Anda di halaman 1dari 12

ZONA KEDOKTERAN – Vol. 11 No.

17 FEBRUARI 2021
Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Medical Student Syndrome Pada Mahasiswa
Kedokteran Angkatan 2017 Fakultas Kedokteran Universitas Batam Tahun 2021

Cevy Amelia *, Andi Ipaljri**, Rizky Nur Hidayah***


cevy_psychology@univbatam.ac.id1, andiipaljri@univbatam.ac.id2, hidayahrizkynur@gmail.com3
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Batam, Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Batam.

ABSTRAK

RIZKY NUR HIDAYAH, 61117078, 2021. Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Medical
Student Syndrome Pada Mahasiswa Kedokteran Angkatan 2017 Fakultas Kedokteran Universitas
Batam Tahun 2021.
Latar Belakang : Mahasiswa kedokteran bisa mengalami medical student syndrome (MSS) ketika
mereka melakukan pemahaman yang mendalam terhadap ilmu pengetahuan dan informasi selama
proses pembelajaran sehingga memacu penjiwaan yang menyebabkan mahasiswa cenderung untuk
menafsirkan gejala tubuh yang samar-samar dan mengaitkannya dengan penyakit yang sedang
dipelajari selama masa perkuliahan. Hal ini berpotensi menimbulkan emosi yang tidak
menyenangkan salah satunya adalah kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan tingkat kecemasan dengan medical student syndrome pada mahasiswa angkatan 2017
Fakultas Kedokteran Universitas Batam.
Metode : Penelitian ini menggunakan deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa angkatan 2017 Fakultas Kedokteran
Universitas Batam. Teknik pengambilan sampel yaitu Simple Random Sampling dengan jumlah
sebanyak 54 responden. Uji analisis data menggunakan uji Spearman Rank dengan menggunakan
program komputer.
Hasil : Dari hasil uji analisis data dengan menggunakan uji korelasi Spearman Rank, diperoleh
hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan dengan medical student
syndrome dengan p value = (0,000) atau p value < 0,05 dengan r = 0,838 yang menunjukkan bahwa
hubungan antara keduanya termasuk kedalam kategori korelasi yang sangat kuat.
Kesimpulan : Terdapat hubungan tingkat kecemasan dengan medical student syndrome pada
mahasiswa kedokteran angkatan 2017 Fakultas Kedokteran Universitas Batam dengan signifikansi
p = 0,000 (p < 0,05)

Kata Kunci : Tingkat Kecemasan, Medical Student Syndrome

Universitas Batam Page 1


ZONA KEDOKTERAN – Vol. 11 No. 17 FEBRUARI 2021
The Relationship Between Anxiety Level and Medical Student Syndrome in Medical Students
Batch 2017 Faculty of Medicine, University of Batam in 2021

Cevy Amelia *, Andi Ipaljri**, Rizky Nur Hidayah***


cevy_psychology@univbatam.ac.id1, andiipaljri@univbatam.ac.id2, hidayahrizkynur@gmail.com3
Batam University Medical Faculty lecturer, Batam University Medical Faculty student.

ABSTRACT

RIZKY NUR HIDAYAH, 61117078, 2021. The Relationship between Anxiety Levels and Medical
Student Syndrome in Medical Students Batch 2017 Faculty of Medicine, University of Batam in
2021.
Background: Medical students can experience Medical Student syndrome (MSS) when they do a
deep understanding of science and information during the learning process so as to stimulate the
soul which causes students to tend to interpret vague bodily symptoms and associate them with the
disease being studied during the lecture period. This has the potential to cause unpleasant
emotions, one of which is anxiety. This study aims to determine the relationship between the level of
anxiety and medical student syndrome in 2017 class students of the Faculty of Medicine, University
of Batam.
Method: This research is a descriptive correlational study with a cross sectional approach. The
population in this study were all students of class 2017 Faculty of Medicine, University of Batam.
The sampling technique is Simple Random Sampling with a total of 54 respondents. Test data
analysis using the Spearman Rank test using a computer program.
Result: From the results of the data analysis test using the Spearman Rank correlation test, it was
found that there was a significant relationship between the level of anxiety and medical student
syndrome with p value = (0.000) or pvalue <0.05 with r=0.838 which indicates that the
relationship between the two included in the category of a very strong correlation.
Conclusion: There is a relationship between the level of anxiety and medical student syndrome in
medical students batch 2017 Faculty of Medicine, University of Batam with a significance of
p = 0.000 (p < 0.05)

