Anda di halaman 1dari 8

Manajemen Pengelolaan Limbah

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Nilai Tugas Mata Kuliah Manajemen Pengelolaan Limbah

Disusun Oleh:

Syec Rafa Zaputra (11191010000079)

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2022
A. Pendahuluan
Limbah merupakan suatu barang atau bahan sisa dari
kegiatan manusia atau juga dapat terbentuk secara alami yang
sudah tidak memiliki suatu kebermanfaatan. Menurut PP nomor
18 tahun 1999, limbah dapat didefinisikan sebagai suatu barang
atau bahan sisa kegiatan atau proses produksi yang sudah tidak
lagi memiliki manfaat dan nilai ekonomi. Limbah kerap kali di
artikulasikan sebagai suatu hal yang krusial dalam pengaruhnya
terhadap lingkungan sekitar. Hal ini dikarenakan tidak dapat
dipungkiri bahwa pada setiap harinya limbah dihasilkan tiada
henti akibat tingginya aktivitas manusia di berbagai belahan
dunia. Limbah dapat berasal dari suatu kegiatan manusia baik
proses produksi bahkan pasca konsumsi , seluruh sektor dapat
berpotensi menimbulkan limbah seperti misalnya pertanian,
pertambangan, dan sebagainya.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)
memaparkan bahwa di Indonesia saat ini terdapat 67,8 ton
limbah dimana limbah terbesar dihasilkan oleh limbah rumah
tangga. Limbah pada umumnya dapat ditemui dimana saja
dikarenakan pada setiap saat kegiatan manusia umumnya
menghasilkan limbah. Kawasan dengan minim nya edukasi
terkait pengelolaan limbah serta pengawasan dan pemantauan
berpotensi menjadi episentrum penyumbang limbah terbanyak
akibat tidak terkelolanya limbah.
Limbah mampu menghadirkan berbagai implikasi buruk
jikalau tidak dikelola dengan baik. Salah satunya ialah limbah
mampu mengakibatkan suatu penurunan kualitas lingkungan
bahkan mampu mendukung dan memiliki peran dalam hal
penularan penyakit yang mampu mempengaruhi kondisi
kesehatan masyarakat. Ironisnya, Limbah tidak akan bisa
dihilangkan namun limbah dapat dikelola untuk mengatur
kuantitinya mengingat disetiap harinya akan selalu ada limbah
dihasilkan. Dengan demikian , mengingat kuantiti dari limbah
yang selalu diciptakan pada setiap harinya maka menunjukan
bahwa sebuah upaya pengelolaan terhadap limbah sangat
diperlukan guna menjaga suatu kualitas lingkungan yang ada
serta menunjang tingkat taraf kondisi kehidupan dan kesehatan
bagi masyarakat.
B. Konsep Minimasi Limbah

Minimasi limbah merupakan suatu upaya strategis dalam


menghadapi dan menangani permasalahan limbah. Minimasi
limbah merupakan suatu konsep upaya yang bertujuan untuk
meminimalisir volume, konsentrasi, toksisitas serta tingkat
bahaya limbah yang berasal dari proses produksi dengan cara
mereduksi dari sumber dan/atau pemanfaatan limbah berupa
upaya reuse, reduce , dan recycle (Kemenkes, 2004) . Minimasi
limbah dalam hal penerapannya menekankan aspek yang
meliputi pencegahan pencemaran serta daur ulang serta
berbagai upaya lain dalam hal mengurangi jumlah limbah atau
dapat dikatakan suatu upaya pengolahan. Dalam menjalankan
suatu konsepsi minimasi limbah tentunya harus memperhatikan
suatu aspek yang meliputi informasi mengenai jenis material
yang dapat direduksi dan dimanfaatkan kembali, kemudian
pengetahuan terkait suatu volume produksi limbah yang
dihasilkan dari upaya minimisasi limbah yang telah dilakukan,
serta aspek biaya yang diperlukan untuk dilakukan, minimisasi
limbah baik reduksi limbah pada sumbernya, penggunaan
kembali limbah, maupun daur ulang limbah.

C. Karakteristik Limbah

Limbah dapat dikarakteristikan dari berbagai hal.


