Anda di halaman 1dari 74

KELOMPOK I

Alifia Futri Nidi Ridha R (6513040109)


Rochana Fathona R (6513040110)
Anna Nurachmawati (6513040119)
Martina Caisar F (6513040111)
PENGERTIAN B3
• Bahan Kimia Berbahaya adalah bahan kimia dalam bentuk tunggal
atau campuran yang berdasarkan sifat kimia dan atau fisika dan atau
toksikologi berbahaya terhadap tenaga kerja, instalasi dan lingkungan.
• Bapedal no. 9, yang dimaksud dengan limbah B3 adalah sisa suatu
usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan
atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan atau merusakan lingkungan hidup dan atau
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta mahluk hidup lain.
• Beracun menurut OSHA (Occupational Safety and Health
of the United State Government) adalah bahan yang
karena sifat kimia maupun kondisi fisiknya berpotensi
menyebabkan gangguan pada kesehatan manusia,
kerusakan properti dan atau lingkungan.
PENGGOLONGAN
• mudah meledak (explosive); • beracun (moderately toxic);
• pengoksidasi (oxidizing); • berbahaya (harmful);
• sangat mudah sekali menyala • korosif (corrosive);
(extremely flammable); • bersifat iritasi (irritant);
• sangat mudah menyala (highly • berbahaya bagi lingkungan
flammable); (dangerous to the environment);
• mudah menyala (flammable); • karsinogenik (carcinogenic);
• amat sangat beracun (extremely • teratogenik (teratogenic);
toxic); • mutagenik (mutagenic).
• sangat beracun (highly toxic);
Mudah meledak

• Mudah meledak (explosive), yaitu bahan yang pada suhu


dan tekanan standar (25 0C, 760 mmHg) dapat meledak
atau melalui reaksi kimia dan atau fisika dapat
menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang
dengan cepat dapat merusak lingkungan di sekitarnya.
Bahan mudah meledak
EKSPLOSIF DAPAT TERJADI KARENA
CAMPURAN BAIK
(DALAM REAKTOR MAUPUN PENYIMPANAN)

• OKSIDATOR: KClO3, NaNO3, ASAM NITRAT, KMnO4,


CrO3
• REDUKTOR :KARBON, BELERANG, ETANOL,
GLISEROL, HIDRAZIN

Materi K4 8
Pengoksidasi (oxidizing)
• Pengoksidasi (oxidizing), yaitu bahan yang memiliki
waktu pembakaran sama atau lebih pendek dari waktu
pembakaran senyawa standar.
KLASIFIKASI BAHAN MUDAH TERBAKAR
• ZAT PADAT MUDAH TERBAKAR
• ZAT CAIR MUDAH TERBAKAR
• GAS MUDAH TERBAKAR

Materi K4 11
ZAT PADAT MUDAH TERBAKAR
• BELERANG (SULFUR)
• FOSFOR
• KERTAS/RAYON
• HIDRIDA LOGAM
• KAPAS

Materi K4 12
BERAT JENIS PELARUT ORGANIK PERLU
DIPERHATIKAN

• LEBIH RINGAN DARI AIR DAN TIDAK LARUT DALAM


AIR BENZENA, BENSIN, HEKSAN, BILA TERBAKAR
BERBAHAYA JIKA DISIRAM DENGAN AIR.

Materi K4 13
GAS MUDAH TERBAKAR
• GAS ALAM
• ASETILEN
• HIDROGEN
• ETILEN OKSIDA
Flammable Liquid
Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable)

• Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable),


yaitu B3 padatan dan  cairan yang memiliki titik nyala di
bawah 0 derajat C dan titik didih lebih rendah atau sama
dengan 35 0C.
Sangat mudah menyala (highly flammable)
• Sangat mudah menyala (highly flammable), yaitu bahan
yang memiliki titik nyala 0-210C.
Mudah menyala (flammable).
Yaitu bahan yang mempunyai salah satu sifat sebagai berikut :
1. Bahan berupa cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% volume dan atau pada titik
nyala (flash point) tidak lebih 60°C (140o F) akan menyala apabila terjadi kontak dengan api,
percikan api atau sumber nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg.
2. Berupa padatan yang bukan berupa cairan, pada temperatur dan tekanan standar (25OC, 760
mmHg) dengan mudah menyebabkan terjadinya kebakaran melalui gesekan, penyerapan uap
air atau perubahan kimia secara spontan dan apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran
yang terus menurus dalam 10 detik. Selain itu, suatu bahan padatan diklasi fikasikan B3
mudah terbakar apabila pengujian dengan Seta Closed-Cup Flash Point Test diperoleh titik
nyala kurang dari 40oC.
Penyimpanan Bahan Kimia Flammable:
Bahan ini harus disimpan ditempat yang dingin, karena
jika disimpan di tempat yang panas bisa menimbulkan
kebakaran, Peredaran hawa nya harus cukup, terpisah
dari bahan oksidator, Tersedia APAR didekatnya, jauhkan
dari sumber api, tempatnya disediakan alat pendeteksi
asap/api otomatis.
examples
MSDS (Ethyl Ether, Extremely Flammable Liquid)
Toxic
Racun super: 5 mg/kgBB atau kurang, contoh: Nikotin
Amat sangat beracun: (5-50 mg/kgBB), contoh: Timbal
arsenat
Amat beracun: (50-500 mg/kgBB), contoh: Hidrokinon
Beracun sedang: (0.5-5 g/kgBB), contoh: Isopropanol
Sedikit beracun: (5-15 g/kgBB), contoh: Asam ascorbat
Tidak beracun: (>15 g/kgBB), contoh: Propilen glikol
MSDS
Berbahaya (harmful),
• Berbahaya (harmful), yaitu bahan baik padatan maupun
cairan ataupun gas yang jika terjadi kontak atau melalui
inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan bahaya
terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu.
Korosif (corrosive)
• Korosif (corrosive), yaitu bahan yang menyebabkan iritasi pada kulit, menyebabkan
proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 1020 dengan laju korosi lebih besar dari
6,35 mm/tahun, atau mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat asam
dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa.
• SIFAT FISIKA dan KIMIA : MSDS NAOH
 Keadaan fisik dan penampilan: Solid. (Deliquescent padat.)
Bau: berbau.
Molekul Berat: 40 g / mol
Warna: Putih.
pH (1% soln / air): [. Dasar] 13,5
Titik Didih: 1388 ° C (2530,4 ° F)
Melting Point: 323 ° C (613,4 ° F)
Spesifik Gravity: 2.13 (Air = 1)
Properti Dispersi: Lihat kelarutan dalam air.
Kelarutan: Mudah larut dalam air dingin.

• PENANGANAN :
Kontak Mata:
Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera sirammata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat
digunakan.Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kontak Kulit :
Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya selama 15menit dengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan
sepatu. Tutupi kulit yang teriritasi dengan yg sesuatu melunakkan. Air dingin mungkin dapat digunakanpakaian.cuci sebelum digunakan kembali. benar-benar
bersih sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kulit Serius :
Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim anti-bakteri. Mencari medis segera
Inhalasi:
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan.Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera perhatian medis.
Serius Terhirup:
Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. jika sulit
bernapas, beri oksigen. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke mulut. 
PERINGATAN: 
• Ini mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan bantuan lewat mulut ke mulut(resusitasi) bila bahan dihirup adalah racun, infeksi atau korosif. Cari bantuan medis segera.
Tertelan:
JANGAN mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh personelmedis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada korban yang
sadar.Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang.Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.
Bersifat iritasi (irritant),
• Bersifat iritasi (irritant), yaitu bahan padat atau cair yang
jika terjadi kontak secara langsung, dan apabila kontak
tersebut terus menerus dengan kulit atau selaput lendir
dapat menyebabkan peradangan.
• Bahaya : iritasi terhadap kulit, mata, dan alat pernapasan
• Contoh : ammonia dan benzyl klorida
• Keamanan : hindari terhirup pernapasan, kontak dengan
kulit dan mata
BAHAN IRITAN MENURUT BENTUK ZAT
• BAHAN IRITAN PADAT. MISAL : NaOH, FENOL
• BAHAN IRITANCAIR. MISAL : ASAM SULFAT, ASAM FORMAT.
• BAHAN IRITAN GAS.
MISAL : GAS AMAT LARUT DLM AIR. (AMONIAK, FORMALDEHIDE)
GAS DG KELARU TAN SEDANG : SULFUR DIOKSIDA
GAS DG KELARUTAN KECIL,MERUSAK ALAT PERNAFASAN BAGIAN
DALAM

