Anda di halaman 1dari 17

BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)

Pengertian Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), pengertian Bahan Berbahaya dan Beracun, dan
jenis macam B3. Dalam kehidupan sehari-hari, disadari atau tidak, kita sering
bersinggungan dengan berbagai bahan berbahaya dan beracun. Tanpa kita mengenal
pengertian, jenis dan cara pengelolaannya dengan benar, akan memberikan dampak yang
berkepanjangan dan beruntun terhadap manusia dan lingkungan.
Pengertian B3 atau Bahan Berbahaya dan Beracun menurut OSHA (Occupational Safety
and Health of the United State Government) adalah bahan yang karena sifat kimia maupun
kondisi fisiknya berpotensi menyebabkan gangguan pada kesehatan manusia, kerusakan
properti dan atau lingkungan.

Mengingat penting dan dampaknya Bahan Berbahaya dan Beracun bagi manusia,
lingkungan, kesehatan, dan kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya,
pemerintah melakukan pengaturan ketat. Pengaturan pengelolaan B3 ini meliputi
pembuatan, pendistribusian, penyimpanan, penggunaan, hingga pembuangan limbah
B3
Jenis dan Penggolongan Bahan Berbahaya dan Beracun

Pemerintah Indonesia telah menerbitkan beberapa peraturan terkait pengelolaan Bahan


Berbahaya dan Beracun. Peraturan-peraturan tersebut berisikan bagaimana pengelolaan B3
dan tentunya jenis-jenis dan pengelompokkan (penggolongan) Bahan Berbahaya dan
Beracun.
Salah satu peraturan yang mengatur pengelolaan B3 adalah Peraturan Pemerintah Nomor 74
Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. Dalam PP ini, B3
diklasifikasikan menjadi :
• Mudah meledak (explosive), yaitu bahan yang pada suhu dan tekanan standar (25 0C, 760
mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan atau fisika dapat menghasilkan gas
dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan di
sekitarnya.

• Pengoksidasi (oxidizing), yaitu bahan yang memiliki waktu pembakaran sama atau lebih
pendek dari waktu pembakaran senyawa standar.

• Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable), yaitu B3 padatan dan  cairan yang

memiliki titik nyala di bawah 0 derajat C dan titik didih lebih rendah atau sama dengan 35

°C.
• Sangat mudah menyala (highly flammable), yaitu bahan yang memiliki titik nyala 0-

21°C.

• Mudah menyala (flammable).

• Amat sangat beracun (extremely toxic)

• Sangat beracun (highly toxic)

• Beracun (moderately toxic), yaitu bahan yang bersifat racun bagi manusia dan akan

menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui

pernafasan, kulit atau mulut.

• Berbahaya (harmful), yaitu bahan baik padatan maupun cairan ataupun gas yang jika

terjadi kontak atau melalui inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan bahaya terhadap

kesehatan sampai tingkat tertentu.

• Korosif (corrosive), yaitu bahan yang menyebabkan iritasi pada kulit, menyebabkan

proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 1020 dengan laju korosi lebih besar dari

6,35 mm/tahun, atau mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat asam

dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa.
• Bersifat iritasi (irritant), yaitu bahan padat atau cair yang jika terjadi kontak secara

langsung, dan apabila kontak tersebut terus menerus dengan kulit atau selaput lendir

dapat menyebabkan peradangan.

• Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment), yaitu bahaya yang

ditimbulkan oleh suatu bahan seperti merusak lapisan ozon (misalnya CFC),

persisten di lingkungan (misalnya PCBs), atau bahan tersebut dapat merusak

lingkungan.

• Karsinogenik (carcinogenic), yaitu bahan yang dapat menyebabkan sel kanker.

• Teratogenik (teratogenic), yaitu bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan dan

pertumbuhan embrio.

• Mutagenik (mutagenic), yaitu bahan yang menyebabkan perubahan kromosom

(merubah genetika).
Jenis dan klasifikasi Bahan Berbahaya dan Beracun juga diuraikan dalam Keputusan
Menteri Kesehatan No. 453/Menkes/Per/XI/1983. Dalam Kepmenkes ini B3
dikelompokkan dalam 4 klasifikasi yaitu :
• Klasifikasi I, meliputi :

A. Bahan kimia atau sesuatu yang telah terbukti atau diduga keras dapat menimbulkan
bahaya yang fatal dan luas, secara langsung atau tidak langsung, karena sangat sulit
penanganan dan pengamanannya;
B. Bahan kimia atau sesuatu yang baru yang belum dikenal dan patut diduga
menimbulkan bahaya.

