Bahan kimia dalam bentuk tunggal atau campuran yang berdasarkan sifat kimia, fisika
atau toksikologi berbahaya terhadap tenaga kerja, instalasi dan lingkungan.
Bahan Berbahaya dan Beracun dapat diidentifikasi melalui MSDS atau lembar
keselamatan bahan yang dikeluarkan oleh produsen Bahan Kimia / B3.
adapun jenis B3 dari masing-masing klasifikasi tersebut dapat dilihat dalam lampiran
Peraturan Menteri No 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan B3.
Setiap bahan B3 yang digunakan wajib terpasang symbol dan label B3 serta dilengkapi
dengan Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet). Apabila
ditemukan kemasan B3 dalam kondisi rusak maka diwajibkan oleh pengguna untuk :
Jika symbol dan label mengalami kerusakan maka wajib diberikan symbol dan label
yang baru. Adapun pihak yang bertanggung jawab untuk memberikan symbol dan
label untuk kerusakan pada tahap :
Untuk B3 yang kadaluarsa dan atau tidak memenuhi spesifikasi dan atau bekas
kemasan, wajib dikelola sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang
pengelolaan limbah B3.
1 Identifikasi √ √ √ √
2 Pembuatan Neraca Limbah √ √ √ √
2 Pengurangan √ √ √ √
3 Penyimpanan √ √ √ √
4 Pengumpulan Sendiri X X X X
5 Pemanfaatan Sendiri √* √* √** √**
6 Pengolahan Sendiri √* √* √** √**
7 Penimbunan Sendiri √* X X X
8 Pengangkutan Pihak Ketiga √ √ √ √
9 Pengumpulan/ √ √ √ √
Pemanfaatan/ Pengolahan/
Penimbunan Pihak Ketiga
Keterangan :
√ = Wajib dilaksanakan
√* = Optional / dapat dilakukan
√** = Optional / dapat dilakukan dengan mempertimbangkan efisiensi
X = Tidak dilaksanakan
Beracun
Maka klasifikasi jenis limbah B3 berdasarkan PP 101 tahun 2014 adalah sebagai
berikut :
1. Limbah B3 berdasarkan kategori :
a. Kategori 1
b. Kategori 2
2. Limbah B3 berdasarkan sumber :
a. Sumber tidak spesifik (Lampiran I, Tabel 1)
b. Sumber Spesifik
- Sumber Spesifik Umum (Lampiran I, Tabel 3)
- Sumber Spesifik Khusus (Lampiran I, Tabel 4)
c. B3 kadaluarsa, B3 tumpah, B3 yang tidak memenuhi spesifikasi produk yang
akan dibuang dan bekas kemasan B3 (Lampiran I, Tabel 2)
Setiap kegiatan melakukan identifikasi terhadap seluruh limbah yang dihasilkan dari
seluruh kegiatan operasional, pemeliharaan dan penunjang di lokasi tersebut. Seluruh
hasil identifikasi limbah B3 wajib didokumentasikan.
