Anda di halaman 1dari 28

PENGANGKUTAN

LIMBAH B3
KELOMPOK 3
PENGERTIAN LIMBAH B3

Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi, dan/atau
komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. (PP RI
No. 101 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun)
KARAKTERISTIK LIMBAH B3

• Mudah meledak
• Mudah menyala
• Reaktif
• Infeksius
• Korosif
• beracun
PENGANGKUTAN LIMBAH B3

Pengangkutan Limbah B3 adalah kegiatan pemindahan Limbah B3 dari suatu lokasi pengolahan
ke lokasi pengolahan lainnya. Pada dasarnya kegiatan Pengangkutan Limbah B3 adalah kegiatan
penyimpanan Limbah B3 dalam bentuk berjalan.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENGANGKUTAN LIMBAH B3
Arah Kebijakan Pengangkutan Limbah B3
• B3 merupakan bahan kimia yang berpotensi resiko dampak terhadap pencemaran dan atau
kerusakan lingkungan hidup dan atau kesehatan manusia.
• Melakukan upaya pencegahan dan atau mengurangi potensi bahaya Limbah B3 terhadap
lingkungan hidup dan kesehatan manusia selama proses Pengangkutan Limbah B3.
• Melakukan upaya pencegahan kemungkinan penyalahgunaan Limbah B3
• Mengupayakan harmonisasi pengaturan dengan sistem penyalahgunaan global (Globally
Harmonized System).
PROSES REKOMENDASI
PENGANGKUTAN LIMBAH B3
• Mengajukan permohonan rekomendasi pengangkutan B3 kepada Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan up. Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3.
• Wajib melengkapi dokumen administrasi sesuai yang dipersyaratkan, jika dokumen belum
lengkap berkas akan dikembalikan.
• Pemeriksaan kelengkapan dokumen permohonan oleh petugas UPT KLH, proses permohonan
rekomendasi dapat dilanjutkan dengan verifikasi teknis lapangan.
• Pelaksanaan verifikasi lapangan dalam rangka validasi dokumen dan pemeriksaan kesesuaian
jenis B3 dengan alat angkut yang digunakan.
• Penerbitan Surat Rekomendasi Pengangkutan B3.
KELENGKAPAN PERMOHONAN REKOMENDASI
PENGANGKUTAN LIMBAH B3

• Salinan (copy) Akte Pendirian Perusahaan / akte perubahan (jika ada perubahan).
• Lampiran copy Surat Keputusan Menteri Kehakiman atau Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia tentang pengesahan akte pendirian / perubahan perusahaan.
• Lampiran Keterangan Alat Angkut (form identitas alat angkut).
• Lampiran Keterangan B3 (Isian formulir jenis dan asal muat B3).
• Salinan (copy) kepemilikan alat angkut berupa STNK dan buku KIR untuk setiap
kendaraan yang diajukan.
• Salinan (copy) SDS/LDK (Lembar Data Keselamatan) untuk setiap jenis B3 yang
diangkut.
• Salinan (copy) SOP bongkar muat (dilampirkan dalam dokumen dan tersedia pada
kendaraan) dan SOP Tanggap Darurat pada kendaraan).
• Foto berwarna untuk tiap alat angkut yang memperlihatkan simbol B3, identitas
nama perusahaan dan Emergency Call number yang terlihat jelas (permanen)
pada sisi kiri dan kanan kendaraan yang diajukan.
• Foto SOP Bongkar muat dan SOP Tanggap Darurat pada kendaraan.
• Foto Kegiatan Bongkar muat B3.
• Foto berwarna Alat Pelindung Diri (APD) dan Peralatan kelengkapan Sistem Tanggap Darurat
(K3).
• Setifikat pelatihan pengangkutan B3 untuk mengemudi.
PERSYARATAN UMUM ARMADA
ANGKUTAN LIMBAH B3
• Plakat/Simbol Limbah B3
• Nama Perusahaan
• Jati diri pengemudi yang ditempatkan pada dashboard
• Kotak obat lengkap dengan isinya
• Alat pemantau untuk kerja pengemudi, yang sekurang-kurangnya dapat merekam kecepatan
kendaraan dan perilaku pengemudi dalam mengoperasikan kendaraannya
• Alat pemadam kebakaran
• Nomor telepon pusat pengendali operasi yang dapat dihubungi jika terjadi keadaan darurat
(emergency call), yang dicantumkan pada sebelah kiri dan kanan kendaraan pengangkut B3.
PERSYARATAN SAFETY PADA ARMADA
PENGANGKUTAN LIMBAH B3
• Alat komunikasi antara pengemudi dengan pusat pengendali operasi dan/atau sebaliknya.
• Lampu tanda bahaya berwarna kuning yang ditempatkan diatas atap ruang kemudi.
• Rambu portabel.
• Kerucut pengaman.
• Segitiga pengaman.
• Dongkrak.
• Pita pembatas (police line).
• Serbuk gergaji.
• Sekop yang tidak menimbulkan api.
• Lampu senter.
• Warna kendaraan khusus.
• Pedoman pengoperasian kendaraan yang baik untuk keadaan normal dan darurat.
• Ganjal roda yang cukup kuat dan diletakan pada tempat yang mudah dijangkau oleh pembantu
pengemudi.
PROFIL PERUSAHAAN PT. LUT PUTRA
SOLDER
PT. Lut Putra Solder semula berbadan hukum CV. Lut Putra Solder merupakan salah satu
industri pengumpulan, pengolahan, dan pemanfaatan serta transporter limbah B3 yang berkantor
di Jalan Raya Kepandean Desa Debong Wetan RT 06/02 Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal
dan tempat kegiatannya di Kawasan Perkampungan Industri Kecil (PIK) Desa Kebasen Kecamatan
Talang Kabupaten Tegal yang telah beramdal dengan menggunakan lahan seluas 3.980 m2 dengan
Dokumen UKL – UPL yang telah mendapatkan rekomendasi dari Kepala Badan Lingkungan Hidup
Kabupaten Tegal tanggal 23 Februari 2010 No. 660.1/137/2010.
Seiring dengan berjalannya waktu, CV. Lut Putra Solder merencanakan perubahan status badan
hukumnya yang semula CV. Lut Putra Solder menjadi PT. Lut Putra Solder. Perubahan status badan
hukum tersebut maka dibarengi dengan perubahan dokumen UKL – UPL yang telah dimiliki, dan
hal ini disebabkan oleh beberapa hal:
1. DASAR HUKUM

