1
Elvin A. Herlambang
2
Vanda D. Doda
2
Helina I. S. Wungouw
1
Kandidat Skripsi Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: elvinherlambang@gmail.com
Musculoskeletal disorders (MSDs) dan telah diakui oleh United Nation dan
merupakan penyebab utama terjadinya World Health Organization (WHO). Di
sakit yang berhubungan dengan pekerjaan. Amerika Serikat, survei pada tahun 2012
MSDs menjadi beban biaya bagi individu, dari Annual Survey of Occupational
industri dan masyarakat di banyak negara Injuries and Illnesses, yang dilakukan oleh
43
Herlambang, Doda, Wungow: Faktor risiko yang berhubungan dengan nyeri ...
biro statistik tenaga kerja menemukan dirasakan nyeri oleh responden terjadi pada
bahwa MSDs mengakibatkan lebih dari 1/3 punggung bawah (63,8%) diikuti oleh bahu
dari semua cedera dan penyakit yang (45,4%), leher (42,1%), kaki (40,0%),
disebabkan oleh pekerjaan dan pergelangan tangan (16,2%), dan sendi siku
mengakibatkan ketidak hadiran untuk (10,0%).4,5
bekerja dan pengeluaran biaya yang tinggi Berdiri lama di tempat kerja berkaitan
untuk pengobatan. Di negara bagian dengan rasa nyeri pada ekstremitas inferior.
Australia Selatan, MSDs adalah bentuk Data dari survei kesehatan sosial Quebec
paling umum dari penyakit akibat kerja. menyatakan nyeri yang terjadi di pinggul,
Asuransi untuk kompensasi kerja akibat lutut, pergelangan kaki dan kaki selama 12
MSDs terhitung lebih dari 50% dari semua bulan dapat menyebabkan terganggunya
klaim yang ada.1 kegiatan sehari-hari. Survei tersebut
Meskipun MSDs umum di seluruh menunjukan perempuan memiliki
dunia, sedikit yang diketahui tentang prevalensi yang lebih tinggi daripada laki-
prevalensi yang terjadi pada penduduk laki.6
yang bekerja dan kaitannya dengan jenis Menurut Puslitbang Biomedis dan
kelamin, usia, dan pekerjaan. Pada Farmasi, Badan Penelitian dan
penelitian yang dilakukan oleh Baiduri Pengembangan Kesehatan, Departemen
Widnarko di Selandia Baru pada 3003 pria Kesehatan RI tahun 2008 Gangguan
dan wanita yang dipilih secara muskuloskeletal merupakan salah satu
acak,didapatkan prevalensi yang penyakit dengan tingkat yang tinggi di
mengalami MSDs sebagai berikut, 92% Indonesia. Gangguan muskuloskeletal
terjadi pada ekstremitas atas, 54% pada merupakan gangguan yang terjadi pada
punggung bagian bawah, 43% pada leher tubuh manusia akibat dari kegiatan tubuh
dan sebanyak 42% terjadi di bahu. Pada dilakukan selama bergerak terlalu
penelitian yang sama didapatkan prevalensi menerima beban berat yang dapat
MSDs pada perempuan lebih banyak terjadi menyebabkan kelelahan otot. Gangguan
pada leher, bahu, pergelangan tangan, muskuloskeletal ini terjadi pada bagian
punggung atas dan pinggul. Sementara tubuh otot dan tulang yang mengalami
gejala MSDs pada laki-laki lebih sering penurunan sistem gerak. Seseorang yang
dirasakan pada siku, punggung dan lutut.2 melakukan pekerjaan yang kurang
Di Indonesia prevalensi MSDs tidak ergonomis dapat mengalami gangguan
diketahui dengan pasti, namun data dari muskuloskeletal pada tubuhnya.7
Dinas Kesehatan DKI Jakarta tahun 2006 MSDs merupakan hasil dari interaksi
didapatkan prevalensi yang mengalami antara orang yang terkena dan sejumlah
MSDs sebesar 66,9% dari 1.645 responden faktor risiko termasuk yang pribadi, fisik
terutama pada kelompok umur di atas 45 dan psikososial yang di alami. Faktor risiko
tahun. Dari hal tersebut, tampak bahwa yang paling menonjol pada guru meliputi