Menurut bentuk wujud atau sifatnya, limbah terbagi menjadi
tiga yaitu limbah padat, limbah cair serta limbah gas. Adapun
berikut dibawah ini merupakan penjelasan dari karakteristik
tiap jenis limbah tersebut :

1. Limbah Padat
Limbah padat dapat didefinisikan sebagai suatu bahan
sisa atau barang yang sudah tidak memiliki suatu nilai
kebermanfaatan dan berwujud solid yang terdiri dari
zat anorganik maupun organic yang dilepaskan di
lingkungan sehingga harus dikelola guna
meminimalisir bahaya pada lingkungan. Adapun
contoh dari limbah padat sendiri ialah serbuk besi,
kayu, kertas , serta plastik yang sudah digunakan atau
sisa dari produksi atau juga bisa konsumsi.
2. Limbah cair
Limbah cair merupakan suatu barang atau bahan sisa
yang sudah tidak digunakan Kembali atau suda tidak
memiliki nilai kebermanfaatannya serta dibuang pada
lingkungan sehingga diperlukan suatu penanganan
dan pengelolaanya. Adapun contoh dari limbah cair
ialah air bekas cucian yang biasa menjadi salah satu
limbah rumah tangga,. Air limbah yang dihasilkan
oleh industry makanan seperti tahu dan sebagainya.
3. Limbah gas
Limbah gas merupakan suatu bahan sisa yang sudah
tidak lagi memungkinakan untuk dimanfaatkan
kembali dan dilepaskan pada lingkungan sehingga
diperlukan suatu upaya penanganan dan pengelolaan
terhadap limbah tersebut. Adapun contoh dari limbah
gas adalah asap kendaraan yang sudah kerap dikenal
masyarakat , selain itu berbagai industry pun didapati
menghasilkan limbah dengan jenis ini.
D. Komponen Kontaminan Limbah
Kontaminasi merupakan suatu alur dimana terjadinya
pencampuran terhadap suatu unsur lain yang memberikan suatu
dampak efek buruk dan cenderung memperparah kondisi.
Kontaminan memilki suatu sifat yang berbahaya sehingga
diperlukan suatu pencegahan daripada suatu kontaminan untuk
mencemari unsur lingkungan. Kontaminan teragi menjadi 4
jenisyaitu kontaminanair, kontaminan solid atau padat,
kontaminan gas serta kontaminan B3. Adapun dalam
halpengendalian dan pencegahannya kontaminan dapat
ditanganani esuai dengan jenis dari bentuknya masing-masing.
Seperti halnya yang tercantum di bawah ini :
1. Kontaminan cair
Penyaringan, Pengolahan awal, Pengendapan ,
pengolahan sekkunder, disinfeksi, dan endapan
lumpur
2. Kontaminan Padat
Sanitary landfill, Open dumping, daur ulang
3. Kontaminan Gas
Upaya kontrol emisi
4. Kontaminan B3
Penanganan sumur injeksi, Kolam penyimpanan, dan
terapan ilmu fisika, kimia , biologi.
E. Konsep Hilirasisasi dan Neraca Air Pada Pengelolaan Limbah
Konsep hilirisasi pada pengolahan limbah ialah suatu
konsep yang mengarah kepada basis masyarakat dalam
berperan andil dalam hal pengelolaan dan penanganan limbah.
Pada suatu penelitian yang dilakukan pada Desa Grisa Provinsi
Gorontalo dijelaskan bahwa dalam penelitian ini konsep
hilirisasi diberlakukan. Hal ini didasari oleh permasalahan
masyarakat yang kerap dilanda berbagai permasalahan
kesehatan yang dimungkinkan disebabkan oleh lingkungan
yang kumuh oleh limbah. Konsep hirisasi limbah bergerak pada
pengedukasian pada masyarakat sebagai orang pertama yang
membuang limbah untuk mengetahui seberapa penting dampak
limbah bagi kesehatan. Edukasi ini bergerak dalam hal
pentingnya untuk membuang sampah pada tempatnya serta
memaksimalkan limbah atau sampah yang dapat didaur ulang
untuk di manfaatkan kembali menjadi suatu barang seperti
kerajinan misalnya yang juga dapat mendongkrak ekonomi
warga. Dengan demikian , hilirisasi dapat meminimasi produksi
limbah yang dibuang ke lingkungan (Asnawi, 2019). Kemudia
konsep neraca air ialah suatu konsep dimana dalam konteks air
Lindi yang diasumsikan dipengaruhi peran nya oleh curah hujan
yang masuk kedalam tempat pembuangan akhir yang meresap
ke tanah serta terdapat sebuah perhitungan sebagai berkut :
1. Presipitasi P jatuh di TPA dan beberapa diantaranya
mengalami Run Off RO

2. Presipitasi diantaranya menginfiltrasi I permukaan

3. Kemudian menguapevaporasi E dari permukaan dan atau


transpires T melalui tumbuhan

4. Sebagian proses infiltrasi menyebabkan suatu penurunan


kandungan kelembaban dalam tanah.

5. Sisa infiltrasi setalah proses E,T dan S sudah mencukupi,


kemudian bergerak kebawah membentuk suatu percolate
PERC dan pada akhirnya akan membentuk lindi yang akan
ditemui di dasar TPA.
Referensi

Asnawi, M. A. (2019) ‘PADA MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI


GORONTALO TAHUN 2019’.

PP nomor 18 tahun 1999

Kepmenkes 1204 tahun 2004

Anda mungkin juga menyukai