Sesuai dengan ketentuan dari Dirjen Perhubungan Darat bahwa pada tahun 2015 semua
perusahaan transporter limbah B3 harus berbadan hukum PT. Perubahan badan hukum CV. Lut
Putra Solder menjadi PT. Lut Putra Solder telah diterbitkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas
“PT. Lut Putra Solder” nomor 228 tanggal 17 April 2014 sebagaimana terlampir.
PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
2. PENAMBAHAN LAHAN

• Dalam rangka mengembangkan usahanya PT. Lut Putra Solder telah memperluas lahan untuk
pengembangan usahanya seluas 4,5 hektar di Kawasan Pengembangan PIK dan telah memiliki
dokumen amdal yang sudah ditetapkan Kelayakan Lingkungan Hidup No. 660.1/15 Tahun 2013
tanggal 8 April 2013 untuk kegiatan pengembangan Perkampungan Industri Kecil (PIK) seluas 5
hektar.
• Luas lahan yang dimiliki oleh PT. Lut Putra Solder adalah:
– Luas awal : 3.980 m2
– Luas penambahan : 45.000 m2
– Luas yang diperuntukkan UKM : 5.000 m2
• Sehingga total lahan yang dimiliki 48.980 m2.
3. PENAMBAHAN KEGIATAN
• Mengacu Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang izin lingkngan, bahwa:
– Setiap industri di dalam kawasan industri yang sudah memiliki Dokumen Amdal harus menyusun
Dokumen UKL – UPL.
– Setiap terjadi perubahan/ penambahan kapasitas suatu usaha diwajibkan untuk memiliki izin
lingkungan yang baru dan membuat Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL) baru.
• PT. Lut Putra Solder merencanan-kan adanya penambahan kegiatan usaha.
• Memperhatikan ketiga hal tersebut diatas, maka PT. Lut Putra Solder berupaya menyusun
Dokumen UKL – UPL yang baru menyesuaikan dengan pengembangan lahan dan
pengembangan usahanya dengan dokumen UKL – UPL yang baru ini, maka dokumen UKL –
UPL yng lama sudah tidak berlaku lagi sejak diterbitkannya surat rekomendasi dari Kepala
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Tegal.
ALAT ANGKUT PT. LUT PUTRA SOLDER