Materi K4 40
MSDS Ammonia
• EMERGENCY OVERVIEW
ACUTE POTENTIAL HEALTH EFFECTS:
ROUTES OF EXPOSURE:
EYE CONTACT: Exposure to Ammonia can cause moderate to severe eye irritation.
INGESTION: Ingestion is not a likely route of exposure for Ammonia.
INHALATION: Ammonia is severely irritating to nose, throat, and lungs. Symptoms may include burning sensations,
coughing, wheezing, shortness of breath, headache and nausea. Overexposure may also cause central nervous system effects
including unconsciousness and convulsions. Upper airway damage is more likely and can result in bronchospasm (closing of
the airway). Vocal chords are particularly vulnerable to corrosive effects of high concentrations. Lower airway damage may
result in fluid build up and hemorrhage. Death has occurred following a 5 minute exposure to 5000 ppm.
SKIN CONTACT: Vapor contact may cause irritation and burns. Contact with liquid may cause freezing of the tissue
accompanied by corrosive caustic action and dehydration.
POTENTIAL HEALTH EFFECTS OF REPEATED EXPOSURE:
ROUTE OF ENTRY: Inhalation, eye or skin contact
SYMPTOMS: Repeated or prolonged skin exposure may cause dermatitis.
TARGET ORGANS: Eyes, skin, central nervous and respiratory systems.
MEDICAL CONDITIONS AGGRAVATED BY OVEREXPOSURE: Conditions generally aggravated by
exposure include asthma, chronic respiratory disease (e.g., emphysema), dermatitis and eye disease.
CARCINOGENICITY: Ammonia is not listed as a carcinogen or potential carcinogen by NTP, IARC, or OSHA.
SECTION 4. FIRST AID MEASURES
EYE CONTACT: Flush eyes with large quantities of water. Seek medical attention
immediately.
INGESTION: Ingestion is not a likely route of exposure for Ammonia.
INHALATION: Remove person to fresh air. If not breathing, administer artificial
respiration. If breathing is difficult, administer oxygen. Obtain prompt medical attention.
SKIN CONTACT: Flush affected area with large quantities of water. Remove
contaminated clothing immediately. If liquid comes in contact with skin, remove
contaminated clothing and flush with plenty of lukewarm water for several minutes. Seek
medical attention immediately.
NOTE TO PHYSICIAN: Bronchospasm may be treated with the use of a
bronchodialator such as albuterol and an anticholinergic inhalant such as Atrovent.
Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the
environment)
• Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment), yaitu
bahaya yang ditimbulkan oleh suatu bahan seperti merusak lapisan
ozon (misalnya CFC), persisten di lingkungan (misalnya PCBs),
atau bahan tersebut dapat merusak lingkungan.
• Bahan dan formulasi dengan notasi dangerous for
environment dapat menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela
waktu tertentu pada satu kompartemen lingkungan atau lebih (air,
tanah, udara, tanaman, mikroorganisme) dan menyebabkan
gangguan ekologi.
• Contoh:  tributil timah klorida, tetraklorometan, petroleum bensin
Karsinogenik (carcinogenic)
• Karsinogenik (carcinogenic), yaitu bahan yang dapat
menyebabkan sel kanker.
• Menurut WHO (World Health Organization), 35%
karsinogenik berasal dari makanan dan minuman
yang kita konsumsi sehari-hari, 30%-nya berasal dari
rokok yang anda hisap setiap harinya dan sisanya
dari paparan lingkungan lainnya.
Teratogenik (teratogenic),
• Teratogenik (teratogenic), yaitu bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan dan
pertumbuhan embrio.
• Ada sejumlah bahan yang/diduga bersifat teratogenik pada manusia, antaralain: Radiasi
ion (senjata atom, radioidine, dan terapi radiasi, ketidakseimbangan metabolisme,
misalnya karena konsumsi alkohol selama kehamilan,kretinisme endemic, diabetes,
defisiensi asam folat, hipertermia, fenilketonuria, reumatik dan penyakit jantung bawaan,
Komponen kimia obat dan lingkungan seperti 13-cis-retinoic acid, isotretionin(accutane),
aminopterin, hormone androgenic, busulfan, kaptoril, enalapril, dan sebagainya.
• Kontak dengan komponen teratogenik bisa menyebabkan abnormalitas struktural
yangsangat beragam pada janin, seperti bibir sumbing, langit-langit mulut belah,
dysmelia ,anencephaly dan penyimpangan pada ventricular septal.
• Contoh: Nitrous Oksida (NO), Chloroform (CCl 4), Pyrimethamin, dll
Contoh tetratogen
• Amphetamine
Apabila diberikan pada trimester 1 dan 2 akan menyebabkan defek pada jantung, clept pada bibir,
abnormalitas pada mata dan fetus yang diabsorpsi akan meningkat
• Marihuana
Adalah golongan narkotik yang akan menyebabkan Pin Point Pupil danWith Drawl Symptom.
• Meperidin, Alpharodin, Pentotal, Prometazine
Akan menyebabkan penurunan stimuli visual pada bayi
• Alkohol
Akan menyebabkan kecacatan dan penurunan kemampuan belajar
• Anasthetik Perinhalasi :
Nitrous Oksida (NO) akan menyebabkan hydrocephalus. Chloroform (CCl 4) akan menyebabkan
teratogenik. Eter akan menyebabkan depresi
• Anasthetik Lokal
Menyebabkan depresi bayi yang baru lahir, spasticity dan defisiensi mental.
MSDS kloroform
Identifikasi Bahaya
• Efek Kesehatan Akut : Bahaya jika terjadi kontak dengan
kulit (iritasi), kontak dengan mata (iritasi), terhirup, dan
tertelan
• Efek Kesehatan Kronis: Efek karsinogenik ; efek
mutagenik terhadap sel somatik mamalia dan bakteri) ;
pemaparan dengan prosuk dapat menyebabkan
kerusakan organ yang terpapar.
Informasi Toksikologi