Keywords : Anxiety Level, Medical Student Syndrome

Universitas Batam Page 2


ZONA KEDOKTERAN – Vol. 11 No. 17 FEBRUARI 2021
PENDAHULUAN tidak berdasar selama studi mereka (Althagafi
et al, 2019).
Mahasiswa kedokteran pada umumnya Dengan adanya fenomena medical student
banyak menghabiskan waktu dengan syndrome (MSS) yang terjadi pada mahasiswa
beraktivitas, terutama dalam kegiatan kedokteran dapat memberi dampak negatif,
perkuliahan yang berkaitan dengan proses salah satu contohnya jika mahasiswa yang
pembelajaran yang seringkali mempelajari mempelajari tentang tumor otak, mereka
hal-hal baru khususnya ilmu tentang berasumsi bahwa sakit kepala mereka
pengetahuan medis. Proses pembelajaran ini mungkin salah satu tanda tumor (Sadiq et al,
tak luput dari pemahaman agar ilmu yang 2018). Asumsi tersebut berpotensi
dipelajari dapat diterima dengan baik. menimbulkan emosi yang tidak
Pemahaman mahasiswa akan bidang menyenangkan ditandai dengan kekhawatiran,
keilmuannya dapat memicu penghayatan rasa takut dan keprihatinan yang dapat
terhadap bidang ilmu yang dipelajarinya menyebabkan seseorang lebih mungkin
(Riadini, 2017). Melakukan penghayatan mengalami kecemasan (Aminullah, 2013).
dalam sebuah pembelajaran dapat berpotensi Pada tahun 2018 Badan Kesehatan Dunia
menimbulkan kepekaan terhadap kondisi (WHO) mencatat prevalensi kecemasan
psikologis mahasiswa itu sendiri sehingga secara umum dalam populasi dunia adalah 3-
mempercayai atau merasakan bahwa didalam 8% dengan 50% kasus terjadi pada usia
dirinya terdapat gangguan seperti yang produktif yaitu 20-50 tahun (Rohmana dkk,
dijelaskan oleh teori di pembelajaran tersebut 2020). Sementara prevalensi kecemasan di
(Joni, 2010) dalam (Dewinta, 2014). kalangan mahasiswa kedokteran di seluruh
Hal seperti ini dikenal secara umum dunia dikaitkan dengan sejumlah besar
dengan istilah medical student syndrome tekanan psikologis karena tekanan selama
(MSS) sehingga dapat dikatakan mahasiswa masa perkuliahan (Thirunavukkarasu, 2019).
kedokteran bisa mengalami medical student Kecemasan yang merupakan reaksi
syndrome (MSS) ketika mereka melakukan terhadap ancaman rasa sakit maupun dunia
pemahaman yang mendalam terhadap ilmu luar yang tidak siap ditanggulangi dan
pengetahuan dan informasi selama proses berfungsi memperingatkan individu akan
pembelajaran sehingga memacu penjiwaan adanya bahaya adapun kecemasan termasuk
yang menyebabkan mahasiswa cenderung ketegangan yang dihasilkan dari ancaman
untuk menafsirkan gejala tubuh yang samar- terhadap keamanan, baik yang nyata maupun
samar dan mengaitkannya dengan penyakit imajinasi biasa (Rauf, 2017). Kecemasan
yang sedang dipelajari selama masa merupakan gejala yang normal pada manusia
perkuliahan. namun dapat menjadi patologis apabila gejala
Berdasarkan penelitian yang dilakukan yang timbul bersifat menetap dan berlangsung
oleh Althagafi et al pada tahun 2019 yang dalam jangka waktu tertentu yang dapat
berjudul The health anxiety in medical mengganggu kelangsungan hidup individu
students, a comparative study from Taif tersebut (Witriya dkk, 2016).
University: Medical student’s syndrome Berdasarkan hasil survey pendahuluan
revisited dilakukan pada 195 kedokteran (95 yang dilakukan peneliti terhadap 10
pre-klinik) dan 200 mahasiswa non- mahasiswa kedokteran angkatan 2017 di
kedokteran menunjukkan kecenderungan Universitas Batam didapatkan dari kesepuluh
merasakan memiliki suatu gangguan atau mahasiswa tersebut menunjukkan bahwa
penyakit tertentu lebih tinggi pada mahasiswa mereka pernah berpikir dan merasakan seperti
kedokteran yaitu (17,4%) dibandingkan adanya gejala-gejala dalam gangguan
mahasiswa non kedokteran (15%) dan psikologis pada diri masing-masing setelah
menurut Howes et al (2004) juga mempelajari ilmu tentang gangguan
menunjukkan bahwa 70% mahasiswa psikologis dan kesepuluh mahasiswa tersebut
kedokteran memiliki ketakutan medis yang juga pernah mengalami gejala kecemasan

Universitas Batam Page 3


ZONA KEDOKTERAN – Vol. 11 No. 17 FEBRUARI 2021
berupa perasaan cemas, ketegangan,
ketakutan, sulit tidur dan lain-lain.