Tabel 6.6. Jenis limbah B3 Cair yang dihasilkan dari Kegiatan Ketenagalistrikan
No. Nama Limbah Kode Limbah Kategori Karakteristik
limbah Limbah &
Simbol LB3
1 B105d 2
(kronis)
Minyak Pelumas Sumber
Bekas antara lain tidak
Minyak pelumas spesifik
bekas hidrolik, Korosif
Pelumas Bekas mesin, gear,
lubrikasi,
insulasi, heat
transmission, grit
chambers,
separator dan/
atau
pencampurannya
2 A332-1 1
(Akut)
Sludge dari Oil Sumber
treatment atau spesifik
fasilitas Umum
penyimpanan Padatan
Mudah
Terbakar
Sludge Bahan Bakar Minyak
(HSD, MFO) bekas
3 A106d 1
(Akut)
Limbah dari Sumber
laboratorium tidak
yang spesifik
mengandung B3
Beracun
Bahan Kimia B3 Cair
Kadaluarsa
No. Nama Limbah Kode Limbah Kategori Karakteristik
limbah Limbah &
Simbol LB3
4 A106d 1
(Akut)
Limbah dari Sumber
laboratorium tidak
yang spesifik
mengandung B3
Beracun
Berbahaya
bagi
lingkungan
b. Limbah Padat : Kain / Majun Terkontaminasi, Sludge oil, aki bekas, lampu TL
bekas, tanah terkontaminasi
Beracun
Kemasan B3 bekas
Beracun
8 B104d 2
(Kronis)
Kemasan Sumber
bekas B3 tidak spesifik
Beracun
Tabung gas bertekanan
bekas
9 A108d 1
(Akut)
Limbah Sumber
terkontaminasi tidak spesifik
B3
Padatan
mudah
Filter bekas BBM dan terbakar
Pelumas
Untuk kegiatan Pembangkit PLTU Batubara maka limbah B3 spesifik yang
dihasilkan dari kegiatan PLTU adalah sebagai berikut :
2 B 410 2
(Kronis)
Spesifik Khusus
Berbahaya bagi
Bottom Ash lingkungan
3 B414 2
(Kronis)
Sumber Spesifik
Khusus
Berbahaya bagi
lingkungan
5 B333-3 2
(Kronis)
Sumber spesifik
umum
Sludge IPAL
Berbahaya bagi
lingkungan
Limbah B3 yang dihasilkan dari Kegiatan GI / Transmisi / Distribusi adalah sebagai
berikut :
Adapun jenis limbah B3 yang umum dihasilkan dari kegiatan Penunjang berupa
aktivitas kantor, bengkel, gudang dan laboratorium di dalam area ketenagalistrikan
adalah sebagai berikut :
Salah satu cara lainnya untuk mengidentifikasi sebuah produk apakah berkategori
B3 atau tidak adalah melalui MSDS (Material Safety Data Sheet) yang dikeluarkan
oleh setiap perusahaan produk tersebut. Informasi dari MSDS kemudian
dicocokkan dengan karakteristik B3 sesuai PP 74 tahun 2001. Jika salah satu
kriteria B3 tercantum pada MSDS, maka produk tersebut dapat digolongkan B3 dan
kemasan bekas produk tersebut harus dikelola sebagai limbah B3.
Selain peralatan listrik, PCBs juga banyak digunakan dalam cairan hidrolik dan
produk lain seperti cat, resin, tinta, pereaksi api, namun penggunaan terbanyak di
Oli Trafo.
c. Saat senyawa kimia ini terlepas ke dalam lingkungan, senyawa ini akan tetap
berada dalam lingkungan selama generasi-generasi selanjutnya
Dalam hasil konvensi Stockholm, senyawa PCBs masuk dalam lampiran A atau
termasuk yang harus dilakukan “Penghapusan”, dimana tidak boleh diproduksi dan
untuk penggunaan diatur lebih lanjut dalam bagian II lampiran tersebut. Untuk
bahan yang mengandung/ terkontaminasi PCBs diatur dlaam bagian II lampiran
sedangkan ketentuan terkait limbah PCBs diatur dalam pasal 6 hasil konvensi
tersebut.
Adapun kebijakan dan Rencana Strategi Pemerintah terkait PCBs adalah sebagai
berikut :
Untuk mengetahui apakah suatu bahan mengandung PCBs, maka dapat dilakukan
identifikasi melalui 2 cara, yaitu visual dan Analisa laboratorium. Untuk jenis trafo
dan kapasitor maka identifikasi visual mudah dilakukan melalui mengetahui merek/
nama dagang minyak dielektrik yang digunakan. Pada tahun 2018 KLHK telah
menginformasikan kepada beberapa perusahaan termasuk PLN terkait beberapa
minyak dielektrik yang mengandung PCBs, yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Hal yang perlu dilakukan untuk mengelola bahan yang mengandung/
terkontaminasi PCBs sebelum menjadi limbah berdasarkan Konvensi Stockholm
adalah sebagai berikut :
1. Berupaya untuk mengidentifikasi, melabeli dan menghentikan penggunaan
peralatan yang mengandung PCBs.
