RINCIAN TEKNIS
TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH B3
(TPS B3)
Akhir kata kami berharap kajian teknis ini sesuai dengan Peraturan Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya Beracun (B3) sehingga permohonan Persetujuan Teknis Tempat Penyimpanan
Sementara Limbah Bahan Berbahaya Beracun (TPS B3) memenuhi persyaratan dan dapat
disetujui .
Selong, 2021
ii
BAB I PENDAHULUAN
Kewajiban-kewajiban yang melekat pada pemegang izin tentang tata cara Pengelolaan
dan penyimpanan Sementara Limbah B3 diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan No. 6 Tahun 2021.Yang memuat Rincian Kegiatan, Jenis Limbah B3,
Karakteristik B3, Kategori Limbah b3 sampai Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3.
1.2 TUJUAN
3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 6 Tahun 2021 tentang tata cara
dan persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun;
BAB II
RENCANA TEKNIS PENYIMPANAN LIMBAH B3
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (limbah B3) menurut Peraturan Pemerintah Nomor
101 Tahun 2014, didefinisikan sebagai sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung Bahan
Berbahaya dan Beracun ( B3 ).
II.2. JENIS DAN IDENTIFIKASI LIMBAH B3
a. Oli Bekas
b. Baterai / ACCU
c. Majun
d. Bohlam
2. Berdasarkan sumbernya Limbah B3 yang dihasilkan merupakan Limbah B3 Non Spesifik karena
bukan merupakan hasil dari kegiatan utama tetapi dari sarana dan hasil pemeliharaan alat di
antaranya :
a. MESIN CRUZER : 1 unit
b. EXAVATOR : 2 unit
c. LOADER : 1 unit
d. DUM TRUK : 7 unit
e. Lampu Penerangan
3. Berdasarkan Kategorinya Limbah B3 merupakan Limbah B3 kategori 2 karena bukan merupakan
limbah akut atau yang langsung berdampak pada manusia sehingga dapat disimpan selama 180
hari.
a. Mudah meledak.
b. Mudah menyala.
c. Korosif.
d. Beracun.
II.3. PENGELOLAAN LIMBAH B3
1. Lokasi TPS B3
Sarana TPS B3 berada didalam kawasan usaha yaitu Dusun Gunung Rawi Desa Perigi
Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur.
LABEL : Merupakan penandaan yang berfungsi memberikan informasi dasar mengenai kondisi
kualitatif dan kuantitatif limbah B3.
KEMASAN :
- Limbah B3 cair ( oli Bekas ) penyimpanan menggunakan Drum 220 Liter
- Limbah B3 Padat menggunakan Bak/Kontainer
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGELOLAAN LIMBAH B3
1. SUMBER LIMBAH
2. PENYIMPANAN
a. Kemasan yang digunakan untuk pengumpulan limbah di sumber timbulan adalah : 6
Drum Bahan logam Volume kemasan : 200 Liter
b. Pengumpulan limbah disumber timbulan (lokasi kegiatan) dilakukan berkala sesuai
petunjuk penggunaan Kendaraan
c. Petugas yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan limbah pada sumber timbulan
(lokasi kegiatan) adalah Penanggung jawab TPS B3
d. Setiap memasukkan limbah ke TPS B3 akan dicatat diregister/Lock Book Limbah B3.
dan mengisi neraca limbah B3
a. Pemindahan limbah dari sumber timbulan ke TPS limbah B3 dilakukan dengan Manual
saat penggantian oli.
b. Pada saat pemindahan limbah B3 dari sumber timbulan dengan menggunakan Ember
plastik
c. Pemindahan limbah dari sumber timbulan ke TPS limbah B3 dilakukan setiap setiap
penggantian oli kendaraan.
d. Petugas yang bertanggung jawab untuk memindahkan limbah ke TPS limbah B3 adalah
Penanggung Jawab TPS B3
e. Alat pelindung diri yang harus digunakan pada saat petugas melakukan kegiatan
perpindahan limbah adalah masker, sarung tangan, sepatu boots, helm
a. Pada TPS limbah B3, limbah ditempatkan pada wadah berupa drum. Jumlah wadah 6
unit.
