Anda di halaman 1dari 23

DOKUMEN RINCIAN TEKNIS

PEMENUHAN BAKU MUTU


INSTALASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH (IPAL)
Pada
BUDIDAYA TAMBAK UDANG

PT. PANEN BERKAT SEJAHTERA BERSAMA


Desa Labuhan Pandan Kecamatan Sambalia
Kabupaten Lombok Timur
KATA PENGANTAR

Untuk mendukung kebijaksanaan pemerintah dalam


pengendalian dan pengamanan Limbah yang dibuang ke
lingkungan harus memenuhi baku mutu sesuai tempat dimana air
limbah dibuang. Mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 22
tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup serta peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 5 Tahun 2021 yang
memuat tata cara penerbitan Persetujuan Teknis dan Surat
Kelayakan Oprasional Bidang Pencemaran Lingkungan serta
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan N0. 26 Tahun 2021
tentang Pencegahan Pencemaran, Pencegahan Kerusakan
Sumber Daya Ikan dan Lingkungannya

Penyusunan Rincian Teknis Pengelolaan Intalasi


Pengelolaan Air Limbah ini bertujuan untuk kami pedomani dalam
melaksanakan pengelolaan air limbah pada kegiatan Budidaya
Udang tambak pada perusahaan kami sesuai ketentuan
perundangan yang berlaku.

Labuhan Pandan, 26 September 2022

ANG ALVIN SUHANDINATA


DIREKTUR
DATA INFORMASI PEMOHON

1. Nama Perusahaan : PT. PANEN BERKAT SEJAHTERA BERSAMA

2. Pemohon : ANG ALVIN SUHANDINATA

3. Jabatan : DIREKTUR

4. Alamat : Kelurahan Sono Kwijenan Kecamatan

Sukomanunggal Kota Surabaya.

5. Bidang Usaha : Perikanan

6. Jenis Kegiatan : Budi Daya Udang Tambak

7. Alamat Usaha : Desa Labuhan Pandan Kecamatan Sambalia

Kabupaten Lombok Timur

8. Nomor Telepon : 082 257 030 077

9. Email : pbsb.surabaya@gmail.com
BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Budidaya udang tambak merupakan salah satu kegiatan

usaha yang berpotensi memberikan dampak pencemaran terhadap

lingkungan.Limbah yang dihasilkan dari kegiatan udang tambak

mengandung bahan organik yang berasal dari hasil ekskresi dan sisa

pakan udang. Salah satu yang dapat dilakukan dalam meminimalisir

dampak pencemaran lingkungan dengan penerapan Instalasi

Pengelolaan Air Limbah.(IPAL) agar buangan air limbah ke

lingkungan dapat memenuhi Baku Mutu yang ditetapkan sesuai

Keputusan Menteri Perikanan dan Kelautan No. 28 tahun 2014.

Sesuai Peraturan menteri Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2021

Tentang Tata Cara Penerbitan Persetujuan Teknis dan Surat

Kelayakan Oprasional Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan

pada Lampiran I tentang Tata Cara Penapisan Secara Mandiri pada

klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia untuk Pembuangan Air

Limbah ke Laut pada urutan ke 53 disebutkan Untuk KBLI 03254

dengan kegiatan Permbesaran Crustasea Air Payau (Kegiatan

Pertambakan) yang mencakup kegiatan pembesaran crustasea air

payau seperti udang galah, udang windu, udang putih/vanaamai

dengan menggunakanlahan perairan atau lahan basah buatan lainnya


menggunakan dokumen standar teknis sebagai bahan usulan

persetujuan teknis dan Dtandar Layak Oprasional (SLO).

Sehubungan dengan hal tersebut, ketentuan-ketentuan

yang ada dalam Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang

Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

maka Setiap orang atau badan usaha wajib melakukan pengelolaan

limbah yang dihasilkannya dan wajib membuat Persetujuan teknis

pengelolaan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) sesuai jenis

kegiatan usaha yang dilaksanakan.

