ABSTRAK
Generalazied Anxiety Disorder (GAD) sering terjadi pada mahasiswa tingkat akhir akibat dari stres
yang dirasakan. Apabila tidak teratasi maka berdampak pada kondisi fisik, mental, emosional dan
sosial mahasiswa selama proses penyusunan tugas akhir. Tujuan penelitian bertujuan untuk
mengetahui hubungan tingkat stres dengan kejadian GAD pada mahasiswa tingkat akhir. Metode
penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasional, dengan pendekatan
cross sectional. Teknik pengambilan sampel yaitu total sampling (n=106) responden dengan uji
spearman. Hasil menunjukkan terdapat hubungan antara tingkat stres dengan kejadian GAD pada
mahasiswa tingkat akhir dengan memperoleh nilai r koefisien 0,535 yang menunjukkan korelasi
hubungan kuat dan nilai p=0,000 < 0,05. Dengan demikian bahwa terdapat hubungan signifikan antara
tingkat stres dengan kejadian Generalized Anxiety Disorder (GAD) pada mahasiswa tingkat akhir.
Kata kunci: generalized anxiety disorder; mahasiswa tingkat akhir; tingkat stres
ABSTRACT
Generalized Anxiety Disorder (GAD) often occurs in late year students as a result of the stress they
feel. If it is not resolved, it will have an impact on the physical, mental, emotional and social
conditions of students during the process of writing their final project. The purpose of this study was
to determine the relationship between stress levels and the incidence of GAD in final year students.
This study is a quantitative study using a descriptive correlational design, with a cross-sectional
approach. The sampling technique was total sampling (n=106) with spearman test. There is a
significant relationship between stress levels and the incidence of GAD in final year students by
obtaining an r coefficient of 0,535 which indicates a strong correlation p=0.000, which indicates that
this value is smaller than the significance value α < 0,05. There is a significant relationship between
stress levels and the incidence of Generalized Anxiety Disorder (GAD) in final year students.
399
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Volume 9 No 2 Hal 399 - 408, Mei 2021, e-ISSN 2655-8106, p-ISSN2338-2090
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
depresi (Wahyudi et al., 2017). Berbagai 46 tahun 2017 tentang pendidikan khusus
jenis kecemasan bisa saja berubah menjadi dan layanan khusus di perguruan tinggi
gejala depresi dan gangguan kesehatan menyatakan bahwa “Lembaga pendidikan
mental yang fatal dikarenakan banyak perlu mengupayakan layanan kesehatan
penderita yang tidak segera melakukan jiwa dan memperluas akses dan
pencegahan (Syarif, 2019) meningkatkan mutu layanan khusus bagi
mahasiswa yang memiliki tingkat kesulitan
Menurut World Health Organization dalam mengikuti proses pembelajaran
(WHO) penderita gangguan kecemasan karena keterbatasan fisik, emosional, dan
sebanyak 264 juta jiwa dan menempati mental. Yaitu dengan memberikan layanan
peringkat keenam penyebab masalah konseling dengan tindakan preventif,
kejiwaaan yang dianggap sebagai indikasi kuratif dan promotif”. Salah satu
utama insiden bunuh diri (WHO, 2017). perguruan tinggi yang telah memiliki
Presentase penderita GAD di Amerika layanan konseling adalah Universitas
Serikat pada kelompok usia 18 tahun ke Indonesia (UI), yang dinamakan layanan
atas tercatat 2,9% dan lebih banyak konseling klinik Makara dengan program
diderita pada wanita sebesar 7,78% Peer Conselor and Health Educated
sedangkan pada laki-laki sebesar 4,6% (PCHE). Di dalam PCHE ini terdapat
(Locke & Shultz, 2015). Hal tersebut mahasiswa yang diseleksi sesuai kriteria
sejalan dengan hasil penelitian dari sebagai Peer Conselor untuk menjadi
Singapore Mental Health Study konselor sebaya dan pendidikan kesehatan
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan melalui tindakan preventif dan promotif.
