Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A LATAR BELAKANG
Tanpa disadari oleh manusia, pemenuhan kebutuhan melalui berbagai macam
kegiatan ini telah menimbulkan kerugian yang harus ditanggung bukan saja oleh manusia
namun oleh seluruh mahluk hidup yang bersentuhan langsung dengan kegiatan tersebut.
Hal ini disebabkan, kegiatan pemenuhan kebutuhan ini menyebabkan munculnya sisasisa hasil kegiatan yang tidak digunakan atau dibuang oleh manusia dan memberikan
dampak negatif bagi lingkungan, yaitu limbah dan sampah.
Banyak sekali permasalahan yang terjadi seputar pengelolaan limbah khususnya
limbah hasil kegiatan industri yang mengandung unsur bahan berbahaya dan beracun
(B3). Kasus-kasus yang cukup menonjol mengenai pengelolaan limbah B3 ini
diantaranya adalah kasus import limbah / sampah oleh PT.Kertas Internasional pada
2005, kasus impor limbah B3 di Pulau Galang Baru pada tahun 2008, dan kasus impor
limbah di Batam yang dilakukan oleh PT.Jase Octavia Mandiri (JOM) pada tahun 2009.
Kasus-kasus tersebut merupakan sebagian kecil contoh kasus pelanggaran
mengenai lingkungan hidup dari aspek pencemaran limbah B3. Bahan berbahaya dan
beracun menjadi sebuah ancaman bagi kelestarian lingkungan yang memerlukan
keseimbangan dalam lingkaran rantai ekosistem.
Limbah industri baik berupa gas, cair maupun padat umumnya termasuk kategori
atau dengan sifat limbah B3.
Kegiatan industri disamping bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan,
ternyata juga menghasilkan limbah sebagai pencemar lingkungan perairan, tanah, dan
udara. Limbah cair, yang dibuang ke perairan akan mengotori air yang dipergunakan
untuk berbagai keperluan dan mengganggu kehidupan biota air. Limbah padat akan
mencemari tanah dan sumber air tanah.
Limbah gas yang dibuang ke udara pada umumnya mengandung senyawa kimia
berupa SOx, NOx, CO, dan gas-gas lain yang tidak diinginkan. Adanya SO2 dan NOx
diudara dapat menyebabkan terjadinya hujan asam yang dapat menimbulkan kerugian
karena merusak bangunan, ekosistem perairan, lahan pertanian dan hutan.
1

Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang sangat ditakuti adalah limbah
dari industri kimia. Limbah dari industri kima pada umumnya mengandung berbagai
macam unsur logam berat yang mempunyai sifat akumulatif dan beracun (toxic) sehingga
berbahaya bagi kesehatan manusia (Dinkesjatim,10 April 2011,URL)
B RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu :
1

Apakah yang dimaksud dengan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)?

Bagaimana karakteristik limbah B3?

Bagaimanakah proses uji karakteristik limbah B3?

Apa saja kah jenis limbah B3 di industri

C TUJUAN PENULISAN
Tujuan penullisan dari makalah ini yaitu :
1

Untuk mengetahui pengertian Bahan Berbahaya dan Beracun Industri

Untuk mengetahui karakteristik limbah Bahan Berbahaya dan Beracun industri

Untuk mengetahui proses uji karakteristik limbah

Untuk mengetahui jenis-jenis limbah B3 di Industri

BAB II
PEMBAHASAN
A PENGERTIAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
Menurut PP No. 101 Tahun 2014 Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan.
Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi, dan/atau
komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan
makhluk hidup lain. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disebut
Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3.
Dalam UU No.32 Tahun 2009 Pasal 1 angka 21 menyatakan Bahan berbahaya dan beracun
yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat,
konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain
Definisi dari limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa (limbah)
suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena
sifat (toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya
yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan
lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia.
Contoh limbah B3 adalah logam berat, spt Al, Cr, Cd, Cu, Fe, Pd, Mn, Hg, danZn serta
zat kimia, seperti pestisida, sianida, sulfide dan fenol. Cddihasilkan dari lumpur dan limbah
industry kimia tertentu. Hg dihasilkan dari industry klor-alkali, industry cat, kegiatan
pertambangan, industry kertas, dan pembakaran bahan bakar fosil. Pb dihasilkan dari
peleburan timah hitam dan accu. Logam-logam berat pada umumnya bersifat racun
sekalipun dalam konsentrasi rendah. Limbah B3 dapat diidentifikasi menurut sumber, uji
karakteristik, dan uji toksikologi.