gangguan muskuloskeletal sudah jenis kelamin, usia, jam kerja mingguan,
merupakan salah satu masalah kesehatan masa kerja dan postur tubuh yang tidak
masyarakat yang cukup serius.3 baik.7
Pada profesi guru MSDs merupakan
masalah kesehatan yang umum, hal ini METODE PENELITIAN
dapat dilihat dari prevalensi yang tinggi Metode penelitian yang di gunakan
untuk MSDs pada guru. Survey di Australia adalah penelitian deskriptif dalam bentuk
mengemukakan bahwa prevalensi MSDs survey lapangan dengan desain cross
yang terjadi pada guru berkisar antara 39% sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada
sampai 95%. Sebuah penelitian di Arab bulan Oktober sampai Desember 2015 dan
Saudi tentang MSDs pada guru dilaksanakan di sekolah-sekolah dasar di
menunjukan prevalensi sebanyak 79,17%. kecamatan Tuminting. Populasi dalam
Pada penelitian tersebut bagian tubuh yang penelitian ini adalah guru sekolah dasar di
44
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016
kecamatan Tuminting yang berjumlah 360 dan pada kuesioner nyeri dibagi menjadi 4
orang dan sampel pada penelitian ini adalah kategori yaitu tidak pernah, satu atau dua
seluruh jumlah populasi sebanyak 360 kali, kadang-kadang dan sering atau selalu.
orang yang termasuk dala kriteria inklusi
Kriteria inklusi seperti guru laki-laki dan HASIL PENELITIAN
perempuan yang setuju menjadi subjek Responden penelitian ini adalah guru
penelitian, sudah menjadi guru sekolah sekolah dasar di kecamatan Tuminting.
dasar sekurang-kurangnya 12 bulan dan Dimana kuesioner yang dibagikan
bukan merupakan kepala sekolah atau guru sebanyak 360 dan yang kembali sebanyak
olahraga. 301 kuesioner . Dari 301 kuesioner yang
Definisi operasional faktor risiko pada kembali, sebanyak 282 kuesioner yang
penelitan ini adalah variabel yang terkait memenuhi kriteria inklusi. Kuesioner
dengan peningkatan suatu risiko kejadian digunakan untuk mengetahui faktor risiko
dalam hal ini nyeri ekstremitas inferior yang ada sekaligus nyeri yang dialami oleh
pada guru. Faktor risiko pada penelitian ini responden
meliputi, faktor risiko individu yaitu jenis Analisis bivariat yang digunakan pada
kelamin, usia, pengalaman mengajar, status penelitan ini adalah uji Chi square (X2).
gizi. Pembagian status gizi pada kuesioner Ada tidaknya hubungan antara faktor risiko
ini berdasarkan Indeks Masa Tubuh (IMT), dengan kejadian nyeri ekstremitas inferior
jika nilai IMT <18,5 maka dikategorikan pada responden ditunjukkan dengan nilai p
kurang, nilai IMT 18,5-25,0 dikategorikan <0,05.
normal dan nilai IMT >25,0 dikategorikan
lebih. Faktor fisik meliputi postur tubuh Hubungan fakor individu dengan nyeri
(berdiri, duduk, membungkuk), jam kerja ekstremitas inferior pada guru sekolah
dan kegiatan saat waktu senggang. dasar di kecamatan Tuminting
Faktor psikososial pada kuesioner ini
meliputi kecemasan terhadap pekerjaan, Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa
beban kerja yang tinggi, hubungan dengan faktor individu yang berhubungan
rekan kerja, stres kerja yang tinggi, signifikan dengan nyeri ekstremktas
kepuasan kerja yang rendah, perilaku inferior adalah jenis kelamin (p<0,05)
pimpinan dan kepuasan terhadap gaji. sedangkan faktor individu seperti umur,
Pilihan jawaban pada kuesioner bagian lama menjadi guru, kelas, pemberian
psikososial terdapat 4 pilihan jawaban yang kegiatan ekstrakulikuler dan merokok tidak
di kategorikan menjadi 2 kategori yaitu berhubungan signifikan (p>0,05).