• Klasifikasi II, meliputi :


A. Bahan radiasi;

B. Bahan yang mudah meledak karena gangguan mekanik;


C. Bahan beracun atau bahan lainnya yang mudah menguap dengan LD50 (rat) kurang
dari 500 mg/kg atau yang setara, mudah diabsorpsi kulit atau selaput lendir;

D. Bahan etilogik/biomedik;
E. Gas atau cairan beracun atau mudah menyala yang dimampatkan;

F. Gas atau cairan atau campurannya yang bertitik nyala kurang dari 350C;
G. Bahan padat yang mempunyai sifat dapat menyala sendiri.

• Klasifikasi III, meliputi :


A. Bahan yang dapat meledak karena sebab-sebab lain, tetapi tidak mudah meledak
karena sebab-sebab seperti bahan klasifikasi II;
B. Bahan beracun dengan LD50 (rat) kurang dari 500 mg/kg atau setara tetapi tidak
mempunyai sifat seperti bahan beracun klasifikasi II;
C. Bahan atau uapnya yang dapat menimbulkan iritasi atau sensitisasi, luka dan nyeri;
D. Gas atau cairan atau campurannya dengan bahan padat yang bertitik nyala
35°Csampai 60°C.
E. Bahan pengoksidasi organik;
F. Bahan pengoksidasi kuat;
G. Bahan atau uapnya yang bersifat karsinogenik, tetratogenik dan mutagenik;
H. Alat atau barang-barang elektronika yang menimbulkan radiasi atau bahaya lainnya.
• Klasifikasi IV, yaitu :
A. Bahan beracun dengan LD50 (rat) diatas 500 mg/kg atau yang setara;

B. Bahan pengoksid sedang;


C. Bahan korosif sedang dan lemah;

D. Bahan yang mudah terbakar.

Selain itu penggolongan bahan berbahaya dan beracun dapat dilihat juga pada SK
Menteri Perindustrian No. 148/M/SK/4/1985 dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.
187/1999.
Untuk mengenali masing-masing jenis Bahan Berbahaya dan Beracun tersebut biasanya
disertakan gambar atau logo pada kemasannya. Pemberian simbol Bahan Berbahaya
dan Beracun ini, yang terbaru, diatur oleh Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 14
Tahun 2013 tentang Simbol dan Label Limbah B3. Simbol atau lambang B3 yang
digunakan adalah sebagaimana gambar pada cover depan materi ini.
CONTOH SIMBOL BAHAN BERBAHAYA DAN KETERANGANNYA
Simbol Bahan Kimia :
Simbol bahaya kimia adalah suatu piktogram berlatar belakang orange dengan garis batas dan
gambar berwarna hitam. Gambar yang terdapat dalam piktogram umumnya menggambarkan
sifat bahaya dari bahan yang dilabeli. Sifat bahaya tersebut misalnya risiko ledakan dan
kebakaran, risiko kesehatan dan keracunan, atau kombinasi keduanya.
1. Explosive (Mudah Meledak)
Bahan kimia yang diberi simbol seperti gambar disamping adalah bahan
yang mudah meledak (explosive). Ledakan pada bahan tersebut bisa
terjadi karena beberapa penyebab, misalnya karena benturan,
pemanasan, pukulan, gesekan, reaksi dengan bahan kimia lain, atau
karena adanya sumber percikan api. Ledakan pada bahan kimia dengan
simbol ini kadang kali bahkan dapat terjadi meski dalam kondisi tanpa
oksigen. Beberapa contoh bahan kimia dengan sifat explosive misalnya
TNT, ammonium nitrat, dan nitroselulosa.