II. TUJUAN

Tujuan dari penyusunan Dokumen Rincian Teknis

Pengelolaan Limbah B3 ini adalah memberikan informasi mengenai

Tata cara pengelolaan Instalasi Air Limbah yang ada di Perusahaan

Pembesaran Udang PT. Panen Berkat Sejahtera Bersama dan

dijadikan sebagai acuan pengelolaan secara berkelanjutan sehingga

dapat meminimalisir kerusakan lingkungan akibat pelepasan limbah

ke laut yang dilakukan akibat kegiatan ini. Rincian Dokumen reknis

teknis ini juga sebagai salah satu dokumen kelengkapan penerbitan

Persetujuan Teknis dan Surat Kelayakan Oprasional yang dikeluarkan

oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Timur.


III. DASAR HUKUM

Dasar hukum Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3:

1. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang

Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup;

2. Peraturan Menteri Perikanan dan Kelautan nomor 28 tahun 2014

tentang Pedoman Umum Budidaya Udang Tambak.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan

Perizinan Berusaha Berbasis Resiko;

4. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 5 Tahun

2021 tentang tata cara Penerbitan Persetujuan Teknis dan SLO.


BAB II

STANDAR TEKNIS KEGIATAN

I. DESKRIPSI KEGIATAN

I.1 Identifikasi Sumber Air Limbah

Sumber Air Limbah Terdiri dari 2 jenis Sumber Limbah Cair

yaitu Air limbah Domestik dan Air limbah Produksi. Air limbah Domestik

Berasal Ruang Kantor, Mess Petugas yang dikelola dengan sistem

Saptik Tank/ Peresapan ke Tanah. Sementara Limbah Produksi

Berasal dari Air Baku pembesaran udang pada kolam sebanyak 39

Kolam dengan 2 pengelolaan air limbah. Pengisian kolam dilakukan

sampai ±25 cm selama tiga hari setelahi itu air ditambahkan hingga

mencapai 80 cm. bibit udang baru dimasukkan setelah pertumbuhan

plankton maksimal, karena plankton merupakan makanan dasar udang

sebelum diberikan pakan. bibit udang. Panen dilaksanakan setelah

udang berumur 120 hari.

I.2. Debit Air Limbah

Untuk mengetahui kuantitas air limbah olahan yang akan

dibuang kelaut maka perlu dihitung neraca air limbah yang dihasilkan

sebelum diolah di Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL). Neraca air

limbah dapat dihitung berdasarkan kebutuhan air produksi yang

dibutuhkan dikurangi air habis dan air uap air selama pembudidayaan

yaitu antara10 -20 %. Kebutuhan air baku pembesaran udang


PT. Panen Berkat Sejahtera Bersama dapat dihtung sesuai luas dan

jumlah kolam produksi yaitu :

Pengelolaan limbah di IPAL1 :

Q total = Debit air x 80 %

Debit air perkolam = Luas x T = 50 x 50 x 0.8 = 200 mᶟ

Debit Total = 15 x 200 = 3000 mᶟ

Asumsi limbah =3000 m² x 80 % = 2400 mᶟ

Debit harian = Debit kebutuhan air pada saat kolam pada

ketinggian air stabil yaitu 50 x 50 x 0,25 = 62,5 mᶟ per kolam

Volume keseluruhan (15 x 62,5) /3 = 312,5 mᶟ/ perhari

( pengisian kolam setinggi 25 cm membutuhkan waktu 3 hari)

Pengelolaan limbah di IPAL 1 :

Q total = Debit air x 80 %

Debit air perkolam = Luas x T = 50 x 50 x 0.8 = 200 mᶟ

Debit Total = 24 x 200 = 4800 mᶟ

Asumsi limbah =4800 m² x 80 % = 3840 mᶟ

Debit harian = Debit kebutuhan air pada saat kolam pada

ketinggian air stabil yaitu 50 x 50 x 0,25 = 62,5 mᶟ per kolam

Volume keseluruhan (24 x 62,5) /3 = 500 mᶟ/ perhari

( Pengisian kolam setinggi 25 cm membutuhkan waktu 3 hari)

Panen dilaksanakan pada usia rata-rata 120 hari setelah

penebaran bibit/benih. Panen secara bergilir setiap hari 2 kolam

sehingga panen dilaksanakan selama 19-20 hari. Setelah panen

kolam dkeringkankan selama 30 - 45 hari pada akhir masa panen


untuk menurunkan kadar TSS dan Hidrogen Sulfat (H2S) terlarut

dalam air. Endapan lumpur akan diangkat untuk dijadikan tanam

ataupun kompos karena tinggi Nitrogen (N) dan posfor (P).

