Anda di halaman 1dari 10

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

LIMBAH B3( BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN)

Oleh :
Kelompok 5 A2A dan A2B
Ni Luh Desyani (171200143/A)
Ni Luh Gede Diah Sawitri (171200144/A)
Ni Luh Suci Krismayanti (171200145/A)
Ni Made Arya Kori Ningsih (171200147/A)
Ni Made Cendani Dwi Laksmi (171200148/A)
Ni Komang Pande Pusparini (171200180/B)
Ni Luh Gede Fiska Aristianti (171200181/B)
Ni Luh Gede Indra Dewi S (171200182/B)
Ni Luh Manik Hertalani W (171200183/B)
Ni Made Duwik Cahyani (171200184/B)

Dosen : Ns. Ni Luh Gede Aris Maytadewi Negara, S.Kep.,M.Erg

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS


UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
2019
BAB I

LANDASAN TEORI

1.1 Definisi Limbah B3

Limbah merupakan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik(rumah tangga), yang lebih dikenal sebagai sampah, yang
kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena
tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan
kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas
tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi
kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah.

Menurut PP No. 18 tahun 1999, yang dimaksud dengan limbah B3 adalah sisa
suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang
karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung, dapat mencemarkan dan merusakan lingkungan hidup dan membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain.

Limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu
kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena
sifat (toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya
yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan
lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia. Contoh limbah B3 ialah logam berat
seperti Al, Cr, Cd, Cu, Fe, Pb, Mn, Hg, dan Zn serta zat kimia seperti pestisida, sianida,
sulfida, fenol dan sebagainya. Cd dihasilkan dari lumpur dan limbah industri kimia
tertentu sedangkan Hg dihasilkan dari industri klor-alkali, industri cat, kegiatan
pertambangan, industri kertas, serta pembakaran bahan bakar fosil. Pb dihasilkan dari
peleburan timah hitam dan accu. Logamlogam berat pada umumnya bersifat racun
sekalipun dalam konsentrasi rendah. Contoh limbah B3 dalam kehidupan sehari-hari
antara lain oli, baterai, aki mobil, obat kedaluwarsa, aerosol, dan hairspray.

1.2 Klasifikasi Limbah B3


Klasifikasi limbah Peraturan Pemerintah RI Pasal 1 No. 101 Tahun 2014 tentang
Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

1. Limbah B3 berdasarkan sumbernya dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu :

a. Limbah dari sumber spesifik. Limbah B3 ini merupakan sisa proses suatu industry
kegiatan tertentu.
b. Limbah dari sumber yang tidak spesifik. Untuk limbah B3 ini berasal bukan dari
proses utamanya, misalnya dari kegiatan pemeliharaan alat, pencucian, inhibitor,
korosi, pelarut perak, pengemasan dan lain-lain.
c. Limbah B3 dari bahan kadaluarsa, tumpahan, sisa kemasan, atau buangan produk
yang tidak memenuhi spesifikasi. Limbah jenis ini tidak memenuhi spesifikasi
yang ditentukan atau tidak dapat dimanfaatkan kembali, sehingga memerlukan
pengelolaan seperti limbah B3 lainnya

2. Limbah B3 dibedakan atas jenis buangan yaitu:

a. Buangan radioaktif, buangan yang mengemisikan radioaktif berbahaya, persisten


untuk periode waktu yang lama.
b. Buangan bahan kimia, umumnya digolongkan lagi menjadi:
1. synthetic organics
2. anorganik logam, garam-garam, asam dan basa
3. flamable
4. xplosive.
c. Buangan biological, dengan sumber utama: rumah sakit, penelitian biologi.Sifat
terpenting sumber ini menyebabkan sakit pada mahlukhidup dan menghasilkan
toxin.

3. Berdasarkan karakteristik limbah B3 digolongkan : (Riyanto, 2012) :


Golongan limbah B3 yang berdasarkan karakteristik ditentukan dengan:

 Mudah meledak

Limbah yang mudah meledak yaitu limbah yang melalui reaksi kimia
dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat
merusak lingkungan.

 Mudah terbakar

Limbah yang mudah terbakar yaitu limbah yang bila berdekatan dengan
api, percikan api, gesekan atau sumber nyala lain akan mudah menyala atau
terbakar dan bila telah menyala akan terus terbakar hebat dalam waktu lama.
 Bersifat reaktif

Limbah yang bersifat reaktif yaitu limbah yang menyebabkan kebakaran


karena melepaskan atau menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang
tidak stabil dalam suhu tinggi.

 Beracun

Limbah yang beracun merupakan limbah yang mengandung racun yang


berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Limbah B3 dapat menimbulkan
kematian atau sakit bila masuk kedalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau
mulut.

 Menyebabkan infeksi

Limbah yang menyebabkan infeksi yaitu limbah laboratorium yang


terinfeksi penyakit atau limbah yang mengandung kuman penyakit, seperti
bagian tubuh manusia yang diamputasi dan cairan tubuh manusia yang terkena
infeksi.

 Bersifat korosif

Limbah yang bersifat korosif yaitu limbah yang menyebabkan iritasi pada
kulit atau mengkorosikan baja, yaitu memiliki pH sama atau kurang dari 2,0
untuk limbah yang bersifat asam dan lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat
basa.

1.3 Dampak Limbah B3

Limbah B3 diidentifikasi sebagai zat kimia, maka jelas akan berdampak pada
kerusakan lingkungan dan kesehatan manusia jika tidak dikelola dengan baik. Sesuai
Peraturan Pemerintah No 18 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun, limbah B3 bersifat mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, korosif,
beracun (toksik), dan penyebab infeksi. Jika terkontaminasi, terhirup, termakan dapat
menyebabkan keracunan, kanker hingga kematian. Debu, gas, tanah, air maupun unsur
kimia lainnya dapat menjadi berbahaya bagi lingkungan dan manusia jika mengandung B3.

