Anda di halaman 1dari 17

Kelompok 10

PENGELOLAAN LIMBAH

Disusun untuk memenuhi tugas :

Mata Kuliah : Pendidikan Lingkungan

Dosen Pengampu : Eka Putri Rahmadhani, M.Gz

Disusun oleh :

1. Dila Safitri 2111080024


2. Riski Yulia Aktapuri 2111080077

PERGURUAN TINGGI NEGRI UNIVERSITAS RADEN INTAN


LAMPUNG
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala


rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Pengelolaan Limbah selesai dengan tepat waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk


memenuhi tugas pada mata kuliah Pendidikan Lingkungan. Kami
sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Eka Putri


Rahmadhani, M.Gz. selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan
Lingkungan. Yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak


kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengelohan Limbah


B. Jenis-Jenis Limbah
C. Proses Pengolahan Limbah Sampah dan Limbah B3
D. Tujuan Pengolahan Limbah
E. Manfaat Pengolahan Limbah
F. Contoh Pengolahan Limbah

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Limbah merupakan zat sisa yang dihasilkan karena pembuangan
sampah atau zat kimia dari pabrik-pabrik. Limbah juga merupakan suatu
bahan yang tidak berguna, tetapi mengakibatkan pencemaran lingkungan.
Limbah dapat menyebabkan penyakit, cacat janin, kematian, bahkan
pemutusan mata rantai kehidupan suatu organisme. Limbah merupakan
dapat berbentuk cair, gas dan padat. Limbah merupakan sampah sisa
produksi yang mengandung bahan-bahan yang dapat menimbulkan polusi
dan dapat menganggu kesehatan. Pada umumnya sebagian orang
mengatakan bahwa sampah adalah bahan yang tidak berguna dan tidak
dapat dimanfaatkan kembali yang harus segera dibuang. Jika pembuangan
dilakukan secara terus menerus maka akan menimbulkan penumpukan
sampah. Penumpukan sampah inilah yang dapat menimbulkan penyakit
dan menimbulkan polusi jika tidak segera di olah. Sampah bukanlah suatu
hal yang harus dibuang tanpa guna, kerena dengan pengolahan dan
pemanfaatan secara baik, maka sampah akan menjadi barang yang lebih
berguna dari sebelumnya. Limbah atau sampah terdiri dari 2 jenis, yaitu
limbah organik dan limbah anorganik.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pengolahan limbah serta jenis
limbah!
2. Proses pengolahan limbah sampah dengan limbah B3!
3. Apa tujuan dari pengolahan limbah?
4. Apa manfaat dari pengolahan limbah?
5. Contoh kasus pengolahan limbah!
C. Tujuan
Untuk mengetahui apa itu mengelolaan limbah dan jenis jenisnya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengolahan Limbah


Pengolahan limbah adalah proses menghilangkan/menguraikan
polutan yang ada dalam air limbah sehingga hilang sifat-sifat dari polutan
tersebut yang meliputi proses fisika, kimia dan biologi. Salah satu cara yang
paling efektif dalam pengolahan limbah adalah 3R, yakni reduce, reuse,
dan recycle. Namun, ada pula prinsip pengolahan limbah lain. Prinsip 3R
ditambahkan menjadi reduce, reuse, recycle, recovery, dan juga disposal.
Berikut yang dimaksud 3R yaitu :
1. Reduce
Reduce merupakan sebuah tindakan untuk mengurangi timbulan
sampah yang ada. Hal ini menitikberatkan pada perubahan gaya
hidup masyarakat yang konsumtif beralih menjadi minimalis dan
menekankan penggunaan barang yang umur pakainya cukup
panjang sehingga penimbunan yang dihasilkan konsumen dapat
diminimalisasi
2. Reuse
Reuse merupakan sebuah upaya pemanfaatan kembali limbah
sehingga materi tersebut dapat dipakai kembali menjadi suatu bahan
dari produk lain.
3. Recycle
Recycle merupakan upaya daur ulang kembali dengan teknologi
atau perlakuan tertentu sehingga yang dihasilkan tidak langsung
ditimbun ke TPA melainkan dapat diubah sehingga memiliki nilai
guna kembali. Dengan adanya pengelolaan sampah 3R berbasis
masyarakat diharapkan timbulan yang tidak memiliki daya guna dan
timbulan yang masuk ke TPA jumlahnya dapat ditekan seminimal
mungkin.
Limbah merupakan benda yang dibuang, baik berasal dari alam
maupun dari suatu kegiatan yang dikehendaki oleh makhluk hidup baik
melalui proses teknologi ataupun tidak dengan proses teknologi dan
dianggap tidak memiliki nilai guna serta nilai ekonomis secara langsung.
Limbah adalah sisa dari suatu usaha maupun kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya atau beracun yang karena sifat, konsentrasi,
dan jumlahnya, baik yang secara langsung maupun tidak langsung dapat
membahayakan lingkungan, kesehatan, kelangsungan hidup manusia dan
makhluk hidup lainnya (Mahida, 1984). Bahan yang sering ditemukan
dalam limbah antara lain senyawa organik yang dapat terbiodegradasi,
senyawa organik yang mudah menguap, senyawa organik yang sulit terurai
(Rekalsitran), logam berat yang toksik, padatan tersuspensi, nutrien,
mikrobia pathogen, dan parasit (Waluyo, 2010).

