PENDAHULUAN
2017 lebih dari 300 juta orang hidup dengan depresi, menunjukan
peningkatan lebih dari 18% dibandingkan dengan periode tahun 2005 sampai
tahun 2015. WHO juga memprediksi bahwa pada tahun 2020 depresi akan
tidak ada gairah hidup, merasa tidak berguna, kekecewaan yang mendalam,
rasa putus asa, pikiran kematian, dan keinginan bunuh diri. Individu dapat
dikatakan menderita gangguan depresi jika lima (atau lebih) gejala depresi
telah ada selama periode dua minggu dan merupakan perubahan dari keadaan
biasa seseorang. Telah dipastikan bahwa satu dari lima orang mempunyai
2004).
1
Survei yang dilakukan Persatuan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa
mengidap depresi dari mulai tingkat ringan hingga paling berat. Berdasarkan
Indonesia lebih kurang 150.000.000 ada 1.740.000 orang yang saat ini
individu yang berada pada masa usia perkembangan dewasa awal, yang
menggunakan waktu luang secara tepat atau yang disebut dengan proper uses
2
Masalah-masalah yang dihadapi oleh mahasiswa bersifat akademis dan
Michael, 2006).
jurusan lain. Para peneliti menganalisis hampir 200 penelitian terhadap 129
lain berpikir untuk melakukan bunuh diri selama masa kuliah (Cooper, 2010;
Lisa, 2016).
3
Penelitian yang dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maret Surakarta pada bulan Mei 2010, dari 60 sampel mahasiswa kedokteran
memiliki rata-rata skor BDI II yang lebih tinggi, dengan kata lain lebih
dahulu sebelum menjadi koasisten (dokter muda) dirumah sakit. Studi pada
tahap preklinik relatif lebih mudah dibandingkan pada tahap koasisten, pada
pada bulan Januari – Agustus tahun 2012, dari 144 sampel yang memenuhi
(P=0,191).
4
Mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar Mataram
kerja lapangan, konsultasi pakar, evaluasi dan penelitian akhir. Tidak sedikit
mahasiswa kedokteran, yang harus diatasi. Jika banyak masalah yang tidak
dirinya sebagai orang yang gagal atau tidak mampu. Kondisi ini jika
(Christyanti, 2010).
5
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk
preklinik dan koasisten, mengingat sampai saat ini belum ada penelitian yang
Mataram.
preklinik.
6
1.3.2 Tujuan Khusus
mendatang.
7
1.4.2 Manfaat Bagi Mahasiswa/Akademisi
risiko dalam bidang non akademis yang dapat menjadi penyebab dari
Mataram.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Depresi
menyakiti diri sendiri atau bunuh diri. Depresi adalah penyebab utama
2017).
dan proses berpikir tentang suatu hal. Tanpa pengobatan, gejala dapat
9
Depresi adalah suatu perasaan kesedihan yang psikopatologis,
mudah lelah yang sangat nyata sesudah bekerja sedikit saja, dan
bersalah, menarik diri dari orang lain, dan tidak dapat tidur, kehilangan
susah, tidak ada harapan dan putus asa disertai komponen biologis atau
dan dalam waktu yang singkat. Bila depresi tersebut terjadi diluar
10
selalu merasa bersalah, dan tidak ada harapan lagi secara berlebihan
lanjut dewasa (di atas 7,5% pada wanita berusia 55-74 tahun, dan di
atas 5,5% pada pria usia dewasa). Depresi juga terjadi pada anak-anak
dan remaja di bawah usia 15 tahun, tapi dengan angka morbiditas yang
lebih rendah dari kelompok usia yang lebih tua. Jumlah masyarakat
yang hidup dengan keadaan depresi di dunia adalah 322 juta jiwa.
11
universitas di Kanada. Pada penelitian tersebut dilaporkan 7%
yang ditemukan dalam dorsal raphe nucleus, sistem limbik, dan kortex
dengan depresi berat, sehat, dan pada pasien dengan gangguan bipolar
12
ceruleus), dan 5-hydroxytryptamine (5-HT) (Jerry, 2012).