Bekerja dengan bahan kimia yang mudah meledak membutuhkan


pengalaman praktis sekaligus pengetahuan. Menghindari hal-hal yang
dapat memicu ledakan sangat penting dilakukan untuk mencegah risiko
fatal bagi Keselamatan Diri

2. Oxidizing (Mudah Teroksidasi)


Bahan kimia yang diberi simbol seperti gambar di samping adalah bahan
kimia yang bersifat mudah menguap dan mudah terbakar melalui oksidasi
(oxidizing). Penyebab terjadinya kebakaran umumnya terjadi akibat reaksi
bahan tersebut dengan udara yang panas, percikan api, atau karena raksi
dengan bahan-bahan yang bersifat reduktor. Bekerja dengan bahan kimia
oxidizing membutuhkan pengetahuan dan pengalaman praktis. Jika tidak,
risiko kebakaran akan sangat mungkin terjadi. Adapun beberapa contoh
bahan kimia dengan sifat ini misalnya hidrogen peroksida dan kalium
perklorat. Bila suatu saat Anda bekerja dengan kedua bahan tersebut,
hindarilah panas, reduktor, serta bahan-bahan mudah terbakar lainnya.
Frase-R untuk bahan pengoksidasi : R7, R8 dan R9.
3. Flammable (Mudah Terbakar)
Simbol bahan kimia di samping menunjukan bahwa bahan
tersebut besifat mudah terbakar (flammable). Bahan mudah
terbakar dibagi menjadi 2 jenis yaitu Extremely Flammable
(amat sangat mudah terbakar) dan Highly Flammable (sangat
mudah terbakar.

Bahan dengan label Extremely Flammable memiliki titik nyala


pada suhu 0 derajat Celcius dan titik didih pada suhu 35 derajat
Celcius. Bahan ini umumnya berupa gas pada suhu normal dan
disimpan dalam tabung kedap udara bertekanan tinggi. Frase-R
untuk bahan amat sangat mudah terbakar adalah R12.

Bahan dengan label Highly Flammable memiliki titik nyala pada suhu 21 derajat Celcius dan titik didih
pada suhu yang tak terbatas. Pengaruh kelembaban pada terbakar atau tidaknya bahan ini sangat besar.
Oleh karena itu, mereka biasanya disimpan pada kondisi kelembaban tinggi. Frase-R untuk bahan sangat
mudah terbakar yaitu R11.

1. Adapun beberapa contoh bahan bersifat flammable dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Zat terbakar langsung. Contohnya : aluminium alkil fosfor. Keamanan : hindari kontak bahan dengan
udara.
2. Gas amat mudah terbakar. Contohnya : butane dan propane. Keamanan : hindari kontak bahan
dengan udara dan sumber api.
3. Cairan mudah terbakar. Contohnya: aseton dan benzene. Keamanan : jauhkan dari sumber api atau
loncatan bunga api.
4. Zat sensitive terhadap air, yakni zat yang membentuk gas mudah terbakar bila kena air atau api.
4. Toxic (Beracun)
Simbol bahan kimia disamping mengunjukan bahwa bahan tersebut
adalah bahan beracun. Keracunan yang bisa diakibatkan bahan kimia
tersebut bisa bersifat akut dan kronis, bahkan bisa hingga
menyebabkan kematian pada konsentrasi tinggi. Keracunan karena
bahan dengan simbol di atas bukan hanya terjadi jika bahan masuk
melalui mulut. Ia juga bisa meracuni lewat proses pernafasan
(inhalasi) atau melalui kontak dengan kulit.

Beberapa contoh bahan kimia bersifat racun misalnya arsen triklorida


dan merkuri klorida. Bekerja dengan bahan-bahan tersebut harus
memperhatikan keselamatan diri. Hindari kontak langsung dengan
kulit, menelan, serta gunakan selubung masker untuk mencegah
uapnya masuk melalui pernafasan.