B. Jenis-Jenis Limbah
Berdasarkan wujud limbah yang dihasilkan, limbah terbagi 3 yaitu :
1. Limbah padat
Limbah padat adalah limbah yang memiliki wujud padat yang bersifat
kering dan tidak dapat berpindah kecuali dipindahkan. Limbah padat
ini biasanya berasal dari sisa makanan, sayuran, potongan kayu,
ampas hasil industri, dan lain-lain.
2. Limbah cair
Limbah cair adalah limbah yang memiliki wujud cair. Limbah cair ini
selalu larut dalam air dan selalu berpindah (kecuali ditempatkan pada
wadah/bak). Contoh dari limbah cair ini adalah air bekas cuci pakaian
dan piring, limbah cair dari industri, dan lain-lain.
3. Limbah gas
Limbah gas adalah limbah yang berwujud gas. Limbah gas bisa dilihat
dalam bentuk asap dan selalu bergerak sehingga penyebarannya luas.
Limbah gas adalah limbah zat (zat buangan) yang bewujud gas.
Limbah gas dapat dilihat dalam bentuk asap. Limbah gas selalu
bergerak sehingga penyebarannya sangat luas. Contoh limbah gas
adalah gas pembuangan kendaraan bermotor. Pembuatan bahan bakar
minyak juga menghasilkan gas monoksida (CO) yang sangat beracun.
Gas CO dapat meracuni sel-sel darah merah sehingga sel-sel tidak
mampu berfungsi lagi sebagai pengangkut okisigen dalam jaringan
tubuh. Contoh dari limbah gas adalah gas buangan kendaraan
bermotor, buangan gas dari hasil industri.

Berdasarkan asalnya limbah dikelompokan menjadi 2, yaitu:

1. Limbah Organik
Limbah organik terdiri atas bahan-bahan yang bersifat organik
seperti dari kegiatan rumah tangga dan kegiatan industri, begitu pula
dengan limbah pertanian berupa sisa tumpahan atau penyemprotan
yang berlebihan, misalnya dari pestisida dan herbisida, dan juga bisa
dari pemupukan yang yang berlebihan. Limbah ini memiliki sifat
kimia yang stabil sehingga zat tesebut akan mengendap ke dalam
tanah, dasar sungai, danau, serta laut, dan selanjutnya akan
mempengaruhi organisme yang hidup didalamnya. Sedangkan limbah
rumah tangga dapat berupa padatan seperti kertas, plastik, dan berupa
cairan seperti air cucian, minyak goreng bekas. Limbah tersebut ada
yang memiliki daya racun yang tinggi misalnya sisa obat, baterai,
bekas, dan air aki. Limbah organik sebenarnya mudah diuraikan
melalui proses alami, yaitu melalui mikroba, namun demikian
pencemaran terjadi saat proses penguraian tidak mengimbangi jumlah
limbah yang dibuang ke lingkungan.
Limbah organik memiliki defenisi berbeda yang
penggunaannya dapat disesuaikan dengan tujuan penggolongannya.
Berdasarkan pengertian secara kimiawi limbah organik merupakan
segala limbah yang mengandung unsure karbon (C), sehingga
meliputi limbah dari mahluk hidup (misalnya kotoran hewan dan
manusia, sisa makanan, dan sisasisa tumbuhan mati), kertas, plastik,
dan karet.
2. Limbah Anorganik
Limbah ini terdiri atas limbah industri dan limbah
pertambangan. Limbah anorganik berasal dari sumber daya alam yang
tidak dapat teruraikan dan tidak dapat diperbaharui. Air limbah
industri dapat mengandung berbagai jenis bahan anorganik. Zat-zat
tersebut adalah pertama garam anorganik seperti magnesium asal
sulfat, magnesium klorida yang berasal dari kegiatan pertambangan
dan industri, kedua asam anorganik seperti asam sulfat yang berasal
dari industri pengolahan biji logam dan bahan bakar fosil, ketiga yaitu
limbah anorganik yang berasal dari kegiatan rumah tangga seperti
botol plastik, botol kaca, tas plastik dan kaleng.
Berdasarkan pengertian secara kimiawi, limbah anorganik
meliputi limbah yang tidak mengandung unsur karbon, seperti logam
(misalnya besi dari mobil bekas atau perkakas, dan aluminium dari
kaleng bekas atau peralatan rumah tangga), kaca, dan pupuk
anorganik (misalnya yang mengandung unsur nitrogen dan fosfor).
Limbah limbah ini tidak memiliki unsur karbon sehingga tidak dapat
diurai oleh mikroorganisme.