2006).
13
berduka, dimana ia akan mengingat kenangan dari orang yang hilang
dan memisahkan diri darinya dengan orang lain tersebut, yang dianggap
tentang diri seperti gambaran pesimis tentang diri, dunia, dan masa
14
kegagalan). Selanjutnya muncul perasaan tidak berdaya, tidak ada
1) Faktor biologi
15
metabolic amin biogenik, seperti: 5 HIAA (5-Hidrokxyindoleacetic
16
Hipersekresi CRH merupakan gangguan aksis HPA yang sangat
utama pada sistem endokrin dan fungsinya diatur oleh sistem limbik.
2) Faktor genetik
a. Penelitian keluarga
2,5 kali lebih besar untuk terjadi bipolar dan 2-3 kali lebih
17
mungkin menderita depresi berat dibandingkan dengan seseorang
b. Penelitan adopsi
bahwa anak biologis dari orang tua yang menderita depresi tetap
c. Penelitian kembar
3) Faktor psikologi
Sampai saat ini tak ada sifat atau kepribadian tunggal yang
18
mengeksternalisasikan yang lainnya. Tidak ada bukti hubungan
19
atau klasifikasi depresi hingga saat ini diakui masih sukar diterima
nosologi yang tepat merupakan hal yang penting. Untuk mencapai hal
2009).
1) Psikogenik
a. Depresi reaktif.
yang ditandai oleh apatis dan retardasi atau oleh kecemasan dan
20
agitasi. Dan yang ditimbukan sebagai reaksi dari suatu
b. Exhaustion depression.
menyakitkan.
c. Depresi neurotic.
percaya diri, gagap, sering mimpi buruk, dan enuresis. Juga gejala
2) Endogenik
21
masalah psikologis atau fisik tertentu, tetap bisa juga dicetuskan oleh
3) Somatogenik
a. Depresi organic.
terharu.
b. Depresi simptomatik.
22
2.1.6 Tingkatan Depresi
B
eberapa tingkatan depresi dengan gejala yang berbeda, yaitu:
1) Depresi ringan
pikir, komunikasi dan hubungan sosial kurang baik dan merasa tidak
nyaman.
2) Depresi sedang
pesimis.
tugas terasa berat, tubuh lemah dan sakit kepala dan dada, mual,
terganggu.
kebersihan diri.
23
3) Depresi berat
(rasa sedih tertentu dan mania yaitu rasa gembira yang berlebihan
diri, tidak mau makan dan minum, berat badan menurun, bangun
pagi sekali dengan perasaan tidak enak, tugas ringan terasa berat.
verbal.
1) Jenis Kelamin
24
Sebuah diskusi panel yang diselenggarakan oleh American
all, 2005).
2) Umur
25
kriminal yang disertai kekerasan, seiring dengan kemungkinan
depresi telah ada selama periode dua minggu dan merupakan perubahan
dari keadaan biasa seseorang. Gejala depresi ialah keadaan emosi yang
tertekan sebagian besar waktu dalam satu hari, hampir setiap hari, yang
ditandai oleh laporan subjektif (misal: rasa sedih atau hampa) atau
et all, 1999).
26
a. Kehilangan minat atau rasa nikmat terhadap semua, atau hampir
lain)
bulan)
mati), berulang kali muncul pikiran untuk bunuh diri tanpa rencana
yang jelas, atau usaha bunuh diri atau rencana yang spesifik untuk
27
Gejala-gejala dari gangguan depresi sangat bervariasi, gejala-gejala
adalah:
keputusan
1) Simptom psikologi
28
kerja dan sosial, ingin melarikan diri
2) Simptom biologi
b. Hilang libido
c. Tidur terganggu
29
pernikahan dan hubungan, kesulitan ekonomi, dan tekanan pada
pekerjaan seperti aktivitas yang padat dan hubungan sosial pada bangku
2003).