2. Untuk mengurangi paparan dan risiko maka :
- gunakan hanya dalam peralatan yang utuh dan anti bocor dan hanya di area
dimana risiko dari kebocoran lingkungan dapat diminimalkan dan cepat
diperbaiki
- Tidak digunakan dalam peralatan di area yang terhubung dengan produksi
dan pengolahan pangan atau pakan.
- Ketika digunakan di area berpenduduk termasuk sekolah dan rumah sakit,
lakukan tindakan yang sewajarnya untuk mencegah kegagalan listrik yang
dapat mengakibatkan kebakaran, serta pemeriksaan rutin peralatan untuk
mencegah buangan
3. Peralatan mengandung PCs tidak boleh diekspor atau diimpor kecuali untuk
tujuan pengelolaan limbah yang ramah lingkungan
4. Kecuali untuk pemeliharaan dan layanan operasi, tidak diperbolehkan
pemulihan untuk tujuan digunakan kembali dalam peralatan lain dari cairan
yang mengandung PCBs di atas 0,005 persen.
Di PT PLN (Persero) identifikasi PCBs dalam minyak trafo pada trafo pembangkit dan
transmisi yang masih beroperasi telah dilakukan pada tahun 2015-2017, dan
selanjutnya akan dilanjutkan dengan identifikasi PCBs dalam minyak trafo pada trafo
yang sudah tidak beroperasi / offline.
3. Meminta Unit untuk memisahkan filter yang digunakan pada saat pemeliharaan
minyak trafo yang mengandung PCBs dengan minyak trafo yang tidak
mengandung PCBs
Contoh labelisasi peralatan & lokasi tercemar mengandung PCBs adalah sebagai
berikut :
b. Limbah yang mengandung PCBs dengan konsentrasi > 50 ppm agar dikelola sesuai
ketentuan Limbah B3 :
c. Area Terkontaminasi
Lakukan identifikasi terhadap lahan yang terkontaminasi limbah mengandung
PCBs dan lakukan remediasi dengan cara yang ramah lingkungan. Di Indonesia
ketentuan dalam Pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3 merujuk pada
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 101 tahun 2014.
PT.................................................
Nama Perusahaan :
Bidang Usaha :
Periode waktu :
JUMLAH
I JENIS AWAL LIMBAH CATATAN :
(TON)
1. Limbah MFO (Lumpur & minyak bekas) 80,0000 - Berat total filter BBM =75 Bh x ± 0,5 Kg = 37,5 Kg
2. Limbah Solar Bekas 0,0000 - Berat Ken Bekas bahan kimia = 65 Bh x 0,5 Kg = 32,5 Kg = 0,0325 Ton
3. Filter BBM / Pelumas Bekas 0,0375
4. Kain Majun Bekas dan Kain Terkontaminasi 0,0255 - Limbah MFO Sisa Periode Sebelumnya sebesar 46,4 Ton dan Belum Diserahkan ke Pihak ke 3
