Anda di halaman 1dari 78

Teknik Pengemasan dan

Penyimpanan Sementara
Limbah B3
Q and A

 Apa tujuan pengemasan limbah B3

 Siapa pihak yang melakukan pengemasan ?

 Jelaskan mengenai tahapan pra-


pengemasan?
 Apa saja prinsip dari pengemasan limbah
B3?

 Case study : Industry generated a lot of


hazardous waste. They would like to storage
their waste in container. Kind of waste hydro
chloride acid, nitric acid, oil fats and non
corrosive material. What kind of container
that they can use?
Foto Pengemasan dan Penyimpanan Limbah B3
 Penyimpanan limbah B3 harus dilakukan
apabila tidak dapat dilakukan pengolahan B3
dengan segera
 Tujuan dari kegiatan penyimpanan adalah
untuk mencegah terlepasnya limbah B3 ke
lingkungan sehingga potensi bahaya
terhadap manusia dan lingkungan dapat
dihindarkan
 Sebelum disimpan, limbah B3 perlu dikemas
terlebih dahulu
 Tujuan pengemasan adalah agar setiap jenis
limbah sebelum disimpan telah ditandai
dengan sistem label yang sesuai dengan
jenis karakteristik limbah, serta telah
ditempatkan dalam kontainer yang sesuai
pula
 Dengan pendekatan ini, memperkecil
kemungkinan terjadinya kecelakaan atau
kesalahan dalam penanganan limbah B3
 Pengemasan yang baik akan mempermudah
pengawasan oleh petugas yang diserahi
tanggung jawab
Pihak yang Melakukan Pengemasan

 Ketentuan dalam bagian ini berlaku bagi kegiatan


pengemasan/ pewadahan limbah B3 di fasilitas:
a. Penghasil, untuk disimpan sementara di dalam
lokasi penghasil;
b. Penghasil, untuk disimpan sementara di luar lokasi
penghasil tetapi tidak sebagai pengumpul
c. Pengumpul, untuk disimpan sebelum dikirim ke
pengolah;
d. Pengolah, sebelum dilakukan pengolahan dan atau
penimbunan
Persyaratan pra pengemasan

1. Setiap penghasil/pengumpul limbah B3 


mengetahui karakteristik bahaya dari setiap
limbah B3 yang dihasilkan/ dikumpulkannya.
Ragu-ragu ??
Persyaratan pra pengemasan

2. Bagi penghasil yang menghasilkan limbah


B3 yang sama secara terus menerus, maka
pengujian karakteristik masing-masing
limbah B3 dapat dilakukan sekurang-
kurangnya 1 kali.
Persyaratan pra pengemasan

3.Bentuk kemasan dan bahan kemasan dipilih


berdasarkan kecocokannya terhadap jenis
dan karakteristik limbah yang akan
dikemasnya
Persyaratan umum kemasan

1. Kondisi baik, tidak rusak, dan bebas dari pengkaratan


serta kebocoran.
2. Disesuaikan dengan karakteristik limbah B3 yang
akan dikemasnya  segi keamanan dan kemudahan
dalam penanganannya.
3. Kemasan dapat terbuat dari bahan plastik (HDPE, PP
atau PVC) atau bahan logam (teflon, baja karbon,
SS304, SS316 atau SS440) dengan syarat bahan
kemasan yang dipergunakan tersebut tidak bereaksi
dengan limbah B3 yang disimpannya.
Prinsip pengemasan limbah B3

1. Tidak saling cocoktidak boleh disimpan secara


bersama-sama dalam satu kemasan;
2. Jumlah pengisian limbah dalam kemasan harus
mempertimbangkan kemungkinan terjadinya
pengembangan volume limbah, pembentukan gas
atau terjadinya kenaikan tekanan.
3. Kondisi yang tidak layak (misalnya terjadi
pengkaratan, atau terjadi kerusakan permanen) atau
jika mulai bocor ganti!!
Prinsip pengemasan limbah B3

4. Isi limbah  beri penandaan sesuai dengan


ketentuan yang berlaku dan disimpan dengan
memenuhi ketentuan tentang tata cara dan
persyaratan bagi penyimpanan limbah B3.
Prinsip pengemasan limbah B3

