Anda di halaman 1dari 21

BAB I PENDAHULUAN

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water). Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah. Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia.Yang termasuk limbah B3 antara lain adalah bahan baku yang berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi karena rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan penanganan dan pengolahan khusus. Bahan-bahan ini termasuk limbah B3 bila memiliki salah satu atau lebih karakteristik berikut: mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan lain-lain, yang bila diuji dengan toksikologi dapat diketahui termasuk limbah B3.

BAB II ISI

SIMBOL DAN LABEL B3 Limbah B3 dapat diklasifikasikan menjadi: Primary sludge, yaitu limbah yang berasal dari tangki sedimentasi pada pemisahan awal dan banyak mengandung biomassa senyawa organik yang stabil dan mudah menguap - Chemical sludge, yaitu limbah yang dihasilkan dari proses koagulasi dan flokulasi - Excess activated sludge, yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan dengan lumpur aktif sehingga banyak mengandung padatan organik berupa lumpur dari hasil proses tersebut. - Digested sludge, yaitu limbah yang berasal dari pengolahan biologi dengan digested aerobic maupun anaerobic di mana padatan/lumpur yang dihasilkan cukup stabil dan banyak mengandung padatan organik. Macam Limbah Beracun 1. Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui reaksi kimia dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan. 2. Limbah mudah terbakar adalah limbah yang bila berdekatan dengan api, percikan api, gesekan atau sumber nyala lain akan mudah menyala atau terbakar dan bila telah menyala akan terus terbakar hebat dalam waktu lama. 3. Limbah reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepaskan atau menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi. 4. Limbah beracun adalah limbah yang mengandung racun yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Limbah B3 dapat menimbulkan kematian atau sakit bila masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau mulut. 5. Limbah penyebab infeksi adalah limbah laboratorium yang terinfeksi penyakit atau limbah yang mengandung kuman penyakit, seperti bagian tubuh manusia yang diamputasi dan cairan tubuh manusia yang terkena infeksi. 6. Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang menyebabkan iritasi pada kulit atau mengkorosikan baja, yaitu memiliki pH sama atau kurang dari 2,0 untuk limbah yang bersifat asam dan lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa.

Berdasarkan tingkat toksisitasnya (kadar racun), limbah dibedakan menjadi 2 macam , yakni : 1. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Limbah B3 merupakan limbah yang mengandung zat berbahaya dan bercun. Pada jumlah konsentrasi tertentu limbah B3 dapat menyebabkan kerusakan lingkungan serta bahaya pada manusia. Limbah B3 yang tidak ditangani dengan baik dan pembuangannya secara sembarangan dapat menyebabkan gangguan pada mahluk hidup berupa kerusakan kulit, kesulitan bernapas, dan juga dapat menimbulkan kematian dan kepunahan pada beberapa jenis organisme. Bahan yang termasuk ke dalam limbah B3 diantaranya adalah benzena, asam sulfat, sulfur dioksida, karbon monoksida, dan nitrogen monoksida. Limbah B3 diantaranya mempunyai sifat eksplosif (mudah meledak), beracun, berbahaya, mutagenik (menyebabkan perubahan pada gen), dan teratogenik (menyebabkan gangguan pada gen). 2. Limbah Non-B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Limbah non-B3 merupakan limbah yang tidak mengandung bahan berbahaya dan beracun. Contoh dari limbah non-B3 adalah sisa-sisa sayuran dan daun yang gugur.

Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 03 Tahun 2008


No Simbol Keterangan

B3 Mudah Meledak (Explosive) Contoh : Sulphur Powder Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang pada suhu dan tekanan standar (25 C, 760 mmHg) dapat meledak dan menimbulkan kebakaran atau melalui reaksi kimia dan/atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan di sekitarnya.