C. Proses Pengolahan Limbah Sampah Dengan Limbah B3


1. Pengolahan Sampah
Pengolahan sampah merupakan bagian dari penanganan
sampah dan menurut UU no 18 Tahun 2008 didefinisikan sebavai
proses perubahan bentuk sambah dengan mengubah karakteristik,
komposisi, dan jumlah sampah. Pengolahan sampah merupakan
kegiatan yang dimaksudkan untuk mengurangi jumlah sampah,
disamping memanfaatkan nilai yang masih terkandung dalam sampah
itu sendiri (bahan daur ulang, produk lain, dan energi). Pengolahan
sampah dapat dilakukan berupa : pengomposan, recycling/daur ulang,
pembakaran (insinersi), dan lain-lain.
Pengolahan secara umum merupakan proses transformasi
sampah baik secara fisik, kimia maupun biologi. Masing masing
definisi dari proses transformasi tersebut adalah :
a. Transformasi fisik.
Perubahan sampah secara fisik melalui beberapa metoda atau
cara yaitu :
Pemisahan komponen sampah: dilakukan secara
manual atau mekanis, Sampah yang bersifat heterogen
dipisahkan menjadi komponen-komponennya, sehingga
bersifat lebih homogen. Langkah ini dilakukan untuk
keperluan daur ulang. Demikian pula sampah yang bersifat
berbahaya dan beracun (misalnya sampah laboratorium berupa
sisa-sisa zat kimia) sedapat mungkin dipisahkan dari jenis
sampah lainnya, untuk kemudian diangkut ke tempat
pembuangan khusus.
Mengurangi volume sampah dengan pemadatan atau
kompaksi: dilakukan dengan tekanan/kompaksi. Tujuan dari
kegiatan ini adalah untuk menekan kebutuhan ruang sehingga
mempermudah penyimpanan, pengangkutan dan pembuangan.
Reduksi volume juga bermanfaat untuk mengurangi biaya
pengangkutan dan pembuangan. Jenis sampah yang
membutuhkan reduksi volume antara lain: kertas, karton,
plastik, kaleng.
Mereduksi ukuran dari sampah dengan proses
pencacahan. Tujuan hampir sama dengan proses kompaksi dan
juga bertujuan memperluas permukaan kontak dari komponen
sampah.
b. Transformasi Kimia.
Perubahan bentuk sampah secara kimiawi dengan
menggunakan prinsip proses pembakaran atau insenerasi.
Proses pembakaran sampah dapat didefinisikan sebagai
pengubahan bentuk sampah padat menjadi fasa gas, cair, dan
produk padat yang terkonversi, dengan pelepasan energi
panas.Proses pembakaran ini sangat dipengaruhi oleh
karakteristik dan komposisi sampah yaitu :
Nilai kalor dari sampah, dimana semakin tinggi nilai
kalor sampah maka akan semakin mudah proses pembakaran
berlangsung. Persyaratan nilai kalor adalah 4500 kJ/kg sampah
agar dapat terbakar.
Kadar air sampah, semakin kecil dari kadar air maka
proses pembakaran akan berlangsung lebih mudah. Ukuran
partikel, semakin luas permukaan kontak dari partikel sampah
maka semakin mudah sampah terbakar.
Jenis pembakaran dapat dibedakan atas :
1) Pembakaran stoikhiometrik, yaitu pembakaran yang
dilakukan dengan suplai udara/oksigen yang sesuai
dengan kebutuhan untuk pembakaran sempurna.
2) Pembakaran dengan udara berlebih, yaitu pembakaran
yang dilakukan dengan suplai udara yang melebihi
kebutuhan untuk berlangsungnya pembakaran
sempurna.
3) Gasifikasi, yaitu proses pembakaran parsial pada
kondisi substoikhiometrik, di mana produknya adalah
gas-gas CO, H2, dan hidrokarbon.
4) Pirolisis, yaitu proses pembakaran tanpa suplai udara.
c. Transformasi Biologi
Perubahan bentuk sampah dengan memanfaatkan aktivitas
mikroorganisme untuk mendekomposisi sampah menjadi
bahan stabil yaitu kompos.
Teknik biotransformasi yang umum dikenal adalah:
a) Komposting secara aerobik (produk berupa kompos).
b) Penguraian secara anaerobik (produk berupa gas
metana, CO2 dan gas-gas lain, humus atau lumpur).
Humus/lumpur/kompos yang dihasilkan sebaiknya
distabilisasi terlebih dahulu secara aerobik sebelum
digunakan sebagai kondisioner tanah.
2. Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Pengolahan limbah B3 merupakan salah satu rangkaian
kegiatan yang mencakup penyimpanan, pengumpulan, pemanfaatan,
pengangkutan, dan pengolahan limbah B3 termasuk penimbunan hasil
pengolahan tersebut. Pengolahan limbah B3 dapat dilakukan dengan
cara thermal, stabilisasi, solidifikasi secara fisika, kimia, maupun
biologi dengan cara teknologi bersih atau ramah lingkungan. Tujuan
dalam pengolahan limbah B3 adalah dapat menurunkan kadar
kontaminan yang terdapat dalam limbah, sehingga kualitas limbah
mendekati tingkat kelayakan untuk dibuang ke lingkungan, dan dapat
mereduksi volume limbah agar biaya pengolahan dapat ditekan.
Cara pengolahan limbah dapat dilakukan sebagai berikut:
1) Limbah diklasifikasi berdasarkan karakteristik dan kadar
kontaminan yang terkandung. Misalnya: limbah air pendingin,
limbah kamar mandi harus dipisahkan dari limbah pabrik yang
memerlukan pengolahan khusus
2) Volume air sedapat mungkin dikurangi dalam proses produksi
3) Air limbah yang berkonsentrasi rendah, atau air limbah yang
telah diolah, sedapat mungkin digunakan kembali untuk
mengurangi volume pembuangan
4) Dipilih proses produksi yang menghasilkan air limbah
seminimum mungkin.
D. Tujuan Pengolahan Limbah
Tujuan pengelolaan limbah ialah melindungi petugas pembuangan
limbah dari perlukaan, melindungi penyebaran infeksi terhadap para
petugas kesehatan, mencegah penularan infeksi pada masyarakat
sekitarnya, membuang bahan-bahan berbahaya (bahan toksik dan
radioaktif ) dengan aman. Tumpukan limbah terbuka harus dihindari,
karena menjadi objek pemulung yang akan memanfaatkan limbah yang
terkontaminasi, dapat menyebabkan perlukaan, menimbulkan bau busuk
dan mengundang lalat dan hewan penyebar penyakit lainnya.Pengelolaan
Limbah dapat dilakukan mulai dari sebagai berikut : Pembuangan limbah
terkontaminasi yang benar meliputi: Menuangkan cairan atau limbah basah
ke sistem pembuangan kotoran tertutup. Insenerasi (pembakaran) untuk
menghancurkan bahan-bahan sekaligus mikroorganismenya. (Ini
merupakan metode terbaik untuk pembuangan limbah terkontaminasi.
Pembakaran juga akan mengurangi volume limbah dan memastikan bahwa
bahan-bahan tersebut tidak akan dijarah dan dipakai ulang). Bagaimanapun
juga pembakaran akan dapat mengeluarkan kimia beracun ke udara.
Mengubur limbah terkontaminasi agar tidak disentuh lagi.