B KARAKTERISTIK LIMBAH B3
Limbah B3 dikarakterisasikan berdasarkan beberapa parameter, yaitu total solids residu
(TSR), kandungan fixed residu (FR), kandungan volatile solids residue (VSR), kadar air
(sludge moisture content), volume padatan, dan karakter atau sifat B3 (toksisitas, sifat
korosif, sifat mudah terbakar, sifat mudah meledak, beracun, dan sifat kimia serta kandungan
senyawa kimia).
Berdasarkan PP No. 101 Tahun 2014 Bahan Kimia B3 memiliki karakteristik berdasarkan
klasifikasi B3 (Pasal 5 ayat 1 Pemerintah) sebagai berikut:
1

Mudah meledak (explosive).


Limbah yang mudah meledak adalah limbah yang pada suhu dan tekanan standar
(25oC, 760mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan fisika dapat
menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi dengan cepat dapat merusak
lingkungan.

Mudah menyala atau terbakar


Limbah yang mudah terbakar adalah limbah-limbah yang mempunyai salah satu
sifat-sifat sebagai berikut :
a

Limbah yang berupa cairan


Limbah yang berupa cairan akan mudah terbakar apabila:
1

Mengandung alkohol kurang dari 24% volume dan mempunyai titik nyala
kurang dari 60oC

Terjadi kontak dengan api, percikan api, atau sumber nyala lain pada tekanan
udara 760mmHg

Limbah berupa padatan


Limbah pada termperatur dan terkanan standar (25 oC, 760mmHg) mudah
menyebabkan kebakaran, seperti

melalui gesekan, penyerapan uap air, atau

perubahan kimia secara spontan. Limbah padat apabila terbakar dapat menyebabkan
kebakaran yang terus menerus dalam waktu lama. Apabila nilai titik nyala limbah <
40oC, berarti karakteristik mudah terbakar
c

Limbah yang bertekanan mudah terbakar

Limbah pengoksidasi
4

Apabila waktu pembakaran limbah sama atau lebih pendek dari waktu pembakaran
senyawa standar, berarti karakteristik mudah terbakar.
3

Reaktif
Limbah reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepaskan
atau menerima oksigen atau limbah organic peroksida yang tidak stabil dalam suhu
tinggi

Infeksius
Limbah yang menyebabkan infeksi adalah limbah laboratorium yang terinfeksi
penyakit atau limbah yang mengandung kuman penyakit, seperti bagian tubuh manusia
yang diamputasi dan cairan tubuh manusia yang terkena infeksi

Korosif (corrosive)
Limbah korosif adalah limbah yang mempunyai salah satu sifat-sifat berikut:
a

Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit

Menyebabkan proses pengaratan pada lempeng baja (SAE 1020) dengan laju
korosi lebih besar dari 6,35 mm/tahun dengan temperature pengujian 55oC

Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk limbah bersifat asam atau lebih
besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa

Beracun (mederately toxic).


Limbah beracun adalah limbah yang mengandung pencemaran dan bersifat
beracun bagi manusia atau lingkungan. Limbah B3 dapat menyebabkan kematian atau
sakit yang serius apabila masuk ke dalam tubuh, baik melalui pernafasan, kulit, maupun
mulut.

C UJI LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN


Untuk mendeteksi kandungan B3 dalam limbah dapat dilakukan secara kualitatif dan
kuantitatif. Uji kualitatif adalah Screening test atauFingerprint test. Uji kualitatif ini untuk
mengetahui karakteristik suatu limbah dengan maksud untuk mengantisipasi langkahlangkah dan penanganan limbah tersebut serta untuk membedakan/mengidentifikasi suatu
jenis

limbah

dengan

limbah

lainnya. Uraian

beberapa

parameter

dalam Screening test / Fingerprint test yang dapat dijadikan indikasi awal karakteristik
limbah B3 dijelaskan sebagai berikut:
5

pH
Hasil pengukuran pH jika pH kurang lebih sama dengan 5 atau pH kurang lebih
sama dengan 12,5, maka limbah tersebut dapat dinyatakan sebagai golongan limbah B3
karena bersifat korosif.

Reaktifitas Air
Reaktifitas air ini merupakan suatu parameter untuk menguji reaktifitas
menggunakan air. Suatu limbah dapat dinyatakan bersifat reaktif apabila dalam
pengujiannya terjadi gejala-gejala seperti adanya pelepasan gas, terbentuknya emulsi,
perubahan temperatur dan lain-lain.

Pengoksidasi
Dalam pengujian pengoksidasi ini apabila suatu limbah menunjukan adanya
kandungan senyawa oksidan (oksidan positif), maka dapat diambil kesimpulan bahwa
limbah tersebut mempunyai indikasi sebagai limbah B3. Karena apabila senyawa
oksidan bercampur dengan senyawa organik dapat bereaksi secara spontan
menghasilkan panas, gas atau bahkan menimbulkan ledakan.