I.3. Parameter baku mutu air limbah.

Kadar air limbah sebelum dibuang ke laut harus memenuhi baku

mutu pada titik penaatan di kolam ekualisasi yang terletak pada kolam

akhir sistem pengolahan air limbah.

Adapun kadar Baku Mutu yang harus dipenuhi yaitu :

NO PARAMETER SATUAN KADAR

1 Kekeruhan NTU 50

2 TSS mg/l 200

3 PH mg/l 6-9

4 BOD mg/l 45

5 NO2 mg/l 2,5

6 NO3 mg/l 7,5

7 NH3-N mg/l 0,1

8 PO4 mg/l 0,1

Sesuai KepMen Perikanan dan Kelautan. No.28 tahun 2014.


I.4. Titik Koordinat

a. Koordinat Titik Penaatan/ Outlet :

Merupakan tempat dimana air sudah mengalami proses pengolahan

di IPAL atau disebut Outlet. Posisi ini berada pada kolam ekualisasi

yang merupakan kolam akhir sebelum air dilepas laut

Koordinat Penaatan IPAL 1 : 8.377525 LS 116.722461 BT

Koordinat Penaatan IPAL 2 : 8.369405 LS 116.724464 BT

b. Koordinat titik Pembuangan / outfall

Merupakan tempat air limbah keluar dari area usaha yaitu di

perairan/ laut.

Koordinat Pembuangan 1 : 8.377177 LS . 116.723892 BT

Koordinat Pembuangan 2 : 8.369396LS . 116.724766 BT

c. Titik Pemantauan

Titik pemantauan berada di sekitar titik penataan / outfall (± 30 meter

dari Titik pembuangan outfall

Koordinat :

 Koordinat : 8.342031 LS 116.708039 BT

 Koordinat : 8.342244 LS 116.708831 BT

 Koordinat : 8.341795 LS 116.709198 BT

I.5. Karateristik Air Limbah

Air Limbah dari Produksi Pembesaran Udang dari Kolam

pembesaran udang mengandung bahan organik yang berasal dari


kotoran udang, sisa pakan, organ/tubuh udang serta endapan lumpur

terlarut. Karakteristik air limbah ini memiliki kandungan bahan

organik total (BOD), total suspended solid (TSS) , N total,PO4

dengan retensi N dan P masing-masing berkisar pada 22,27 % dan

9,79 %. Sehingga nutrient yang dilepas ke lingkungan sebagai

berikut Nitrogen sebesar 77,73 % dan Fospor sebesar 90,21 %.

(Hongsheng et.al. 2008).

II. PENERIMA AIR LIMBAH

Limbah yang sudah diolah di IPAL dilepas ke Perairan yang

merupakan ujung utara dari Selat Alas dan berada diwilayah desa Labuhan

Pandan kecamatan Sambalia. Sesuai dengan Peraturan Bupati Lombok

Timur No.2 Tahun 2012 tentang rencana tata ruang kabupaten Lombok

Timur tahun 2012 -2032, pasal 27 ayat 4 menyebutkan criteria perikanan

budidaya sebagai berikut :

a) Perikanan budidaya Air Tawar

b) Budidaya Air Laut dan Payau

c) Pengembangan sarana Perikanan

Pasal 27 ayat 6 hurup (c) menyebutkan kawasan peruntukan

perikanan budidaya ikan tambak berada di kecamatan Sambalia dan

Kecamatan Sakra Timur. Sesuai dengan Rekomendasi izin Pemanfaatan

ruang No. 640/136/PU/2017.


III. LOKASI PENGEMBANGAN KEGIATAN

Budidaya Udang Tambak oleh PT. Panen Berkat Sejahtera

Bersama berada di Desa Labuhan Pandan Kecamatan Sambalia

Kabupaten Lombok Timur yang berada pada koordinat : 8. 373107 LS,

116. 721555 BT.

Sumber air yang digunakan terdiri dari 2 sumber yaitu Sumur Gali

dengan kedalaman ± 3 meter untuk kebutukan perkantoran dan

karyawan dimana system pengolahan limbahnya menggunakan system

saptik tank dan resapan. Air laut yang menjadi sumber utama dalam

kegiatan produksi yang ditampung dalam 7 kolam penampung air dengan

luas 50 x 50 meter. 3 Tandon untuk penampungan 15 kolam produksi

dan 4 tandon penampungan air untuk 24 kolam produksi dengan luas

masing-masing kolam 250 m². Posisi pengambilan air laut berada pada 2

titik koordinat INTAKE yaitu 8.375699 LS, 116.724564 BT dan 8.373733

LS,116.725127 BT.

