Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENELITIAN

Strategi Mahasiswa DPWK UNDIP dalam Menangani Masalah


Kesehatan Mental

Dosen : Riris Tiani, S.S.,M.Hum

Diajukan oleh kelompok 8 :

1. Mohamad Afirusyd Kafabih 21040123130103

2. Azalia Armita Sari 21040123140197

3. Jeremy Ary Immanuel 21040123140212

4. Avrille Zivanka Situmorang 21040123140213

Program Studi S1

Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota

Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Semarang 2023

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

World Health Organisation (WHO, 2017) menyatakan bahwa jumlah penderita gangguan jiwa di
dunia sebesar 450 juta jiwa, jumlah kasus terbaru Kesehatan mental (WHO 2020) hampir mencapai 1
miliar orang sedangkan untuk di Indonesia sendiri menurut Kementerian Kesehatan (KEMENKES
2020) jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia tahun 2019 adalah 197 ribu jiwa dan pada tahun
2020 mencapai 277 ribu kasus dimana selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Menurut
Maramis,(1994) Kesehatan mental yang terganggu akan mengakibatkan gangguan suasana hati,
kemampuan berpikir, serta kendali emosi yang pada akhirnya bisa mengarah pada perilaku buruk
seperti skizofrenia, depresi, kecemasan, gangguan kepribadian, gangguan mental organik, gangguan
psikosomatik, bunuh diri, dan retardasi mental.

Kesehatan mental yang buruk pada siswa di pendidikan lanjutan dan tinggi merupakan peningkatan
kekhawatiran terhadap kesehatan masyarakat dan kebijakan. Survei Insight Network pada tahun 2020
terhadap mahasiswa dari 10 universitas menunjukkan bahwa “1 dari 5 mahasiswa saat ini memiliki
diagnosis kesehatan mental” dan “hampir setengahnya pernah mengalami masalah psikologis serius
sehingga mereka merasa memerlukan bantuan profesional” meningkat dari 1 di 3 dalam survei yang
sama yang dilakukan pada tahun 2018.

Sebuah tinjauan terhadap 105 perguruan tinggi Pendidikan Lanjutan di Inggris menemukan bahwa
selama periode tiga tahun, 85% perguruan tinggi melaporkan peningkatan kesulitan kesehatan mental.
Depresi dan kecemasan tersebar luas di kalangan pelajar; semua perguruan tinggi melaporkan
mahasiswanya mengalami depresi dan 99% melaporkan mahasiswanya mengalami kecemasan parah.
Sebuah studi kohort di Inggris menemukan bahwa tingkat tekanan psikologis meningkat saat
memasuki universitas, dan bukti terbaru menunjukkan bahwa prevalensi masalah kesehatan mental di
kalangan mahasiswa, termasuk menyakiti diri sendiri dan bunuh diri, meningkat, dengan peningkatan
permintaan akan layanan untuk mendukung kesehatan mental mahasiswa dan laporan dari beberapa
universitas menemukan dua kali lipat jumlah mahasiswa yang mengakses dukungan. Kesulitan
kesehatan mental yang umum ini jelas memberikan ancaman besar terhadap kesehatan mental dan
kesejahteraan siswa, namun dampaknya juga mempunyai konsekuensi pendidikan, sosial dan
ekonomi seperti kinerja akademis yang buruk dan peningkatan risiko putus sekolah.

Oleh karena itu, strategi atau upaya yang dilakukan oleh mahasiswa dalam menangani masalah
kesehatan mental sangat penting dalam membantu mereka untuk dapat mengatasi dan meminimalkan
dampak negatif yang diakibatkan oleh masalah kesehatan mental tersebut.
Berdasarkan latar belakang diatas kami tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengangkat judul
”Strategi Mahasiswa DPWK UNDIP dalam Menangani Masalah Kesehatan Mental”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini sebagai berikut:

1. bagaimana strategi yang digunakan mahasiswa jurusan perencanaan wilayah dan kota
undip untuk mengatasi masalah kesehatan mental?

2. Sejauh mana efektivitas strategi yang diambil dalam mengurangi dampak negatif dari
masalah kesehatan mental di kalangan mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
(DPWK) di Universitas Diponegoro (UNDIP)?

1.3. Tujuan Penelitian

Dari latar belakang dan rumusan masalah yang sudah dijabarkan sebelumnya, tujuan penelitian
kasus ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi mahasiswa DPWK UNDIP yang memiliki masalah kesehatan


mental dan mengetahui faktor-faktor yang memicu hal tersebut.

2. Menemukan strategi atau tindakan yang tepat untuk menangani masalah kesehatan
mental pada mahasiswa DPWK UNDIP.

1.4. Tinjauan Pustaka

Setelah melakukan kajian terkait penelitian yang dilakukan sebelumnya, ada yang memiliki
keterkaitan dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan .

Penelitian yang berhasil dikaji adalah penelitian yang dilakukan oleh (Mahardhani et al., 2020)
yang berjudul “Pelatihan Strategi Koping Fokus Emosi untuk Menurunkan Stres Akademik pada
Mahasiswa” tujuan dan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh program pelatihan strategi
koping fokus emosi untuk menurunkan tingkat stres akademik pada mahasiswa Desain studi
menggunakan metode eksperimen quasi dengan one group pretest–posttest design. Subjek dalam
penelitian berjumlah 16 mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta, Indonesia.
Instrumen pengukuran yang digunakan meliputi Skala Koping Fokus Emosi dan Skala Stres
Akademik. Analisis statistik paired sample t-test menunjukkan bahwa pelatihan strategi koping fokus
emosi terbukti dapat menurunkan stress akademik pada mahasiswa. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat dijadikan sebagai referensi intervensi bagi program kesehatan mental di perguruan tinggi.
BAB II

LANDASAN TEORI
Kehidupan yang positif merupakan suatu hal yang ingin dicapai banyak manusia. Kesehatan
memiliki peran yang penting dalam kelangsungan kehidupan manusia, dan berpengaruh terhadap
banyak aspek kehidupan. Sebagai upaya untuk menciptakan kehidupan yang positif, kesadaran akan
kondisi kesehatan merupakan suatu hal yang esensial, salah satunya kesehatan mental atau psikis.

Definisi dari kesehatan mental ada banyak yang telah dikemukakan oleh para ahli. Definisi
tersebut antara lain : 1 ). Kesehatan mental adalah terhindarnya orang dari gejala-gejala gangguan
jiwa (neurose) dan dari gejala--gejala penyakit jiwa (psychose). 2). Kesehatan mental adalah
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta
lingkungan di mana ia hidup. 3). Kesehatan mental adalah pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan
untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi, bakat dan pembawaan yang ada
semaksimal mungkin, sehingga membawa kepada kebahagiaan diri dan orang lain; serta terhindar dari
gangguan dan penyakit jiwa. 4). Kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan yang sungguh
sungguh antara fungsi·fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi problem-
problem biasa yang terjadi, dan merasakan secara positif kebahagiaan dan kemampuan dirinya.
(Daradjat dalam Baid Bukhori, 2006).

Fa

Stra

Menurut studi kasus yang dilakukan di Kenya Utalii College dimana para peneliti mengidentifikasi
dampak dari rekreasi ditempat pekerjaan dengan 81 responden dari 162 pekerja. Hasil yang diperoleh
adalah 82,3% dari semua responden merasa lebih tenang, 62,9% merasa mengalami peningkatan
konsentrasi, 59,7% merasa lebih percaya diri, dan 53,2% merasa lebih sehat. Partisipasi para
pekerja dalam rangkaian acara rekreasi menunjukan performa yang lebih baik dalam
pekerjaan.( Mokaya, S., & Gitari, J. W.,2012)
BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian atau metode ilmiah adalah serangkaian prosedur atau langkah-langkah yang
digunakan untuk memperoleh pengetahuan ilmiah atau informasi dalam ilmu pengetahuan (Prof. Dr.
Suryana, 2012). Dalam penelitian strategi mahasiswa dalam menangani masalah kesehatan mental,
terdapat beberapa metode penelitian yang dapat digunakan, yaitu:

1. Studi kasus (wawancara atau kuesioner): Studi kasus adalah rangkaian aktivitas penelitian
yang berfokus secara intensif dan terinci pada suatu program, peristiwa, atau aktivitas
tertentu. Penelitian ini dapat dilakukan pada tingkat individu, kelompok, lembaga, atau
organisasi dengan tujuan mendapatkan pemahaman mendalam tentang fenomena yang diteliti
(Alejos, 2017). Dalam konteks penelitian ini, metode studi kasus dapat mencakup melakukan
wawancara mendalam dengan mahasiswa DPWK UNDIP. Dalam wawancara tersebut,
peneliti menanyakan tentang pengalaman mahasiswa dalam menghadapi masalah kesehatan
mental, strategi yang mereka terapkan, serta efeknya pada kehidupan mereka. Selain itu,
penelitian juga menggunakan kuesioner yang telah disusun untuk mengumpulkan data
mengenai strategi yang diterapkan oleh mahasiswa dalam menghadapi masalah kesehatan
mental mereka.