5. Kemasan yang telah diisi atau terisi penuh dengan


limbah B3 harus:
a). ditandai dengan simbol dan label yang sesuai
dengan ketentuan mengenai penandaan pada
kemasan limbah B3-1
b). selalu dalam keadaan tertutup rapat dan hanya
dapat dibuka jika akan dilakukan penambahan
atau pengambilan limbah dari dalamnya,
c). disimpan di tempat yang memenuhi persyaratan
untuk penyimpanan limbah B3 serta mematuhi tata
cara penyimpanannya.
Prinsip pengemasan limbah B3

6. Terhadap drum/tong atau bak kontainer yang telah berisi limbah


B3 dan disimpan di tempat penyimpanan harus dilakukan
pemeriksaan kondisi kemasan sekurang-kurangnya 1 (satu)
minggu satu kali.
a). apabila diketahui ada kemasan yang mengalami kerusakan
(karat atau bocor), maka isi limbah B3 tersebut harus segera
dipindahkan ke dalam drum/tong yang baru, sesuai dengan
ketentuan butir 1 di atas.
b). apabila terdapat ceceran atau bocoran limbah, maka tumpahan
limbah tersebut harus segera diangkat dan dibersihkan,
kemudian disimpan dalam kemasan limbah B3 terpisah.
Prinsip pengemasan limbah B3

7. Kemasan bekas mengemas limbah B3 dapat


digunakan kembali untuk mengemas limbah B3
dengan karakteristik :
a). sama dengan limbah B3 sebelumnya, atau
b). saling cocok dengan limbah B3 yang dikemas
sebelumnya.
 Jika akan digunakan untuk mengemas limbah B3
yang tidak saling cocok, maka kemasan tersebut
harus dicuci bersih terlebih dahulu sebelum dapat
digunakan sebagai kemasan limbah B3
Prinsip pengemasan limbah B3

 Kemasan yang telah dikosongkan apabila akan


digunakan kembali untuk mengemas limbah B3 lain
dengan karakteristik yang sama, harus disimpan di
tempat penyimpanan limbah B3.
 Jika akan digunakan untuk menyimpan limbah B3
dengan karakteristik yang tidak saling sesuai
dengan sebelumnya, maka kemasan tersebut harus
dicuci bersih terlebih dahulu dan disimpan dengan
memasang "label KOSONG" sesuai dengan
ketentuan penandaan kemasan limbah B3.
Prinsip pengemasan limbah B3

 Kemasan yang telah rusak (bocor atau


berkarat) dan kemasan yang tidak digunakan
kembali sebagai kemasan limbah B3 harus
diperlakukan sebagai limbah B3.
Gambar Kemasan untuk Penyimpanan Limbah B3
(a) Kemasan Drum Penyimpan Limbah Cair Domestik
(b) Kemasan Drum untuk Limbah B3 Sludge atau Padat
Apa Beda
SIMBOL
dengan
LABEL ?
SIMBOL
 Simbol berbentuk bujur sangkar diputar 45 derajat sehingga
membentuk belah ketupat.
 Pada keempat sisi belah ketupat tersebut dibuat garis sejajar
yang menyambung sehingga membentuk bidang belah ketupat
dalam dengan ukuran 95 persen dari ukuran belah ketupat
bahan.
 Warna garis yang membentuk belah ketupat dalam sama
dengan warna gambar simbol.
 Pada bagian bawah simbol terdapat blok segilima dengan bagian
atas mendatar dan sudut terlancip berhimpit dengan garis sudut
bawah belah ketupat bagian dalam.
 Panjang garis pada bagian sudut terlancip adalah 1/3 dari garis
vertikal simbol dengan lebar 1/2 dari panjana garis horizontal
belah ketupat dalam
SIMBOL

 Simbol yang dipasang pada kemasan minimal


berukuran 10 cm x 10 cm, sedangkan simbol pada
kendaraan pengangkut limbah B3 dan tempat
penyimpanan limbah B3 minimal 25 cm x 25 cm.
 Simbol harus dibuat dari bahan yang tahan
terhadap goresan dan atau bahan kimia yang
kemungkinan akan mengenainya. Warna simbol
untuk dipasang di kendaraan pengangkut limbah B3
harus dengan cat yang dapat berpendar
(fluorescence).
 Simbol adalah gambar yang menyatakan
karakteristik limbah B3.
 Label adalah tulisan yang menunjukkan
antara lain karakteristik dan jenis limbah B3.
SIMBOL LIMBAH B3 SESUAI PERMEN
LH 14/2013 TENTANG SIMBOL DAN
LABEL LIMBAH B3

26
25 cm
A B

Ukuran simbol
(minimal):

