PENGELOLAAN DAN
P E N A N G G U L A N G A N B A H AYA B 3
By : Almi Rinaldi
PENGERTIAN B3
Menurut PP No. 74 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3), yang dimaksud dengan Bahan
Berbahaya dan Beracun atau disingkat B3 adalah bahan karena
sifatnya dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau
merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta
makhluk hidup lainnya.
TUJUAN PENGELOLAAN B3
Tujuan pengelolaan B3 adalah untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran atau kerusakan
lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah B3 serta melakukan pemulihan kualitas lingkungan
yang sudah tercemar sehingga sesuai dengan fungsinya kembali. Dari hal ini jelas bahwa setiap
kegiatan/usaha yang berhubungan dengan B3, baik penghasil, pengumpul, pengangkut, pemanfaat,
pengolah dan penimbun B3, harus memperhatikan aspek lingkungan dan menjaga kualitas lingkungan
tetap pada kondisi semula. Dan apabila terjadi pencemaran akibat tertumpah, tercecer dan rembesan
limbah B3, harus dilakukan upaya optimal agar kualitas lingkungan kembali kepada fungsi semula.
(Suhardi, Sri Harjati et al. 2008.)
B 3 D A PAT D I K L A S I F I K A S I K A N S E B A G A I B E R I K U T :
o. mutagenik (mutagenic).
IDENTIFIKASI B3
2. Karakteristik Limbah B3
1. Sumber Limbah B3
Mudah meledak Yaitu materi yang dapat meledak karena adanya kejutan, panas atau mekanisme lain,
Sumber spesifik
misalnya dinamit.
Limbah B3 sisa proses suatu industri atau kegiatan yang secara spesifik dapat ditentukan
Mudah terbakar Yaitu bahan padat, cair, uap, atau gas yang menyala dengan mudah dan terbakar
berdasarkan kajian ilmiah.
secara cepat bila dipaparkan pada sumber nyala, misalnya: jenis pelarut ethanol, gas hidrogen, methane.
Sumber tidak spesifik
Bersifat reaktif Limbah yang pada keadaan normal tidak stabil, dapat menyebabkan perubahan tanpa
Berasal bukan dari proses utamanya, tetapi berasal dari kegiatan pemeliharaan alat, pencucian,
peledakan. Misalnya sianida, sulfida atau amonia.
pencegahan korosi, pelarut kerak, pengemasan, dan lain-lain.
Beracun Yaitu bahan beracun yang dalam dosis kecil dapat membunuh atau mengganggu kesehatan,
Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dapat diklasifikasikan menjadi:
seperti hidrogen sianida.
Primary sludge, yaitu limbah yang berasal dari tangki sedimentasi pada pemisahan awal dan
Menyebabkan infeksi
banyak mengandung biomassa senyawa organik yang stabil dan mudah menguap.
Yaitu bagian tubuh manusia yang diamputasi dan cairan dari tubuh manusia yang terkena infeksi.
Chemical sludge, yaitu limbah yang dihasilkan dari proses koagulasi dan flokulasi.
Misalnya hepatitis dan kolera.
Excess activated sludge, yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan dengan lumpur
Bersifat Korosif
aktif sehingga banyak mengandung padatan organik berupa lumpur dari hasil proses tersebut.
Bahan padat atau cair yang dapat membakar atau merusak jaringan kulit bila berkontak dengannya.
Digested sludge, yaitu limbah yang berasal dari pengolahan biologi dengan digested aerobic
3. Pengujian toksikologi untuk menentukan sifat akut dan atau kronik
maupun anaerobic di mana padatan/lumpur yang dihasilkan cukup stabil dan banyak
mengandung padatan organik.
PENGOKSIDASI (OXIDIZING)
•Padatan yang mudah terbakar karena kontak dengan sumber nyala api;
Banyak terjadi kecelakaan dalam industri diakibatkan karena ketidaktahuan pekerja dalam mengelola B3 dengan benar.