yaitu perkuliahan, ada yang merasa senang dan antusias tetapi tidak
30
pendidikan sekolah menengah atas ke jenjang perkuliahan (Furr et all,
2001).
pusat konseling untuk mengatasi penyakit mental yang serius, dan lebih
ancaman bunuh diri dan overdosis juga salah satu kejadian yang sering
kurun waktu lima setengah tahun yang terdiri dari 2 tahap, yaitu:
yaitu:
31
memiliki kemampuan untuk menjelaskan konsep-konsep yang
harus dipelajari.
sebelas.
didik untuk belajar melalui kasus atau masalah yang dapat ditemukan
32
memotivasi bahwa masalah tersebut akan terjadi di lapangan
1997).
tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau
pengalaman.
33
belajar berlangsung dalam tiga tahapan:
acquitision. Peristiwa ini sudah tentu melibatkan fungsi short term dan
2010).
34
Proses belajar berlangsung dalam 3 fase yaitu:
dipelajari. Di antara informasi yang diperoleh itu ada yang sama sekali
hal-hal yang lebih luas. Bagi pemula, tahap ini akan berlangsung sulit
(Rahmawati, 2012).
35
2.3.3 Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
1) Faktor internal
a. Aspek fisiologis
b. Aspek psikologis
2) Faktor eksternal
a. Lingkungan sosial
mahasiswa.
b. Lingkungan non-sosial
2006).
36
2.3.4 Faktor pendekatan belajar
dengan Holmes and Rahe Stress Scale merupakan sebuah daftar 43 stressor
37
Penyesuaian kembali dalam bisnis 39
Perubahan situasi keuangan 38
Kematian teman dekat 37
Perubahan bidang pekerjaan 36
Perubahan seringnya terjadi pertengkaran 35
dalam pernikahan
Pengadaian atau peminjaman untuk pembelian 31
kebutuhan primer
Pencabutan hak mendapatkan pinjaman atau 30
Pengadaian
Masalah dengan mertua 29
Anak meninggalkan rumah 29
Perubahan tanggungjawab dalam pekerjaan 29
Prestasi pribadi menurun 28
Mulai atau berhenti bekerja 26
Mulai atau mengakhiri sekolah 26
Perubahan dalam kondisi kehiudpan 25
Perubahan kebiasaan pribadi 24
Masalah dengan bos 23
Perubahan kondisi kerja atau jam kerja 20
Pindah rumah 20
Pindah sekolah 20
Perubahan kebiasaan rekreasi 19
Perubahan dalam aktivitas beribadah 19
Perubahan dalam kegiatan social 18
Pinjaman untuk pembelian barang-barang 17
Sekunder
Perubahan dalam kebiasaan tidur 16
Perubahan dalam jumlah pertemuan keluarga 15
Perubahan pola makan 15
Liburan 13
Perayaan hari besar umat beragama 12
Pelanggaran hokum 11
Sumber : Holmes & Rahe, 1967
tingkat depresi yang dibuat oleh dr. Aaron T. Beck. BDI II pertama kali
diterbitkan pada tahun 1961 terdiri dari dua puluh satu pertanyaan tentang
bagaimana perasaan klien pada minggu terakhir terkait tanda dan gejala
38
digunakan untuk mengukur tingkat keparahan depresi. Instrumen BDI II
dirancang untuk individu yang berusia 13 dan lebih, dan terdiri dari
marah, kognisi seperti perasaan bersalah atau dihukum, serta gejala fisik
seperti kelelahan, penurunan berat badan, dan kurangnya minat pada seks
(Beck, 2006).