2. Penelitian Kausal Komparatif (Hubungan Sebab Akibat, Mengamati Faktor sebagai


Pembanding): Penelitian kausal-komparatif adalah jenis penelitian yang melibatkan
perbandingan antara sampel-sampel yang dapat dibandingkan, namun memiliki perbedaan
dalam variabel penting tertentu (Sukadji, 1997). Dalam situasi ini, peneliti melakukan
perbandingan antara mahasiswa DPWK UNDIP yang telah berhasil mengatasi masalah
kesehatan mental dengan mereka yang masih menghadapi masalah kesehatan mental.
Mengidentifikasi faktor-faktor yang berbeda, seperti dukungan sosial, tingkat tekanan
akademik, atau penggunaan strategi. Maksud dari penelitian ini adalah untuk memahami
faktor-faktor yang mungkin memberikan kontribusi yang beragam terhadap hasil dalam
mengatasi masalah kesehatan mental.

3. Penelitian Kasus (Mempelajari Latar Belakang dan Interaksi Lingkungan): Penelitian


kasus melibatkan pendekatan mendalam untuk memahami latar belakang dan konteks
individu atau kelompok tertentu serta interaksi mereka dengan lingkungan sekitarnya. Melalui
wawancara atau observasi partisipan, penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana
mahasiswa DPWK UNDIP menghadapi masalah kesehatan mental, strategi yang mereka
terapkan, tanggapan dari lingkungan mereka, dan dampak dari strategi yang digunakan.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Melalui hasil penelitian ini kita memperoleh hasil kuesioner mahasiswa Universitas Diponegoro
dalam Metode Strategi Mahasiswa DPWK UNDIP angkatan 23 Dalam Menangani Masalah
Kesehatan Mental. Hasil penelitian yang didapatkan dari 58 responden memiliki masalah kesehatan
mental yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebanyak 23 mahasiswa dipengaruhi faktor akademik
(39,7%), 5 mahasiswa dipengaruhi faktor non akademik (8,6%), 20 mahasiswa dipengaruhi faktor
sosial (34,5%), 5 mahasiswa dipengaruhi faktor ekonomi (8,6%), 1 mahasiswa dipengaruhi faktor
internal (1,7%), 4 mahasiswa dipengaruhi faktor lainnya (6,9%).

Penelitian Frekuensi (%)

Masalah Kesehatan mental:


Memiliki 41.4%

Tidak memiliki 58.6%

Faktor yang
mempengaruhi:
Akademik 39.7%

Non akademik 8.6%

Sosial 34.5%

Ekonomi 8.6%
Internal 1.7%

Lainnya 6.9%
total 100%

Dalam strategi mengatasi masalah kesehatan mental didapatkan dari 58 responden bahwa sebanyak 52
mahasiswa memiliki strategi untuk mengatasi masalah kesehatan mental (89,7%), 6 mahasiswa tidak
memiliki strategi untuk mengatasi masalah kesehatan mental (10,3%). Dalam kuesioner dari 58
responden didapatkan kesimpulan strategi yang diambil oleh para responden yang terbagi dalam
beberapa golongan, sebanyak 16 mahasiswa memilih untuk berekreasi (27,6%), sebanyak 18
mahasiswa memilih untuk beristirahat (31%), sebanyak 7 mahasiswa memilih untuk beribadah
(12,1%), sebanyak 6 mahasiswa memilih untuk bersosialisasi (10,4%), sebanyak 7 mahasiswa
memilih untuk konsultasi (12,1%), sebanyak 4 mahasiswa mempunyai strategi lainnya (6,8%).

Penelitian Frekuensi (%)

Memiliki strategi 89.7%

10.3%
Tidak memiliki
strategi

Strategi:

Rekreasi 27.6%

Istirahat 31%

12.1%
Ibadah

10.4%
Sosialisasi

12.1%
Konsultasi

6.8%
Lain-lain

TOTAL 100%

Melalui hasil penelitian didapatkan juga hasil keefektifan strategi mengatasi kesehatan mental yang
responden miliki, sebanyak 1 mahasiswa merasa strateginya tidak efektif (1,7%), sebanyak 1
mahasiswa merasa strateginya kurang efektif (1,7%), sebanyak 11 mahasiswa merasa strategi mereka
efektif (19%), sebanyak 28 mahasiswa merasa strategi mereka cukup efektif (48,3%), sebanyak 17
mahasiswa merasa strategi mereka sangat efektif (29,3%).
Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa faktor lingkungan kampus memiliki dampak bagi
kesehatan mental. Faktor akademik merupakan faktor utama yang mempengaruhi kesehatan mental
mahasiswa angkatan 23 DPWK UNDIP. Namun, hampir semua responden telah memiliki strategi
sebagai upaya untuk menangani kesehatan mental yang dianggap cukup efektif yaitu istirahat dan
rekreasi.