Universitas Batam Page 2


ZONA KEDOKTERAN – Vol. 11 No. 17 FEBRUARI 2021
Berdasarkan dari latar belakang dan hasil menggunakan perhitungan rumus Slovin,
survey di atas, maka peneliti tertarik sehingga didapatkan jumlah sampel yaitu 54
mengadakan penelitian lebih dalam untuk responden. Metode pengumpulan data
meneliti hubungan tingkat kecemasan dengan menggunakan data primer dengan kuesioner.
medical student syndrome (MSS) pada Analisis data menggunakan Spearman Rank
mahasiswa kedokteran angkatan 2017 dilakukan dengan bantuan program
Fakultas Kedokteran Universitas Batam pengolahan data program komputerisasi.
Tahun 2021.
HASIL PENELITIAN
METODE PENELITIAN
Hasil penelitian ini merupakan hal penting
Desain penelitian ini adalah deskriptif bagi peneliti ilmiah yang dapat dijelaskan dan
korelasional dengan pendekatan cross disajikan dalam bentuk tabel distribusi
sectional yaitu suatu penelitian untuk frekuensi.
mempelajari dinamika kolerasi antara faktor-
faktor resiko dengan efek, dan cara A. Distribusi Frekuensi Medical Student
pendekatan atau pengumpulan data sekaligus Syndrome
pada suatu saat atau (point time approach) Berdasarkan dari hasil analisis univariat
(Notoatmodjo, 2018). distribusi frekuensi Medical Student
Lokasi pengambilan sampel adalah di Syndrome pada Mahasiswa Kedokteran
Fakultas Kedokteran Universitas Batam. Angkatan 2017 Fakultas Kedokteran
Populasi dalam penelitian ini adalah Universitas Batam Tahun 2021 dengan alat
mahasiswa angkatan 2017 Fakultas ukur yang telah di adaptasi dari alat ukur
Kedokteran Universitas Batam yang telah (MSS-Q) dari Candel & Merckelbach (2003)
mempelajari gangguan psikologis pada blok didapatkan hasil pada Tabel 1 sebagai
gangguan saraf dan kejiwaan. Adapun teknik berikut:
pengambilan sampel dalam penelitian ini
yaitu Simple Random Sampling. Jumlah
sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Medical Student Syndrome

Medical Student Syndrome Frekuensi Persentase


(f) (%)
Rendah < 60 12 22,2
Tinggi ≥ 60 42 77,8
Total 54 100

Dari tabel 1 diatas dijelaskan dari 54 B. Distribusi Frekuensi Tingkat


responden terdapat 12 mahasiswa (22,2%) Kecemasan
mengalami Medical Student Syndrome tingkat Berdasarkan dari hasil analisis univariat
rendah < 60. Sedangkan 42 mahasiswa distribusi frekuensi Tingkat Kecemasan pada
(77,8%) mengalami Medical Student Mahasiswa Kedokteran Angkatan 2017
Syndrome tingkat tinggi ≥ 60. Fakultas Kedokteran Universitas Batam
Tahun 2021 dengan alat ukur (ZSAS) dari
William W.K.Zung dikembangkan
berdasarkan gejala kecemasan (DSM-IV)
didapatkan hasil pada Tabel 2 sebagai
berikut:

Universitas Batam Page 3


ZONA KEDOKTERAN – Vol. 11 No. 17 FEBRUARI 2021
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan

Tingkat Kecemasan Frekuensi Persentase


(f) (%)
Kecemasan Ringan 20-44 10 18,5
Kecemasan Sedang 45-59 42 77,8
Kecemasan Berat 60-74 2 3,7
Kecemasan Panik 75-80 0 0
Total 54 100

