Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia

Volume 9 No 2 Hal 399 - 408, Mei 2021, e-ISSN 2655-8106, p-ISSN2338-2090


FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

TINGKAT STRES BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GENERALIZED


ANXIETY DISORDER (GAD) PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR
Lamogia Angelin1, Wetik Virgini Syenshie1, Pondaag Ansye Ferlan2
1
Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado, Kairagi I Kombos Manado, Indonesia 95253
2
Fakultas Kedokteran Prodi Ilmu Keperawatan, Universitas Sam Ratulangi Manado, Kampus Unsrat Bahu
Manado, Indonesia 95115
*sywetik@gmail.com

ABSTRAK
Generalazied Anxiety Disorder (GAD) sering terjadi pada mahasiswa tingkat akhir akibat dari stres
yang dirasakan. Apabila tidak teratasi maka berdampak pada kondisi fisik, mental, emosional dan
sosial mahasiswa selama proses penyusunan tugas akhir. Tujuan penelitian bertujuan untuk
mengetahui hubungan tingkat stres dengan kejadian GAD pada mahasiswa tingkat akhir. Metode
penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasional, dengan pendekatan
cross sectional. Teknik pengambilan sampel yaitu total sampling (n=106) responden dengan uji
spearman. Hasil menunjukkan terdapat hubungan antara tingkat stres dengan kejadian GAD pada
mahasiswa tingkat akhir dengan memperoleh nilai r koefisien 0,535 yang menunjukkan korelasi
hubungan kuat dan nilai p=0,000 < 0,05. Dengan demikian bahwa terdapat hubungan signifikan antara
tingkat stres dengan kejadian Generalized Anxiety Disorder (GAD) pada mahasiswa tingkat akhir.

Kata kunci: generalized anxiety disorder; mahasiswa tingkat akhir; tingkat stres

STRESS LEVEL IS RELATED TO GENERALIZED ANXIETY DISORDER (GAD)


EVENTS IN FINAL YEAR STUDENTS

ABSTRACT
Generalized Anxiety Disorder (GAD) often occurs in late year students as a result of the stress they
feel. If it is not resolved, it will have an impact on the physical, mental, emotional and social
conditions of students during the process of writing their final project. The purpose of this study was
to determine the relationship between stress levels and the incidence of GAD in final year students.
This study is a quantitative study using a descriptive correlational design, with a cross-sectional
approach. The sampling technique was total sampling (n=106) with spearman test. There is a
significant relationship between stress levels and the incidence of GAD in final year students by
obtaining an r coefficient of 0,535 which indicates a strong correlation p=0.000, which indicates that
this value is smaller than the significance value α < 0,05. There is a significant relationship between
stress levels and the incidence of Generalized Anxiety Disorder (GAD) in final year students.

Keywords: generalized anxiety disorder; final year students; stress level

PENDAHULUAN tersebut ditunjukkan oleh adanya gejala


Stres merupakan suatu fenomena yang gangguan kecemasan misalnya cemas
yang dapat dialami dan tidak bisa dihindari berlebihan, ketakutan sampai panik
oleh setiap individu termasuk pada sebagai respon dalam ketidakmampuan
mahasiswa. Adapun pengalaman stress melaksanakan tuntutan sebagai mahasiswa
yang dialami berbeda-beda tingkatannya tingkat akhir (Barseli & Ifdil, 2017).
(Stuart, 2013). Stress yang dialami oleh Sejalan dengan itu terdapat pernyataan
mahasiswa tingkat akhir disebabkan oleh yang menyebutkan bahwa stress pada
banyaknya tuntutan eksternal maupun mahasiswa tingkat akhir berdampak pada
tuntutan internal yang dialami pada masa aspek perilaku psikologi kejiwaan dan
penyusunan tuga akhir sehingga gangguan mental emosional, yang disertai
berdampak pada kondisi mental. Hal dengan gangguan kecemasan hingga

399
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Volume 9 No 2 Hal 399 - 408, Mei 2021, e-ISSN 2655-8106, p-ISSN2338-2090
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

depresi (Wahyudi et al., 2017). Berbagai 46 tahun 2017 tentang pendidikan khusus
jenis kecemasan bisa saja berubah menjadi dan layanan khusus di perguruan tinggi
gejala depresi dan gangguan kesehatan menyatakan bahwa “Lembaga pendidikan
mental yang fatal dikarenakan banyak perlu mengupayakan layanan kesehatan
penderita yang tidak segera melakukan jiwa dan memperluas akses dan
pencegahan (Syarif, 2019) meningkatkan mutu layanan khusus bagi
mahasiswa yang memiliki tingkat kesulitan
Menurut World Health Organization dalam mengikuti proses pembelajaran
(WHO) penderita gangguan kecemasan karena keterbatasan fisik, emosional, dan
sebanyak 264 juta jiwa dan menempati mental. Yaitu dengan memberikan layanan
peringkat keenam penyebab masalah konseling dengan tindakan preventif,
kejiwaaan yang dianggap sebagai indikasi kuratif dan promotif”. Salah satu
utama insiden bunuh diri (WHO, 2017). perguruan tinggi yang telah memiliki
Presentase penderita GAD di Amerika layanan konseling adalah Universitas
Serikat pada kelompok usia 18 tahun ke Indonesia (UI), yang dinamakan layanan
atas tercatat 2,9% dan lebih banyak konseling klinik Makara dengan program
diderita pada wanita sebesar 7,78% Peer Conselor and Health Educated
sedangkan pada laki-laki sebesar 4,6% (PCHE). Di dalam PCHE ini terdapat
(Locke & Shultz, 2015). Hal tersebut mahasiswa yang diseleksi sesuai kriteria
sejalan dengan hasil penelitian dari sebagai Peer Conselor untuk menjadi
Singapore Mental Health Study konselor sebaya dan pendidikan kesehatan
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan melalui tindakan preventif dan promotif.
kejadian GAD di Singapura pada Kelompok ini bertugas untuk
kelompok usia 18-34 tahun tercatat di mengidentifikasi mahasiswa yang
tahun 2010 yaitu sebesar 1,2% menjadi memiliki masalah kesehatan mental. Tidak
2,2% ditahun 2016 dan didapati bahwa hanya itu, mahasiswa yang telah menjadi
prevalensi GAD di kalangan mahasiswa peer counselor juga bertugas untuk
sebesar 2,0% (Chang et al., 2019). Di mempromosikan keberadaan pelayanan
Indonesia sendiri, berdasarkan hasil konseling terutama pada mahasiswa (Jati et
penelitian Global School-Based Students al., 2019) Dengan demikian layanan
Health Survey (GSHS) mencatat bahwa kesehatan mental berupa layanan konseling
dari 11.142 jumlah responden remaja mahasiswa harus menjadi prioritas institusi
Indonesia didapatkan 40,75% mengalami pendidikan sebagai upaya pencegahan
kecemasan, 60,17% mengalami gejala sedini mungkin untuk mencegah terjadinya
mental emosional dan 7,33% mengalami gangguan kecemasan terlebih khusus kasus
kejadian bunuh diri (WHO, 2015). GAD.
Sehingga dapat disimpulkan, adanya
kecemasan yang berlebihan pada periode Berdasarkan survei yang dilakukan di
tertentu dapat memicu terjadinya tempat penelitian, ditemukan data bahwa
Generalized Anxiety Disorder (GAD) yang terdapat mahasiswa yang mengalami stres
harus diwaspadai oleh setiap individu berkaitan dengan penyelesaian tuga akhir.
terlebih khusus pada kalangan mahasiswa. Hal ini ditandai dengan munculnya gejala
kecemasan misalnya, susah tidur, gelisah,
Berbagai upaya melalui program dan cemas berlebihan bila akan bertemu dosen
kebijakan telah dilakukan oleh pemerintah pembimbing, mengeluhkan khawatir tidak
untuk mencegah masalah gangguan mampu menyelesaikan tugas akhir
emosional pada mahasiswa. Menurut dikarenakan susah menemukan jurnal yang
Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan cocok, berkali-kali judul ditolak dosen
Pendidikan Tinggi Republik Indonesia No. pembimbing, susah makan atau makan

400
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Volume 9 No 2 Hal 399 - 408, Mei 2021, e-ISSN 2655-8106, p-ISSN2338-2090
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

berlebih karena memikirkan judul dengan tetap memperhatikan etika


penelitian, menjadi kurang bergairah penelitian. Penelitian ini dilaksanakan
karena mengalami stagnansi dalam setelah mendapatkan persetujuan layak etik
penyusunan bab 1 (satu), dan sebagainya. dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan
Hal tersebut pula dapat dilihat dari respon Poltekkes Kemenkes Manado yaitu No.
non-verbal mahasiswa misalnya, raut KEPK.01/06/037/2020.
wajah tidak rileks, tampak lemas,
penampilan kurang rapih seperti biasanya, Instrumen penelitian yang digunakan
tampak ragu-ragu ketika akan bertemu dalam penelitian ini berupa lembar
dosen, dan ada pula yang lebih memilih kuesioner, yang terdiri atas 3 (tiga) bagian;
menghindar untuk bertemu dosen. kuesioner pertama tentang karakteristik
Berdasarkan hal itulah maka variabel ini responden, kuesioner kedua tentang tingkat
dianggap perlu untuk diteliti lebih lanjut stress terdiri dari 20 item pernyataan
dengan pembagian kategorinya menjadi:
Adapun yang menjadi tujuan dalam tingkat stres berat (60-47), tingkat stres
penelitian ini yaitu diketahuinya gambaran sedang (46-34) dan tingkat stres ringan
tingkat stress dan kejadian GAD pada (33-20). Kuesioner ketiga tentang kejadian
mahasiswa tingkat akhir serta diketahuinya Generalized Anxiety Dissorder (GAD)
hubungan tingkat stres dengan kejadian menggunakan instrumen GAD-7 yang
Generalized Anxiety Disorder (GAD). ditemukan oleh Robert L. Spitzer, dkk
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi (2006) terdiri dari 7(tujuh) item pernyataan
sumber informasi yang dapat diajukan bagi dengan interprestasi skornya adalah
pihak terkait tentang masalah gangguan kejadian GAD berat (21-15), kejadian
psikososial yang dialami oleh mahasiswa GAD sedang (14-8) dan kejadian GAD
tingkat akhir sehingga dapat memberikan ringan (skor 0–7). Seluruh kuesioner yang
perhatian khusus bagi masalah yang digunakan dalam penelitian ini telah
dialami mahasiswa serta mengupayakan dilakukan uji validitas dan reliabilitas
adanya bimbingan konseling terhadap dengan nilai uji Alpha Cronbach (α) >
mahasiswa yang memiliki tingkat kesulitan 0,70. Untuk kuesioner tingkat stres = 0,877
selama menyelesaikan proses dan kuesioner GAD-7 = 0,867. Dengan
pembelajaran di Unika De La Salle demikian semua instrumen dinyatakan
Manado. valid dan reliabel untuk digunakan dalam
penelitian ini.
METODE
Penelitian ini menggunakan desain HASIL
penelitian cross sectional yang bertujuan Tabel 1 karakteristik responden, dapat
untuk mengetahui hubungan antara setiap dilihat bahwa berdasarkan tingkat usia,
variabel yaitu hubungan tingkat stres didapatkan data responden dengan usia
dengan kejadian Generalized Anxiety terbanyak adalah 21 tahun dengan jumlah
Disorder (GAD). Populasinya adalah yaitu 53 responden (50,0%) dan yang paling
seluruh mahasiswa tingkat akhir di sedikit yaitu yang berusia 25 tahun dengan
Fakultas Keperawatan Universitas Katolik jumlah 1 responden (0,9%). Untuk
De La Salle Manado berjumlah 106 kategori jenis kelamin, didapatkan hasil
mahasiswa dengan teknik pengambilan bahwa paling banyak berjenis kelamin
sampel yaitu total sampling. Dikarenakan perempuan yaitu 94 responden (88,7%)
penelitian ini dilakukan dalam masa dan laki-laki berjumlah 12 responden
pandemik Covid-19 maka seluruh (11,3%). Sedangkan pada kategori tahun
rangkaian proses pengumpulan data masuk/ angkatan didapatkan hasil tahun
dilakukan menggunakan google form masuk/angkatan 2016 merupakan

401
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Volume 9 No 2 Hal 399 - 408, Mei 2021, e-ISSN 2655-8106, p-ISSN2338-2090
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

responden terbanyak dengan jumlah 90 paling sedikit tingkat stres ringan sebanyak
responden (84,9%), sedangkan yang paling 14 responden (13,2%).
sedikit yaitu tahun masuk/angkatan 2014 Tabel 2 gambaran kejadian GAD yang
yaitu sebanyak 1 responden (0,9%). dialami mahasiswa tingkat akhir,
didapatkan hasil yaitu sebagian besar
Tabel 2 gambaran tingkat stres yang responden menunjukkan kejadian GAD
dialami responden, didapatkan data bahwa pada kategori sedang sebanyak 50
paling banyak responden mengalami responden (47,2%), kemudian diikuti oleh
tingkat stres sedang yaitu 67 responden kejadian GAD kategori ringan sebanyak 42
(63,2%), diikuti oleh tingkat stres berat responden (39,6%), dan yang paling
sebanyak 25 responden (23,6%), dan yang sedikit adalah kejadian GAD kategori berat
sebanyak 14 responden (13,2%).

Tabel 1.
Karakteristik Responden (n =106)
Karakteristik f %
Usia
20 Tahun 7 6,6
21 Tahun 53 50,0
22 Tahun 31 29,2
23 Tahun 12 11,3
24 Tahun 2 1,9
25 Tahun 1 0,9
Jenis Kelamin
Laki-laki 12 11,3
Perempuan 94 88,7
Tahun Masuk/ Angkatan
2016 90 84,9
2015 13 12,3
2014 1 0,9
2013 2 1,9

Tabel 2.
Gambaran Tingkat Stres Responden (n = 106)
Tingkat Stres f %
Berat 25 23,6
Sedang 67 63,2
Ringan 14 13,2

Tabel 2. Gambaran Kejadian Generalized Anxiety Disorder (GAD)


(n = 106)
Kejadian GAD f %
Berat 14 13,2
Sedang 50 47,2
Ringan 42 39,6

402
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Volume 9 No 2 Hal 399 - 408, Mei 2021, e-ISSN 2655-8106, p-ISSN2338-2090
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

Tabel 4.
Hubungan Tingkat Stres dengan Kejadian GAD pada Mahasiswa Tingkat
(n = 106)
Kejadian GAD Total r koefisien p value
Tingkat
Berat Sedang Ringan
Stres
f % f % f % f %
Berat 9 8,5 14 11,8 2 1,9 25 23,6
Sedang 5 4,7 35 33,0 27 25,5 67 63,2 0, 535 0,00
Ringan 0 0,0 1 0,9 13 12,3 14 13,2

Tabel 4 pada hasil analisis untuk melihat masa depannya (Ambarwati et al., 2019).
hubungan tingkat stres dengan kejadian Sehingga dalam hal ini menyelesaikan
GAD menunjukkan hasil terbanyak yaitu pendidikan di perguruan tunggi merupakan
tingkat stres sedang dengan kejadian GAD kewajiban bagi dewasa muda agar
sedang sebanyak 35 responden (33%) memiliki bekal dalam berkarir.
sedangkan yang paling sedikit adalah
tingkat stres ringan dengan kejadian GAD Ditinjau dari karakterisik jenis kelamin,
sedang sebanyak 1 responden (0,9%). pada hasil penelitian ini rata-rata
Hasil uji statistik non parametik yaitu uji mahasiswa lebih banyak didominasi
korelasi spearmans memperoleh nilai r dengan mahasiswa perempuan sebanyak
koefisien = 0,535 yang berarti terdapat 94 responden (88,7%) sedangkan
korelasi yang kuat dan nilai p value = 0,00 mahasiswa laki-laki didominasi lebih
dimana nilai ini menunjukkan lebih kecil sedikit hanya 12 responden (11,3%). Hal
dari nilai signifikansi α < 0,05. Sehingga ini terjadi dikarenakan adanya persepsi di
H0 ditolak dan H1 diterima, yang artinya masyarakat bahwa berprofesi sebagai
bahwa adanya hubungan yang signifikan perawat hanya diperuntukkan bagi
dengan korelasi hubungan kuat antara perempuan saja. Anggapan perawat dalah
tingkat stres dengan kejadian GAD profesi yang digeluti oleh jenis kelamin
(Generalized Anxiety Disorder) pada perempuan dan laki-laki yang terlihat
mahasiswa tingkat akhir feminism yang kemudian membuat laki-
laki merasa cemas, dan kurang percaya diri
PEMBAHASAN untuk memilih profesi perawat (Aulia &
Karakteristik Responden Panjaitan, 2019).
Berdasarkan karakteristik kategori usia
pada hasil penelitian ini didapatkan Berdasarkan karakteristik tahun masuk/
sebagian besar responden dengan usia 21 angkatan pada hasil penelitian ini
tahun sebanyak 53 responden (50,0%), didapatkan sebagian besar lebih banyak
sedangkan yang paling sedikit responden mahasiswa angkatan 2016 berjumlah 90
dengan usia 25 tahun sebanyak 1 responden (84,9%) sedangkan sebagian
responden (0,9%). Hal ini dikarenakan kecil mahasiswa angkatan 2014 berjumlah
kebanyakkan mahasiswa tingkat akhir 1 responden (0,9%). Pada umumnya waktu
berada pada kateogori dewasa awal, untuk menyelesaikan studi S1 di Fakultas
dimana usia 21 tahun merupakan masa Keperawatan, Universitas Katolik De La
peralihan dari remaja ke dewasa awal. Salle Manado selama 4 tahun sehingga
Rata-rata usia responden dengan rentang rata-rata mahasiswa tingkat akhir yang
usia 21-23 tahun, pada masa ini mahasiswa akan menyelesaikan studinya pada tahun
mulai dibebankan dengan tanggung jawab 2020 merupakan tahun masuk angkatan
untuk menentukan karir serta kehidupan 2016, dan yang paling sedikit angkatan

403
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Volume 9 No 2 Hal 399 - 408, Mei 2021, e-ISSN 2655-8106, p-ISSN2338-2090
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

2014 faktor-faktor tersebut dapat


menghambat ketepatan kelulusan seorang Adapun stres bisa terjadi pada siapapun
mahasiswa termasuk pada mahasiswa, stres pada
mahasiswa sendiri bisa disebabkan karena
Gambaran Tingkat Stres ketidakmampuan individu dalam
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melakukan kewajibannya untuk memenuhi
tingkat stres yang dialami mahasiswa setiap tuntutan sebagai seorang mahasiswa
tingkat akhir, paling banyak pada kategori atau karena faktor permasalahan lain
stres sedang (63,2%), diikuti oleh tingkat (Gamayanti et al., 2018). Jadi stress erat
stres berat (23,6%), dan yang paling sedikit terjadi pada mahasiswa tingkat akhir
tingkat stres ringan (13,2%). Stres
akademik adalah suatu tekanan pada Gambaran Kejadian Generalized
bidang akademik maupun non akademik Anxiety Disorder (GAD)
yang dapat beresiko mengalami stres Hasil penelitian menunjukkan bahwa
akademik sehingga dapat mempengaruhi kejadian GAD pada mahasiswa tingkat
motivasi sebagai mahasiswa tingkat akhir akhir, sebagian besar berada pada kategori
(Indriyani & Handayani, 2018). sedang (47,2%), diikuti oleh kejadia GAD
Banyaknya mahasiswa yang mengalami ringan (39,6%) dan kejadian GAD berat
tingkat stres sedang hingga tingkat stres (13,2%). Bila dihubungkan dengan
berat disebabkan karena faktor internal, jawaban responden pada kuesioner maka
dan faktor eksternal selama proses didapatkan data bahwa mahasiswa tingkat
penyusunan tugas akhir. akhir mampu meminimalisir keadaan dan
mampu mengatasi kecemasan dengan cara
Ditinjau dari jawaban kuesioner menanggapi kecemasan sebagai motivasi
responden, terlihat bahwa jumlah stressor untuk terus berjuang dalam menyelesaikan
mahasiswa meningkat dari biasanya karena skripsinya. Hal ini kemudian sejalan
harus membagi fokus antara tugas kuliah dengan hasil penelitian yaitu mahasiswa
lainnya dan tugas akhir. Hal ini lebih banyak mengalami kecemasan
menyebabkan gangguan pola tidur karena sedang 100 responden (76,9%) dan
terus memikirkan skripsi, kurangnya kecemasan ringan sebanyak 30 responden
komunikasi antara dosen pembimbing, (23,1%) dan tidak ada mahasiswa yang
takut menghadapi ujian skripsi, perasaan mengalami kecemasan berat (Thinagar &
malas dan menunda-nunda dalam Westa, 2017). Hal ini dikarenakan
mengerjakan skripsi, pikiran menjadi mahasiswa menganggap kecemasan
kacau karena terus memikirkan skripsi. merupakan sebuah proses yang normal,
Sehingga stres pada mahasiswa tingkat dan memiliki pemahaman yang baik
akhir ini perlu adanya perhatian khusus terhadap kekhawatiran yang dirasakan
untuk meminimalkan dampak negatif stres. sehingga dapat memotivasi mahasiswa
Tingkat stres mahasiswa menjadi lebih dalam menyelesaikan ketakutannya.
berat karena banyaknya tanggung jawab
tidak hanya tugas mata kuliah tetapi juga Pada penelitian ini, terdapat juga
tugas-tugas menyelesaikan tugas akhir, mahasiswa yang mengalami kejadian GAD
sehingga banyak hal yang menjadi kendala berat. Dari hasil jawaban kuesioner tentang
dalam menyelesaikan tugas akhir, hal kejadian GAD, terdapat mahasiswa yang
inilah yang membuat mahasiswa merasa menjawab bahwa kecemasan yang timbul
terbebani dan memicu individu mengalami akibat adanya respon stres dan konflik
stres berat dan menanggapinya dengan yang tidak teratasi, seperti takut
berperilaku negatif (Ambarwati et al., menghadapi ujian skripsi sehingga muncul
2019). rasa takut dan khwatir secara terus-

404
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Volume 9 No 2 Hal 399 - 408, Mei 2021, e-ISSN 2655-8106, p-ISSN2338-2090
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

menerus yang tidak dapat dikontrol, sering ditolak dan H1 diterima. Hal ini
merasa cemasa dan tegang, menjadi mudah menyatakan bahwa adanya hubungan yang
marah dan tersinggung, sering merasa signifikan dengan hubungan korelasi kuat
gelisah dan tidak bisa tenang, serta sering antara tingkat stres dengan kejadian
merasa takut jika tidak dapat Generalized Anxiety Disorder (GAD) pada
menyelesaikan skripsi sesuai target yang Mahasiswa Tingkat Akhir di Fakultas
ditentukan. Hal inilah dapat memicu Keperawatan, Universitas Katolik De La
mahasiswa mengalami gangguan Salle Manado. individu dengan GAD
kecemasan yang berlebihan. Kecemasan seringkali berkaitan dengan stres yang
terjadi karena mahasiswa tingkat akhir dapat menimbulkan distress ataupun
sering merasa khawatir dengan banyak hal eustress (Artifasari, 2020). Sehingga dari
yang sulit untuk dikontrol dalam penelitian ini disimpulkan bahwa tingkat
menghadapi ujian skripsi, dikarena stres dapat mempengaruhi terjadinya
mahasiswa tingkat akhir belum pernah kejadian GAD pada mahasiswa tingkat
menghadapi ujian skripsi sebelumnya akhir.
sehingga yang mana sumber ketakutan
tersebut menjadi penyebab timbulnya Hasil penelitian mahasiswa yang
kecemasan (Habibullah et al., 2019). mengalami kejadian GAD sedang
menyatakan bahwa sebagian besar
Asumsi lain dari peneliti berdasarkan hasil responden menerapkan nilai-nilai
yang diperoleh pada umumnya mahasiswa spiritualitas lasallian sebagai respon
berjenis kelamin perempuan dengan 21 adaptif dalam strategi koping yaitu nilai
tahun. Perempuan lebih rentan mengalami keimanan (faith), pelayanan (service) dan
kejadian kecemasan dibandingkan laki- komunitas (communion) seperti
laki, hal ini terjadi karena perempuan lebih mengawali dan mengakhiri setiap aktifitas
peka terhadap emosi termasuk perasaan dan kegiatan dengan doa dan sikap saling
cemas (Anissa et al., 2018). Kemudian tolong menolong antara lasallian nurse
pada karakteristik usia responden, tanpa membedakan agama suka dan ras,
didominasi oleh usia 19-22 tahun yang Hal inilah yang menjadi sistem pendorong
lebih rentan mengalami kecemasan, karena yang kuat bagi mahasiswa karena adanya
pada usia ini merupakan masa peralihan support system di dalam komunitas
dari remaja ke dewasa awal dalam proses kampus khususnya dalam penyelesaian
kematangan emosional, pengelolaan emosi tugas akhir. Individu yang memiliki
dan perasaaan sehingga hal ini dapat kemampuan adaptasi yang baik dapat
menjadi pencetus terjadinya kecemasan mengatasi kecemasannya dengan baik,
berlebihan. begitupun sebaliknya (Artifasari, 2020).

Hubungan Tingkat Stress dengan Pada penelitian ini, peneliti berasumsi


Kejadian GAD pada Mahasiswa bahwa hubungan stress dengan kejadian
Tingkat Akhir GAD yang dialami seseorang erat
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 106 kaitannya dengan cara pandang terhadap
responden didapatkan hasil dari uji statistik masalah yang dialami. Sehingga respon
non parametik yaitu uji korelasi spearmans yang dimunculkan adalah adaptif atau
yang menunjukkan hasil yang signifikan maladaptif. Adapun respon fisik yang
dengan nilai p value 0,00 nilai ini dialami berupa kelelahan fisik yang
menunjukkan lebih kecil dari nilai berkelanjutan menjadi stres, perasaan
signifikansi α < 0,05 dan memperoleh nilai cemas berlebihan yang tidak bisa
r koefisien 0,535 yang menunjukan terkontrol, yang dimana gejala tersebut
korelasi hubungan kuat. Sehingga H0 sering dikeluhkan oleh mahasiswa yang

405
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Volume 9 No 2 Hal 399 - 408, Mei 2021, e-ISSN 2655-8106, p-ISSN2338-2090
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

tidak mampu beradaptasi dengan hubungan yang signifikan antara tingkat


permasalahan tugas akhir yang dihadapi. stres dengan kejadian Generalized Anxiety
Stressor yang dialami mahasiswa Disorder (GAD) dengan nilai p value =
merupakan penyebab terjadinya 0,00.
kecemasan, apabila individu memiliki
strategi koping positif maka dapat DAFTAR PUSTAKA
menurunkan derajat stres, kemungkinan Ambarwati, P. D., Pinilih, S. S., & Astuti,
besar tidak mengalami GAD, begitu pun R. T. (2019). Gambaran Tingkat
sebaliknya jika mahasiswa memiliki Stres Mahasiswa. Jurnal
strategi koping negatif maka reaksi yang Keperawatan Jiwa, 5(1), 40.
muncul yaitu meningkatknya derajat stress https://doi.org/10.26714/jkj.5.1.2017.
(Hasibuan & Riyandi, n.d.). 40-47

Hal ini sejalan dengan penelitian pada Anissa, L. M., Suryani, S., & Mirwanti, R.
mahasiswa tingkat akhir di Universitas (2018). Tingkat kecemasan
Mississipi, Amerika Serikat, yang mahasiswa keperawatan dalam
mendapatkan hasil yaitu ada hubungan menghadapi ujian berbasis computer
positif dan siginifikan antara tingkat stres based test. MEDISAINS, 16(2), 67.
dengan gejala kecemasan (Hamblin, 2018). https://doi.org/10.30595/medisains.v
yang menjelaskan bahwa stres pada 16i2.2522
mahasiswa bisa terjadi karena adanya
Artifasari, A. (2020). Hubungan Stresor
kecemasan yang disebabkan oleh respon
Psikososial dengan Tingkat
emosional, tuntutan yang tidak tercapai,
Kecemasan Pada Mahasiswa Tingkat
konflik yang dihadapi sebagai mahasiswa
Akhir Program Studi Akademi
tingkat akhirIndividu yang berada pada
Keperawatan Batari Toja
situasi tertekan dan menegangkan akan
Watampone Yang Akan Menghadapi
mengalami kesulitan dalam manajemen
Ujian Angkatan 2016. Jurnal Ilmiah
kehidupannya, sebab stres akan
Kesehatan Diagnosis, 15(1), 69–73.
memunculkan kecemasan (Ismiati, 2015).
https://doi.org/10.35892/jikd.v15i1.3
Oleh karena itu perlu adanya strategi
32
koping yang efektif untuk membantu
individu dalam beradaptasi dengan Aulia, S., & Panjaitan, R. U. (2019).
keadaan hidup yang menegangkan. Kesejahteraan psikologis dan tingkat
Sehingga dapat disimpulkan bahwa stres pada mahasiswa tingkat akhir.
semakin baik koping dalam manajemen Jurnal Keperawatan Jiwa, 7(2), 127.
stres maka semakin rendah terjadinya https://doi.org/10.26714/jkj.7.2.2019.
GAD pada mahasiswa tingkat akhir. 127-134

SIMPULAN Barseli, M., & Ifdil, I. (2017). Konsep


Adapun kesimpulan yang didapatkan dari Stres Akademik Siswa. Jurnal
hasil penelitian yang dilakukan pada 106 Konseling dan Pendidikan, 5(3), 143.
responden ini yaitu 50% responden https://doi.org/10.29210/119800
didominasi oleh mahasiswa berusia 21
tahun, 88,7% berjenis kelamin perempuan Chang, S., Abdin, E., Shafie, S.,
dan 84,9% responden masuk kuliah pada Sambasivam, R., Vaingankar, J. A.,
tahun 2016. Terdapat 63,2% responden Ma, S., Chong, S. A., &
mengalami tingkat stress kategori sedang Subramaniam, M. (2019). Prevalence
dan 47,2% mengalami kejadian GAD and correlates of generalized anxiety
kategori sedang. Sehingga didapatkan disorder in Singapore: Results from

406
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Volume 9 No 2 Hal 399 - 408, Mei 2021, e-ISSN 2655-8106, p-ISSN2338-2090
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

the second Singapore Mental Health http://dx.doi.org/10.22373/albayan.v


Study. Journal of Anxiety Disorders, 21i32.420
66, 102106.
https://doi.org/10.1016/j.janxdis.201 Jati, N., Hashina, A., & Kesuma, R. (2019,
9.102106 July 11). Program dan Kebijakan
Kesehatan Mental, Tanggung Jawab
Gamayanti, W., Mahardianisa, M., & Siapa? Program Dan Kebijakan
Syafei, I. (2018). Self Disclosure dan Kesehatan Mental, Tanggung Jawab
Tingkat Stres pada Mahasiswa yang Siapa?
sedang Mengerjakan Skripsi. https://www.economica.id/2019/10/0
Psympathic : Jurnal Ilmiah 7/program-dan-kebijakan-kesehatan-
Psikologi, 5(1), 115–130. mental-tanggung-jawab-siapa/
https://doi.org/10.15575/psy.v5i1.22
82 Syarif, A. S. S. (2019). Upaya Mengatasi
Anxiety Disorder pada Mahasiswa
Habibullah, M., Hastiana, Y., & Hidayat, Kedokteran Universitas Sebelas
S. (2019). Kecemasan Mahasiswa Maret [Preprint]. INA-Rxiv.
Dalam Menghadapi Seminar Hasil https://doi.org/10.31227/osf.io/nm7sj
Skripsi di Lingkungan Fkip
Universitas Muhammadiyah Thinagar, M., & Westa, W. (2017).
Palembang. BIOEDUKASI (Jurnal Tingkat kecemasan mahasiswa
Pendidikan Biologi), 10(1), 36. kedokteran Universitas Udayana dan
https://doi.org/10.24127/bioedukasi.v implikasinya pada hasil ujian.
10i1.2015 Intisari Sains Medis, 8(3), 181–183.
http://dx.doi.org/10.15562/ism.v8i3.1
Hamblin, E. K. (2018). Stress in College 22
Students: Associations With Anxiety
And Perfectionism. University of Wahyudi, R., Bebasari, E., & Nazriati, E.
Mississipp, 43. (2017). Gambaran Tingkat Stres
pada Mahasiswa Fakultas
Hasibuan, S. M., & Riyandi, T. R. (n.d.). Kedokteran Universitas Riau Tahun
Pengaruh Tingkat Gejala Pertama. Jurnal Ilmu Kedokteran,
Kecemasan terhadap Indeks Prestasi 9(2), 107.
Akademik pada Mahasiswa https://doi.org/10.26891/JIK.v9i2.20
Angkatan 2016 Fakultas Kedokteran 15.107-113
Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara. 7. WHO. (2015). Global School-based
Student Health Survey. WHO.
Indriyani, S., & Handayani, N. S. (2018). http://www.who.int/chp/gshs/en/
Stres Akademik dan Motivasi
Berprestasi pada Mahasiswa yang
Bekerja Sambil Kuliah. Jurnal
Psikologi, 11(2), 153–160.
https://doi.org/10.35760/psi.2018.v1
1i2.2260
Ismiati. (2015). Problematika Dan Coping
Stres Mahasiswa Fakultas Dakwah
dan Komunikasi Uin Ar-Raniry
dalam Menyusun Skripsi. Jurnal Al-
Bayan, 21(2).

407
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Volume 9 No 2 Hal 399 - 408, Mei 2021, e-ISSN 2655-8106, p-ISSN2338-2090
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

408

Anda mungkin juga menyukai