Temuan awal dari BDI II disajikan menjadi faktor kognitif, afektif, dan
somatik. Gejala depresi yang termasuk dalam faktor kognitif ialah kesedihan,
ketidaksukaan terhadap diri, kritikan terhadap diri, keinginan bunuh diri, dan
tidak berharga. Range nilai untuk faktor kognitif ialah 0-27. Gejala depresi
ketertarikan terhadap seks. Range nilai untuk faktor afektif ialah 0-21. Gejala
39
depresi yang termasuk pada faktor somatik ialah kehilangan energi,
kelelahan. Range nilai untuk faktor somatik ialah 0-15 (Cooper, 2010).
Instrumen ini menetapkan hasil berbeda untuk populasi umum dan untuk
individu yang telah didiagnosis dengan depresi klinis. Untuk populasi umum,
skor 21 atau lebih mewakili depresi. Bagi orang yang telah didiagnosa secara
klinis, skor dari 0-9 mewakili gejala depresi yang minimal atau masih dalam
negara belahan dunia lainnya terutama mengenai kasus cemas dan depresi.
Penelitian dengan modalitas yang berbeda telah dilakukan dengan skala yang
luas untuk mengetahui secara jelas fenomena ini (Inam et all, 2009).
dalam sehari secara rutin dan harus memahami pelayanan kesehatan yang
nyata di lapangan. serta pengharapan yang sangat tinggi dari keluarga dan
40
masyarakat merupakan salah satu stressfull yang dialami mahasiswa
sosial. Gangguan jiwa yang dialami seumur hidup atau bersifat kronis,
sebagian besar timbul pada onset saat usia dewasa muda, tepatnya pada saat
masa kuliah. Faktor penyebab dari depresi pada mahasiswa kedokteran antara
sakit. Studi preklinik relatif lebih mudah dibandingkan studi koasisten, pada
41
studi koasisten mahasiswa langsung berhadapan dengan pasien dan mendapat
tinggi pada mahasiswa koasisten dan rasa frustrasi. Tingkat stres pada
penuhi sebagai suatu beban yang sangat berat. Ada kalanya tekanan
42
datang dari konsulen, perawat, keluarga pasien, dan pasien itu sendiri,
2016).
dapat memenuhi ekspetasi yang tinggi dari diri sendiri maupun orang lain
yang sekarat atau dalam sakaratul maut atau kematian. Suatu studi
terutama pada pasien meninggal yang pertama kali dihadapi oleh mereka.
43
Ketidaksiapan mahasiswa koasisten menghadapi pasien sekarat dan/atau
kepaniteraan koasisten di rumah sakit setiap hari di pagi dan siang hari
seperti morning report, ronda bangsal, tutor, dll, terkadang mereka harus
berlanjut dengan jaga malam. Selain itu mahasiswa koasisten juga harus
dalam waktu yang pendek dan terlalu padat itu. Hal ini menimbulkan
44
penurunan kualitas hidup dan kualitas tidur karena padatnya aktivitas
bola salju yang akan semakin membesar seiring dengan adanya gangguan
koasisten akan selalu merasa tidak pantas, takut untuk berbuat salah, dan
45
khawatir berlebihan yang pada gilirannya dapat menurunkan performa
belajar dari mahasiswa koasisten. Bila hal ini berlanjut, maka kondisi ini
Jenis Kelamin
Faktor Biologi
Faktor Internal
Faktor Psikologi
Faktor Genetik
Faktor Eksternal
Sosial
Ekonomi Proses Belajar
Budaya
Mahasiswa Kedokteran
Preklinik Koasisten
Depresi
Ringan
Beck Depression Instrumen
Inventory II(BDI II) pengukuran Sedang
Berat
Bagan 2.1. Kerangka Teori
Sumber: Kaplan et all, 2010
46
2.8 Kerangka Konsep Penelitian
Proses belajar
Mahasiswa Kedokteran
Preklinik Koasisten
Depresi
Keterangan:
2.9 Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan sebagai jawaban sementara atas pertanyaan
47
Berdasarkan landasan teori di atas, maka dalam penelitian ini dapat
48
BAB III
METODE PENELITIAN
(Notoatmodjo, 2010).
penelitian ini yang ingin diketahui oleh peneliti adalah perbedaan tingkat
Azhar Mataram dan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangli, Provinsi
49
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
2010).
yang diambil dari populasi tersebut. Untuk itu sampel diambil dari
didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti itu
50
Dalam penelitian ini yang dipilih sebagai subjek penelitian hanya
koasisten angkatan 2011 dan 2012 saja. Mahasiswa angkatan 2014 dan
tahun terakhir.