Dari tabel 2 diatas dijelaskan dari 54 C. Hubungan Tingkat Kecemasan dengan


responden terdapat 10 mahasiswa (18,5%) Medical Student Syndrome
mengalami kecemasan ringan 20-44, 42 Berdasarkan hasil analisis bivariat
mahasiswa (77,8%) mengalami kecemasan hubungan Tingkat Kecemasan dengan
sedang 45-59, 2 mahasiswa (3,7%) Medical Student Syndrome pada Mahasiswa
mengalami kecemasan tingkat berat 60-74 Kedokteran Angkatan 2017 Fakultas
dan tidak ada mahasiswa yang mengalami Kedokteran Universitas Batam Tahun 2021
kecemasan panik 75-80. didapatkan hasil pada Tabel 3 sebagai
berikut:
Tabel 3 Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Medical Student Syndrome

Medical Student Tingkat


Syndrome Kecemasan
Spearman's rho Medical Correlation 1.000 .838**
Student Coefficient
Syndrome
Sig. (2-tailed) . .000
N 54 54
Tingkat Correlation .838** 1.000
Kecemasan Coefficient
Sig. (2-tailed) .000 .
N 54 54

Hasil analisis hubungan antara tingkat koefisien korelasi pada hasil analisis bernilai
kecemasan dengan medical student syndrome positif sehingga hubungan yang ada antara
menggunakan uji Spearman Rank pada tabel kedua variabel merupakan hubungan yang
3 diatas menunjukkan terdapat hubungan searah, dimana semakin tinggi nilai dari
yang signifikan antara tingkat kecemasan variabel tingkat kecemasan maka semakin
dengan medical student syndrome, dengan tinggi pula nilai dari variabel medical student
nilai signifikansi atau Sig. (2-talled) sebesar syndrome.
0,000 (p <0,05). Diperoleh angka koefisien
korelasi sebesar 0,838** yang menunjukkan PEMBAHASAN
tingkat kekuatan hubungan (korelasi) antara
variabel hubungan tingkat kecemasan dengan A. Distribusi Frekuensi Medical Student
medical student syndrome termasuk kedalam Syndrome
kategori korelasi yang sangat kuat. Angka

Universitas Batam Page 4


ZONA KEDOKTERAN – Vol. 11 No. 17 FEBRUARI 2021
Berdasarkan hasil penelitian yang teori (Sadiq et al, 2018; Morris, 2001) yang
dilakukan oleh peneliti, dapat dijelaskan menyatakan salah satu faktor yang
bahwa dari 54 responden, terdapat 12 menyebabkan meningkatnya medical student
mahasiswa mengalami medical student syndrome adalah faktor distress, meliputi
syndrome tingkat rendah <60 dengan tekanan emosional akibat faktor persepsi-
persentase (22,2%), terdapat 42 mahasiswa kognitif.
mengalami medical student syndrome tingkat Medical student syndrome pada mahasiswa
tinggi ≥60 dengan persentase (77,8%). sangatlah harus diperhatikan karena
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di mahasiswa yang memiliki medical student
dapatkan sebagian besar Mahasiswa syndrome yang semakin tinggi maka akan
kedokteran angkatan 2017 Fakultas berpotensi menyebabkan kesalahan
Kedokteran Universitas Batam mengalami mendiagnosa diri sendiri sebuah gangguan
medical student syndrome (MSS) tingkat atau penyakit berdasarkan gejala yang mereka