5. Kemasan Bahan Kimia 0,0325 - Limbah MFO yang masuk Selama 5 (Lima) Bulan terkahir sebesar 33,6 Ton.
6. Bahan Kimia Kadaluasa 0,0000
7. Filter Catridge bekas 0,0000
8. Tabung Bekas WD 40, Cleaner / Dry Check 0,0000
9. Kaleng Bekas Cat / Thinner 0,0000
10. Tinta Printer 0,0000
TOTAL 80,1555
JUMLAH DOKUMEN PERIZINAN LIMBAH B3 DARI KLH
II PERLAKUAN JENIS LIMBAH YANG DI KELOLA
(TON) KONTROL ADA TIDAK ADA KADARLUASA
1. DI SIMPAN 20,0000 1) Limbah MFO (Lumpur & minyak bekas)
0,0000 2) Limbah Solar Bekas
0,0375 3) Filter BBM / Pelumas Bekas
0,0255 4) Kain Majun Bekas dan Kain Terkontaminasi
0,0325 5) Kemasan Bahan Kimia
0,0000 6) Bahan Kimia Kadaluasa
0,0000 7) Filter Catridge bekas
0,0000 8) Tabung Bekas WD 40, Cleaner / Dry Check
0,0000 9) Kaleng Bekas Cat / Thinner
0,0000 10) Tinta Printer
TOTAL 20,0955
2. DIMANFAATKAN
3. DI OLAH
4. DI TIMBUN
5. DI SERAHKAN KE PIHAK III 60,0000 1) Limbah MFO (Lumpur & minyak bekas)
0,0000 2) Limbah Solar Bekas
0,0000 3) Filter BBM / Pelumas Bekas
0,0000 4) Kain Majun Bekas dan Kain Terkontaminasi
0,0000 5) Kemasan Bahan Kimia
0,0000 6) Bahan Kimia Kadaluasa
0,0000 7) Filter Catridge bekas
0,0000 8) Tabung Bekas WD 40, Cleaner / Dry Check
0,0000 9) Kaleng Bekas Cat / Thinner
0,0000 10) Tinta Printer
TOTAL 60,0000
6. EKSPOR
7. PERLAKUAN LAIN
RESIDU
JUMLAH LIMBAH YANG BELUM TERKELOLA
TOTAL JUMLAH LIMBAH TERSISA
KINERJA PENGELOLAAN LIMBAH B3
SELAMA PERIODE PENATAAN
Data- data tersebut di isi dengan sebenar-benarnya sesuai dengan kondisi yang ada
Mengetahui,
DIHASILKAN 50,000 25,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 175,000 - -
DISIMPAN DI TPS 100,000 150,000 175,000 175,000 175,000 175,000 175,000 175,000 175,000 175,000 175,000 175,000 175,000 175,000 disimpan di TPS LB3 -
1 Oli bekas Proses TON DIOLAH SENDIRI 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 - -
DITIMBUN SENDIRI 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 - -
TIDAK DIKELOLA 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 -
DIHASILKAN 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 - -
DISIMPAN DI TPS 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 disimpan di TPS LB3 -
DIMANFAATKAN SENDIRI 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 - -
2 Nama limbah Asal Limbah TON DIOLAH SENDIRI 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 - -
DITIMBUN SENDIRI 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 - -
TIDAK DIKELOLA 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 -
DIHASILKAN 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 - -
DISIMPAN DI TPS 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 disimpan di TPS LB3 -
DIMANFAATKAN SENDIRI 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 - -
3 Nama limbah Asal Limbah TON DIOLAH SENDIRI 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 - -
DITIMBUN SENDIRI 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 - -
TIDAK DIKELOLA 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 -
DIHASILKAN 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 - -
DISIMPAN DI TPS 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 disimpan di TPS LB3 -
DIMANFAATKAN SENDIRI 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 - -
4 Nama limbah Asal Limbah TON DIOLAH SENDIRI 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 - -
DITIMBUN SENDIRI 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 - -
TIDAK DIKELOLA 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 -
DIHASILKAN 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 - -
DISIMPAN DI TPS 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 disimpan di TPS LB3 -