Pengelolaan IPAL menggunakan sistim Kolam Fakultatif dan Aerasi

dimana air akan dikumpulkan di kolam penampung dengan retensi 4 jam

yang berfungsi sebagai kolam sedimentasi, anaerob dan Biokonversi.

Selanjutnya dialirkan melalui saluran aerasi sepanjang 200 meter

selanjutnya air limbah ditampung di kolam Equalisasi sebelum dilepas ke

laut.
LAYOUT TAMBAK

TP 1

OL 1 OF 1

TP 2

OL 2 OF 2

TP 3

OL : OUTLET, OF : OUTFALL, TP : Titik Pemantauan

C D TP 3E
BAB III

SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH

I. NERACA MASSA AIR

Air laut yang menjadi sumber utama dalam kegiatan produksi yang

ditampung dalam 7 kolam penampung air dengan luas 50 x 50 meter. 3

Tandon untuk penampungan 15 kolam produksi dan 4 tandon penampungan

air untuk 24 kolam produksi dengan luas masing-masing kolam 250 m². untuk

melihat alur pemanfaatan dan pengolahan air limbah dapat dilihat pada alur

berikut :

Alur proses pengolahan Limbah IPAL 1 :

Penampungan
Inlet Kolam Fakultatif
TP 1 : 1500 m²
( Air Laut ) (Sedimentasi)
( 3 Tandon @500
m³ ) 4 kolam x @ 25 m³
=100 m³

Kolam Saluran Aerasi


1 x 0,5 m sepanjang
EKUALISASI 200 m
Titik Penaatan

Outlet Lumpur/Sludge
Laut Pertanian/kompos
Alur proses pengolahan Limbah IPAL 2 :

Kolam Fakultatif
Penampungan
Inlet (Sedimentasi)
TP 1 : 2000 m²
( Air Laut ) 4 kolam x @ 25 m³
( 4 Tandon @ 500
m³ ) =100 m³

Kolam Saluran Aerasi


1 x 0,5 m sepanjang
EKUALISASI 200 m
Titik Penaatan

Lumpur/Sludge
Outlet
Pertanian/kompos
Laut

Uraian :

Air baku yang di pompa dari laut di Tampung di Kolam Penampungan baru

kemudian didistribusi ke masing-masing kolam tambak sesuai kebutuhan dan

usia udang. Pada saat panen kolam fakultatif akan didiamkan selama selama

10 hari untuk menurunkan kadar Total Suspended Solid (TSS), mengurangi

Gas H2S YANG berbau menyengat. Pada proses ini dilakukan oksidasi

dengan menggunakan Kapur dan R O2. Setelah 10 hari air dialirkan ke

Aerasi untuk dilakukan proses filtrasi aerasi untuk mengurangi kadar DO,

BOD, PH, TSS, BOD dan N yang terlarut. Setelah itu air akan dialirkan ke

kolam equalisasi untuk ditampung sebelum di buang ke badan air. Dikolam

equalisasi air limbah akan berada selama 6 jam (waktu tinggal) barulah air

dialirkan ke laut.
II. SISTIM PENGELOLAAN AIR LIMBAH

Pengelolaan air limbah bertujuan melakukanperbaikan mutu air

limbah agar saat dibuang tidak mencemari lingkungan atau laut sebagai

penerima air limbah. Perbaikan parameter baku mutu air limbah ini dilakukan

dengan cara memisahkan padatan dari air limbah serta mengurangi polutan

dari air limbah sehingga kadar parameter yang dilepas tidak lebih buruk dari

laut sebagai penerimanya.