tinggi yaitu sebanyak 42 mahaiswa (77,8%), rasakan, hal ini sejalan dengan teori Osborne
Salah satu faktor yang menyebabkan et al (2013) dalam Dewinta (2014) yang
terjadinya medical student syndrome pada menyatakan mahasiswa yang memiliki
mahasiswa kedokteran ini timbul dikarenakan medical student syndrome dapat diatasi
pemahaman yang mendalam terhadap ilmu dengan cara mengembangkan pemikiran
pengetahuan dan informasi yang dapat kritis, selain itu mahasiswa dapat
memacu penjiwaan atau penghayatan menanganinya dengan cara merefleksikan
terhadap bidang ilmu yang dipelajarinya. Hal model pembelajaran yang sebelumnya telah
ini sejalan dengan teori Joni (2010) dalam dijelaskan, hal ini bertujuan agar mahasiswa
Dewinta (2014) yang menyatakan bahwa cukup sadar tentang dirinya sendiri dan juga
melakukan penghayatan dalam sebuah sadar untuk menjadi pelajar yang
pembelajaran dapat berpotensi menimbulkan menggunakan informasi dengan baik, serta
kepekaan terhadap kondisi psikologis mempertimbangkan aspek-aspek yang
mahasiswa itu sendiri sehingga mempercayai sekiranya perlu untuk sangat diperhatikan
atau merasakan bahwa didalam dirinya dalam menegakkan diagnosa akan sebuah
terdapat gangguan seperti yang dijelaskan gangguan atau penyakit.
oleh teori di pembelajaran tersebut.
Faktor lain yang menyebabkan medical B. Distribusi Frekuensi Tingkat
student syndrome pada mahasiswa yaitu Kecemasan
faktor persepsi mahasiswa yang mencakup Berdasarkan hasil penelitian yang
pemikiran mahasiswa bahwa ia mengidap dilakukan oleh peneliti, dapat dijelaskan
penyakit yang sedang dipelajari, hal ini bahwa dari 54 responden, terdapat 10
sejalan dengan teori Waterman et al (2014) mahasiswa mengalami kecemasan ringan 20-
yang menyatakan bahwa faktor mahasiswa 44 dengan persentase (18,5%), 42 mahasiswa
kedokteran mengalami medical student mengalami kecemasan sedang 45-59 dengan
syndrome mempengaruhi persepsi dan persentase (77,8%), 2 mahasiswa mengalami
interpretasi gejala melalui ekspektasi dan kecemasan tingkat berat 60-74 dengan
keyakinan penyakit yang muncul darinya, persentase (3,7%) dan tidak ada mahasiswa
sehingga mengarah ke perhatian selektif pada yang mengalami kecemasan panik 75-80.
sensasi dan area tubuh tertentu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di
Kejadian medical student syndrome pada dapatkan sebagian besar Mahasiswa
mahasiswa ini juga termasuk salah satu hal kedokteran angkatan 2017 Fakultas
yang menyebabkan tekanan psikologis di Kedokteran Universitas Batam mengalami
kalangan mahasiswa, contohnya adalah kecemasan tingkat sedang yaitu sebanyak 42
mahasiswa yang mempelajari tentang tumor mahaiswa (77,8%), Kecemasan pada
otak, mereka berasumsi bahwa sakit kepala mahasiswa kedokteran ini dikarenakan
mereka mungkin salah satu tanda tumor kecemasan yang merupakan reaksi terhadap
(Sadiq et al, 2018). Hal ini sejalan dengan ancaman dan berfungsi memperingatkan