Mudah menyala (Flammable) Contoh : Bensin Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang dapat melepaskan banyak panas atau menimbulkan api ketika bereaksi dengan bahan kimia lainnya, terutama bahanbahan yang sifatnya mudah terbakar meskipun dalam keadaan hampa udara, Mengeluarkan gas yang sangat mudah terbakar dalam jumlah yang berbahaya, jika

bercampur atau kontak dengan air atau udara lembab. 3 B3 Pengoksidasi (Oxidizing) Contoh : Kaporit Bereaksi di temperatur ambien, mudah terbakar pada suhu dan tekanan ruang, Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala 0C 21C, Aerosol yang mudah menyala, Padatan atau cairan piroforik; dan/atau, Peroksida organik.

B3 Karsinogenik, Mutagenik & Teratogenik (carcinogenic, tetragenic, mutagenic) Contoh : Formaline karsinogenik yaitu penyebab sel kanker, teratogenik yaitu

sifat bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan embrio, menyebabkan mutagenic yaitu sifat bahan yang

perubahan kromosom yang berarti dapat

merubah gentic, toksisitas sistemik terhadap organ sasaran spesifik, toksisitas terhadap sistem reproduksi; dan/atau,

gangguan saluran pernafasan. 5 B3 Beracun (Toxic) Contoh : Pestisida Sifat racun bagi manusia, yang dapat menyebabkan keracunan atau sakit yang cukup serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut. Sifat bahaya toksisitas akut.

B3 Korosif (Corosive) Contoh : Asam Sulphat Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit, Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat asam dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk B3 yang bersifat basa.

B3 Gas Bertekanan Contoh : LPG Simbol ini untuk menunjukkan bahaya gas bertekanan yaitu bahan ini bertekanan tinggi dan dapat meledak bila tabung dipanaskan/terkena panas atau pecah dan isinya dapat menyebabkan kebakaran.

B3 Berbahaya Bagi Lingkungan (dangerous for environment) Simbol ini untuk menunjukkan suatu bahan yang dapat menimbulkan bahaya terhadap lingkungan. Bahan kimia ini dapat merusak atau menyebabkan kematian pada ikan atau organisme aquatic lainnya atau bahaya lain yang dapat ditimbulkan, seperti merusak lapisan ozon (misalnya CFC = Chlorofluorocarbon), persistent di lingkungan (misalnya PCBs = Polychlorinated Biphenyls).

B3 Iritan (Irittant) Contoh : Asam Format Padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak secara langsung dan/atau terus menerus dengan kulit atau selaput lendir dapat menyebabkan iritasi atau peradangan, Toksisitas sistemik pada organ target spesifik karena paparan tunggal dapat menyebabkan iritasi

pernafasan, mengantuk atau pusing, Sensitasi pada kulit yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit; dan/atau, Iritasi/kerusakan parah pada mata yang dapat menyebabkan iritasi serius pada mata.

Menurut Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Linkungan Nomor: KEP05/BAPEDAL/09/1995 Tentang Simbol dan Label Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun a. Simbol klasifikasi limbah B3 mudah meledak Warna dasar bahan oranye. Simbol berupa gambar berwarna hitam suatu materi limbah yang menunjukkan meledak, yang terletak di tepi antara sudut atas dan sudut kiri belah ketupat bagian dalam. Pada bagian tengah terdapat tulisan "MUDAH MELEDAK" berwarna hitam yang diapit oleh 2 (dua) bangun segitiga sama kaki pada bagian dalam belah ketupat. Blok segilima berwarna merah.

b. Simbol klasifikasi limbah B3 mudah terbakar Terdapat 2 (dua) macam simbol untuk klasifikasi limbah yang mudah terbakar, yaitu simbol untuk cairan mudah terbakar dan padatan mudah terbakar : (1) Simbol cairan mudah terbakar. Bahan dasar berwarna merah. Gambar simbol berupa lidah api berwarna putih yang menyala pada suatu permukaan berwarna putih. Gambar terletak di bawah sudut atas garis ketupat bagian dalam. Pada bagian tengah terdapat tulisan CAIRAN dan dibawahnya terdapat tulisan MUDAH TERBAKAR berwarna putih. Blok segilima berwarna putih. (2) Simbol padatan mudah terbakar. Dasar simbol terdiri dari warna merah dan putih yang berjajar vertikal berselingan. Gambar simbol berupa lidah api berwarna hitam yang menyala pada satu bidang berwarna hitam. Pada

bagian tengah terdapat tulisan PADATAN dan di bawahnya terdapat tulisan MUDAH TERBAKAR berwarna hitam. Blok segilima berwarna kebalikan dari warna dasar simbol.