ALAT ANGKUT
25 cm x 25 cm

WADAH/KEMASAN
10 cm X 10 cm

A
25 cm 45o

27
Jingga Hitam
(R=255, (R=0,
G=153, G=0,
B=83) B=0)

MUDAH
MELEDAK

Merah Hitam
(R=255, (R=0,
G=0, B=0) G=0,
B=0)
28
SIMBOL LIMBAH B3 SESUAI PERMEN LH 14/2013 TENTANG SIMBOL
DAN LABEL LIMBAH B3
CONTOH KEMASAN & TATA CARA PEMBERIAN
SIMBOL DAN LABEL

LB3 LB3 CARA PEMBERIAN SIMBOL


CAIR PADAT/SLUDGE & LABEL
CONTOH LABEL LIMBAH B3 PADA
WADAH/KEMASAN
CONTOH PEMBERIAN SIMBOL
YANG BELUM TEPAT

32
Oli (combustible material)
Produce of Heat
and non-
Acids flammable gas
Produce of Heat,
non-flammable
Acids Oxydizing gas and toxic
gas.

Harus diperhatikan sifat limbah yang akan


dicampurkan  harus compatible dan tidak
menimbulkan reaksi yang menyebabkan lebih
berbahaya
The important issue regarding to storage
area
 The compatibility of waste with the material
that used for container.

 The compatibility of the waste with other


waste stored together.
Soal 1

 Waste A : spent pickle from a steel


manufacturing.
 Waste B: metal plating rinse water from
cyanide bath
 Waste C : Cadmium-bearing sludge from a
metal plater.
 Waste D :spent degreaser from electroplater
 Waste E : solvent based paint sludge from a
metal finishing operation
 Waste F :Distillation bottoms from a
phenolics manufacturer
 Waste G : Laboratory packs from university
 Waste H : Pesticides with an expired shelf life
 Waste I : soil contaminated with a spill of
diesel fuel
 Waste J : alkaline cleaners
 Waste K : off spec sodium product
 Waste L : arsenical wastewater treatment
sludge
 Waste M : drum reconditioning waste
(caustic)
RCRA’s Chemical Waste Compatibility
List

Laboratory of Technology and Management


of Solid and Hazardous Waste - ITS 41
RCRA’s Chemical Waste Compatibility
List

Laboratory of Technology and Management


of Solid and Hazardous Waste - ITS 42
RCRA’s Chemical Waste Compatibility
List

Laboratory of Technology and Management


of Solid and Hazardous Waste - ITS 43
IDENTIFIKASI

44
MSDS
Identifikasi bahan :
Bagian ini menjelskan nama bahan kimia,
dan meliputi :
 Nomur urut MSDS.

 CAS (Chemical Abstract Services) registry


Number International se[erti halnya nomor
RTECS (registry Toxic Effects of Chemical
Substances).
 Sinonim, baik dalam nama kimia maupun
nama dagang.
 Rumus dan berat molekul.

Laboratory of Technology and Management


of Solid and Hazardous Waste - ITS 45
MSDS
Label bahaya :
 Label bahaya diberikan dalam bentuk gambrar
untuk memberikan gambaran cepat sifat
bahaya. Label yang dipakai ada dua, yaitu
menurut PBB (internasional) dan NFPA
(Amerika).
 Label bahaya menurut Eropa tidak diberikan
karena mirip dengan PBB. Label NFPA
ditunjukkan di gambar dan tabel dibawah,
berupa 4 kotak yang mempunyai ranking
bahaya (0-4) ditinjau dari aspek bahaya
kesehatan (biru), bahaya kebakaran (merah)
dan reaktivitas (kuning). Kotak putih untuk
ketarangan tambahan.
46
MSDS
RANKING BAHAYA KESEHATAN BAHAYA KEBAKARAN BAHAYA REAKTIVITAS

Penyebab kematian, cedera Segera menguap dalam Mudah meledak atau


4 fatal meskipun ada keadaan normal dan dapat diledakkan, sensitif terhadap
pertolongan. terbakar secara cepat. panas danmekanik.

Berakibat serius pada Mudah meledak tetapi


Cair atau padat dapat
3 keterpaan singkat, meskipun memerlukan penyebab
dinyalakan pada suhu biasa.
ada pertolongan. panas dan tumbukan kuat.

Keterpaan intensif dan


Perlu sedikit ada
terus-menerus berakibat Tidak stabil, bereaksi hebat
2 pemanasan sebelum bahan
serius, kecuali ada tetapi tidak meledak.
dapat dibakar.
pertolongan.