Universitas Batam Page 3


ZONA KEDOKTERAN – Vol. 11 No. 17 FEBRUARI 2021
individu akan adanya bahaya, baik yang nyata
maupun imajinasi biasa, kaitannya pada
penelitian ini adalah kecemasan mahasiswa
yang berasal dari kekhawatiran dan rasa takut
mengidap suatu gangguan penyakit, hal ini
sejalan dengan teori Chairani (2016)

Universitas Batam Page 4


ZONA KEDOKTERAN – Vol. 11 No. 17 FEBRUARI 2021
menyatakan bahwa kecemasan merupakan bulan) dan berlebihan serta kekhawatiran
respon dari persepsi terancam yang diterima tentang berbagai domain yang sulit
oleh sistem saraf pusat akibat adanya dikendalikan oleh individu. Selain itu,
rangsangan dari luar maupun dari dalam. individu tersebut mengalami gejala fisik,
Rangsangan tersebut dipersepsikan oleh termasuk kegelisahan atau perasaan tertekan
panca indra, diteruskan dan direspon oleh atau gelisah; mudah lelah; kesulitan
sistem saraf pusat. Bila rangsangannya berupa berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosong;
ancaman, maka responnya adalah suatu sifat lekas marah; ketegangan otot; dan
kecemasan. gangguan tidur.
Dalam sistem saraf pusat, proses terjadinya
kecemasan melibatkan cortex cerebri C. Hubungan Tingkat Kecemasan dengan
diteruskan ke limbic system lalu ke reticular Medical Student Syndrome
activating system (RAS) kemudian ke Berdasarkan hasil penelitian yang
hypothalamus yang memberikan impuls dilakukan oleh peneliti dengan total 54
kepada kelenjar hipofisis untuk responden diketahui terdapat 12 mahasiswa
mensekresikan mediator hormonal terhadap mengalami medical student syndrome tingkat
target organ yaitu kelenjar adrenal kemudian rendah <60 dengan persentase (22,2%),
memacu sistem saraf otonom. Hiperaktifitas terdapat 42 mahasiswa mengalami medical
sistem saraf otonom menyebabkan timbulnya student syndrome tingkat tinggi ≥60 dengan
kecemasan (Chairani, 2016). persentase (77,8%) dan didapatkan 10
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 2 mahasiswa mengalami kecemasan ringan 20-
mahasiswa kedokteran perempuan angkatan 44 dengan persentase (18,5%), 42 mahasiswa
2017 yang mengalami tingkat kecemasan mengalami kecemasan sedang 45-59 dengan
berat (60-74), pada tingkatan ini mahasiswa persentase (77,8%), 2 mahasiswa mengalami
sering merasakan kecemasan berlebih dalam kecemasan tingkat berat 60-74 dengan
situasi tertentu dan baru dapat merasa lega persentase (3,7%) dan tidak ada mahasiswa
kembali setelah situasi tersebut berakhir. Hal yang mengalami kecemasan panik 75-80.
ini sejalan dengan Tambaru (2020) yang Dari hasil uji Spearman Rank diperoleh
menyatakan wanita memiliki tingkat hasil bahwa bahwa terdapat hubungan yang
kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan signifikan antara tingkat kecemasan dengan
pria dikarenakan bahwa wanita lebih peka medical student syndrome dengan p value =
dengan emosinya, yang pada akhirnya (0,000). Nilai p value tersebut lebih kecil dari
mempengaruhi perasaan cemasnya dan teori nilai signifikansi atau Sig. (2-tailed) yaitu
Malfasari (2018) yang menyatakan sebesar (<0,05) dengan r=0,838. Dari
kecemasan berat sangat mempengaruhi perhitungan data maka besar nilai r=0,838
persepsi individu, individu cenderung untuk menunjukkan bahwa hubungan antara
memusatkan pada sesuatu yang terinci dan keduanya termasuk kedalam kategori korelasi
spesifik, serta tidak dapat berfikir tentang hal yang sangat kuat. Sehingga dapat disimpulkan
lain. (Ha) diterima yang artinya terdapat hubungan
Kecemasan pada mahasiswa sangatlah antara tingkat kecemasan dengan medical
harus diperhatikan, kecemasan merupakan student syndrome pada mahasiswa kedokteran
gejala yang normal pada manusia namun angkatan 2017 Fakultas Kedokteran
apabila kecemasan tersebut diabaikan maka Universitas Batam.
akan menjadi patologis sehingga Diketahui bahwa angka koefisien korelasi
menyebabkan gangguan kecemasan yang pada hasil analisis bernilai positif sehingga
berlangsung dalam jangka waktu tertentu hubungan yang ada antara kedua variabel
yang dapat mengganggu kehidupan merupakan hubungan yang searah, dimana
mahasiswa tersebut. Gangguan ini dikenal semakin tinggi nilai dari variabel tingkat
dengan Generalized Anxiety Disorder yang kecemasan maka semakin tinggi pula nilai
terdapat dalam (DSM V) yaitu kecemasan dari variabel medical student syndrome,
yang terus-menerus (setidaknya selama enam sebaliknya, semakin rendah nilai dari