Sistim pengelolaan air limbah yang dilaksanakan oleh PT. Panen

Berkat Sejahtera Bersama pada Budidaya Udang Tambak di Desa Labuhan

Pandan Kecamatan Sambalia menggunakan system 4 kolam/fasilitas

pengolahan yaitu Sedimentasi, aerasi, equalisasi dan pengeringan.

a. Kolam Sedimentasi

Kolam sedimentasi merupakan pengolahan limbah secara fisik dengan

metode gravitasi. Dimana lumpur/sludge terlarut akan mengendap pada

kolam dengan memperlambat arus dengan cara memperpanjang

saluran serta kolam dibuat pada sudut-sudut aliran. Metode ini mampu

menurunkan TSS hingga 40% - 60%.

b. Saluran Aerasi

Aerasi pada pengolahan air limbah bertujuan mensuplai oksigen secara

merata ke air limbah yang bertujuan untuk merangsang pertumbuhan

bakteri aerob yang merupakan bakteri pengurai bahan organic terlarut.

System aerasi yang digunakan adalah perluasan penampang saluran

untuk memperlambat aliran serta memperluas penampang kontak

dengan udara. Selain itu untuk membantuk proses oksigenasi dan


biokonversi nitrit menggunakan lapisan kapur dolomite pada kolam

sedimen. Sehingga Nutrien yang terlaut dalam air limbah mengalami

eutrifikasi agar dapat dimanfaatkan oleh organism lain.

c. Equalisasi

Kolam equalisasi merupakan kolam penampung akhir pada sistim

pengelolaan air limbah. Pada kolam ini dapat menyempurnakan

penurunankadar TSS, PAN, Nitrit, Nitrat, Total N dan Fosfat. Untuk

mengetahui kualitas air limbah yang sudah diolah secara cepat kolam

equalisasi dapat dijadikan kolam bioindikator dengan memelihara ikan

hervibor seperti ikan nila ataupun bandeng.

d. Pengering

Selama periode pembesaran udang yaitu 120 hari kolam sedimentasi

akan mengendapkan lumpur/sludge terlarut dalam air limbah. Setelah

umur udang 129 hari dilaksanakan panen selama19-20 hari. Selanjutnya

kolam pemeliharaan, kolam sedimentasi dan salurannya akan

dikeringkan selama kurang lebih 30 – 45 hari. Selanjutnya lumpur akan

diangkat dan dikeringkan pada areal pengeringan lumpur. Lumpur yang

dihasilkan kaya akan nutrisi N dan P sehingga sangat baik untuk

dijadikan media maupun perangsang tumbuh di lahan pertanian.

Untuk lebih jelasnya berikut diagram proses oprasional pengelolaan air

limbah budidaya udang tambak PT. Panen Berkat Sejahtera Bersama.


DIAGRAM PROSES OPRASIONAL IPAL

LIMBAH TAMBAK
- Sisa Pakan
- Kotoran
Udang

SEDIMENTASI
Menurunkan TSS

AERASI LUMPUR KERING


Memperbaiki 1. Pemupukan Tambak
DO, BOD,PH,TSS,BOT,N 2. Pertanian

EQUALISASI
- Homogenisa
si
- Bioindikator

LAUT
Penerima Air Limbah
III. PERAWATAN IPAL

Dalam proses perawartan IPAL yang perlu diperhatikan adalah fungsi

masing-masing sarana pada IPAL. Selain itu untuk meminimalkan

dampak terhadap lingkungan, kesehatan manusia, navigasi, dan

estetika selama pembuangan Air Limbah ke Laut perlu

diperhatikanhal-hal berikut :

a. Tidak membuang sampah pada saluran IPAL.

b. Tidak mebuang limbah dari dapur, Bengkel yang mengandung

pelumas, deterjen atau larutan yang mengandung sisa bahan

bakar maupun zat kimia beracun lainnya karena dapat

menggaggu mikroba pengurai selama proses aerasi.

c. Membersihkan secara rutin saringan pada inlet di masing-

masing kolam embesaran udang.

d. Melakukan pengurasan secara rutin di kolam sedimentasi, kolam

equalisasi meskipun belumsesuai jadwal pengurasan jika volume

lumpur mencapai 50 % dari kapasitas kolam.

e. Memastikan semua system pada IPAL berjalan semestinya.

IV. PENANGANAN KETIDAKSESUAIAN

Dalam mengoprasionalkan IPAL sering muncul berbagai

permasalahan yang mengakibatkan ketidaksesuaian fusngsi maupun

hasil pengelolaan IPAL diantaranya :

1. Kolam sedimentasi meluber hal ini dapat disebabkan karena

saluran transfer out tersumbat ataupun volume lumpur yang

terlalu banyak. Hal yang dilakukan adalah memeriksa saluran in


dan out kolam serta lakukan pengurangan lumpur dengan

pompa lumpur. Bila perlu lakukan pengurasan.