E. Manfaat Pengolahan Limbah


Manfaat pengolahan limbah merupakan bahan sisa yang dapat
merusak lingkungan hidup dan menyebabkan penyakit. Itulah gambaran
sampah bagi sebagian orang yang tidak mau berfikir untuk menjadikannya
lebih bermanfaat. Pengolahan sampah yang baik dan benar membutuhkan
sebuah kegigihan dan kesabaran dalam menlakukannya, sehingga
terciptalah berbagai energy yang dapat digunakan kembali dari sampah
tersebut. Manfaat pengolahan sampah di baik telah dilakukan oleh
beberapa kota di dunia, termasuk kota-kota besar di Indonesia. Dengan
kerjasama dengan berbagai pihak, Sebuah daerah dapat menemukan cara
pengolahan sampah yang benar. Tentunya hal ini merupakan kabar gembira
bagi penduduk di darah itu, sebut saja Swedia. Negara dengan system
kekerajaannya dapat menemukan sebuah inovasi baru dalam
memanfaatkan sampah yang ada di negara tersebut. hingga tak heran
Swedia menjadi negara terbersih di dunia dengan tingkat penghasilan
sampah yang sedikit. Adapun lima manfaat dalam pengelolaan sampah
seperti 1) menghemat energi, 2) mengurangi polusi, 3) menghemat SDA,
4) ekonomis, 5) menghemat uang.