kejadian GAD di Singapura pada Kelompok ini bertugas untuk
kelompok usia 18-34 tahun tercatat di mengidentifikasi mahasiswa yang
tahun 2010 yaitu sebesar 1,2% menjadi memiliki masalah kesehatan mental. Tidak
2,2% ditahun 2016 dan didapati bahwa hanya itu, mahasiswa yang telah menjadi
prevalensi GAD di kalangan mahasiswa peer counselor juga bertugas untuk
sebesar 2,0% (Chang et al., 2019). Di mempromosikan keberadaan pelayanan
Indonesia sendiri, berdasarkan hasil konseling terutama pada mahasiswa (Jati et
penelitian Global School-Based Students al., 2019) Dengan demikian layanan
Health Survey (GSHS) mencatat bahwa kesehatan mental berupa layanan konseling
dari 11.142 jumlah responden remaja mahasiswa harus menjadi prioritas institusi
Indonesia didapatkan 40,75% mengalami pendidikan sebagai upaya pencegahan
kecemasan, 60,17% mengalami gejala sedini mungkin untuk mencegah terjadinya
mental emosional dan 7,33% mengalami gangguan kecemasan terlebih khusus kasus
kejadian bunuh diri (WHO, 2015). GAD.
Sehingga dapat disimpulkan, adanya
kecemasan yang berlebihan pada periode Berdasarkan survei yang dilakukan di
tertentu dapat memicu terjadinya tempat penelitian, ditemukan data bahwa
Generalized Anxiety Disorder (GAD) yang terdapat mahasiswa yang mengalami stres
harus diwaspadai oleh setiap individu berkaitan dengan penyelesaian tuga akhir.
terlebih khusus pada kalangan mahasiswa. Hal ini ditandai dengan munculnya gejala
kecemasan misalnya, susah tidur, gelisah,
Berbagai upaya melalui program dan cemas berlebihan bila akan bertemu dosen
kebijakan telah dilakukan oleh pemerintah pembimbing, mengeluhkan khawatir tidak
untuk mencegah masalah gangguan mampu menyelesaikan tugas akhir
emosional pada mahasiswa. Menurut dikarenakan susah menemukan jurnal yang
Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan cocok, berkali-kali judul ditolak dosen
Pendidikan Tinggi Republik Indonesia No. pembimbing, susah makan atau makan
400
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Volume 9 No 2 Hal 399 - 408, Mei 2021, e-ISSN 2655-8106, p-ISSN2338-2090
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
401
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Volume 9 No 2 Hal 399 - 408, Mei 2021, e-ISSN 2655-8106, p-ISSN2338-2090
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
responden terbanyak dengan jumlah 90 paling sedikit tingkat stres ringan sebanyak
responden (84,9%), sedangkan yang paling 14 responden (13,2%).
sedikit yaitu tahun masuk/angkatan 2014 Tabel 2 gambaran kejadian GAD yang
yaitu sebanyak 1 responden (0,9%). dialami mahasiswa tingkat akhir,
didapatkan hasil yaitu sebagian besar
Tabel 2 gambaran tingkat stres yang responden menunjukkan kejadian GAD
dialami responden, didapatkan data bahwa pada kategori sedang sebanyak 50
paling banyak responden mengalami responden (47,2%), kemudian diikuti oleh
tingkat stres sedang yaitu 67 responden kejadian GAD kategori ringan sebanyak 42
(63,2%), diikuti oleh tingkat stres berat responden (39,6%), dan yang paling
sebanyak 25 responden (23,6%), dan yang sedikit adalah kejadian GAD kategori berat
sebanyak 14 responden (13,2%).
Tabel 1.
Karakteristik Responden (n =106)
Karakteristik f %
Usia
20 Tahun 7 6,6
21 Tahun 53 50,0
22 Tahun 31 29,2
23 Tahun 12 11,3
24 Tahun 2 1,9
25 Tahun 1 0,9
Jenis Kelamin
Laki-laki 12 11,3
Perempuan 94 88,7
Tahun Masuk/ Angkatan
2016 90 84,9
2015 13 12,3
2014 1 0,9
2013 2 1,9
Tabel 2.
Gambaran Tingkat Stres Responden (n = 106)
Tingkat Stres f %
Berat 25 23,6
Sedang 67 63,2
Ringan 14 13,2
402
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Volume 9 No 2 Hal 399 - 408, Mei 2021, e-ISSN 2655-8106, p-ISSN2338-2090
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
Tabel 4.
