bentuknya yang mengecil kebawah membuatnya tidak terlalu kuat menahan
beban yang terlalu berat.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu
proses. Sampah dapat berupa padat, cair, dan gas. Sampah juga di bedakan menjadi dua
jenis yaitu smapah organik dan non organik. Semua mempunyai peranan masing-masing.
Namun jika tidak di olah dengan baik sampah dapat mendatangkan masalah atau bencana
bagi lingkungan sekitarnya.

Terkadang orang berfikir bahwa sampah barang tak berguna dan hanya merugikan
baik untuk manusia atau lingkungan di sekitarnya. Namun jika ada kesadaran sikap
menghargai lingkungan dan sikap peduli terhadap lingkungan, sampah yang tadinya

NIRMANA RUANG KELOMPOK 6 18


merugikan dapat berubah menjadi sebuah keuntungan atau manfaat. Kemanfaatan sampah
ini tidak terlepas dari penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menanganinya.

B. Saran

Cara pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan menumbuhkan


kesadaran dari dalam diri untuk tidak merusak lingkungan dengan sampah. Selain itu
diperlukan juga kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih menghargai lingkungan
serta kepeduliaan terhadap lingkungan. Peraturan yang tegas dari pemerintah juga sangat
diharapkan karena jika tidak maka para perusak lingkungan akan terus merusak sumber
daya.

NIRMANA RUANG KELOMPOK 6 19


DAFTAR PUSTAKA

http://putrisebelasipasatu.blogspot.com/

http://id.wikipedia.org/wiki/Sampah

http://www.psychologymania.com/2012/09/dampak-sampah-bagi-manusia-dan.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Pengelolaan_sampah

NIRMANA RUANG KELOMPOK 6 20

Anda mungkin juga menyukai