c. Simbol klasifikasi limbah B3 reaktif Bahan dasar berwarna kuning dengan blok segilima berwarna merah. Simbol berupa lingkaran hitam dengan asap berwarna hitam mengarah ke atas yang terletak pada suatu permukaan garis berwarna hitam. Di sebelah bawah gambar simbol terdapat tulisan "REAKTIF" berwarna hitam.

d. Simbol klasifikasi limbah B3 beracun Bahan dasar berwarna putih dengan blok segilima berwarna merah. Simbol berupa tengkorak manusia dengan tulang bersilang berwarna hitam. Garis tepi simbol berwarna hitam. Pada sebelah bawah gambar simbol terdapat tulisan BERACUN berwarna hitam.

e. Simbol klasifikasi limbah B3 korosif Belah ketupat terbagi pada garis horisontal menjadi dua bidang segitiga. Pada bagian atas yang berwarna putih terdapat 2 gambar, yaitu: di sebelah kiri adalah gambar tetesan limbah korosif yang merusak pelat bahan berwarna hitam, dan di sebelah kanan adalah gambar lengan yang terkena tetesan limbah korosif. Pada bagian bawah, bidang segitiga berwarna hitam, terdapat tulisan KOROSIF berwarna putih, serta blok segitiga berwarna merah.

f. Simbol klasifikasi limbah B3 menimbulkan infeksi Warna dasar bahan adalah putih dengan garis pembentuk belah ketupat bagian dalam berwarna hitam. Simbol infeksi berwarna hitam terletak di sebelah bawah sudut atas garis belah ketupat bagian dalam. Pada bagian tengah terdapat tulisan "INFEKSI" berwarna hitam, dan di bawahnya terdapat blok segilima berwarna merah.

g. Simbol limbah B3 klasifikasi campuran Warna dasar bahan adalah putih dengan garis pembentuk belah ketupat bagian dalam berwarna hitam. Gambar simbol berupa tanda seru berwarna hitam terietak di sebelah bawah sudut atas garis belah ketupat bagian dalam. Pada bagian tengah bawah terdapat tulisan "CAMPURAN" berwarna hitam serta blok segilima berwarna merah.

Menurut NFPA (National Fire Protection Association)


Kesehatan (Biru) Sangat sedikit paparan dapat mengakibatkan kematian atau luka 4 residual parah (misalnya, hidrogen sianida, fosfin) Terbakar (Merah) Dengan cepat atau sepenuhnya menguap pada suhu dan tekanan atmosfer normal, atau segara tersebar di 4 udara dan akan mudah terbakar (misalnya, propana). Titik nyala dibawah 23 C (73 F) Cairan dan zat padat yang dapat terbakar pada hampir semua kondisi suhu sekitar (misalnya, bensin). Cairan 3 memiliki titik nyala dibawah 23 C (73 F) dan memiliki titik didih pada dan di atas 38 C (100 F) atau titik nyala

Sedikit paparan dapat mengakibatkan luka sementara atau luka residual 3 sedang yang serius (misalnya, gas klorin)

23 C (73 F) dan 38 C (100 F) Paparan besar atau terus menerus tapi tidak kronis dapat mengakibatkan cacat 2 sementara atau kemungkinan luka residual (misalnya, dietil eter) Paparan hanya menyebabkan iritasi 1 dengan luka residual kecil (misalnya, aseton) Tidak menimbulkan bahaya kesehatan, 0 tidak ada tindakan pencegahan yang diperlukan (misalnya, lanolin) Instabilitas/Reaktivitas (Kuning) Dapat terjadi detonasi atau dekomposisi 4 eksplosif pada tekanan udara dan suhu normal (misalnya, nitrogliserin, RDX) Harus dipanaskan secara sedang atau dipaparkan ke suhu sekitar yang lebih 2 tinggi sebelum pembakaran bisa terjadi (misalnya, diesel). Titik nyala 38 C (100 F) dan 93 C (200 F) Harus dipanaskan sebelum pembakaran 1 terjadi (misalnya, minyak kedelai). Titik nyala di atas 93 C (200 F) 0 Tidak akan terbakar (misalnya, air) Khusus (Putih) Label putih dapat mengandung beberapa peringatan khusus. Simbolsimbol ini adalah yang digunakan oleh standar NFPA 704.