Datap dibakar tetapi Stabil pada suhu normal,


Penyebab iritasi atau cedera
1 memerlukan pemanasan tetapi tidak stabil pada suhu
ringan.
terlebih dahulu. tinggi.

Tidak berbahaya bagi Stabil, tidak reaktif,


Bahan tidak dapat dibakar
0 kesehatan meskipun kena meskipun kena panas atau
sama sekali.
panas (api). Laboratory of Technology and Management suhu tinggi.
of Solid and Hazardous Waste - ITS 47
MSDS
Informasi bahan singkat :
 Informasi singkat mengenai jenis bahan, wujud, manfaat serta bahaya-
bahaya utamanya. Dari informasi singkat dan label bahaya, secara
cepat bisa dipahami kehati-hatian dalam menangani bahan kimia
tersebut.
Sifat-sifat bahaya :
 Bahaya kesehatan :
Bahaya terhadap kesehatan dinyatakan dalam bahaya jangka pendek
(akut) dan jangka panjang (kronis). NAB (Nilai Ambang Batas) diberikan
dalam satuan mg/m3 atau ppm. NAB adalah konsentrasi pencemaran
dalam udara yang boleh dihirup seseorang yang bekerja selama 8
jam/hari selama 5 hari. Beberapa data berkaitan dengan bahaya
kesehatan juga diberikan, yakni :
 LD-50 (lethal doses) : dosis yang berakibat fatal terhadap 50 persen binatang
percobaan mati.
 LC-50 (lethal concentration) : konsentrasi yang berakibat fatal terhadap 50 persen
binatang percobaan.
 IDLH (immediately dangerous to life and health) : pemaparan yang berbahaya
terhadap kehidupan dan kesehatan.

48
MSDS
Bahaya kebakaran :
 Ini termasuk kategori bahan mudah terbakar, dapat dibakar,
tidak dapat dibakar atau membakar bahan lain. Kemudahan
zat untuk terbakar ditentukan oleh :
 Titik nyala : suhu terendah dimana uap zat dapat dinyalakan.
 Konsentrasi mudah terbakar : daerah konsentrasi uap gas yang
dapat dinyalakan. Konsentrasi uap zat terendah yang masih
dapat dibakar disebut LFL (low flammable limit) dan konsentrasi
tertinggi yang masih dapat dinyalakan disebut UFL (upper
flammable limit). Sifat kemudahan membakar bahan lain
ditentukan oleh kekuatan oksidasinya.
 Titik bakar : suhu dimana zat terbakar sendirinya.
Bahaya reaktivitas :
 Sifat bahaya akibat ketidakstabilan atau kemudahan terurai,
bereaksi dengan zat lain atau terpolimerisasi yang bersifat
eksotermik sehingga eksplosif. Atau reaktivitasnya terhadap
gas lain menghasilkan gas beracun.
49
MSDS
Sifat-sifat fisika :
 Sifat-sifat fisika merupakan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi sifat bahaya suatu bahan.
Keselamatan dan pengamanan :
 Diberikan langkah-langkah keselamatn dan pengamanan :
Penanganan dan penyimpanan : usaha keselamatan yang
dilakukan apabila bekerja dengan atau menyimpan bahan.
 Tumpahan dan kebocoran : usaha pengamanan apabila terjadi
bahan tertumpah atau bocor.
 Alat pelindung diri : terhadap pernafasan, muka, mata dan kulit
sebagai usaha untuk mengurangi keterpaan bahan.
 Pertolongan pertama : karena penghirupan uap / gas, terkena
mata dan kulit atau tertelan.
 pemadaman api : alat pemadam api ringan yang dapat dipakai
untuk memadamkan api yang belum terlalu besar dan cara
penanggulangan apabila sudah membesar.

50
MSDS
Informasi lingkungan :
 Menjelaskan bahaya terhadap lingkungan
dan bagaimana menangani limbah atau
buangan bhan kimia baik berupa padat, cair
maupun gas. Termasuk di dalamnya cara
pemusnahan