Kecelakaan yang berhubungan dengan B3 sering kali melibatkan tiga komponen, yakni manusia, prosedur/metode kerja,
dan peralatan/bahan.
Faktor penyebab kecelakaan kerja yang berhubungan dengan B3 antara lain:
Sikap dan tingkah laku pekerja (60%)
Pengawasan yang lemah (20%)
Lingkungan kerja yang tidak aman (13%)
Alat dan bahan yang tidak aman (7%)
Sikap dan tingkah laku pekerja menjadi faktor penyebab kecelakaan kerja tertinggi, hal ini dikarenakan keterbatasan
pengetahuan/keterampilan pekerja, lalai dalam bekerja, tidak melaksanakan prosedur kerja sesuai petunjuk yang diberikan
atau tidak disiplin menaati peraturan K3 termasuk pemakaian alat pelindung diri.
TEKNIS DAN CARA PENYIMPANAN B3
Penyimpanan Bahan Kimia Mudah Terbakar
Penyimpanan Bahan Kimia yang Reaktif Terhadap
1.Jauhkan dari panas atau bahan oksidator
Air
2.Simpan di tempat yang dingin dan berventilasi baik
1.Simpan ditempat dingin dan berventilasi baik
3.Jauhkan dari sumber api
2.Pisahkan dari asam
4.Gunakan grounding area yang baik
3.Jauhkan dari sumber api (gas Flammable)
Penyimpanan Bahan Kimia Beracun 5.Pisahkan botol kosong dan botol berisi
1.Simpan ditempat dingin dan berventilasi baik
2.Pastikan tempat penyimpanan bebas bocor
saat hujan
3.Jaga kelembaban ruangan terutama saat hujan
PENGELOLAAN LIMBAH B3 RUMAH SAKIT
2. LIMBAH FARMASI
Limbah B3 rumah sakit merupakan campuran dari zat-zat yang heterogen sifatnya. Contoh limbah B3 rumah sakit jenis ini adalah produk-produk kefarmasian, obat-obatan dan bahan kimiawi yang
Semua limbah yang dihasilkan dapat berpotensi menimbulkan infeksi sehingga dikembalikan dari ruangan pasien isolasi, atau telah tertumpah, kadaluarsa atau terkontaminasi atau harus dibuang
memerlukan pengolahan yang khusus. Secara garis besar jenis pengelolaan limbah B3 karena sudah tidak digunakan lagi. Obat-obatan yang tidak digunakan dan masa kadaluarsanya masih lama
rumah sakit berdasarkan klasifikasinya ialah: dikembalikan pada apotik, sedangkan yang tidak terpakai dan sudah mendekati atau sudah lewat masa kadaluarsanya
ditangani secara khusus misalnya diinsinerasi atau di landfilling atau dikembalikan ke pemasok.
1. LIMBAH BERPOTENSI MENULARKAN PENYAKIT (INFECTIOUS);
3. LIMBAH UMUM
Limbah B3 rumah sakit jenis ini mengandung mikroorganisme patogen yang dapat
Contoh limbah umum B3 rumah sakit adalah limbah domestik, bahan pengemas, makanan binatang non-infectious,
dilihat dari konsentrasi dan kuantitasnya yang bila terpapar pada manusia dapat
limbah dari cuci serta materi lain yang tidak membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan. Pengolahan
menimbulkan penyakit. Contoh limbah B3 rumah sakit ini antara lain jaringan dan limbah ini tidak memerlukan pengolahan khusus, dan dapat disatukan dengan limbah domestik, namun sisa makanan
stok agen-agen infeksi dari kegiatan laboratorium, ruang bedah atau dari autopsi dari bagian penyakit menular perlu disterilisasi terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat sampah akhir.