setuju dengan sangat setuju dikategorikan Pada Tabel 5 tidak ada faktor fisik
menjadi “setuju” serta tidak setuju dengan yang berhubungan signifikan dengan nyeri
sangat tidak setuju dikategorikan menjadi ekstremitas inferior selama 7 hari terakhir
“tidak setuju”. pada guru sekolah dasar di Kecamatan
Pada penelitian ini yang dimaksud Tuminting (P>0,05).
dengan nyeri ekstremitas inferior yaitu Pada Tabel 6 faktor psikosial yang
pengalaman emosional yang dirasa tidak berhubungan signifikan dengan nyeri
menyenangkan seperti rasa sakit, nyeri atau ekstremitas inferior selama 7 hari terakhir
rasa tidak nyaman yang bersifat subjektif pada guru sekolah dasar di kecamatan
yang terjadi pada bagian paha, lutut, betis, Tuminting adalah responden merasa selama
pergelangan kaki dan kaki (dinilai beberapa tahun terakhir, pekerjaan semakin
meggunakan self-reportedquestioner dari lama semakin banyak (P=0,040) sedangkan
responden). Kuesioner Nordic Body Map faktor psikososial lain tidak berhubungan
digunakan untuk mengetahui di bagian signifikan (p>0,05).
tubuh mana saja yang mengalami nyeri,
45
Herlambang, Doda, Wungow: Faktor risiko yang berhubungan dengan nyeri ...
Hubungan faktor fisik dengan nyeri ekstremitas inferior pada guru sekolah dasar di
Kecamatan Tuminting
46
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016
2. Duduk (menit/hari)
1-30 3 9 26 28 66 0,823
30-60 7 7 38 33 85
>60 7 16 51 57 131
3. Membungkuk (menit/hari)
0 4 14 37 44 99 0,681
1-30 10 14 60 62 146
>30 3 4 18 12 37
4. Membungkuk dan memutar
punggung (menit/hari)
0 11 17 50 64 142 0,519
1-30 5 13 58 50 126
>30 1 2 7 4 14
5. Posisi tangan di bawah lutut
membungkuk lebih dari 30
menit/hari
Hampir tidak pernah 14 18 66 65 163 0,445
1-3 hari/bulan 2 9 17 21 49
Satu hari per minggu 0 2 16 16 34
2-4 hari/minggu 1 2 5 4 12
Setiap hari kerja 0 1 11 12 24
6. Aktivitas selama bekerja 7
hari terakhir
Pekerjaan beridiri 8 12 36 48 104 0,208
Pekerjaan duduk 4 8 21 16 49
Pekerjaan ringan 4 10 51 38 103
Pekerjaan agak berat 1 2 7 16 26
7. Aktivitas diwaktu senggang
selama 7 hari terakhir
Bersantai dengan duduk 10 17 71 90 188 0,095
Latihan fisik secukupnya 3 6 15 15 39
Latihan fisik secukupnya 2 7 21 12 42
dan teratur
Latihan fisik secara 2 2 8 1 13
teratur dan berolahraga
Note *significant
Hubungan faktor psikososial dengan nyeri ekstremitas inferior pada guru sekolah
dasar di kecamatan Tuminting
48
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016
Dalam kasus dimana guru dengan usia selama berkerja pada penelitian yang telah
muda mengeluhkan gejala MSDs. Hal ini dilakukan penulis seacara statistik tidak
mungkuin dikarenakan bahwa guru muda berhubungan dengan nyeri ekstremitas
menghadapi tuntutan pekerjaan yang lebih inferior. Sedangkan pada penelitian lain
besar, melakukan lebih banyak kegiatan yang dilakukan oleh Ebtesam pada guru di
dan lebih banyak mengerjakan tugas Kairo bahwa seperti berjalan di ruang kelas
pekerjaan sehingga terkena faktor risiko dan gerakan mengangkat yang di ulang
yang lebih.15 Alasan mengapa terdapat berhubungan signifikan dengan MSDs pada
studi yang menunjukan prevalensi MSDs guru, sedangkan posisi tangan saat menulis
terjadi lebih tinggi pada para guru yang di papan tulis, duduk dan berdiri
lebih tua dikarenakan pertambahan usia berhubungan dengan nyeri bahu.17
menyebabkan terjadinya penurunan Sedangkan penelitian dari Durmus pada
bertahap dalam massa otot, dan pada guru di Turkey bahwa mengangkat beban
mereka yang berusia lebih tua terjadi berat berhubungan dengan nyeri pada bahu,
kehilangan elastisitas jaringan ikat dan punggung dan siku.10 Pada penelitian dari
penipisan tulang rawan antara sendi. Selain Yue P di Cina, duduk lama dan postur yang
itu dengan bertambahnya usia proses statis dikaitkan dengan nyeri leher, bahu
penyembuhan jaringan menjadi turun dan punggung bawah.