Mudah Terbakar
Seperti kita ketahui bahwa salah satu karakteristik bahan kimia B3 adalah mudah
meledak atau mudah terbakar. Sehingga ketika suatu limbah didekatkan pada suatu
nyala api , apabila sampel langsung terbakar maka dapat diindintikasi limbah tersebut
memiliki karakteristik mudah terbakar.

Kandungan Amonia
Dalam hal ini gas amonia pelu diuji karena termasuk gas yang beracun. Apabila
suatu limbah mengandung gas amonia, dapat dinyatakan bahwa limbah tersebut
kemungkinan termasuk kedalam limbah B3, karena apabila bercampur dengan suatu
basa maka akan bersifat reaktif.

Kandungan Sianida
Sama halnya dengan amonia, gas sianida ini merupakan gas yang beracun dan
mematikan. Apabila suatu limbah mengandung sianida positif, maka dapat dinyatakan
6

bahwa limbah tersebut kemungkinan termasuk kedalam limbah B3, karena apabila
bercampur dengan suatu asam maka akan bersifat reaktif.
D IDENTIFIKASI LIMBAH B3
Berdasarkan jenis, sumber dan karakteristiknya limbah B3 dpat dikelompokkan sebagai
berikut:
1

Berdasarkan Jenisnya
Berdasarkan jenisnya limbah B3 dikelompokkan menjadi empat yaitu :

Limbah B3 Jenis Padatan

Limbah B3 Jenis Cairan

Limbah B3 Jenis Gas

Limbah B3 Jenis Partikel yang tidak terdefinisi

Berdasarkan sumbernya
Menurut sumbernya limbah B3 dikelompokkan sebagai berikut :
a

Limbah B3 dari sumber tidak spesifik yaitu limbah B3 yang pada


umumnya berasal bukan dari proses utamanya melainkan dari kegiatan
pemeliharaan alat, pencucian, pencegahan korosi, pelarutan kerak,
pengemasan dan lain-lain.

Limbah B3 dari sumber spesifik yaitu sisa proses suatu industri atau
kegiatan yang secara spesifik dapat ditentukan berdasarkan kajian ilmiah.

Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan dan


buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi.

Limbah B3 berdasarkan Kategorinya menurut PP No. 101 Tahun 2014


a

Limbah B3 Kategori 1, yaitu limbah yang risikonya berdampak secara


langsung terhadap kesehatan manusia (akut).

Limbah B3 Kategori 2 ,yaitu limbah yang risikonya dapat berdampak


secara langsung terhadap kesehatan manusia juga dapat berdampak
terhadap lingkungan.

Limbah non B3

E PENCEGAHAN KEBAKARAN
7

1. Gunakan bahan-bahan yang tidak mudah menyala dan terbakar, misalnya gunakan
cat dan bahan perekat dengan bahan dasar air atau campuran berkadar rendah.
2. Penyimpanan bahan-bahan yang mudah terbakar seminimum mungkin di lokasi
kerja.
3. Bahan cair mudah terbakar disimpan dan dibawa dengan menggunakan tempat
yang sesuai dan tertutup
4. Apabila sedang dilakukan pekerjaan dengan menggunakan bahan cair atau padat
yang mudah terbakar, cegahlah orang untuk tidak merokok dan hentikan kerjaan
lainnya yang berpotensi untuk menimbulkan sumber-sumber penyalaan
didekatnya. Misalnya, bila sedang melapisi lantai dengan perekat berbahan dasar
mudah terbakar (pelarut)maka jangan diijinkan melakukan pengelasan didekatnya
pada saat bersamaan.
5. Pastikan bahwa pipa-pipa, bejana-bejana, tangki-tangki dan sebagainya yang
mungkin berisi gas atau cairan yang mudah terbakar sudah dinetralkn an atau
diamankan dari bahaya sebelum menggunakan peralatan pemotong panas,
peralatan las atau gerinda. Suatu bejana atau pipa kelihatannya kosong tetapi
kemungkinan masih menyimpan bahan yang cukup, karat atau endapan lainnya
yang dapat menghasilkan gas yang mudah terbakar apabila dipanasi.
6. Kurangi resiko kebocoran gas dan kebakaran yang menyangkut instalasi gas:
a) Tutup katup pada botol gas apabila sedang tidak digunakan
b) Periksa selang secara teratur dari kebocoran dan kerusakan
c) Lindungi katup pada botol oksigen dari minyak dan gemuk
7. Simpan benda-benda padat, cair dan gas yang mudah terbakar dengan aman.
Pisahkan satu dengan lainnya dari botol oksigen atau bahan-bahan oksidasi.
Simpan didalam ruang yang aman dan berventilasi atau ditempat penyimpanan
terbuka. Jangan disimpan ditempat bekerja yang ada orangnya atau dimana dapat
mengganggu atau membahayakan jalur penyelamat
8