( )
n 1=n2= Zα √ 2 PQ + Zβ √ P 1 Q1+ P 2 Q2 ²
P 1−P 2 ¿
Keterangan :
n = Besar sampel
= 0,84
51
P2 = Proporsi depresi, berdasarkan kepustakaan (Widosari, 2010)
= 0,57
Q2 = 1 - P2 = 1 - 0,57 =0,43
Q = 1 - P = 1 - 0,67 =0,33
( )
n 1=n2= 1,96 √ 2 x 0,67 x 0,33+0,84 √ 077 x 0,23+ 0,57 x 0,43 ²
0,2 ¿
= 15
52
Agar karakteristik sampel tidak menyimpang dari populasinya, maka
(Notoatmodjo, 2010)
53
Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran
54
Variabel independen merupakan variabel yang menjadi sebab
55
Instrumen penelitian adalah alat yang akan digunakan untuk
penelitian ini.
depresi.
56
sensitifitas (kemarahan), perubahan polamakan, sulit berkonsentrasi,
merupakan tes standar yang telah diuji dan diterima baik didunia
(Maulida, 2012).
penelitian yang dilakukan oleh Aulia Maulida pada tahun 2012 yang
57
mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Jenis data dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder.
2012).
58
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti yang
didapat dari orang lain atau data diperoleh secara tidak langsung
(Notoatmodjo, 2012).
angkatan tahun 2011, 2012, 2014 dan 2015, yang diperoleh melalui
1) Persiapan Penelitian
2) Menentukan Sampel
Responden.
59
data karakteristik responden.
rancangan penelitian.
6) Pengumpulan Data
7) Analisis Data
a. Pengkodean (Coding)
b. Edit (Editing)
c. Tabulasi (Tabulating)
60
Mengelompokkan data sesuai tujuan kemudian memasukkan
d. Analisis Data
17.1
Persetujuan pembimbing
Pembuatan proposal
Menetapkan Kuesioner
Menentukan sampel
Pengumpulan data
Analisa data
61
Analisa data dilakukan setelah semua data sudah dicek kembali dan
sudah terkumpul sesuai dengan target sampel. Data yang sudah terkumpul
selanjutnya akan diolah dan dianalisa. Pada penelitian ini data akan dianalisa
tingkat depresi dari total responden pada penelitian ini serta telah
62
untuk menganalisis perbedaan diantara 2 kelompok tersebut adalah
teknik analisis uji T sampel bebas atau sering disebut dengan istilah
Smirnov yang terdapat pada pada program SPSS for windows versi
63
pada penelitian ini dikatakan berdistribusi normal, maka akan
mengetahui varian dari beberapa populasi sama atau tidak, uji ini
variasi data yang diasumsikan apakah sama atau berbeda. Pada uji
Ho diterima jika P-value > 0,05 dan Ho ditolak jika P-value < 0,05.
Etika Penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap
kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti
(Notoatmodjo, 2010).
menuliskan teori dengan benar. Pada penelitian ini etika yang berlaku antara
64
(informed consent); menghormati privasi dan kerahasiaan obyek penelitian
kepada orang lain; keadilan dan keterbukaan (respect for justice and
dibuat dengan meminta perizinan kepada pihak Rumah Sakit Umum Daerah
Bangli, Provinsi Bali dengan membawa surat rekomendasi berupa surat izin
Mataram.
65
BAB IV
Data yang diperoleh antara lain jenis kelamin, usia, tahap pendidikan
tahun 2018.