Wadah berbahan Logam untuk Limbah Cair/oli bekas dan Bak Plastik untuk Limbah
padat (majun, bohlam, spare part dll)
Volume maksimal wadah Cair 220 liter
b. Kemasan diberi simbol dan label yang telah diisi sesuai ketentuan PermenLH No. 14
tahun 2013 oleh penanggungjawab limbah B3
a. Sesuai volume limbah yang disimpan adalah maksimal 1200 liter, maka rata-rata
limbah akan disimpan selama 1 8 0 hari/6 bulan
b. Limbah B3 Cair (Oli Bekas) dimanfaatkan kembali sebagai pelumas ekternal pada
roller-roller di mesin cruzzer. Sisa pemanfaatan yang tidak bisa digunakan akan dikirim
ke pihak pemusnah bekerjasa dengan pihak pengangkut berijin.
c. Pengangkutan dilakukan bekerjasama dengan pihak ketiga yang telah memiliki ijin
pengangkutan dari Direktoral Jenderal Perhubungan Darat terhadap limbah jenis
tersebut diatas yang masih berlaku, berikut kartu pengawasannya.
f. Pengangkutan dianggap telah selesai terlaksana apabila limbah telah diterima oleh
pengolah yang telah memiliki ijin dibuktikan dengan manifest yang telah disyahkan
oleh pengolah
Pringgabaya, ………………,,2022
ARIEF SAPUTRA
1. SOP Sistem Tanggap Darurat
ARIEF SAPUTRA
1. PENGER TIAN Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah bahan yang karena sifat dan atau
konsentrasinya dan jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup
lainnya. Dalam kegiatan produksi PT. BATU GUNUNG RINJANI PERKASA menghasilkan
berbagai macam limbah B3 Diantaranya Oli Bekas, Majun, Baterai, Bohlam, Spare
Part.
1. TUJUAN Mengantisipasi Kondisi Darurat dari Limbah B3 yang disimpan serta dapat
menangani kejadian-kejadian yang membahayakan.
3. KEBIJAKAN
* Prosedur pengamanan
ARIEF SAPUTRA
a. Kontak Kulit
b. Kontak Mata
c. Kontak Hidung
d. Kontak mulut
ARIEF SAPUTRA
1. Prosedur pencegahan
ARIEF SAPUTRA
* Prosedur pengamanan
a. Kontak Kulit
ARIEF SAPUTRA
* Prosedur pengamanan
b. Kontak Kulit
Bilas bagian kulit yang terkena cairan berbahaya dengan sabun dan
air
Cucilah terlebih dahulu pakaian yang sudah terkontaminasi
tersebut sebelum dipakai
3. Rancang Bangun Tempat penyimpanan Limbah B3
A. Persyaratan Teknis :
a. Letak lokasi TPS berada di area kawasan kegiatan.
b. Merupakan daerah bebas banjir.
c. Letak bangunan berjauhan atau pada jarak yang aman dari bahan lain yang mudah
terkontaminasi, mudah terbakar dan mudah bereaksi.
d. Letak bangunan tidak berdekatan dengan fasilitas umum dengan jarak minimum 50 meter.
B. Rencana Teknis bangunan tempat penyimpanan limbah B3 sebagai berikut :
a. Luas Bangunan 4 x 5 meter ( 20 meter persegi )
b. Atap dari Beton Cor, Dinding Pasangan Bata plester;
c. Memiliki sistem ventilasi udara Seluas 1 meter persegi ( 2 x 0,5 meter) untuk mencegah
terjadinya akumulasi gas di dalam ruang penyimpanan, dengan menggunakan kawat jaring untuk
mencegah masuknya burung, tikus atau binatang kecil lainnya ke dalam ruang penyimpanan.
d. Memiliki sistem penerangan (lampu listrik) yang memadai untuk operasional penggudangan atau
inspeksi rutin.
e. Dilengkapi dengan sarana prasarana untuk keadaan darurat berupa alat pemadam kebakaran
(APAR), Kotak P3K, dan eyes wash (shower/wastafel).
f. Pada bagian luar tempat penyimpanan limbah B3 diberi penandaan berupa simbol dan label sesuai
dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun 2013.
g. Lantai bangunan penyimpanan limbah B3 kedap air, tidak bergelombang, kuat dan tidak retak.
Lantai bagian dalam dibuat melandai turun ke saluran tepi yang mengarah ke bak penampung
dengan kemiringan minimal 1%.
Volume Bak Penampung Limpahan 220 liter. (110% dari volume Penampung Limbah yaitu 200
liter
Bangunan TPS B3
TAMPAK DALAM