Anda di halaman 1dari 9

SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN


TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR JURUSAN SARJANA
KEPERAWATAN UNIVERSITAS KADIRI

OLEH :
RONAL APRILLIAN MAMUD
()

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KADIRI

2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses menimba ilmu ataupun
belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah satu bentuk perguruan tinggi
yang terdiri dari akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas. Usia
mahasiswa sebagian besar berada pada rentang 18-25 tahun, dimana usia tersebut
termasuk dalam usia dewasa awal (Aulia dan Panjaitan, 2019).
Dari data Statistik Pendidikan Tinggi (2020) sebanyak 8.483.213 mahasiswa yang
terdaftar di perguruan tinggi di Indonesia dan 7,76% terdaftar pada kelompok bidang ilmu
kesehatan. Di Kediri sendiri ada sebanyak 4.371 orang yang terdaftar sebagai mahasiswa
(BPS Jatim, 2019). Bidang ilmu ekonomi, sosial, teknik, dan kesehatan menjadi empat
bidang ilmu yang paling banyak diminati mahasiswa baru pada jenjang akademik maupun
vokasi.
Mahasiswa pada perguruan tinggi dituntun untuk segera mungkin menyelesaikan
masa studinya Pada umumnya di akhir masa studinya seorang mahasiswa diberi tugas
akhir yang biasa disebut skripsi dan menjadi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
sarjana (Seto et all, 2020). Mahasiswa kemungkinan mengalami kecemasan saat
menyelesaikan tugas akademik mereka, menghadapi ujian, dan beradaptasi dengan kuliah
perbedaan hidup dan bahasa. Masalah lain seperti biaya kuliah biaya, penilaian sosial,
manajemen waktu, dan individu asumsi terhadap penyelesaian tugas akhir juga
mempengaruhi tingkat kecemasan siswa. Siswa tahun terakhir adalah sering mengalami
kecemasan karena mereka ditekan untuk menyelesaikan final mereka proyek sebagai
syarat untuk memperoleh gelar. Kecemasan merupakan perasaan tidak nyaman yang
dialami oleh individu sebagai bentuk respon terhadap sumber ancaman (Permatasari et al.,
2018 & Rizki et al., 2019).
Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2017) menyatakan bahwa
depresi dan kecemasan merupakan gangguan jiwa umum yang prevalensinya paling
tinggi. Lebih dari penderita depresi sebanyak 322 juta orang di seluruh dunia (4,4% dari
populasi) dan hampir separuhnya berasal dari wilayah Asia Tenggara dan Pasifik
Barat. Pada tahun 2021 World Health Organization(WHO) menyatakan bahwa depresi
adalah salah satu permasalahan mental yang umum dengan perkiraan kenaikan jumlah
depresi sebanyak 280.000.000 orang di seluruh dunia mengalami gangguan tersebut
(World Health Organization, 2021). Prevalensi mahasiswa di dunia yang mengalami stres
didapatkan sebesar 38-71%,sedangkan di Asia sebesar 39,6-61,3% (Ambarwati et
al,2017). Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), Di Indonesia prevalensi
gangguan emosional pada penduduk berusia 15 tahun ke atas, meningkat dari 6% di
tahun 2013 menjadi 9,8% di tahun 2018. Prevalensi penderita depresi di tahun 2018
sebesar 6,1%. Di Jawa Timur prevalensi penderita depresi pada tahun 2017 Jawa
Timur sebanyak 6,5% pada masalah mental dan mengalami kenaikan pada tahun
2018 sebesar 1.250.507 kasus (4,5%) pada umur 15 tahun. Di Kediri tahun 2018
prevalensi penderita depresi sebanyak 2,97% (Riskesdas, 2018)dan mengalami
kenaikan pada tahun 2020 sebanyak 4,5 % (1.250.507) pada usia > 15 tahun.
Tindakan yang dapat dilakukan untuk meminimalkan terjadinya masalah
keperawatan kecemasan menurut Standar Intervensi Keperawatan Indonesia(SIKI) yaitu
reduksi ansietas, terapi relaksasi, bantuan kontrol marah, dukungan emosi, dukungan
hypnosis diri, dukungan kelompok, dukungan keyakinan, manajemen demensia, teknik
distraksi, teknik imajinasi terbimbing, terapi musik, terapi relaksasi otot progresif,
danterapi seni. Musik klasik membantu otak memprovokasi gelombang alfa. Gelombang
alfa mendapatkan banyak informasi yang tersedia dan berperan dalam menurunkan
tekanan darah. Ketukan musik yang berintensitas rendah dengan 50-70 ketukan per menit
dapat meningkatkan daya ingat dan menimbulkan ketenangan (Adareth dan Purwoko
2019).
Musik merupakan salah satu cara untuk membantu mengatasi stress. Terapi musik
merupakan sebuah rangsangan pendengaran yang berorganisasi terdiri atas melodi, ritme,
harmoni, warna (timbre), bentuk, dan gaya. Musik klasik memiliki pengaruh besar pada
kondisi psikologis sosial karna musik klasik memiliki efek yang besar terhadap
ketegangan dan kondisi rileks pada seseorang (Napitupulu dan Sutriningsih 2019).
Dari hasil penelitian Vidyawati dan Hasanah (2019) juga didapatkan hasil analisis
pada setiap subjek bahwa musik klasik mempunyai pengaruh pada masing- masing subjek.
Analisis subjek pada kelompok eksperimen pada saat mendengarkan musik klasik
menunjukkan kondisi subjek yang merasa lebih tenang, rileks, segar, konsentrasi menjadi
baik atau fokus, senang, bersemangat, dan badan menjadi ringan.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan dengan metode wawancara pada 8
mahasiswa tingkat akhir di Universitas Kadiri mengatakan mengalami gejala-gejala stres
seperti tidur tidak teratur, susah tidur, cemas, gelisah, dan rasa takut.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Pemberian Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Tingkat
Kecemasan Pada Mahasiswa Tingkat Akhir Di Universitas Kadiri”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti merumuskan suatu masalah, yaitu,
“Adakah Pengaruh Pemberian Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan
Pada Mahasiswa Tingkat Akhir Di Universitas Kadiri?”

