Anda di halaman 1dari 3

Kimia Bahan Berbahaya

1. Klasifikasi bahan berbahaya dan sistem labelling


 Mudah meledak
Contoh : trinitrotoluene (TNT), nitrogliserin dan ammonium nitrat (NH4NO3)
 Pengoksidasi
bahan yang dapat melepaskan banyak panas atau menimbulkan api ketika bereaksi dengan
bahan kimia lainnya, terutama bahan bahan yang sifatnya mudah terbakar meskipun dalam
keadaan hampa udara
contoh : permanganat, perklorat, dikromat, peroksida, persulfat. Oksida-oksida lain dapat terbentuk
pula pada penyimpanan pelarut (solvent) organik seperti: eter, ester dan keton.
 Sangat mudah sekali menyala
 Sangat mudah menyala
 Mudah menyala

 Terbakar karena kontak dengan udara pada temperatur ambien;

 Padatan yang mudah terbakar karena kontak dengan sumber nyala api;

 Gas yang mudah terbakar pada suhu dan tekanan normal;

 Mengeluarkan gas yang sangat mudah terbakar dalam jumlah yang berbahaya, jika
bercampur atau kontak dengan air atau udara lembab;

 Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala di bawah 0oC dan titik didih lebih rendah
atau sama dengan 35oC;
 Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala 0oC – 21oC;
 Amat sangat beracun
 Sangat beracun
 Beracun

 Sifat racun bagi manusia, yang dapat menyebabkan keracunan atau sakit yang cukup
serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut.Penentuan
tingkat sifat racun ini didasarkan atas uji LD 50 (amat sangat beracun, sangat beracun
dan beracun); dan/atau

 Sifat bahaya toksisitas akut


 Berbahaya
suatu bahan baik berupa padatan, cairan ataupun gas yang jika terjadi kontak atau melalui
inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu
 Korosif
 Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit;
 Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 1020 dengan laju korosi >
6,35 mm/tahun dengan temperatur pengujian 55 oC; dan/atau
 Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat asam dan sama atau lebih
besar dari 12,5 untuk B3 yang bersifat basa
 Contoh :
Bahan korosif padatan, misalnya: kaustik soda, NaOH; kalium hidroksida, KOH; kalsium
hidroksida, Ca(OH)2. b. Bahan korosif cairan, misalnya: asam sulfat, H2SO4; asam
cuka, CH3COOH; asam klorida, HCl; asam nitrat, HNO3
 Bersifat iritasi

 Padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak secara langsung dan/atau terus
menerus dengan kulit atau selaput lendir dapat menyebabkan iritasi atau peradangan;

 Toksisitas sistemik pada organ target spesifik karena paparan tunggal dapat
menyebabkan iritasi pernafasan, mengantuk atau pusing;

 Sensitasi pada kulit yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit; dan/atau
Iritasi/kerusakan parah pada mata yang dapat menyebabkan iritasi serius pada mata
 Berbahaya bagi lingkungan
Bahan kimia ini dapat merusak atau menyebabkan kematian pada ikan atau organisme
aquatic lainnya atau bahaya lain yang dapat ditimbulkan, seperti merusak lapisan ozon
(misalnya CFC = Chlorofluorocarbon), persistent di lingkungan (misalnya PCBs =
Polychlorinated Biphenyls.
 Karsinogenik
Teratogenik ( sifat bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan
embrio)
Mutagenic (sifat bahan yang menyebabkan perubahan kromosom yang berarti dapat
merubah genética)
 Aturan Labelling
 1.Ukuran simbol pada alat angkut : 25 cm x 25 cm

 2.Ukuran simbol pada wadah dan kemasan : 10 cm x 10 cm

 3.Pemasangan simbol pada kendaraan pengangkut B3 harus dapat di lihat dengan jelas
sampai dengan jarak 20 Meter.

 4.Warna dasar putih, garis tepi tebal berwarna merah dengan piktogram berwarna hitam
sedangkan gambar simbol disesuaikan dengan jenis karateristik B3

2. Api dan pemadamannya


 Golongan kebakaran
Golongan A : kebakaran bahan padat kecuali logam (kertas, kayu, kain)
Pemadaman : tepung kimia kering, goni basah, tanah lumpur, pasir
Golongan B : kebakaran bahan cair atau gas yang mudah terbakar (bbm, gas lpg)
Pemadaman : gaboleh pake air
Golongan C : kebakaran instalasi listrik
Pemadaman : gaboleh pake air, pakailah dry chemical, apar, co2
Golongan D : kebakaran logam
Pemadaman : dry chemical, pasir halus dan kering
Note :
1. Gimana cara kerja dry chemical powder?
Jadi serbuk kimia ini disemprotkan ke api untuk menyelimuti titik api sampai
oksigen terputus dan api perlahan padam. Dry chemical powder ini adalah
kombinasi dari fosfat Mono-amonium dan ammonium sulphate
2. Kenapa sih api gabisa nyala di ruang tanpa oksigen?
Karena dalam proses pembakaran, reaksinya selalu mebutuhkan oksigen
Bahan bakar + O2 -> CO2 + H20

3. bahan-bahan peledak

4. pengantar toksikologi
5. pengantar toksikologi
6. Radioaktif
7. Penganalan teknilogi pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun

Anda mungkin juga menyukai