• Efek kronis : Efek karsinogenik, efek mutagenik terhadap sel


somatik mamalia dan bakteri/jamur. Dapat menyebabkan
kerusakan hati, jatung, ginjal
• Efek toksik : Bahaya jika terjadi kontak dengan kulit (iritasi),
tertelan, terhirup,
• Tanda khusus efek kronis : Mempengaruhi material genetik
(kemungkinan mutagen) dan dapat menyebabkan efek
reproduktif (embriotoksisitas dan fetotoksisitas), karsinogenik
(tumorigenik) dan teratogen (berdasar data hewan)
Mutagenik (mutagenic)

• Mutagenik (mutagenic), yaitu bahan yang


menyebabkan perubahan kromosom (merubah
genetika).
• Contoh: etil etan sulfanoat (EES), asam nitrit, hydrogen
peroksida, dll.
Zat kimia yang menyebabkan mutasi
1. DDT (Dichlor Diphenil Trichlorethan)
DDT adalah sejenis pestisida yang dapat menyebabkan mutasi pada
Mammalia seperti tikus dan manusia.
2. Formaldehida
zat kimia yang digunakan sebagai pengawet. Zat kimia ini secara umum
banyak digunakan pada berbagai industri seperti industri tekstil, kertas,
dan pupuk. Pada industri tekstil berfungsi sebagai zat anti kusut dan anti
api. Formaldehida juga dapat sobat jumpai pada asap tembakau, asap
kendaraan, asap pada mesin maupun pada buangan pabrik tekstil.
Formaldehida adalah zat yang menyebabkan mutagen pada lalat
Drosophila, Neurospora, dan E. coli.
PENANGANAN DAN PENYIMPANAN
BAHAN-BAHAN KIMIA BERBAHAYA
• Pencampuran
• Pengadukan
• Pemanasan
• Pemindahan