5. Harmful Irritant (Bahaya Iritasi)


Simbol bahan kimia disamping sebetulnya terbagi menjadi 2 kode,
yaitu kode Xn dan kode Xi. Kode Xn menunjukan adanya risiko
kesehatan jika bahan masuk melalui pernafasan (inhalasi), melalui
mulut (ingestion), dan melalui kontak kulit, contoh bahan dengan
kode Xn misalnya peridin. Sedangkan kode Xi menunjukan adanya
risiko inflamasi jika bahan kontak langsung dengan kulit dan selaput
lendir, contoh bahan dengan kode Xi misalnya ammonia dan benzyl
klorida. Frase-R untuk bahan berkode Xn yaitu R20, R21 dan R22,
sedangkan untuk kode Xi yaitu R36, R37, R38 dan R41.
6. Corrosive (Korosif)
Simbol bahan kimia di samping menunjukan bahwa suatu
bahan tersebut bersifat korosif dan dapat merusak jaringan
hidup. Karakteristik bahan dengan sifat ini umumnya bisa
dilihat dari tingkat keasamaannya. pH dari bahan bersifat
korosif lazimnya berada pada kisaran < 2 atau >11,5.
Beberapa contoh bahan dengan simbol ini misalnya
belerang oksida dan klor. Jangan menghirup uap dari bahan
ini, jangan pula membuatnya kontak langsung dengan mata
dan kulit Anda.  Mereka juga bisa menyebabkan iritasi.
Frase-R untuk bahan korosif yaitu R34 dan R35.

7. Dangerous for Enviromental (Bahan Berbahaya bagi


Lingkungan)
Simbol bahan kimia pada gambar di samping menunjukan bahwa
bahan tersebut berbahaya bagi lingkungan (dangerous for
environment). Melepasnya langsung ke lingkungan, baik itu ke
tanah, udara, perairan, atau ke mikroorganisme dapat
menyebabkan kerusakan ekosistem. Beberapa contoh bahan
dengan simbol ini misalnya tetraklorometan, tributil timah klorida,
dan petroleum bensin. Frase-R untuk bahan berbahaya bagi
lingkungan yaitu R50, R51, R52 dan R53.
MATERIAL SAFETY DATA SHEET
Apa yang dimaksud dengan Material Safety Data Sheet (MSDS)?

Material Safety Data Sheet (MSDS) adalah dokumen yang berisi informasi tentang potensi bahaya (kesehatan,
kebakaran, reaktivitas dan lingkungan) dan bagaimana bekerja dengan aman dengan produk kimia. Ini adalah titik awal
yang penting untuk pengembangan program kesehatan dan keselamatan yang lengkap. Hal ini juga berisi informasi
tentang penggunaan, penyimpanan, penanganan dan prosedur darurat semua yang berkaitan dengan bahaya material.
MSDS berisi informasi lebih banyak tentang materi dari label. MSDS disusun oleh pemasok atau produsen material. Hal
ini dimaksudkan untuk mengatakan apa bahaya dari produk, bagaimana untuk menggunakan produk dengan aman, apa
yang diharapkan jika rekomendasi tidak diikuti, apa yang harus dilakukan jika terjadi kecelakaan, bagaimana mengenali
gejala over exposure, dan apa yang harus dilakukan jika seperti insiden terjadi.
Informasi apa yang ada di MSDS?
Ada sembilan (9) kategori informasi yang harus ada pada MSDS (kalau mengacu pada negara Kanada). Kategori ini
ditetapkan dalam Peraturan Produk Terkendali meliputi:
1.Informasi Produk: identifier produk (nama), produsen dan pemasok nama, alamat, dan nomor telepon darurat
2.Identifikasi Bahan Berbahaya
3.Data fisik
4.Kebakaran atau ledakan Hazard data
5.Reaktivitas data: informasi tentang ketidakstabilan kimia produk dan zat itu dapat bereaksi dengan Properti Toksikologi:
efek kesehatan
6.Tindakan pencegahan
7.Tindakan Pertolongan Pertama
8.Informasi Persiapan: siapa yang bertanggung jawab untuk persiapan dan tanggal penyusunan MSDS
9.Referensi
PENERAPAN DALAM KESEHARIAN

Catatan :
• Jangan menggunakan Botol lain selain tempat
bekas bahan kimia tersebut
• Harus melampirkan/mengetahui Material
Safety Data Sheet (MSDS)

SALAH
Sarung Tangan Karet

Catatan :
• Jangan menggunakan Botol lain selain tempat bekas bahan kimia tersebut
• Harus melampirkan/mengetahui Material Safety Data Sheet (MSDS)
• Alat Pelindung Diri setelah digunakan harus dibuang dengan terbungkus
Plastik .
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT DAN
DITERAPKAN

Anda mungkin juga menyukai