Universitas Batam Page 7


ZONA KEDOKTERAN – Vol. 11 No. 17 FEBRUARI 2021
variabel tingkat kecemasan, maka semakin dengan disiplin ilmu sosial, seperti ilmu
rendah pula nilai dari variabel medical student Psikologi. Namun Woods, dkk (dalam Candel
syndrome. dan Merckelbach, 2013) berpendapat bahwa
Hal ini sejalan dengan penelitian yang MSS bukan berarti menunjukkan kebenaran
dilakukan oleh Althagafi et al (2019) yang akan sebuah patologi, melainkan bahwa hal
menyatakan bahwa mahasiswa kedokteran tersebut datang dari kemampuan individu
memiliki kecenderungan merasakan memiliki dalam bidang tersebut.
suatu gangguan atau penyakit tertentu yang Akibat adanya fenomena medical student
dikenal dengan isitilah medical student syndrome (MSS) yang terjadi pada mahasiswa
syndrome (MSS), dan 70% mahasiswa kedokteran menjadi salah satu alasan utama
kedokteran memliki ketakutan medis yang tekanan emosional di kalangan mahasiswa
tidak berdasar selama studi mereka, hal ini kedokteran selama proses perkuliahan dan
berpotensi menimbulkan emosi yang tidak dapat mempengaruhi pikiran, tingkah laku
menyenangkan yang dapat menyebabkan serta kinerja mahasiswa. Hal ini sejalan
seseorang lebih mungkin mengalami dengan teori Morris dan Petrie (2001)
kecemasan (Aminullah, 2013). menyatakan untuk mengetahui medical
Dari hasil penelitian ditemukan adanya student syndrome dapat digunakan pernyataan
hubungan antara tingkat kecemasan dengan yang mengarah kepada pengalaman persepsi,
medical sudent syndrome (MSS) pada misalnya ‘ketika saya mendengar tentang
mahasiswa kedokteran, hal ini tidak sejalan suatu penyakit, saya mendapatkan gejala yang
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh mirip dengan penyakit itu', dan pernyataan
Riadini (2017) yang menyatakan bahwa tidak terkait tekanan emosional akibat persepsi,
terdapat hubungan antara tingkat kecemasan misalnya 'ketika saya belajar atau membaca
dengan medical student syndrome (MSS). tentang penyakit yang berbeda, saya menjadi
Adapun faktor yang menyebabkan adanya khawatir bahwa saya mungkin memiliki salah
perbedaan ini mungkin disebabkan karena satu penyakit itu'.
perbedaan model pembelajaran, hal ini sejalan Tekanan emosional yang menimbulkan
dengan teori Dewinta (2014) yang kecemasan pada mahasiswa ini sangatlah
menyatakan dalam pengambilan sampel harus diperhatikan, kecemasan merupakan
penelitian, perbedaan regulasi kurikulum dan gejala yang normal pada manusia namun
perbedaan waktu akademik pada masing- apabila kecemasan tersebut diabaikan maka
masing perguruan tinggi menjadi sebuah akan menjadi patologis sehingga
pacuan untuk mengerahkan usaha agar bisa menyebabkan gangguan kecemasan yang
mendapatkkan sampel yang sesuai dengan berlangsung dalam jangka waktu tertentu
karakteristik didalam penelitian. yang dapat mengganggu kehidupan
Fenomena yang terjadi pada mahasiswa mahasiswa tersebut, hal ini sejalan dengan
kedokteran ini mengundang rasa ingin tahu teori Adam dan Kuper (2000) menyatakan
lebih dalam bagi berbagi orang. Berbagai individu yang mengalami kecemasan pada
pendapat bermunculan mengenai umumnya bisa menerangkan perasaan-
kecenderungan mahasiswa kedokteran untuk perasaan subjektif mereka, bagaimana
mengaitkan apa yang ia pelajari mengenai terjadinya reaksi emosional yang tidak enak
berbagai penyakit tertentu dengan apa yang ini. Secara umum mekanisme pertahanan
ada didalam dirinya, yang dapat membawa psikologis akan mengubah, mendistorsikan
kedalam penarikan diagnosa tanpa dasar yang atau mengatur perasaan-perasaan, pikiran-
kuat. Pengkajian literatur pun dilakukan untuk pikiran, dan ingatan-ingatan bawah sadar
mengumpulkan berbagai pendapat atas yang bisa memicu stres. Jika mekanisme
kejadian yang diamati. Dari pendapat Lyddy pertahanan ini berhasil, keadaan yang
(2013) menyatakan bahwa medical student membangkitkan kecemasan itu akan
syndrome (MSS) ialah sebuah kondisi yang berkurang kadar ancamannya. Sehingga akan
secara umum dilaporkan oleh seorang terjadi penuruan intensitas reaksi suatu
mahasiswa kedokteran dan juga mahasiswa ancaman atau keadaan yang tidak