Faktor akademik merupakan faktor yang paling mempengaruhi kesehatan mental mahasiswa DPWK
karena mahasiswa yang mengalami banyak tekanan dan tuntutan sehingga tidak dapat mengelola
tugas akademik dengan baik. Lingkungan baru serta gaya pembelajaran yang berbeda dari masa
sekolah memaksa mahasiswa untuk beradaptasi dengan tuntutan yang ada sehingga memicu
munculnya gejala-gejala masalah kesehatan mental. Masalah kesehatan mental terkadang juga berakar
dari tuntutan non-akademik tetapi masih dalam lingkup perannya sebagai mahasiswa, seperti masalah
finansial pada mahasiswa. Ketidakmampuan mahasiswa untuk mengatasi permasalahan ini dapat
menyebabkan munculnya gejala masalah kesehatan mental.

Mahasiswa DPWK UNDIP memilih strategi Istirahat dan rekreasi untuk mengatasi masalah kesehatan
mental mereka karena dapat membawa ketenangan mental bagi para mahasiswa sekaligus juga
membawa manfaat positif yang menyeluruh bagi perkembangan berbagai aspek sosial. Dalam
prosesnya, membuat mahasiswa menjadi lebih sehat, usia psikologis menurun, dengan kepuasan batin
dan rasa puas, dan meningkatkan komunikasi. Kondisi ini dapat meningkatkan rasa pencapaian
masing-masing.

Hubungan antara akademik dan istirahat atau rekreasi adalah untuk menenangkan pikiran,
memberikan wawasan baru untuk menyegarkan ingatan pikiran, melupakan masalah dan
menghilangkan stress yang ada dan tentu saja itu dapat meningkatkan nilai akademik mahasiswa
tersebut.
BAB V

PENUTUP

Dari hasil penelitian ini kami dapat menyimpulkan bahwa strategi untuk mengatasi masalah kesehatan
mental yang disebabkan oleh faktor akademik adalah dengan istirahat dan rekreasi yang ditunjukan
melalui hasil survei dimana diantara 58 responden sebagian besar mahasiswa memilih untuk istirahat
dan melakukan rekreasi dan sebagian besar juga menyatakan strategi itu cukup efektif dalam
mengatasi masalah kesehatan mental.

Oleh sebab itu, kami menyarankan mahasiswa DPWK UNDIP angkatan 2023 untuk mengetahui cara
mengatur waktu dengan efektif dan efisien, sehingga mahasiswa dapat lebih produktif dan mampu
memaksimalkan performa akademik, namun tetap bisa meluangkan waktu untuk istirahat dan rekreasi
sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan Kesehatan mental.
DAFTAR PUSTAKA

Bukhori, B. (2006). “Kesehatan Mental Mahasiswa Ditinjau dari Religiusitas dan


Kebermaknaan Hidup”. Psikologika : Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Psikologi,
12(22). https://doi.org/10.20885/psikologika.vol12.iss22.art2

Maharani, S. D. (2007). “FENOMENA BUNUH DIRI TINJAUAN FILSAFAT MANUSIA


(Studi Kasus Terhadap Fenomena Bunuh Diri Ibu dan Anak)”. Jurnal Filsafat, 17(1),
100–112.

Mahardhani, F. O., Ramadhani, A. N., Isnanti, R. M., Chasanah, T. N., & Praptomojati, A.
(2020). Pelatihan Strategi Koping Fokus Emosi untuk Menurunkan Stres Akademik
pada Mahasiswa. Gadjah Mada Journal of Professional Psychology (GamaJPP), 6(1),
60. https://doi.org/10.22146/gamajpp.55253

Prof. Dr. Suryana, Ms. (2012). Metodologi Penelitian : Metodologi Penelitian Model Prakatis
Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Universitas Pendidikan Indonesia, 1–243.
https://doi.org/10.1007/s13398-014-0173-7.2
Rachmadyanshah, A. F., & Khairunisa, Y. (2021). Pengembangan Website Edukasi Interaktif
Pengenalan Kesehatan Mental Bagi Remaja. Jurnal Multi Media Dan IT, 5(1).
https://doi.org/10.46961/jommit.v3i2.352

Sukadji, S. (1997). Awas: Studi Kausal-Komparatif. Buletin Psikologi, 5(2), 32–38.


https://jurnal.ugm.ac.id/buletinpsikologi/article/download/13555/9724

Mokaya, S., & Gitari, J. W. (2012). Effects of workplace recreation on employee


performance: The case of Kenya Utalii College. International journal of humanities
and social science, 2(3), 176-183.

Campbell F, Blank L, Cantrell A, Baxter S, Blackmore C, Dixon J, Goyder E. Factors that


influence mental health of university and college students in the UK: a systematic
review. BMC Public Health. 2022 Sep 20;22(1):1778. doi: 10.1186/s12889-022-
13943-x. PMID: 36123714; PMCID: PMC9484851.

Anda mungkin juga menyukai