1.4 Pengelolaan Dan Pengolahan Limbah B3

Pengelolaan limbah B3 meliputi kegiatan pengumpulan, pengangkutan,


pemanfatan, pengolahan dan penimbunan. Setiap kegiatan pengelolaan limbah B3 harus
mendapatkan perizinan dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan setiap aktivitas
tahapan pengelolaan limbah B3 harus dilaporkan ke KLH. Untuk aktivitas pengelolaan
limbah B3 di daerah, aktivitas kegiatan pengelolaan selain dilaporkan ke KLH juga
ditembuskan ke Bapedalda setempat.
Pengolahan limbah B3 harus memenuhi persyaratan:

1. Lokasi pengolahan
Pengolahan B3 dapat dilakukan di dalam lokasi penghasil limbah atau di luar
lokasi penghasil limbah.

Syarat lokasi pengolahan di dalam area penghasil harus:


a. Daerah bebas banjir;
b. Jarak dengan fasilitas umum minimum 50 meter;
Syarat lokasi pengolahan di luar area penghasil harus:
a. daerah bebas banjir
b. jarak dengan jalan utama/tol minimum 150 m atau 50 m untuk jalan lainnya;
c. jarak dengan daerah beraktivitas penduduk dan aktivitas umum minimum 300 m;
d. jarak dengan wilayah perairan dan sumur penduduk minimum 300 m;
e. jarak dengan wilayah terlindungi (spt: cagar alam,hutan lindung) minimum 300 m.
2. Fasilitas pengolahan
Fasilitas pengolahan harus menerapkan sistem operasi, meliputi:

a. sistem kemanan fasilitas


b. sistem pencegahan terhadap kebakaran
c. sistem pencegahan terhadap kebakaran
d. sistem penanggulangan keadaan darurat
e. sistem pengujian peralatan
f. dan pelatihan karyawan

Keseluruhan sistem tersebut harus terintegrasi dan menjadi bagian yang tak

terpisahkan dalam pengolahan limbah B3 mengingat jenis limbah yang ditangani adalah
limbah yang dalam volume kecil pun berdampak besar terhadap lingkungan.

3. Penanganan limbah B3 sebelum diolah


Setiap limbah B3 harus diidentifikasi dan dilakukan uji analisis kandungan guna
menetapkan prosedur yang tepat dalam pengolahan limbah tersebut. Setelah uji analisis
kandungan dilaksanakan, barulah dapat ditentukan metode yang tepat guna pengolahan
limbah tersebut sesuai dengan karakteristik dan kandungan limbah.

4. Pengolahan limbah B3
Jenis perlakuan terhadap limbah B3 tergantung dari karakteristik dan kandungan
limbah. Perlakuan limbah B3 untuk pengolahan dapat dilakukan dengan proses sbb:
a. proses secara kimia, meliputi: redoks, elektrolisa, netralisasi, pengendapan,
stabilisasi, adsorpsi, penukaran ion dan pirolisa.
b. proses secara fisika, meliputi: pembersihan gas, pemisahan cairan dan penyisihan
komponen-komponen spesifik dengan metode kristalisasi, dialisa, osmosis balik, dll.
c. proses stabilisas/solidifikasi, dengan tujuan untuk mengurangi potensi racun dan
kandungan limbah B3 dengan cara membatasi daya larut, penyebaran, dan daya racun
sebelum limbah dibuang ke tempat penimbunan akhir
d. proses insinerasi, dengan cara melakukan pembakaran materi limbah menggunakan
alat khusus insinerator dengan efisiensi pembakaran harus mencapai 99,99% atau
lebih. Artinya, jika suatu materi limbah B3 ingin dibakar (insinerasi) dengan berat
100 kg, maka abu sisa pembakaran tidak boleh melebihi 0,01 kg atau 10 gr

5. Hasil pengolahan limbah B3


Memiliki tempat khusus pembuangan akhir limbah B3 yang telah diolah dan
dilakukan pemantauan di area tempat pembuangan akhir tersebut dengan jangka waktu
30 tahun setelah tempat pembuangan akhir habis masa pakainya atau ditutup.
(BAPEDAL, 1995)
BAB II
KESIMPULAN

2.1 Kesimpulan

• Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya
dan atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan merusakan lingkungan
hidup
• Berdasarkan sumbernya Limbah B3 dikelompokkan menjadi Limbah dari sumber
spesifik, Limbah dari sumber yang tidak spesifik, Limbah B3 dari bahan kadaluarsa,
tumpahan, sisa kemasan, atau buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi
• limbah B3 bersifat mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, korosif, beracun
(toksik), dan penyebab infeksi. Jika terkontaminasi, terhirup, termakan dapat
menyebabkan keracunan, kanker hingga kematian.
• Pengolahan limbah B3 harus memenuhi persyaratan yaitu lokasi pengolahan , fasilitas
pengolahan, Penanganan limbah B3 sebelum diolah, pengolahan limbah B3
DAFTAR PUSTAKA

Bapedal 1995. Keputusan Kepala Bapedal No.3. Kep-03/BAPEDAL/09/1995, Tentang


Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999, Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun, Sekretariat Bapedal, Jakarta

Riyanto. 2012. Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3). Deepublish Sleman. Yogyakarta

Undang-Undang Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 101 Tahun 2014. Tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Jakarta; Kementerian

Lingkungan Hidup.

Anda mungkin juga menyukai