51
 PENYIMPANAN SEMENTARA
Persyaratan Penyimpanan Sementara LB3
• Lokasi (bebas banjir, tdk rawan bencana, diluar kawasan lindung,
jarak minimum antar lokasi dengan fasilitas umum 50 m)
• Memiliki catatan Limbah B3 (jumlah dan jenis)
• Kemasan
- sesuai dengan karakteristik limbah
- kondisi baik
- simbol & label
• (Rancang bangun tempat penyimpanan
- sesuai dengan karakteristik limbah
- lantai kedap & landai ke arah pit pengumpul
- minimisasi potensi leachate (atap)
- ventilasi memadai
- pit pengumpul
• Disesuaikan dengan jumlah & karakteristik limbah B3
• Kondisi (tidak ada ceceran, lantai bersih dll)
• Memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP)
• Memiliki Emergency Response System (ERS)
• Memiliki Izin penyimpanan sementara
• Melaporkan kegiatan penyimpanan limbah B3
FASILITAS PENYIMPANAN LIMBAH B3
LIMBAH B3 YANG DAPAT DISIMPAN
KATEGORI 2
NO. FASILITAS KATEGORI SUMBER
SPESIFIK SPESIFIK
1 TIDAK
UMUM KHUSUS
SPESIFIK
1 bangunan    
2 tangki dan/atau    
kontainer
3 silo    
4 penumpukan limbah    
(waste pile)
5 waste impoundment    
6 bentuk lainnya sesuai    
dengan
perkembangan ilmu
pengetahuan dan
teknologi
WAKTU PENYIMPANAN
LIMBAH B3
WAKTU PENYIMPANAN
LIMBAH B3 YANG DISIMPAN
(MAKSIMUM)
 Limbah B3 yang dihasilkan 50 (lima 90 (sembilan puluh) hari sejak Limbah
puluh) kilogram per hari atau lebih; B3 dihasilkan

 Limbah B3 yang dihasilkan kurang 180 (seratus delapan puluh) hari sejak
dari 50 (lima puluh) kilogram per Limbah B3 dihasilkan
hari untuk Limbah B3 kategori 1;
 Limbah B3 yang dihasilkan kurang 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari
dari 50 (lima puluh) kilogram per sejak Limbah B3 dihasilkan
hari untuk Limbah B3 kategori 2
dari sumber tidak spesifik dan dari
sumber spesifik umum;
 Limbah B3 kategori 2 dari sumber 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari
spesifik khusus. sejak Limbah B3 dihasilkan

Catatan: Jumlah 50 (lima puluh) kilogram per hari merupakan jumlah kumulatif
dari 1 (satu) atau lebih nama limbah B3
55
Tempat penyimpanan sementara Limbah
B3...Sesuai?

Penandaan LB3 (simbol & label) ?


Persyaratan Tempat Penyimpanan Sementara
LB3

Gambar Pola peyimpanan kemasan drum di atas


palet dengan jarak minimum antar blok

Penyimpanan kemasan harus dibuat dengan sistem blok. Setiap blok


terdiri atas 2 (dua) x 2 (dua) kemasan. Lebar gang antar blok harus
memenuhi persyaratan peruntukannya. Lebar gang untuk lalu lintas
manusia minimal 60 cm dan lebar gang untuk lalu lintas kendaraan
pengangkut (forklift) disesuaikan dengan kelayakan pengoperasiannya.
Persyaratan Tempat Penyimpanan Sementara
LB3
 Memiliki rancang bangun dan luas ruang penyimpanan yang sesuai
dengan jenis, karakteristik dan jumlah limbah B3 yang dihasilkan/akan
disimpan;
 Terlindung dari masuknya air hujan baik secara langsung maupun tidak
langsung; dibuat tanpa plafon dan memiliki sistem ventilasi udara yang
memadai

 Saluran pembuangan harus terpisah dengan air hujan. Saluran ini


menuju bak penampung untuk menjamin tidak ada tumpahan atau
ceceran limbah B3 yang lepas ke lingkungan air
 Lokasi tempat penyimpanan yang bebas banjir serta sesuai dengan
rencana tata ruang; disesuaikan dengan jumlah, karakteristik limbah
B3. Lokasi penyimpanan ditempatkan di lokasi yang dimungkinkan
tidak akan mengkontaminasi manusia maupun lingkungan sekitar
lokasi kegiatan
Persyaratan Tempat Penyimpanan Sementara
LB3
 Lantai bangunan
kedap air,
penyimpanan
harus tidak
bergelombang,
kuat dan tidak
retak. Lantai
bagian dalam
dibuat melandai
turun kearah bak
penampungan
dengan kemiringan
maksimum 1%.
Pada bagian luar
bangunan,
kemiringan lantai
diatur sedemikian
rupa sehingga air
hujan dapat
mengalir kearah
Gambar Tata ruang gudang penyimpanan limbah B3 menjauhi
bangunan
• Kekuatan rangka yang memadai, terbuat dari bahan yang cocok penyimpannan
dengan
karakteristik masing-masing limbah yang akan disimpan atau diolah. Lantai dan
dinding harus sesuai dengan karakteristik limbah
DESAIN UNTUK MUDAH
TERBAKAR