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan umum yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk
mengetahui Pengaruh Pemberian Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Tingkat
Kecemasan Pada Mahasiswa Tingkat Akhir Jurusan Sarjana Keperawatan Di
Universitas Kadiri
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi tingkat kecemasaan sebelum diberikan terapi musik klasik pada
mahasiswa tingkat akhir Jurusan Sarjana Keperawatan Universitas Kadiri
2. Mengidentifikasi tingkat kecemasaan sesudah diberikan terapi musik klasik pada
mahasiswa tingkat akhir Jurusan Sarjana Keperawatan Universitas Kadiri
3. Menganalisis pengaruh pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan tingkat
kecemasan pada mahasiswa tingkat akhir Jurusan Sarjana Keperawatan Di
Universitas Kadiri

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Teoristis
Peneltiann ini diharapkan dapat memberi informasi demi pengembangan ilmu
pengetahuan dalam bidang keperawatan mengenai Pengaruh Pemberian Terapi Musik
Klasik Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Mahasiswa Tingkat Akhir
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Responden
Untuk menambah pengetahuan responden dalam penanganan tingkat kecemasan
dan mengaplikasikannya agar kecemasan yang dirasakan bisa berkurang, sehingga
aktivitas tetap berjalan dengan baik.
2. Bagi Peneliti
Hasil Penelitian ini diharapkan agar berguna sebagai bahan acuan dan referensi
untuk penelitian selanjutnya. Penelitian ini dapat dikembangkan dengan
mengunakan metode penelitian yang berbeda.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini bisa di jadikan sebagai refrensi dalam mengembangkan teori
ilmu keperawatan.
BABAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian


Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode Pra-Eksperimental dengan pendekatan One Group Pra-Post Test
Design. Ciri tipe penelitian ini adalah mengungkapkan hubungan sebab akibat
dengan cara melibatkan satu kelompok subyek. Kelompok subyek diobservasi
sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah intervensi
(Nursalam, 2013).
Tabel 4.1 Skema Rancangan Penelitian
Subyek Pra-Tes Perlakuan Post-Tes

S O1 X O2

Keterangan :
S : Subyek

O1 : Observasi tingkat kecemasan sebelum dilakukan terapi musik

X : Intervensi (terapi musik)

4.2 Variabel Penelitian


1. Variable independent (variabel bebas)
Variable independent adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahan atau timbulnya variable dependent (Sugiyono, 2011). Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah terapi musik klasik. Merupakan suatu tindakan yang diberikan
sebagai intervensi untuk memperoleh suatu efek tertentu yaitu perubahan tingkat
kecemasan.
2. Variable dependent (variabel terikat)
Variable dependent merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variable independent (Sugiyono, 2011). Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah kecemasan pada mahasiswa tingkat akhir

4.3 Definisi Operasional


Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati dari
sesuatu yang didefinisikan tersebut, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan
observasi atau pengkuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Pada
definisi operasional dirumuskan untuk kepentingan akurasi, komunikasi, dan replikasi
(Nursalam, 2013).
Tabel 4.3. Definisi operasional variabel

Variabel Definisi Skal


Parameter Alat Ukur Skor
Penelitian Operasional a
Data
Variabel Memberikan - Jenis musik klasik Standar Nominal 0 :Sebelum
bebas : terapi musik - Terapi musik Operasional diberikan
Terapi klasik agar diberikan Prosedur terapi
Musik tidak terjadi ± 20 menit musik
kecemasan - Mengguanakan alat 1: Sesudah
pada handphone, musik, diberikan
mahasiswa dan headshet. terapi
tingkat akhir musik
saat
menyusun
skripsi.
Musik klasik
memiliki
tempo
seirama
dengan
jantung dapat
menciptakan
suasana
nyaman dan
tenang.

Variabel Suatu Jumlah jawaban yang Kuesioner Interval Skor 0 –


terikat : perasaan diisi pada kuesioner kecemasa 56 yang
Kecemasan ketakutan oleh mhasiswa n skala dikategorik
atau menggunakan HARS an sebagai
kekhawatira pengukuran skala berikut :
n yang tidak HARS Skor <6
jelas pada 1. Perasaan cemas tidak ada
mahasiswa 2. Ketegangan kecemasan
tingkat akhir 3. Ketakutan 6-14
saat 4. Gangguan tidur kecemasa
menyusun 5. Gangguan n ringan
skripsi kecerdasan 15-27
6. Perasaan depresi kecemasa
7. Gejala rematik n sedang
(otot- otot) >27
8. Gejala sensorik kecemasa
9. Gejala n berat
Kardiovaskular
10. Gejala pernafasan
11. Gejala

Gastrointestinal
12. Gejala urogenitalia
13. Gejala vegetatif
14. Tingkah laku saat
wawancara

Anda mungkin juga menyukai