Dapat terjadi detonasi atau dekomposisi eksplosif namun membutuhkan sumber inisiasi yang kuat, harus dipanaskan di Bereaksi dengan air dengan cara yang 3 bawah penjagaan sebelum inisiasi, W tidak biasa atau berbahaya bereaksi eksplosif dengan air, atau akan (misalnya,cesium, sodium, asam sulfat) meledak apabila "terkejut" (misalnya, amonium nitrat) Mengalami perubahan kimia yang besar pada tekanan dan suhu tinggi, bereaksi Oksidan (misalnya, kalium 2 keras dengan air, atau dapat OX perklorat, amonium nitrat, hidrogen membentuk campuran eksplosif dengan peroksida) air (misalnya,fosfor, kalium, sodium) Stabil, namun dapat tidak stabil pada 1 tekanan dan suhu tinggi (misalnya, propana) Stabil, bahkan apabila terpapar dengan 0 api, dan tidak bereaksi dengan air (e.g.helium)

Menurut GHS (Globally Harmonized System)


Transport "Pictograms"

Cairan Mudah Terbakar Gas Mudah Terbakar Udara Mudah Terbakar

Padatan Mudah Terbakar Bahan Penyusun Reaktif

Pyrophorics (Terbakar secara Spontan)

Reaktif dengan Air, Gas yang Mudah Menyala (Berbahaya ketika Kering)

Gas Pengoksidasi Cairan Pengoksidasi Padatan Pengoksidasi

Pembagian yang Meledak 1.1, 1.2, 1.3

Explosive Division 1.4

Explosive Division 1.5

Explosive Division 1.6

Pemampatan Gas

Racun Akut: Mulut, Kulit, Pernafasan

Korosif

Pencemar Air

Organik Peroksida

ACUTE ORAL TOXICITY - Annex 1 Category 1 LD50 Pictogram 5 mg/kg Category 2 > 5 < 50 mg/kg Category 3 50 < 300 mg/kg Category 4 300 < 2000 mg/kg Category 5 2000 < 5000 mg/kg No symbol

Pemberitahuan Keterangan

Bahaya Fatal

Bahaya Fatal

Bahaya Beracun bilaTertelan

Hati-Hati

Hati-Hati

Berbahaya Jika Mungkin Tertelan Berbahaya Jika Tertelan

SIMBOL MENURUT EUROPEAN


1. Simbol bahaya bahan peledak sesuai dengan direktif 67/548/EWG oleh European Chemicals Bureau.

2. Simbol bahaya zat oksidasi menurut direktif 67/548/EWG oleh European Chemicals Bureau .

3. Simbol bahaya mudah terbakar sesuai dengan direktif 67/548/EWG oleh European Chemicals Bureau.

4. Simbol bahaya zat yang sangat mudah terbakar sesuai dengan direktif 67/548/EWG oleh European Chemicals Bureau.

5. Simbol bahaya racun menurut direktif 67/548/EWG oleh European Chemicals Bureau.

6. Simbol bahaya zat-zat yang sangat beracun menurut direktif 67/548/EWG oleh European Chemicals Bureau.

7. Simbol zat berbahaya menurut direktif 67/548/EWG oleh European Chemicals Bureau.

8. Simbol bahaya iritasi menurut direktif 67/548/EWG oleh European Chemicals Bureau.

9. Simbol bahaya bahan korosif menurut direktif 67/548/EWG oleh European Chemicals Bureau,dikenal sebagai Produk Konsumen Keselamatan dan Kualitas (CPS & Q).