66
4.1.1 Distribusi Responden
Kelompok Usia
- 17-19 tahun 30 41.7
- 20-22 tahun 8 11.1
- 23-25 tahun 34 47.2
Tahap Pendidikan
- Preklinik 36 50.0
- Koasisten 36 50.0
Tahun Angkatan
- 2011 18 25.0
- 2012 18 25.0
- 2014 18 25.0
- 2015 18 25.0
Tingkat Depresi
- Depresi ringan 7 9.7
- Depresi sedang 28 11.1
- Depresi berat 37 47.2
Sumber : Data Primer tahun 2018 yang diolah oleh peneliti
diteliti.
67
Santrock (2006) mengatakan rentang usia masa remaja dimulai
kelompok tahun angkatan yaitu tahun angkatan 2011, 2012, 2014 dan
2015.
68
Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat depresi pada mahasiswa
69
Tahun angkatan adalah tahun responden memulai proses
0 responden (0%).
70
Distribusi frekuensi Tingkat Depresi Berdasarkan
Jenis kelamin
Jumlah Responden
25
20 Ringan
20
17 17 Linear
(Ringan)
15
11 Sedang
10 Linear
(Sedang )
5
5 Berat
2 Tingkat Depresi Linear
0 (Berat)
Laki-laki Perempuan Total
Ringan
Jenis kelaminSedang Berat
Jenis Kelamin
71
Berdasarkan tabel dan gambar di atas, hasil analisis distribusi
Tingkat Depresi
Total
Ringan Sedang Berat
Kelompok Usia
- 17-19 tahun 9.7% 25.0% 6.9% 41.7%
- 20-22 tahun .0% 5.6% 5.6% 11.1%
- 23-25 tahun .0% 8.3% 38.9% 47.2%
Total 9.7% 38.9% 51.4% 100.0%
Sumber : Data Primer tahun 2018 yang diolah oleh peneliti.
72
Distribusi frekuensi Tingkat Depresi Berdasarkan
Kelompok usia
18
7 6
5 4 4
0 0
17-19 tahun 20-22 tahun 23-25 tahun
73
4.1.5 Perbedaan Tingkat Depresi Mahasiswa Preklinik dan Koasisten
74
Kolmogorov-Smirnov didapatkan output yang menunjukkan P-value
4.2 Pembahasan
75
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.1.2, menunjukan bahwa terdapat
yang paling sedikit mengalami depresi berat yaitu kelompok responden tahun
angkatan 2015 yaitu 0 responden (0%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang
bahwa tahun angkatan yang lebih tua dan telah menjalani kepaniteraan di
yang lebih muda, dikarenakan faktor stresor yang lebih berat serta pada
mahasiswa dengan tahun angkatan yang lebih tua juga berada dalam tahap
transisi dari usia remaja menuju usia dewasa, dimana pada usia dewasa faktor
stresor akan semakin bertambah. Hal ini diperkuat dari hasil analisis pada
76
perempuan cenderung lebih banyak mengalami depresi berat (27,8%)
pada pengamatan yang universal terlepas dari kultur atau negara, prevalensi
gangguan depresi berat pada wanita dua kali lebih besar dibanding pria, 20%
dari semua wanita dan 10% dari semua pria akan mengalami masa depresi
berat semasa hidupnya. Hasil pada penelitian ini juga sesuai dengan
dibandingkan laki-laki (3,6%). Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Deni
tahun 2018 pada tabel 4.1.6 dapat disimpulkan bahwa hasil dari uji statistik
Independent Sample T-Test pada penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang
77
menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat depresi yang bermakna
sesuai dengan hasil analisis uji statistik pada penelitian ini yang
sebagai berikut:
78
1. Dalam proses pengambilan responden pada kelompok mahasiswa
BAB V
5.1 Kesimpulan
79
menunjukan bahwa mahasiswa koasisten lebih banyak mengalami
5.2 Saran
80
5.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya
81