2. Parameter air limbah melampaui baku mutu yang ditetapkan. Hal

ini seringterjadi akibat ketidak sesuaian fungsi dalam oprasional

IPAL yang perlu dilakukan adalah memastikan setiap fase

berjalan sesuai kerjanya. melakukan Back Wash atau memompa

kembali air limbah dari kolam equalisasi ke kolam aerasi.

V. KEWAJIBAN DAN LARANGAN

1. Kewajiban

a. Melaksanakan pemantauan :

- Pemantauan air limbah di titik penaatan setiap 6 bulan

- pemantauan di inlet IPAL setiap 6 bulan

- Melaksanakan pemeriksaan kualitas air limbah pada titik-titik

yang sudah ditetapkan minimal 6 bulan sekali di laboratorium

terakreditasi sesuai PP No. 22 tahun 2021 tentang

Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup..

Kualitas pengelolaan air limbah 6 bulan sekali :

 Titik inlet dan titik penaatan (outlet)

Kualitas air laut dan laut 6 bulan sekali :

 Titik pemantauan

- Mencatat debit air limbah di neraca limbah dan menghitungan

beban air limbah di inlet dan outlet setiap 6 bulan

- memisahkan saluran air limbah domestik dengan saluran IPAL.


- memiliki alat ukur debit air yang sesuai.

- memiliki sistim tanggap darurat IPAL yang sesuai

- memiliki sistem tanggap darurat pencemaran jika terjadi

pencemara di perairan.

2. Larangan

- Mangalirkan air limbah sekaligus dan tidak sesuai kemampuan

debit IPAL

- Melakukan pengenceran pada ekualisasi dalam rangka

menurunkan kadar yang dipersyaratkan.

- Membuang air limbah tanpa melalui IPAL dan titik

penaatan/ekualisasi.

D. PEMENUHAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA

Setiap Usaha yang sudah mendapatkan persetujuan teknis wajib

memiliki sumber daya manusia yang bertanggungjawab mengelola

pengelolaan lingkungan serta perusahaan berkewajiban mengupayakan

sertifikasi tenaga penanggungjawab tersebut. :

- Penanggungjawab pengendalian pencemaran

- Operator IPAL

- Kompetensi lain sesuai kebutuhan

E. SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN

Sistem manajemen lingkungan meliputi :

1. Perencanaan

- Perencanaan pengendalian pencemaran


- Membuat Kebijakan pengendalian pencemaran

- Menentukan sumber daya yang disyaratkan untuk melaksanakan

pemeliharaan sistem manajemen pengendalian pencemaran

- Menentukan komitmen puncak penentuan terhadap pengendalian

pencemaran

- Merencanakan dan melaksakan aksi pencegahan dan pengendalian

pencemaran

- Menentukan Potensi situasi tanggap darurat serta aksi yang

diperlukan.

2. Pelaksanaan

- Pemantauan, pengukuran, monitoring dan evaluasi pengendalian

pencemaran

- Dokumentasi kegiatan pemantauan serta pemeriksaan kualitas air

limbah, Muara dan laut.

- Melakukan evaluasi hasil pemantauan dan pemeriksaan

laboratorium air limbah mengacu pada baku mutu air limbah yang

ditetapkan

- Melaporkan semua kewajiban pengendalian pencemaran maupun

kerusakan lingkungan disekitarnya.

3. Pemeriksaan

- Mengevaluasi pemenuhan kewajiban penaatan pengendalian

pencemaran

- Melaksanakan audit internal secara berkala

- Mengkaji sistem manajemen lingkungan organisasi terkaiit efektifitas


dan efisiensi pelaksanaan pengendalian pencemaran

4. Tindakan

- Melakukan perbaikan dan penyelarasan jika terjadi ketidak sesuaian

dalam pengendalian pencemaran

- Melakukan tindakan perbaikan berkelanjutan pada manajemen

Pengendalian pencemaran untuk lebih efektif dan efisien serta

meningkatkan kinerja pengendalian pencemaran.

Anda mungkin juga menyukai