10. Simbol zat-zat yang berbahaya bagi lingkungan menurut direktif 67/548/EWG oleh European Chemicals Bureau.

Label B3 Label merupakan penandaan pelengkap yang berfungsi memberikan informasi dasar mengenai kondisi kualitatif dan kuantitatif dari suatu limbah B3 yang dikemas. A. Label Versi NFPA Disamping US-DOT, maka di Amerika Serikat the National Fire Protection Association (NFPA) mengembangkan pula label berwarna dengan kode, untuk

mengindikasikan bahaya bahan kimia terhadap kesehatan, flammabilitas, dan reaktivitas. Untuk menujukkan derajad bahaya maka digunakan angka: 1. Bahaya terhadap kesehatan:
o o

0 = minimal, artinya tidak terdapat bahaya toksisitas 1 = ringan, artinya mempunyai karakter dapat menyebabkan iritasi, tetapi hanya berakibat minor bahkan tanpa perawatan, dan/atau tidak berbahaya bila digunakan secara hati-hati dan bertanggung jawab

2 = moderat, artinya artinya mungkin dapat tmenyebabkan luka atau kerusakan kecuali dilakukan pengobatan

3 = serius, artinya mempunyai karakter yang dapat menyebabkan luka atau kerusakan pada paparan yang singkat walau dilakukan pengobatan, dan/atau diketahui mempunyai efek karsinogen, mutagen atau teratogen pada binatang

4 = ekstrim, merupakan bahan yang sangat toksik, yang dapat menyebabkan kematian atau kerusakan dalam paparan yang sangat singkat, dan dilakukan pengobatan

2. Bahaya terhadap timbulnya kebakaran:


o

0 = minimal, artinya tidak terbakar, tidak menyebabkan flash point, tidak terbakar di udara bila terpapar pada 815,5oC selama 5 menit.

1 = ringan, artinya baru dapat terbakar bila dipanaskan terlebih dahulu, dan/atau akan terbakar di udara terbuka bila terpapar pada 815,5oC selama 5 menit, dan/atau mempunyai flash point di bawah 93,4oC

2 = moderat, artinya bahan tidak mudah terbakar yang mempunyai karakter dapat terbakar bila terpapar panas terlebih dahulu, atau perlu terpapar pada temperatur tinggi agar kebakaran terjadi, dan/atau bahan padat yang menghasilkan uap mudah terbakar, dan/atau mempunyai flash point di atas 37,8oC tetapi lebih kecil dari 93,4oC

3 = serius, artinya bahan mudah terbakar yang mempunyai karakter menghasilkan uap yang mudah terbakar dalam kondisi biasa, dan/atau dapat membentuk ledakan yang terbakar dengan cepat di udara, dan/atau siap terbakar dengan sendirinya akibat kandungan oksigen di dalamnya, dan/atau mempunyai flash point di atas 22,8oC, tetapi di bawah 37,8oC 4 = ekstrim, merupakan bahan yang mudah terbakar dengan flash point di bawah 22,8oC

3. Bahaya terhadap adanya air (reaktif terhadap air):


o o

0 = minimal, artinya bahan yang stabil, dan tidak reaktif terhadap air. 1 = ringan, artinya bahan yang stabil yang menjadi tidak stabil bila terpapar pada temperatur tekanan tinggi.

2 = moderat, artinya bahan yang tidak stabil dan akan cepat berubah tetapi tidak menimbulkan ledakan, dan/atau bahan yang akan berobah kompisisi kimianya dengan melepaskan enersi yang dikandungnya pada temperatur dan tekanan normal, dan/atau akan bereaksi dengan keras bila terdapat air, dan/atau akan menghasilkan ledakan bila bercampur dengan air.

3 = serius, artinya bahan yang dapat meledak namun membutuhkan penyulut yang kuat agar eterjadi, atau dapat menyimpan pan as sebelum terjadi kebakaran, dan/atau bahan yang sensitive terhadap panas, atau terhadap kejutan mekanis pada temperatur tin gi, dan/atau bahan yang bereaksi dengan sendirinya dengan air tanpa membutuhkan panas terlebih dahulu.