F. Contoh Pengolahan Limbah


1. Pengolahan limbah padat
Proses industrialisasi memang banyak sekali menimbulkan limbah.
salah satu jenis limbah yang dapat dihasilkan dari proses industri
adalah limbah yang berbentuk padat. Untuk mengatasi limbah padat
cara yang dapat kita lakukan antara lain sebagai berikut:
a) Penimbunan terbuka
Penimbunan terbuka merupakan solusi atau pengolahan pertama
yang bisa dilakukan pada limbah padat. Limbah padat dibagi
menjadi organik dan juga non organik. Limbah padat organik
akan lebih baik ditimbun, karena akan diuraikan oleh organisme-
organisme pengurai sehingga akan membuat tanah menjadi lebih
subur.
b) Sanitary landfill
Sanitary landfill ini menggunakan lubang yang sudah dilapisi
tanah liat dan juga plastik untuk mencegah pembesaran di tanah
dan gas metana yang terbentuk dapat digunakan untuk
menghasilkan listrik.
c) Insenerasi
Insenerasi atau pembakaran sampah adalah teknologi pengolahan
sampah yang melibatkan pembakaran bahan organik. Insinerasi
dan pengolahan sampah bertemperatur tinggi lainnya
didefinisikan sebagai pengolahan termal. Insinerasi material
sampah mengubah sampah menjadi abu, gas sisa hasil
pembakaran, partikulat, dan panas
d) Membuat kompos padat
Seperti halnya penimbunan, seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya bahwasannya limbah padat yang bersifat organik
akan lebih bermanfaat apabila dibuat menjadi kompos. Kompos
ini bisa dijadikan sebagai usaha masyarakat yang sangat
bermanfaat bagi banyak orang.
e) Daur ulang
Limbah padat yang bersifat non organik bisa dipilah- pilah
kembali. Limbah padat yang masih bisa diproses kembali bisa di
daur ulang menjadi barang yang baru atau dibuat barang lain yang
bermanfaat atau bernilai jual tinggi. sebagai contoh adalah
kerajinan dari barang- barang bekas.
2. Pengolahan limbah cair
Selain limbah padat, industri juga akan menghasilkan limbah cair.
Limbah cair penanganannya berbeda dengan limbah padat, tentu saja
hal ini karena bentuknya yang berbeda. Untuk limbah cair sendiri,
pengolahan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Pengolahan primer dengan proses penyaringan, pengolahan awal,
pengendapan dan pengapungan. Pengolahan ini efektif untuk
polutan minyak dan juga lemak.
2) Pengolahan sekunder, menggunakan mikro organisme untuk
menguraikan bahan.
3) Pengolahan tersier yang bersifat khusus
4) Desinfeksi
5) Slude treatment atau pengolahan lumpur.
6) Pengolahan limbah gas

3. Pengolahan limbah gas pada bidang industri dapat dilakukan sebagai


berikut:
1) Mengontrol emisi gas buang
2) Menghilangkan materi partikulat dari udara pembuangan
3) Pengolahan limbah B3

4. Limbah B3 yang sangat berbahaya apabila dibiarkan saja tentu akan


menimbulkan dampak yang buruk. Oleh karena itulah kita harus bisa
mengolahnya supaya tidak berbahaya. Pengelolaan Limbah B3 dapat
dilakukan dengan:

1) Metode pengolahan secara fisika, kima dan biologi


2) Metode pembuangan limbah B3, yang terdiri atas sumur dalam/
sumur injeksi, kolam penyimpanan, dan landfill.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi
baik indrustri maupun domestic (rumah tangga). Dimana masyarakat
bermukim, disanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan.
Limbah yang dihasilkan oleh kegiatan manusia dialam bermacam-
macam seperti limbah padat, cair, gas, B3, limbah organic dan anorganik
dan juga limbah rumah sakit. untuk mencegah terjadinya pencematan
lingkungn hidup setiap limbah masing-masing mempunyai cara
pengelolaan yang berbeda tergantung dari jenis limbah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Nindy Callista Elvania, "Manajemen dan Pengelolaan Limbah", Widina, Mei 2022
Sulaiman, “Jenis-jenis Limbah”,http://sulaimantap.wordpress.com/, 04 maret 2011,
diakses tanggal 5 Mei 2023

“Pengelolahan Limbah”,http://.wordpress.com/2012/06/16, diakses tanggal 5 Mei


2023.

Anda mungkin juga menyukai