8. Tersedia alat pemadam kebakaran bila ada pekerjaan panas seperti mengelas,
menggunakan alat pemotong piringan yang menghasilkan percikan api
9. Periksa saat istirahat makan siang dan pada akhir kerja untuk melihat apakah
semua peralatan yang dapat menyebabkan kebakaran sudah dimatikan.
10. Hentikan pekerjaan panas satu jam sebelum pekerja pulang, supaya mempunyai
cukup waktu untuk mengidentifikasi adanya suatu kebakaran.
11. Singkirkan sampah dari lokasi secara teratur. Kumpulkan sampah yang sangat
mudah terbakar seperti kain lap berminyak secara terpisah kedalam tempat
tertutup yang tidak mudah terbakar.
F Cara menanggulangi kebakaran:
1

Sediakan alat pemadam kebakaran untuk pekerjaan-pekerjaan panas. Alat pemadam


kebakaran (APK) juga diletakkan pada tempat-tempat tertentu disekitar lokasi. Alat
pemadam kebakaran tersebut harus sesuai dengan kemungkinan kebakaran yang
terjadi:
a) Kayu, kertas dan kain alat pemadam api jenis air
b) Cairan mudah terbakar alat pemadam api jenis serbuk kimia atau busa
c) Listrik -Alat pemadam api jenis Karbondioksida (CO2)

Orang-orang harus dilatih menggunakan peralatan kebakaran.

BAB III
PENUTUP
A Kesimpulan
Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi,
dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan
hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup
manusia dan makhluk hidup lain.
Sifat dari limbah B3 yaitu :
1

Beracun

Mudah terbakar

Mudah meledak

Korosif

Reaktif

Infeksius

Menurut kategori B3 dikelompokkan menjadi :


a

Limbah B3 kategori 1

Limbah B3 kategori 2

Limbah Non B3

i. PENCEGAHAN KEBAKARAN
1. Gunakan bahan-bahan yang tidak mudah menyala dan terbakar, misalnya
gunakan cat dan bahan perekat dengan bahan dasar air atau campuran berkadar
rendah.
2. Penyimpanan bahan-bahan yang mudah terbakar seminimum mungkin di
lokasi kerja.

10

3. Bahan cair mudah terbakar disimpan dan dibawa dengan menggunakan tempat
yang sesuai dan tertutup
4. Apabila sedang dilakukan pekerjaan dengan menggunakan bahan cair atau
padat yang mudah terbakar, cegahlah orang untuk tidak merokok dan hentikan
kerjaan lainnya yang berpotensi untuk menimbulkan sumber-sumber penyalaan
didekatnya.
5. Pastikan bahwa pipa-pipa, bejana-bejana, tangki-tangki dan sebagainya yang
mungkin berisi gas atau cairan yang mudah terbakar sudah dinetralkan
6. Kurangi resiko kebocoran gas dan kebakaran yang menyangkut instalasi gas:
a) Tutup katup pada botol gas apabila sedang tidak digunakan
b) Periksa selang secara teratur dari kebocoran dan kerusakan
c) Lindungi katup pada botol oksigen dari minyak dan gemuk
7. Simpan benda-benda padat, cair dan gas yang mudah terbakar dengan aman.
8. Tersedia alat pemadam kebakaran bila ada pekerjaan panas seperti mengelas,
menggunakan alat pemotong piringan yang menghasilkan percikan api
9. Periksa saat istirahat makan siang dan pada akhir kerja untuk melihat apakah
semua peralatan yang dapat menyebabkan kebakaran sudah dimatikan.
10. Hentikan pekerjaan panas satu jam sebelum pekerja pulang
11. Singkirkan sampah dari lokasi secara teratur.
Cara menanggulangi kebakaran:
1

Sediakan alat pemadam kebakaran untuk pekerjaan-pekerjaan panas. Alat pemadam


kebakaran (APK) juga diletakkan pada tempat-tempat tertentu disekitar lokasi. Alat
pemadam kebakaran tersebut harus sesuai dengan kemungkinan kebakaran yang
terjadi:

11

a) Kayu, kertas dan kain alat pemadam api jenis air


b) Cairan mudah terbakar alat pemadam api jenis serbuk kimia atau busa
c) Listrik -Alat pemadam api jenis Karbondioksida (CO2)
2

Orang-orang harus dilatih menggunakan peralatan kebakaran.

12

DAFTAR PUSTAKA

Damanhuri,Enri. 2010. Diktat Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. Program


Studi
Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil Dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung.
Bandung.
PP NO.101 TAHUN 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun.

13

Anda mungkin juga menyukai