Hubungan Tingkat Stres dengan Kejadian GAD pada Mahasiswa Tingkat
(n = 106)
Kejadian GAD Total r koefisien p value
Tingkat
Berat Sedang Ringan
Stres
f % f % f % f %
Berat 9 8,5 14 11,8 2 1,9 25 23,6
Sedang 5 4,7 35 33,0 27 25,5 67 63,2 0, 535 0,00
Ringan 0 0,0 1 0,9 13 12,3 14 13,2
Tabel 4 pada hasil analisis untuk melihat masa depannya (Ambarwati et al., 2019).
hubungan tingkat stres dengan kejadian Sehingga dalam hal ini menyelesaikan
GAD menunjukkan hasil terbanyak yaitu pendidikan di perguruan tunggi merupakan
tingkat stres sedang dengan kejadian GAD kewajiban bagi dewasa muda agar
sedang sebanyak 35 responden (33%) memiliki bekal dalam berkarir.
sedangkan yang paling sedikit adalah
tingkat stres ringan dengan kejadian GAD Ditinjau dari karakterisik jenis kelamin,
sedang sebanyak 1 responden (0,9%). pada hasil penelitian ini rata-rata
Hasil uji statistik non parametik yaitu uji mahasiswa lebih banyak didominasi
korelasi spearmans memperoleh nilai r dengan mahasiswa perempuan sebanyak
koefisien = 0,535 yang berarti terdapat 94 responden (88,7%) sedangkan
korelasi yang kuat dan nilai p value = 0,00 mahasiswa laki-laki didominasi lebih
dimana nilai ini menunjukkan lebih kecil sedikit hanya 12 responden (11,3%). Hal
dari nilai signifikansi α < 0,05. Sehingga ini terjadi dikarenakan adanya persepsi di
H0 ditolak dan H1 diterima, yang artinya masyarakat bahwa berprofesi sebagai
bahwa adanya hubungan yang signifikan perawat hanya diperuntukkan bagi
dengan korelasi hubungan kuat antara perempuan saja. Anggapan perawat dalah
tingkat stres dengan kejadian GAD profesi yang digeluti oleh jenis kelamin
(Generalized Anxiety Disorder) pada perempuan dan laki-laki yang terlihat
mahasiswa tingkat akhir feminism yang kemudian membuat laki-
laki merasa cemas, dan kurang percaya diri
PEMBAHASAN untuk memilih profesi perawat (Aulia &
Karakteristik Responden Panjaitan, 2019).
Berdasarkan karakteristik kategori usia
pada hasil penelitian ini didapatkan Berdasarkan karakteristik tahun masuk/
sebagian besar responden dengan usia 21 angkatan pada hasil penelitian ini
tahun sebanyak 53 responden (50,0%), didapatkan sebagian besar lebih banyak
sedangkan yang paling sedikit responden mahasiswa angkatan 2016 berjumlah 90
dengan usia 25 tahun sebanyak 1 responden (84,9%) sedangkan sebagian
responden (0,9%). Hal ini dikarenakan kecil mahasiswa angkatan 2014 berjumlah
kebanyakkan mahasiswa tingkat akhir 1 responden (0,9%). Pada umumnya waktu
berada pada kateogori dewasa awal, untuk menyelesaikan studi S1 di Fakultas
dimana usia 21 tahun merupakan masa Keperawatan, Universitas Katolik De La
peralihan dari remaja ke dewasa awal. Salle Manado selama 4 tahun sehingga
Rata-rata usia responden dengan rentang rata-rata mahasiswa tingkat akhir yang
usia 21-23 tahun, pada masa ini mahasiswa akan menyelesaikan studinya pada tahun
mulai dibebankan dengan tanggung jawab 2020 merupakan tahun masuk angkatan
untuk menentukan karir serta kehidupan 2016, dan yang paling sedikit angkatan
403
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Volume 9 No 2 Hal 399 - 408, Mei 2021, e-ISSN 2655-8106, p-ISSN2338-2090
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
404
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Volume 9 No 2 Hal 399 - 408, Mei 2021, e-ISSN 2655-8106, p-ISSN2338-2090
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
menerus yang tidak dapat dikontrol, sering ditolak dan H1 diterima. Hal ini
merasa cemasa dan tegang, menjadi mudah menyatakan bahwa adanya hubungan yang
marah dan tersinggung, sering merasa signifikan dengan hubungan korelasi kuat
gelisah dan tidak bisa tenang, serta sering antara tingkat stres dengan kejadian
merasa takut jika tidak dapat Generalized Anxiety Disorder (GAD) pada
menyelesaikan skripsi sesuai target yang Mahasiswa Tingkat Akhir di Fakultas
ditentukan. Hal inilah dapat memicu Keperawatan, Universitas Katolik De La
mahasiswa mengalami gangguan Salle Manado. individu dengan GAD
kecemasan yang berlebihan. Kecemasan seringkali berkaitan dengan stres yang
terjadi karena mahasiswa tingkat akhir dapat menimbulkan distress ataupun
sering merasa khawatir dengan banyak hal eustress (Artifasari, 2020). Sehingga dari
yang sulit untuk dikontrol dalam penelitian ini disimpulkan bahwa tingkat
menghadapi ujian skripsi, dikarena stres dapat mempengaruhi terjadinya
mahasiswa tingkat akhir belum pernah kejadian GAD pada mahasiswa tingkat
menghadapi ujian skripsi sebelumnya akhir.