DIMANFAATKAN SENDIRI 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 - -
5 Nama limbah Asal Limbah TON DIOLAH SENDIRI 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 - -
DITIMBUN SENDIRI 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 - -
TIDAK DIKELOLA 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 -
KETERANGAN
LIMBAH B3 YANG DIKELOLA = DISIMPAN DI TPS LB3 YANG BERIZIN
DIMANFAATKAN/DIOLAH SENDIRI DENGAN IZIN
DITIMBUN SENDIRI DENGAN IZIN
DISERAHKAN PIHAK KETIGA BERIZIN
LIMBAH B3 YANG TIDAK DIKELOLA = DISIMPAN DI TPS LB3 YANG TIDAK BERIZIN
DIMANFAATKAN/DIOLAH SENDIRI TANPA IZIN DARI KLH
DITIMBUN SENDIRI TANPA IZIN DARI KLH
DISERAHKAN PIHAK KETIGA TIDAK BERIZIN
JUMLAH LIMBAH B3 = SISA LIMBAH B3 PERIODE SEBELUMNYA + JUMLAH LIMBAH B3 YANG DIHASILKAN DALAM PERIODE INI
PERSENTASE LIMBAH B3 YANG DIKELOLA = JUMLAH DARI SEMUA LIMBAH YANG DIKELOLA DIBAGI DENGAN JUMLAH LIMBAH YANG DIHASILKAN DIKALIKAN 100%
Satuan limbah B3 yang digunakan untuk setiap jenis limbah B3 yang dimasukkan dalam
neraca limbah B3 harus dalam Ton, sehingga dapat dilakukan perhitungan persentase kinerja
pengelolaan limbah B3.
1. Jumlah limbah B3 yang merupakan saldo pada tahun sebelumnya (tersimpan dalam
tempat penyimpanan) dimasukkan dalam kolom “Periode Sebelumnya (SALDO)” pada
baris “Dihasilkan” dan pada baris “Disimpan di TPS”.
2. Cara pengisian pada bulan berikutnya adalah :
a. Isi terlebih dahulu data total limbah yang dihasilkan yang berada dalam form log
book limbah B3 pada baris “Dihasilkan” pada bulan yang bersangkutan (jumlah ini
merupakan jumlah limbah dihasilkan pada bulan yang bersangkutan dan bukan
jumlah akumulasi dengan limbah B3 yang dihasilkan pada bulan sebelumnya).
b. Lanjutkan dengan pengisian pada baris selain “Disimpan di TPS” (isi baris
dimanfaatkan sendiri, diolah sendiri, ditimbun sendiri, diserahkan ke pihak ketiga
berizin dan tidak dikelola).
c. Untuk pengisian pada baris “Disimpan di TPS” adalah penjumlahan antara :
((jumlah limbah yang disimpan di TPS bulan sebelumnya + limbah B3 yang
dihasilkan pada bulan bersangkutan) – (jumlah limbah yang dimanfaatkan sendiri
+ diolah sendiri + ditimbun sendiri + diserahkan ke pihak ke 3 berizin + tidak
dikelola))
d. Biasanya kolom “disimpan di TPS” pada masing-masing bulan pada format yang
disampaikan tidak perlu diisi karena sudah terdapat formulasinya.
Catatan :
- Jumlah limbah yang dihasilkan selama periode penilaian dapat dilihat pada kolom
paling kanan dengan formula akumulasi dari periode penilaian.
- Jumlah limbah yang dimanfaatkan sendiri / diolah sendiri / ditimbun sendiri /
diserahkan ke pihak ketiga berizin/ tidak dikelola selama periode penilaian dapat
dilihat pada kolom paling kanan dengan formulasi akumulasi pada periode
penilaian.
- Jumlah limbah yang disimpan di TPS selama periode penilaian dapat dilihat pada
kolom paling kanan dengan formula KONDISI jumlah limbah yang berada di TPS
pada bulan terakhir saja (BUKAN AKUMULASI)
1 Penyimpanan √ √ √ √
2 Pengumpulan Sendiri X X X X
3 Pemanfaatan Sendiri √* √* √** √**
4 Pengolahan Sendiri √* √* X X
5 Penimbunan Sendiri √* X X X
Keterangan :
√ = Wajib dilaksanakan
√* = Optional / dapat dilakukan
√** = Optional / dapat dilakukan dengan mempertimbangkan efisiensi
X = Tidak dilaksanakan
Setiap penghasil wajib memiliki Izin Penyimpanan limbah B3, setelah limbah B3
dilakukan penyimpanan (sesuai masa simpan maksimal limbah B3) dan selanjutnya
diserahkan pengelolaan lanjutannya kepada pihak lain maka Penghasil memiliki
kewajiban memastikan pihak lain tersebut memiliki perizinan pengelolaan limbah B3
yang sesuai.