Frekuensi alat angkut dalam menunjang operasional kegiatan usaha PT. Lut Putra Solder.
Dalam proses pengumpulan limbah B3 dari pihak ketiga dari PT. Lut Putra Solder, saat ini
mengoperasikan 7 kendaraan berijin dari Dirjen Perhubungan Darat.
FREKUENSI PENGGUNAAN ALAT
ANGKUT
 Truk 1 Buah

 Dump truk 3 Buah

 Light Truck 8 Buah

 L Truck Dump Buah


PENGANGKUTAN LIMBAH B3 DI PT.
LUT PUTRA SOLDER
Jenis Limbah Yang di Angkut, antara lain:
1. Iron Slag 8. Fly Ash
2. Iron Sludge 9. Silica Sand
3. Scrap Baja/Steel
4. Dross Alumunium
5. Scrap Seng
6. Sleg Nikel
7. Slag Tembaga
HASIL OBSERVASI

Hasil Observasi Mengenai Sarana Alat Angkut di PT. Lut Putra Solder

No KOMPONEN Ni N Persentas
e%
1 Alat Angkut Limbah B3 9 9 100
2 Tangki 3 2 66,67
3 Dokumen 3 3 100
4 Bongkar Muat Limbah B3 8 7 87,5
5 Petugas Pengangkut 4 4 100
TOTAL 26 24

Ni: Jumlah Komponen yang Dinilai, N: Jumlah Kategori yang Memenuhi Syarat
DISTRIBUSI FREKUENSI HASIL OBSERVASI
MENGENAI SARANA PENGANGKUT LIMBAH B3

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Memenuhi Syarat 24 92,31

2 Tidak Memenuhi Syarat 2 7,69

TOTAL 26 100
INTERPRETASI HASIL

Berdasarkan Tabel diatas dari 26 komponen yang dinilai terdapat 24 komponen (92,31 %) yang
dikategorikan memenuhi syarat berdasarkan hasil observasi yang mengacu pada PP 101 Tahun
2014 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
Dari 2 komponen yang dikategorikan tidak memenuhi syarat yaitu pada badan kendaraan alat
angkut limbah B3 tangki tidak dilengkapi alat pemadam kebakaran dan pemuatan kemasan limbah
B3 pada kendaraan tidak diatur untuk memudahkan dalam proses pembongkaran.
KESIMPULAN

Hasil Observasi Mengenai Sarana Pengangkut Limbah B3


Dari hasil pengamatan alat angkut limbah B3 dari 9 komponen yang diamati seluruhnya
memenuhi syarat
Hasil Observasi Mengenai Tangki
Dari hasil pengamatan alat angkut limbah B3 dari 2 komponen yang diamati ada 1 komponen
yang tidak memenuhi syarat, yaitu tangki tidak dilengkapi alat pemadam kebakaran.
Hasil Observasi Mengenai Kelengkapan Dokumen Perizinan Pengangkutan Limbah
B3
Dari hasil pengamatan mengenai kelengkapan dokumen perizinan pengangkutan limbah B3 dari
3 komponen yang diamati, semuanya memenuhi persyaratan.

Hasil Observasi Mengenai Bongkar Muat Limbah B3


Dari hasil pengamatan alat angkut limbah B3 dari 8 komponen yang diamati ada 1 komponen
yang tidak memenuhi syarat, yaitu pemuatan kemasan limbah B3 pada kendaraan tidak diatur
untuk memudahkan pada proses pembongkaran.
Hasil Melakukan wawancara untuk menegetahui pemahaman petugas pengangkut
Limbah B3 mengenai penggunaan APD, sifat dan karakteristik Limbah yang diangkut
dan penanganan jika terjadi tumpahan atau kebocoran Limbah B3
Dari hasil wawancara untuk menegetahui pemahaman petugas pengangkut Limbah B3 mengenai
penggunaan APD, sifat dan karakteristik Limbah yang diangkut dan penanganan jika terjadi
tumpahan atau kebocoran Limbah B3 dari 3 komponen yang diamati, semuanya memenuhi
persyaratan.
SARAN

• Menurut PP No 101 Tahun 2014 bahwa tangki untuk mengangkut limbah B3 harus mempunyai
alat pemadam kebakaran sebagai tindakan awal saat terjadi kebakaran
• Menurut PP No 101 Tahun 2014 bahwa pemuatan kemasan limbah B3 pada kendaraan harus
diatur sesuai dengan jenis dan karakteristik limbah B3 agar memudahkan pada proses
pembongkaran.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai