SKRIPSI
Oleh :
SRI SARTINI
A.15.07.066
Abstrak
Pengaruh Senam Otak Terhadap Penurunan Tingkat Stress Pada Mahasiswa Tingkat
Akhir Prodi DIII Analis Kesehatan Stikes Panrita Husada Bulukumba Tahun 2019
Latar Belakang : Stres adalah suatu reaksi fisik dan psikis terhadap setiap tuntutan yang
menyebabkan ketegangan dan mengganggu stabilitas kehidupan sehari-hari, Stres membuat
seseorang yang mengalaminya berusaha keras dalam menyelesaikan suatu permasalahan
dalam hidup sebagai bentuk respon adaptasi untuk bertahan. Pada mahasiswa tingkat akhir,
stress memiliki dampak negative berupa sulit berkosentrasi selama perkuliahan termasuk
saat mengikuti proses bimbingannya, menurunnya minat dan motivasi untuk mengerjakan
tugas akhir bahkan memengaruhi perilaku menjadi kurang adaktif, hal ini yang menyebabkan
mahasiswa memerlukan penanganan khusus untuk mengurangi stres. Penatalaksanaan non
farmakologi untuk mengurangi stress salah satu diantaranya adalah senam otak. Gerakan-
gerakan senam otak dapat mengaktifkan neocortex dan saraf simpatik untuk mengurangi
peningkatan produksi hormone adrenalin dalam tubuh yang dapat meredakan ketegangan
psikis maupun ketegangan fisik.
Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh senam otak terhadap penurunan tingkat stress pada
mahasiswa tingkat akhir prodi DIII Analis Kesehatan Stikes Panrita Husada Bulukumba tahun
2019.
Metode : Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Pra Eksperimen dengan metode
one group pre-post test design. Pengambilan sampel dengan cara Nonprobability sampling :
Consecutive sampling dengan jumlah responden 28 orang. pengukuran tingkat stress
menggunakan kuesioner DASS (Depression Anxienty Stress Scale) dengan uji statistic yang
digunakan ialah uji t berpasangan.
Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh latihan senam otak terhadap
penurunan tingkat stress pada mahasiswa tingkat akhir prodi DIII Analis Kesehatan Stikes
Panrita Husada Bulukumba dengan nilai mean Pretest 22.61 sedangkan mean Postest 12.75
sehingga nilai rata-rata perubahan tingkat stress pretest dan posttest dengan nilai mean
9.857 dengan std.deviasi 3.354.
Kesimpulan : Ada pengaruh yang bermakna mengenai latihan senam otak terhadap
penurunan tingkat stress pada mahasiswa tingkat akhir prodi DIII Analis Kesehatan Stikes
Panrita Husada Bulukumba Tahun 2019.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stres adalah suatu reaksi fisik dan psikis terhadap setiap tuntutan
respon tubuh yang sifatnya non spesifik terhadap setiap tuntutan beban
dihadapkan pada hal- hal yang dirasa telah melampaui batas atau
Stres normal dialami oleh setiap individu dan menjadi bagian yang
Stress ini bisa berdampak positif maupun negatif. Stress bisa berdampak
positif ketika tekanan itu tidak melebisi toleransi stresnya atau tidak
2013)
tubuh yang menurun terhadap penyakit, sering pusing, badan terasa lesu,
lemah dan insomnia. Dampak perilaku yang muncul antara lain menunda-
bukan merupakan termasuk hal yang ringan, maka dari itu diperlukan
fisik. Sehingga jiwa dan tubuh menjadi rileks dan seimbang. Gerakan
senam otak apabila dilakukan secara teratur setiap harinya selama 10-15
tangan dan kaki dapat memberikan stimulasi pada otak. Gerakan yang
berfungsi. Sehingga hal ini dapat diatasi dengan melakukan senam otak
baik. Senam otak telah diakui sebagai salah satu tehnik mengatasi
masalah stress pada mahasiswa yang paling baik oleh “National Learning
mahasiswa yaitu : (1) memungkinkan belajar dan bekerja tanpa stress, (2)
dapat dilakukan dalam waktu singkat yaitu kurang dari 15 menit, (3) tidak
memerlukan bahan dan tempat yang khusus, (6) sangat efektif dalam
(Ayinosa, 2010)
yang dilakukan oleh (Nurdin, 2015) dengan jumlah responden terdiri atas
memberikan senam otak secara rutin selama 3 hari sebanyak 2-3 kali
selanjutnya yang dilakukan oleh (Fitria, 2010) pada pendataan awal yang
penelitian one group pre-post tes design dengan melakukan senam otak
setiap hari selama satu pekan dengan hasil menyatakan bahwa terdapat
latihan senam otak sebanyak dua kali melakukan latihan senam otak dan
yang dilakukan selama 10-15 menit sebanyak 3 kali dalam sehari selama
9
angka kejadian stres pada mahasiswa Prodi DIII Analis Kesehatan Stikes
Panrita Husada Bulukumba hal ini di sebabkan oleh karena Prosi DIII
Bulukumba”
10
B. Rumusan Masalah
oleh peneliti pada mahasiswa tingkat akhir prodi DIII analis kesehatan
berat), Maka dari itu peneliti mengambil kesimpulan bahwa masih tinggi
masalah yaitu :
C. Hipotesis Penelitian
stres pada mahasiswa tingkat akhir prodi DIII Analis Kesehatan Stikes
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Bulukumba.
Bulukumba.
Bulukumba.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
penurunan tingkat stres pada mahasiswa tingkat akhir prodi DIII Analis
2. Manfaat Teoritis
Bulukumba
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Stres
al., 2012).
tuntunan fisik dari tubuh (Kondisi Penyakit, latihan) atau oleh kondisi
a. Stresor fisik
Bentuk dari stressor fisik adalah suhu (Panas atau dingin), suara
b. Steros sosial
Stresor psikososial
c. Stresor Psikologis
1) Frustasi
ada hambatan.
2) Ketidakpastian
dari rasa takut, marah frustasi, trauma, atau penyakit pada tubuh
sensoris seperti mata, telinga, lidah dan kulit yang terletak di bagian
stres.
semua system organ dalam keadaan siaga dan siap untuk bertempur
atau melarikan diri dari stress. Jantung bekerja lebih keras untuk
dan punggung siap untuk bertindak jika perlu untuk melindungi tubuh
2012)
adrenalin misalnya rasa marah dan rasa takut (Susilawati et al., 2012)
18
akan normal kembali tetapi bila gagal maka stres berlangsung terus
4. Gejala Stres
gejala :
a. Gejala Fisik
adalah nyeri dada, diare selama beberapa hari, sakit kepala, mual,
b. Gejala Psikis
santai pada saat yang tepat, tidak tahan terhadap suara atau
5. Tahapan Stres
sebagai berikut :
a. Stres Tahap I
b. Stres Tahap II
berikut :
segar.
Discomfort)
semakin meningkat.
mau pingsan).
d. Stres Tahap IV
hari.
e. Stres Tahap V
(Psychological exhaustion)
disorder).
f. Stres Tahap VI
bercucuran
a. Stres ringan
timbulnya gejala.
2014).
b. Stres Sedang
c. Stres Berat
lanjut. Makin sering dan makin lama situasi stres, semakin tinggi
7. Dampak Stres
a. Dampak fisiologik
tertentu.
bosan dst.
b. Dampak Psikologis
c. Dampak Perilaku
masyarakat.
3) Stress yang berat sering kali banyak membolos atau tidak aktif
3,5,10, 13, 16, 17, 21, 24, 26, 31, 34, 37, 38,42.daftar pertanyaan
untuk skala kecemasan meliputi item nomor 2, 4, 7, 9, 15, 19, 20, 23,
25, 28, 30, 36, 40, 41. Daftar pertanyaan untuk skala stress meliputi
nomor 1, 6, 8, 11, 12, 14, 18, 22, 27, 29, 32, 33, 35, 39. Tingkat stress
pada item ini berupa normal, ringan, sedang, berat dan sangat berat.
Oleh karena itu dari penelitian inu hanya ingin mengetahui tingkat
tentang stress.
melupakan permasalahannya.
dengan orang lain agar tidak dalam kesendirian, sebab jika dalam
tingkat stress, salah satu strategi terbaik yang bisa dilakukan ialah
dan mental bisa ikut terganggu (Zulaini, 2017). Otak mengatur dan
karena itu terdapat kaitan antara otak dan pemikiran. Otak dan sel
Dari segi fungsi, otak yang terdiri dari dua belahan kiri dan
tubuh sederhana. Gerakan itu dibuat untuk merangsang otak kiri dan
dan pelepasan kimia tersebut pada saat ketakutan dan stres, otak
Dengan zat tersebut, kita dapat merasakan rileks, dan semua penyakit
2015).
senam otak dapat melancarkan aliran darah dan oksigen keotak, juga
gerakan ringan dengan permainan melalui olah tangan dan kaki dapat
(Setyoado.Kusharityadi, 2011)
dan rutin dengan frekuensi latihan 10-15 menit setiap hari (Setyoado
pesan-pesan listrik lewat sistem saraf dan otak. Sel-sel pada suatu
didalam (Setiawan et al., 2014) otak memiliki 5 bagian yaitu otak besar
terdapat dua belahan (hemisfer cerebri), kiri dan kanan atau yang
sering diistilahkan dengan otak kanan dan kiri. Otak belahan kanan
dimensi. Orang yang memiliki kemampuan otak kiri kuat akan lebih
otak kanan akan lebih mudah belajar atau menyerap informasi jika
d. Jembatan varol
kecil bagian kiri dan kanan. Juga menghubungkan otak besar dan
sel saraf otak untuk merespon baik secara sadar maupun tak sadar
reflex lain seperti bersin, batuk dan berkedip. Bagian otak akan
a. Dimensi Lateralitas
Sisi tubuh manusia dibagi dalam sisi kiri dan sisi kanan.
Otak bagian kiri aktif bila sisi kanan tubuh digerakkan dan otak
dengan baik. Bila kerjasama otak kiri dan otak kanan kurang baik,
b. Dimensi Pemfokusan
c. Dimensi Pemusatan
pisah antara bagian atas dan bawah tubuh dan mengaitkan fungsi
otak besar
senam otak yang mereka senangi bila stres atau tantangan muncul
2015)
dan senang
2015) adalah :
a. Meningkatkan konsentrasi.
g. Melawan penuaan.
5. Cara Kerja
simultan. Salah satu hemisfer akan switched off , dari sinilah berbagai
secara efektif. Dalam hal ini senam otak dapat mengakses kedua
otak dan berfungsi untuk survival (tendon guard reflex) bila kita
2017)
40
dimana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja. Frekuensi latihan yang
tepat adalah sekitar 10-15 menit, sebanyak 2-3 kali dalam sehari.
darah dan oksigen ke otak juga merangsang kedua belah otak secara
a. Gerakan Silang
e. Putaran Leher
f. Olengan Pinggul
a. Defenisi
Kumalasari, 2016).
jernih
3) Meningkatkan kosentrasi
4) Kemampuan berbahasa
2016)
c. Indikasi
d. Kontraindikasi
42
2016)
Kumalasari, 2016)
f. Persiapan klien
Kumalasari, 2016)
instruktur
h. Prosedur
senam otak:
2) Dimensi Lateralis
Sisi tubuh manusia dibagi dalam sisi kiri dan kanan. Otak
bagian kiri akan aktif bila sisi kanan tubuh digerakkan. Sehingga
Nurfaaiqah, 2015)
44
a) Gerakan silang
3) Dimensi Pemfokusan
kaki.
Langkah-langkah yaitu :
4) Dimensi Pemusatan
fungsi dari bagian atas dan bawah otak, bagian tengah system
a) Olengang Pinggul
gerakannya yaitu :
langkahnya yaitu :
C. Kerangka Konsep
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
dengan tujuan agar penelitian dapat dilakukan dengan efektif dan efisien
(Suyanto, 2011).
Desain Penelitian :
O1..........X……….O2
Gambar. 3.1: Desain Penelitian
1. Populasi
(Sugiyono, 2017)
yang berjumlah 60 orang yang terdiri dari dua kelas diantara kelas A
dan kelas B.
2. Sampel
S.kp.,M.kes, 2011)
55
Husada Bulukumba.
(Nursalam, 2017).
a. Kriteria Inklusi :
b. Kriteria Ekslusi :
D. Varibel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
(Sugiyono, 2017)
atau yang terjadi akibat karena adanya variable bebas (Sugiyono, 2017).
tingkat stress.
E. Defenisi Operasional
atau fenomena yang kemudian dapat diulang oleh orang lain (Nursalam,
2017)
Alat Ukur : skala Depression Anxiety and Stress Scale 42 (DASS 42)
Hasil Ukur :
emosional.
58
Kriteria Objektif :
selama penelitian).
sebanyak 2 kali selama 10-15 menit untuk satu kali intervensi dengan
senam otak yang kedua, dan latihan senam otak ini berdasarkan
a. Gerakan Silang :
F. Intrumen Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian
(Nursalam, 2017) DASS adalah penilaian tingkat stress terdiri dari 14 item
meliputi nomor, 1, 6, 8, 11, 12, 14, 18, 22, 27,29, 32, 33, 35, 39. Jumlah
kadang-kadang
3 : Sering
hari.
dengan hasil :
60
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek
masing rumah sakit di lima daerah dengan urutan waktu setiap hari
dan bersedia ikut serta dalam penelitian ini yang terlebih dahulu sudah
latihan senam otak yang kedua, setelah itu diberikan waktu istirahat
2. Data Sekunder
H. Alur Penelitian
Populasi :
Secara keseluran jumlah
populasi sejumlah 60 orang
mahasiswa
Sampel :
Jumlah sampel sebanyak 28 orang mahasiswa
(Jumlah ini diperoleh pada saat dilakukan pendataan
awal, terdapat 28 orang mahasiswa yang mengalami
stress dengan tingkat stress yang berbeda-beda).
Kesimpulan
a. Pengolahan Data
kegiatan :
1) Editing
2) Coding
menggunakan komputer.
3) Entri
4) Clenning
b. Analisis Data
setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.
Jenis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini anatara lain :
1) Analisis Univariat
(Dahlan, 2014)
2) Analisis Bivariat
(Dahlan, 2014).
c. Etika Penelitian
keadilan.
1. Informed consent
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
4. Autonomy
5. Non maleficience
6. Beneficience
7. Justice
8. Confidentiality
J. Jadwal Penelitian
BAB IV
Mahasiswa Tingkat Akhir Prodi Diii Analis Kesehatan Stikes Panrita Husada
dirikan pada 12 mei 2009 dengan nomor SK PT 56/D/O/2009 yang terdiri dari
Ners.
jumlah mahasiswa yang mengalami stress diambil dalam penelitian ini. Pada
penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel yang telah didistribusikan yang
A. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
tingkat akhir prodi DIII analis kesehatan yang sedang menyusun Karya
Tulis Ilmiya. Berdasarkan kuesioner yang telah diberikan dan diisi oleh
a. Usia Responden
responden (14,3%).
Normal - -
Total 28 100
*Sumber Data Primer
Berdasarkan table 4.4 menunjukkan bahwa distribusi frekuensi
berat.
Total 28 100
*Sumber Data Primer
Berdasarkan table 4.4 menunjukkan bahwa distribusi frekuensi
(7,1), dan pada tingkat stress sangat stress hanya terdapat 1 orang
2. Analisis Bivariat
74
Dari hasil yang ditunjukkan pada nilai normalitas pre test dan
post test, maka dapat disimpulkan bahwa uji normalitas data secara
yang digunakan oleh peneliti adalah uji parametric yaitu paired t test
sebagai berikut :
Table 4.6 Distribusi Analisis Tingkat Stres Sebeluim Dan Setelah Diberikan
Intervensi Latihan Senam Otak
Δ Std.Deviation Correlation N P-Value
Sig.(2 tailed)
Pretest
9.857 3.352 0.804 28 0.000
Postest
*Sumber Data Primer : Hasil Uji Statistik Analisis Paired t test Berpasangan
latihan senam otak dan posttest latihan senam otak ialah dengan
signifikan antara pre test dan post test dalam pemberian latihan senam
lebih kecil dari < 0,05 maka dapat di simpulkan bahwa “Ha diterima”
B. Pembahasan
1. Karakteristik Responden
76
masa remaja akhir menuju dewasa awal. Dimana pada masa ini, jika
mahasiswa.
yang menyatakan bahwa masa dewasa awal yaitu usia dewasa antara
usia 21-29 tahun rentang mengalami stress, hal ini dikarenakan bahwa
Akhir Prodi DIII sebelum melakukan senam otak pada table 4.3
dari 10 orang responden, hal ini juga didukung dengan penelitian yang
ada perubahan sistemtika kehidupan yang harus dihadapi dan hal ini
stress terdapat penurunan tingkat stress baik dari stress sangat berat
konsentrasi, dan salah satu manfaat dari senam otak yaitu dapat
tubuh dengan cara kerja otak yang memberikan stimulasi pada tubuh
langsung dapat diolah oleh otak untuk mendapat merespon dan dapat
responden (60%). Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang lakukan
praktis, karena bisa dilakukan kapan saja, dimana saja dan oleh siapa
saja. Porsi latihan yang tepat adalah sekitar 10-15 menit sebanyak 2-3
akhir antara pretest latihan senam otak dan posttest latihan senam
otak ialah dengan mean 9.857 yang artinya terjadi berubahan rerata
yang bermakna pada tingkat stress pretest dan posttest latihan senam
antara pre test dan post test dalam melakukan latihan senam otak
kecil dari < 0,05 maka dapat di simpulkan bahwa “Ha diterima” dan
seperti rasa cemas dan stress yang terjadi akibat berbagai stressor
otak dan batang otak (brainstem) dan bagian depan otak (frontal
mental kita akan meningkat cepat. Selain itu , daya pikir akan
berfokus pada masalah yang terjadi. Serta pada saat kita berolahraga.
perasaan letih.
ini juga didukung oleh penelitian yang dilakuan oleh (Rahayu, 2017)
dengan rutin, dengan latihan rutin semua gangguan otak yang dilami
dapat teratasi.
perubahan tingkat stress masih belum efektif terjadi hal ini sebabkan
karena latihan senam otak dilakukan hanya dalam satu waktu hari
85
maksimal.
C. Keterbatasan Penelitian
1. Rancangan penelitian
2. Pengambilan sampel
3. Jarak
Kabupaten Sinjai.
87
BAB V
A. Kesimpulan
1. Stres pada mahasiswa tingkat akhir prodi DIII Analis Kesehatan Stikes
nilai rata-rata stress yang dialami oleh responden dengan nilai mean
rata-rata stress yang dialami oleh responden dengan nilai mean 12.75
3. Terdapat perbedaan yang bermakna antara pre test dan post test
tailed) bernilai 0,000 lebih kecil dari < 0,05 maka dapat di simpulkan
2019.
B. Saran
3. Bagi Responden
ini sangat mudah dilakukan, latihan ini juga bisa dilakukan dimana
saja, kapan saja serta untuk siapa saja. Latihan senam otak dapat
DAFTAR PUSTAKA
Amalia Erit Rina Fadillah, 2013. Stres Dan Motivasi Pada Mahasiswa
Psikologi Universitas Mulawarman Yang Sedang Menyusun
Skripsi. E-J. Psikol. 1.
Ayinosa, 2010. Brain Gym (Senam Otak). Kesehat. Ment.
Dadang Hawari, 2016. Manajemen Stres Cemas Dan Depresi, Edisi Ii. Ed.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesi, Jakarta.
Dahlan, 2014. Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Salemba Medika,
Jakarta.
Dahlan, M. Sopiyudin, 2016. Langkah-Langkah Membuat Proposal Penelitian
Bidang Kedokteran Dan Kesehatan, 2nd Ed, 3. Sagung Seto,
Jakarta.
Fetri, S.L., 2017. Hubungan Tipe Kepribadian Dengan Tingkat Stres Pada
Mahasiswa Baru Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Tahun 2016.
Fitria, D., 2010. Pengaruh Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Tingkat Stres
Pada Remaja Kelas Xii Ipa 1 Dan Xii Ipa 6 Di Sma Negeri 7
Padang Tahun 2010. Penelit. Fak. Keperawatan.
Heiman Dan Kariv, 2015. Task-Oriented Versus Emotion-Orieted Coping
Strategies : The Case Of College Of Students. Collenge Stud.
Jounal 1, 72–89.
Hidayat, 2010. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, 2nd Ed. Salemba
Medika, Jakarta.
Hurbock, E,, B., 2012. Development Psychology A Lifespan Approch. Mc
Graw-Hill.
Kementrian Kesehatan, R., 2018. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018.
Jkt. Badan Penelit. Dan Pengemb. Kesehat.
Lovibond, S.H & Lovibond, P.F, 1995. Manual For The Depression Anxiety
Stress Scale. Psychol. Found. 2.
91
Nurdin, N., 2015. Pengaruh Senam Otak Terhadap Stres Pada Santri
Madrasah Mu’alimin Yogyakarta.
Nursalam, 2017. Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan, 4th Ed. Salemba
Medika, Jakarta.
Priyoto, 2014. Konsep Manajemen Stress. Nuha Medika, Yogyakarta.
Purwanto, S., Widyaswati, R., 2009. Manfaat Senam Otak (Brain Gym)
Dalam Mengatasi Kecemasan Dan Stres Pada Anak Sekolah.
Rahayu, K.I.N., 2017. Brain Gym Terhadap Tingkat Stres Pada Mahasiswa
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Kadiri. Dunia Keperawatan 5, 26–36.
Setiawan, R.A., Safitri, W., Setiyajati, A., 2014. Pengaruh Senam Otak
Dengan Fungsi Kognitif Lansia Demensia Di Panti Wredha
Darma Bakti Kasih Surakarta.
Setyoado, Kusharityadi, 2011. Terapo Modalitas Keperawatan Pada Klien
Psikogeriatrik, 1st Ed. Salemba Medika, Jakarta.
Siswanto, 2012. Mekanisme Koping Stres, 1st Ed, 1. Sagung Seto,
Yogyakarta.
Sitti Nurfaaiqah, 2015. Pengaruh Latihan Senam Otak Terhadap Penurunan
Stres Pada Mahasiswa Tingkat Akhir S1 Keperawatan Program
Reguler Yang Sedang Menyusun Skripsi Stikes Muhammadiyah
Samarinda.
Sugiyono, 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, 26th Ed.
Alfabeta, Bandung.
Sukadiyanto, 2014. Stres Dancara Penanggulangannya.
Susilawati, T.A.P., Jeremia Maruhawa, Yeni Sinturi, Simijatun, 2012. Konsep
Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa, Monica Ester. Ed. Egc,
Jakarta.
Suyanto, S., 2014. Metodelogi Penelitian Epidemiologi Bidang Kedokteran
Dan Kesehatan. Bursa Ilmu, Yogyakarta.
92