Tahapan pengurusan izin Pengelolaan limbah B3 merujuk pada PP 101 tahun 2014
dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 95 tahun 2018 yang
mengatur pengurusan perizinan pengelolaan limbah B3 melalui OSS / pelayanan
perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik.
Izin Operasional Pengelolaan Limbah B3 untuk Penghasil Limbah B3 adalah izin yang
diberikan kepada Pelaku Usaha yang karena usaha dan/atau kegiatannya
menghasilkan Limbah B3 dan melakukan pengelolaan Limbah B3 dan melakukan
pengelolaan Limbah B3 berupa kegiatan penyimpanan Limbah B3, pemanfaatan
Limbah B3, pengolahan Limbah B3, penimbunan Limbah B3 dan/atau dumping
(pembuangan) Limbah B3.
Flowchart Proses Izin Operasional Pengelolaan Limbah B3 untuk penghasil melalui
lembaga OSS adalah sebagai berikut :
Gb. 2.XXX. Flow Chart Pengurusan Izin Pengelolaan LB3 melalui OSS
Setelah permohonan Izin, Divisi PPT akan mengurus perizinan kepada lembaga OSS
sampai izin berkomitmen terbit. Unit selanjutnya harus mengurus pemenuhan
komitmen sehingga terbit izin efektif. Unit sebaiknya mempersiapkan pemenuhan
komitmen sebelum proses pengajuan izin kepada DIVPPT, hal ini karena batas waktu
pemenuhan komitmen sangat singkat dan apabila sampai batas waktu yang
ditentukan syarat pemenuhan komitmen tidak dipenuhi maka izin berkomitmen batal,
dan pengurusan izin akan dimulai dari langkah pertama.
Setelah izin terbit, kewajiban unit adalah mematuhi kewajiban yang tercantum dalam
izin pengelolaan limbah B3. Untuk itu unit harus meneliti dengan cermat kewajiban
yang tercantum dalam izin pengelolaan limbah B3 yang diterima. Contoh dictum
kewajiban dalam salah satu izin pengelolaan limbah B3 yang dimiliki unit sebagai
berikut :
1. Memperhatikan jenis limbah B3 yang dihasilkan dan pastikan sesuai Izin yang
dimiliki
2. Mencatat nama dan jumlah limbah B3 yang dihasilkan;
3. Melakukan Penyimpanan limbah B3 sesuai ketentuan;
4. Melakukan pengelolaan lanjut sendiri atau diserahkan kepada pihak pengelola
lanjut setelah penyimpanan;
5. Memenuhi kewajiban dalam Izin Penyimpanan limbah B3;
6. Menyimpan sesuai masa simpan limbah B3;
7. Menyusun dan menyampaikan laporan penyimpanan limbah B3 minimal 1 kali
setiap 3 bulan kepada Bupati / Walikota setempat dengan tembusan Menteri LHK;
8. Mendapatkan penetapan penghentian kegiatan dari Menteri jika akan
menghentikan/ memindahkan lokasi penyimpanan.
Contoh izin Penyimpanan limbah B3 dan kewajiban Perusahaan dalam Izin tersebut :
Diktum kedua biasanya memuat kewajiban perusahaan/ pemegang izin. Selanjutnya
cek masa berlaku yang dimuat dalam diktum-diktum izin. Pastikan izin selalu masih
berlaku untuk menghindari temuan saat dilakukan pengawasan lingkungan oleh
eksternal yang bisa dilakukan sewaktu-waktu.
Referensi :