pasien yang mempunyai penyakit menular, pasien yang diisolasi, materi yang 4. LIMBAH RADIOAKTIF
berkontak dengan pasien yang menjalani haemodialisis (tabung, filter, serbet, gaun, Limbah radioaktif dapat berbentuk padat, cair maupun gas yang terkontaminasi dengan radionuklisida, dan
sarung tangan dsb), materi yang berkontak dengan binatang yang sedang diinokulasi dihasilkan dari analisis in-vitro terhadap jaringan tubuh dan cairan, atau analisis in-vivo terhadap organ tubuh dalam
atau menderita penyakit menular. Pengolahan limbah ini memerlukan sterilisasi pelacakan atau lokalisasi tumor, maupun dihasilkan dari prosedur therapetis. Penanganan limbah dapat dilakukan di
terlebih dahulu atau langsung ditangani pada insinerator. dalam area rumah sakit itu sendiri, dan umumnya disimpan untuk menunggu sisa waktunya habis dan kemudian
disingkirkan sebagai limbah non-radioaktif biasa.
5. LIMBAH KIMIA
Limbah B3 rumah sakit ini dapat berupa padatan, cairan maupun gas misalnya berasal dari pekerjaan diagnostik atau penelitian, pembersihan / pemeliharaan atau prosedur
desinfeksi. Untuk limbah kimia yang tidak berbahaya, penanganannya identik dengan limbah lain yang tidak termasuk kategori berbahaya. Sedangkan penanganan limbah
kimia berbahaya memiliki beberapa kemungkinan daur-ulang limbah kimiawi berbahaya misalnya :
Asam-asam khromik dapat digunakan untuk membersihkan peralatan gelas di laboratorium, atau didaur ulang
Limbah logam, merkuri dari termometer, manometer dan sebagainya dikumpulkan untuk didaur-ulang
Larutan-larutan pemrosesan dari radioaktif yang banyak mengandung silver dapat direklamasi secara elektrostatis
6. LIMBAH PATOLOGIS
Jaringan-jaringan, organ, bagian tubuh, plasenta, bangkai binatang, darah dan cairan tubuh adalah contoh dari limbah B3 rumah sakit ini. Pengolahan limbah jenis ini
dilakukan dengan sterilisasi, insinerasi, lalu dilanjutkan dengan landfilling. Selain itu, kantong-kantong yang digunakan untuk membungkus limbah juga harus diinsinerasi.
7. KONTAINER-KONTAINER DI BAWAH TEKANAN
Tabung yang mengandung gas dan aerosol yang dapat meledak bila di insinerasi atau bila mengalami kerusakan karena kecelakaan (tertusuk dan sebagainya) ialah contoh
dari limbah B3 rumah sakit ini. Pengolahan limbah jenis ini dengan cara landfilling atau didaur-ulang.
8. BENDA-BENDA TAJAM.
Jarum suntik, syringe, gunting, pisau, kaca pecah, gunting kuku dan sebagainya yang dapat menyebabkan orang tertusuk (luka) dan terjadi infeksi merupakan contoh dari
limbah B3 rumah sakit jenis ini. Benda-benda tersebut mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi atau bahan sitotoksik. Limbah ini harus
dikemas dalam kemasan yang dapat melindungi petugas dari bahaya tertusuk, untuk selanjutnya dibakar dalam insinerator.
Agar pengolahan limbah B3 rumah sakit terlaksana secara baik dan benar, harus ada personil yang memiliki
pemahaman tentang mengolah limbah B3 rumah sakit. Untuk itu diperlukan pelatihan limbah B3 dan sertifikasi
kompetensi untuk memastikan personil yang berkompeten tentang pengolahan limbah B3.
Rumah sakit harus menjadi tempat yang aman untuk orang-orang di dalamnya. Keamanan terhadap setiap
kemungkinan kecelakaan fatal, dari sakit maupun gangguan kesehatan. Lingkungan yang aman dapat membuat
setiap orang dapat bekerja dengan produktif, dan efisien, bebas dari rasa khawatir akan kecelakaan dan keracunan.
Keadaan aman dalam rumah sakit dapat diciptakan apabila ada kemauan dari setiap orang untuk menjaga dan
melindungi diri. Diperlukan kesadaran bahwa kecelakaan dapat berakibat pada para pengguna, maupun orang lain
serta lingkungan di sekitarnya.
TQ