sementara tubuh secara bersamaan Faktor aktivitas selama waktu
mengalami akumulasi kerusakan jaringan senggang seperti bersantai dengan duduk,
lunak.8,9 latihan fisik secukupnya, latihan fisik
Faktor risiko lama menjalani profesi teratur dan berolahraga pada penelitian
guru pada penelitian ini terbukti secara yang penulis lakukan secara hasil statistik
statistik tidak berhubungan dengan nyeri tidak berhubungan dengan nyeri
ekstremitas inferior pada guru. Temuan ini ekstremitas inferior. Sedangkan pada
tidak sesuai dengan survey yang dilakukan penelitian yang dilakukan oleh Yue P di
Taylor di Inggris bahwa guru yang Cina bahwa latihan fisik selama 7 jam atau
mengajar 5 tahun atau kurang sudah lebih dalam seminggu ditemukan memiliki
mengeluhkan kejadian MSDs begitu pula peran protektif terhadap kejadian nyeri
guru yang sudah mengajar selama 20 tahun leher dan bahu.11 Sedangkan penelitian
atau lebih juga mengeluhkan MSDs.16 oleh Ferdi pada guru di Turkey ditemukan
Status gizi pada penelitian ini seacara bahwa latihan fisik secara teratur menjadi
hasil statistik tidak memiliki hubungan faktor protektif untuk nyeri punggung
yang bermakna dengan nyeri ekstremitas bawah, leher dan ektstremitas atas.
inferior. Pada penelitian lain yang di Pelatihan ketahanan seperti berjalan,
lakukan oleh Yue P pada guru di Cina berenang, bersepeda atau latihan aerobik
bahwa status gizi secara statistik tidak dapat membantu mencegah nyeri punggung
memiliki hubungan dengan nyeri leher dan bawah.18
tidak berhubungan juga dengan nyeri Pada penelitian ini faktor risiko
punggung tetapi pada penelitian ini tidak psikosial dimana responden merasakan
di jelaskan tentang hubungan status gizi selama beberapa tahun terakhir
dengan nyeri ekstremitas inferior.11 pekerjaannya semakin lama semakin
Sedangkan pada penelitian yang dilakukan banyak berhubungan signifikan dengan
oleh Ebtesam pada guru di Kairo nyeri pada ekstremitas inferior. Sedangkan
menunjukan bahwa status gizi berhubungan dalam sebuah penelitian di Cina yang
signifikan dengan MSDs pada punggung.17 dilakukan oleh Chiu TT dukungan dari
Faktor risiko pajanan fisik seperti lama rekan kerja yang rendah, kecemasan tinggi,
berdiri, duduk, posisi tangan di atas bahu, dan beban kerja yang tinggi secara
membungkuk dan memutar punggung, signifikan terkait dengan nyeri leher dan
posisi tangan di bawah lutut membungkuk ektremitas atas.19 Selain itu penelitian yang
lebih dari 30 menit per hari dan aktivitas dilakukan oleh Beyen pada guru di Gondar
50
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016
51
Herlambang, Doda, Wungow: Faktor risiko yang berhubungan dengan nyeri ...
52