4 = ekstrim, bahan yang dapat meledak dan terdekomposisi secara keras pada temperatur dan tekanan normal, dan atau bahan yang dapat menghasilkan reaksi eksotermis dengan

sendirinya bila berkontak dengan bahan tanpa atau adanya biasa biasa, dan/atau bahan yang sensitive terhadap perubahan kejutan mekanis atau panas pada temperatur dan tekanan normal. 4. Bahaya spesial, yaitu reaktif terahadap air (dengan kode: W), bahan oksidator (dengan kode: Ox), bahan radioaktif (dengan kode tanda radioaktif), bahan racun (dengan kode tanda racun).

B. Label Versi KepBapedal 05/09/1995 Menurut peraturan yang digunakan di Indonesia, terdapat 3 jenis label yang berkaitan dengan sistem pengemasan limbah B3, yaitu:

Label identitas limbah: berfungsi untuk memberikan informasi tentang asal usul limbah, identitas limbah serta kuantifikasi limbah dalam suatu kemasan limbah B3. Label identitas limbah berukuran minimum 15 cm x 20 cm atau lebih besar, dengan warna dasar kuning dan tulisan serta garis tepi berwarna hitam, dan tulisan PERINGATAN ! dengan huruf yang lebih besar berwarna merahdiisi dengan huruf cetak dengan jelas terbaca dan tidak mudah terhapus serta dipasang pada setiap kemasan limbah B3 yang disimpan di tempat penyimpanan, dengan mencantumkan antara lain: nama dan alamat penghasil, jumlah dan jenis limbah serta tanggal pengisian. Label identitas dipasang pada kemasan di sebelah atas simbol dan harus terlihat dengan jelas.

Label untuk penandaan kemasan kosong: bentuk dasar label sama dengan bentuk dasar simbol dengan ukuran sisi minimal 10 x 10 cm2 dan tulisan KOSONG berwarna hitam ditengahnya. Label harus dipasang pada kemasan bekas pengemasan limbah B3 yang telah dikosongkan dan atau akan digunakan untuk mengemas limbah B3.

Label penunjuk tutup kemasan: berukuran minimal 7 x 15 cm2 dengan warna dasar putih dan warna gambar hitam. Gambar terdapat dalam frame hitam, terdiri dari 2 (dua) buah anak panah mengarah ke atas yang berdiri sejajar di atas balok hitam. Label terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak karena goresan atau akibat terkena limbah dan bahan kimia lainnya. Label dipasang dekat tutup kemasan dengan arah panah menunjukkan posisi penutup kemasan. Label harus terpasang kuat pada setiap kemasan limbah B3, baik yang telah diisi limbah B3, maupun kemasan yang akan digunakan untuk mengemas limbah B3.

BAB III PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan Di setiap negara maupun organisasi memiliki simbol dan label B3nya masing-masing. Namun, memiliki maksud dan pengertian yang sama. Dengan maksud memberikan informasi melalui simbol kepada tiap orang agar orang yang membaca atau melihat mengerti bahaya dan tindakan selanjutnya. Antara lain: Simbol dan label B3 menurut GHS Simbol dan label B3 menurut European Simbol dan label menurut KepBapedal 05/09/1995 Simbol dan label menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 03 Tahun 2008

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. A Guide to The Globally Harmonized System of Classification and Labelling of Chemicals (GHS).
http://en.wikipedia.org/wiki/International_Maritime_Dangerous_Goods_Code. Diakses pada tanggal 30 September 2012 pukul 02.43 PM

Anonim. 2012. NFPA 704.http://www.osha.gov/dsg/hazcom/ghs.html. Diakses pada tanggal 30 September 2012 pukul 02.18 PM

Anonim.

1999.

Simbol

B3

BS5609

British

Standard.

http://www.safetysign.co.id/products/99/0/Simbol-B3-BS5609-British-Standard/. diakses pada


tanggal 30 September 2012 pukul 02.24 PM

TUGAS B3 SIMBOL DAN LABEL B3

Nama : Sekar Inggar R NIM : 1009035048 Prodi : Teknik Lingkungan

TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN 2012

Anda mungkin juga menyukai