sehingga yang mana sumber ketakutan
tersebut menjadi penyebab timbulnya Hasil penelitian mahasiswa yang
kecemasan (Habibullah et al., 2019). mengalami kejadian GAD sedang
menyatakan bahwa sebagian besar
Asumsi lain dari peneliti berdasarkan hasil responden menerapkan nilai-nilai
yang diperoleh pada umumnya mahasiswa spiritualitas lasallian sebagai respon
berjenis kelamin perempuan dengan 21 adaptif dalam strategi koping yaitu nilai
tahun. Perempuan lebih rentan mengalami keimanan (faith), pelayanan (service) dan
kejadian kecemasan dibandingkan laki- komunitas (communion) seperti
laki, hal ini terjadi karena perempuan lebih mengawali dan mengakhiri setiap aktifitas
peka terhadap emosi termasuk perasaan dan kegiatan dengan doa dan sikap saling
cemas (Anissa et al., 2018). Kemudian tolong menolong antara lasallian nurse
pada karakteristik usia responden, tanpa membedakan agama suka dan ras,
didominasi oleh usia 19-22 tahun yang Hal inilah yang menjadi sistem pendorong
lebih rentan mengalami kecemasan, karena yang kuat bagi mahasiswa karena adanya
pada usia ini merupakan masa peralihan support system di dalam komunitas
dari remaja ke dewasa awal dalam proses kampus khususnya dalam penyelesaian
kematangan emosional, pengelolaan emosi tugas akhir. Individu yang memiliki
dan perasaaan sehingga hal ini dapat kemampuan adaptasi yang baik dapat
menjadi pencetus terjadinya kecemasan mengatasi kecemasannya dengan baik,
berlebihan. begitupun sebaliknya (Artifasari, 2020).
405
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Volume 9 No 2 Hal 399 - 408, Mei 2021, e-ISSN 2655-8106, p-ISSN2338-2090
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
Hal ini sejalan dengan penelitian pada Anissa, L. M., Suryani, S., & Mirwanti, R.
mahasiswa tingkat akhir di Universitas (2018). Tingkat kecemasan
Mississipi, Amerika Serikat, yang mahasiswa keperawatan dalam
mendapatkan hasil yaitu ada hubungan menghadapi ujian berbasis computer
positif dan siginifikan antara tingkat stres based test. MEDISAINS, 16(2), 67.
dengan gejala kecemasan (Hamblin, 2018). https://doi.org/10.30595/medisains.v
yang menjelaskan bahwa stres pada 16i2.2522
mahasiswa bisa terjadi karena adanya
Artifasari, A. (2020). Hubungan Stresor
kecemasan yang disebabkan oleh respon
Psikososial dengan Tingkat
emosional, tuntutan yang tidak tercapai,
Kecemasan Pada Mahasiswa Tingkat
konflik yang dihadapi sebagai mahasiswa
Akhir Program Studi Akademi
tingkat akhirIndividu yang berada pada
Keperawatan Batari Toja
situasi tertekan dan menegangkan akan
Watampone Yang Akan Menghadapi
mengalami kesulitan dalam manajemen
Ujian Angkatan 2016. Jurnal Ilmiah
kehidupannya, sebab stres akan
Kesehatan Diagnosis, 15(1), 69–73.
memunculkan kecemasan (Ismiati, 2015).
https://doi.org/10.35892/jikd.v15i1.3
Oleh karena itu perlu adanya strategi
32
koping yang efektif untuk membantu
individu dalam beradaptasi dengan Aulia, S., & Panjaitan, R. U. (2019).
keadaan hidup yang menegangkan. Kesejahteraan psikologis dan tingkat
Sehingga dapat disimpulkan bahwa stres pada mahasiswa tingkat akhir.
semakin baik koping dalam manajemen Jurnal Keperawatan Jiwa, 7(2), 127.
stres maka semakin rendah terjadinya https://doi.org/10.26714/jkj.7.2.2019.
GAD pada mahasiswa tingkat akhir. 127-134
406
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Volume 9 No 2 Hal 399 - 408, Mei 2021, e-ISSN 2655-8106, p-ISSN2338-2090
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
407
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Volume 9 No 2 Hal 399 - 408, Mei 2021, e-ISSN 2655-8106, p-ISSN2338-2090
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
408