Materi K4 52
Penyimpanan Meliputi
•Penyimpanan bahan baku
•Penyimpanan produk kimia
Pengetahuan dasar untuk menangani
bahan kimia
• Sifat fisika
• Sifat kimia
• Bahaya dan akibatnya
PENANGANAN BAHAN KIMIA KOROSIF

Cara menghindari bahan kimia masuk jalur kulit:


• Penanganan bahan dengan memakai sarung tangan atau
gloves, pelindung muka dan badan.
PENANGANAN BAHAN KIMIA BERACUN

Cara menghindari bahan kimia masuk jalur pernapasan :


• Penanganan dalam ruang khusus atau lemari asam.
• Bekerja dengan arah angin dari pekerja ke sumber emisi.
• Ruang kerja berventilasi.
• Memakai alat pelindung masker atau respirator yang
tepat.
Menghindari bahan kimia agar tidak
tertelan
• Tidak makan, minum dan merokok dalam ruang kerja.
• Tidak menyimpan makanan dan minuman berdekatan
dengan bahan beracun atau korosif.
Sumber panas berbahaya karena panas dapat menginisiasi terjadinya
kebakaran yaitu mengaktifkan oksigen ( membuat oksigen jadi radikal
sehingga reaktif)

Air/uap air bahaya karena air dapat diserap oleh bahan-bahan kimia
dimana reaksi penyerapan atau hidrasi bersifat eksotermis atau
menghasilkan panas, selanjutnya panas tersebut akan menginisiasi dan
atau dapat mempercepat reaksi.
Bahaya karena : bila terjadi interaksi antara bahan dan wadah sehingga
wadah dapat mengalami kerusakan yang akhirnya akan terjadi interaksi
antar bahan yang satu dengan yang lain, interaksi dapat menimbulkan
bahaya.
Bahaya yang mungkin: senyawa beracun atau bahan mudah terbakar.
Contoh Bahan: bahan kimia sangat korosif: asam sulfat, asam klorida,
asam asetat, Natrium hidroksida. Upaya yang dilakukan: Pilih wadah
yang tepat.
• Zat oksidator dengan reduktor dapat menimbulkan
ledakan dan kebakaran.
• Asam dengan garam dapat menimbulkan gas beracun.
• Evaporate vapour point, boiling point, flash point
PENYIMPANAN BAHAN KIMIA
Penyimpanan bahan kimia tergantung pada beberapa faktor.
Bukan pada biaya dan ruang yang ada.
Biasanya, bahan kimia diletakkan ditempat sebagai berikut:
1. Dingin
2. Kering
3. Ventilasi baik
4. Memiliki sitem drainase yang baik

Materi K4 69
• Penyimpanan kontainer bahan kimia maksimum 3 drum
• Sistem yang digunakan adalah First In – First Out. Sehingga
dapat membatasi korosi yang terjaid diwadah atau menaikkan
tekanan drum akibat tingginya jumlah yang disimpan
• Bahan kimia tidak boleh diletakkan di lantai atau lapang terbuka
• Penyimpanan bahan kimia harus mengantisipasi terjadinya
kebocoran. Tingkat pengaman TRIETERY CONTAINMENT.
Tingkat pertama adalh tempat bahan kimia berbentuk drum besar,
kecil atau botol.
• Tingkat kedua adalah secondary containment. Dudukan drum
dudukan drum yang memiliki tempat unutk menampung
kebocoran bahan mmia dan tempat tersebut dapat dikeringkan
melalu kranyang trdapat di dudukan tersebut.
Materi K4 70
•Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1975 Tentang Keselamatan Kerja terhadap radiasi
•Peraturan pemerintah No. 12 Tahun 1975 Tentang izin Pemakaian Zat Radioaktif dan atau Sumber Radiasi lainnya
•Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 1975 Tentang Pengangkutan Zat Radioaktif

Anda mungkin juga menyukai