PENYIMPANAN B3 GUDANG LAIN

20 m

ATAP : RINGAN DAN MUDAH


GUDANG ATAU HANCUR
PENYIMPANAN PENYIMPANAN PENERANGAN : EXPLOTION
LAIN PROOF
PINTU DARURAT

TEMBOK BATA TEBAL MIN : 25


CM
BETON MIN : 15 CM
BLOK –BLOK MIN : 30 CM
DESAIN UNTUK MUDAH
MELEDAK, KOROSIF DAN
REAKTIF DINDING DAN LANTAI LEBIH
KUAT DARI ATAP
KEDAP AIR DAN TAHAN API

PENYIMPANAN B3

KOROSIF DAN REAKTIF :


BANGUNAN TAHAN TERHADAP
KOROSIF DAN TAHAN API
CONTOH PEMBERIAN SIMBOL PADA TEMPAT
PENYIMPANAN LIMBAH B3 YANG MENYIMPAN LEBH DARI
1 (SATU) KARAKTERISTIK LIMBAH B3 69
• Mampu menampung dengan kapasitas 110%
•Ada tanggul
•Ada saluran
•Tidak terkena cahaya matahari dan hujan secara
langsung
PERMEN LH 30/2009
Tata Laksana Perizinan dan Pengawasan Pengelolaan Limbah B3 serta
Pengawasan Pemulihan Akibat Pencemaran Limbah B3

71
SILO

72
Pengumpulan
PENGUMPULAN LIMBAH B3
 Pengumpulan Limbah B3 dilakukan dengan:
 segregasi Limbah B3;

 Penyimpanan Limbah B3; dan

 tidak melakukan pencampuran Limbah B3 yang


dihasilkannya.
 Segregasi Limbah B3 dilakukan sesuai dengan:
 nama Limbah B3 sebagaimana tercantum dalam

Lampiran I Peraturan Pemerintah tentang


Pengelolaan Limbah B3; dan
 karakteristik Limbah B3.

 Penyimpanan Limbah B3 dilaksanakan sesuai dengan


ketentuan Penyimpanan Limbah B3. 74
Persyaratan Pengumpulan LB3
• Lokasi  KepBapedal No 1/1995
• Memiliki catatan Limbah B3 yang dikumpulkan (jumlah dan jenis
limbah B3)
• Rancang bangun tempat pengumpulan
- sesuai dengan karakteristik limbah
- lantai kedap & landai ke arah pit pengumpul
- minimisasi potensi leachate (atap)
- ventilasi memadai
- pit pengumpul
• Limbah B3 yang dikumpulkan sesuai dengan izin
• Kondisi (tidak ada ceceran, lantai bersih dll)
• Memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP)
• Memiliki Emergency Response System (ERS)
• Memiliki Izin pengumpulan LB3
• Melaporkan kegiatan pengumpulan limbah B3
PRINSIP-PRINSIP
PENGUMPULAN LIMBAH
B3
 Limbah B3 yang dikumpulkan merupakan
limbah B3 yang “memiliki nilai ekonomis”
 Pengumpul limbah B3 DILARANG
menyerahkan limbah B3 yang
dikumpulkannya kepada pengumpul
limbah B3 lainnya
 Pengumpul DILARANG melakukan pre-
treatment (pengolahan awal) limbah B3
yang dikumpulkannya

76
PERSYARATAN PENGUMPULAN
LIMBAH B3
PERSYARATAN LOKASI PENGUMPULAN:
 Lokasi harus sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW);
 Merupakan daerah bebas banjir 100 tahunan, atau daerah yang
di upayakan melalui rekayasa teknologi sehingga aman dari
kemungkinan terkena banjir dan longsor serta mempunyai sistem
drainase yang baik;
 Mempertimbangkan faktor geologi (aktivitas seismik, gempa
bumi, aktivitas vulkanik) dan karakteristik tanah (komposisi dan
permeabilitas, potensi erosi) untuk mencegah sedini mungkin
kerusakan terhadap fasilitas tempat penyimpanan limbah B3.
 Luas tanah termasuk untuk bangunan pengumpulan dan fasilitas
lainnya wajib disesuaikan dengan jumlah dan/atau kapasitas
limbah yang dikumpulkan;

77

Anda mungkin juga menyukai