Universitas Batam Page 8


ZONA KEDOKTERAN – Vol. 11 No. 17 FEBRUARI 2021
mengenakkan. Namun mekanisme- kedokteran tentang gejala MSS dan
mekanisme pertahanan terhadap kecemasan mendukung mahasiswa untuk merefleksikan
seringkali tidak efektif dan bersifat sementara pembelajaran yang sebelumnya telah
karena masalah-masalah yang menjadi dijelaskan serta lebih mempertimbangkan
penyebab kecemasan itu tetap tidak aspek aspek dalam menegakkan sebuah
terselesaikan. Seperti yang terjadi pada diagnosa suatu penyakit.
mahasiswa Fakultas Kedokteran yang 2. Bagi Institansi Pendidikan
cenderung mengalami medical student Diharapkan institusi dapat menyediakan
syndrome (MSS) berpotensi memiliki gejala informasi tentang hubungan tingkat
kecemasan selagi mereka masih mempelajari kecemasan dengan medical student syndrome
berbagai penyakit yang mereka anggap pada mahasiswa kedokteran angkatan 2017
mungkin ada dalam diri mereka. Fakultas Kedokteran Universitas Batam
sebagai acuan penelitian selanjutnya.
KESIMPULAN DAN SARAN 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dengan mengetahui hasil penelitian ini
A. Kesimpulan diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah pembanding bagi peneliti selanjutnya untuk
dilakukan tentang hubungan tingkat dilakukan penelitian ditempat lain.
kecemasan dengan medical student syndrome 4. Bagi Peneliti
pada mahasiswa kedokteran angkatan 2017 Dapat dijadikan sebagai pengalaman
Fakultas Kedokteran Universitas Batam, penelitian serta mendapatkan informasi dan
maka dapat disimpulkan sebagai berikut: pengetahuan tentang hubungan tingkat
1. Sebagian besar responden mahasiswa kecemasan dengan medical student syndrome
kedokteran angkatan 2017 Fakultas pada mahasiswa Fakultas Kedokteran.
Kedokteran Universitas Batam memiliki
medical student syndrome tingkat tinggi DAFTAR PUSTAKA
yaitu sebanyak 42 responden dengan
persentase 77,8%. Althagafi, S. S., AlSufyani, M. H., Shawky, O.
2. Sebagian besar responden mahasiswa A., Afifi, O. K., Alomairi, N., & Masoodi,
kedokteran angkatan 2017 Fakultas I. (2019). The health anxiety in medical
Kedokteran Universitas Batam memiliki students, a comparative study from Taif
University: Medical student’s syndrome
tingkat kecemasan sedang yaitu sebanyak
revisited. BJMP, XII
42 responden dengan persentase 77,8%.
3. Terdapat hubungan tingkat kecemasan
dengan medical student syndrome pada
mahasiswa kedokteran angkatan 2017
Fakultas Kedokteran Universitas Batam
dengan signifikansi p = 0,000 (p < 0,05).
Dari hasil ini didapatkan H0 ditolak dan
Ha diterima.

B. Saran
1. Bagi Responden Penelitian
Diharapkan mahasiswa kedokteran
angkatan 2017 Fakultas Kedokteran
Universitas Batam dapat menambah wawasan
mengenai hubungan tingkat kecemasan
dengan medical student syndrome. Mahasiswa
kedokteran lebih rentan terhadap kondisi
seperti medical student syndrome sehingga
perlu adanya pembinaan kepada mahasiswa

Universitas Batam Page 9


ZONA KEDOKTERAN – Vol. 11 No. 17 FEBRUARI 2021
American Psychiatric Association. (2013). DSM V Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders
Fifth Edition. Washington, DC: American Psychiatric Association.
Aminullah, M. A. (2013). Kecemasan Antara Siswa SMP dan Santri Pondok Pesantren. I, 205-215.
Candel, I., & Marckelbach, H. (2013). Fantasy proneness and thought suppression as predictors of the
Medical Student Syndrome.
Chairani, M. (2016). Hubungan Tipe Kepribadian Dengan Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa Program
Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh: Fakultas
Kedokteran Universitas Syiah Kuala .
Dewinta, P. (2014). Hubungan Antara Fantasy Proneness Dengan Medical Student
Syndrome Pada Mahasiswa Pskologi Universitas Bina Nusantara. Jakarta: Universitas Bina
Nusantara.
Malfasari, E., Devita, Y., Erlin, F., & Filer. (2018). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan
Mahasiswa dalam Menyelesaikan Tugas Akhir di STIKES Payung Negeri Pekanbaru.
Morris, R. M., & Petrie, K. J. (2001). Redefining medical student's disease to reduce morbidity. Research
papers, 35, 724-729.
Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan Ketiga. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Riadini, N. N. (2017). Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Medical Student Syndrome Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi UIN Bandung. Bandung: UIN Sunan Gunung Djati.
Rohmana, D., Jayatmati, I., & Darmaja, S. (2020). Determinan Kecemasan yang Terjadi pada Ibu Post
Partum. X, 48-59.
Sadiq, S., Majeed, I., & Khawar, F. (2018). Medical Student Syndrome; The Affliction In Medical Students.
389-393.
Tambaru, R. (2020). Pengaruh Kecemasan Pandemi Covid-19 Terhadap Pengeluaran Asi Ibu Post Partum
di Bidan Praktik Mandiri Hj. Rusmawati di Muara Badak. Kalimantan Timur.
Thirunavukkarasu, A., Dar, U. F., Wani, F. A., Wani, F. A., Alsamarh, A. N., Alshammery, T. D., &
Alghotaight, A. (2019). Medical Students’ Syndrome–A Myth or Reality?: A Cross Sectional Study
among Medical Students of. X, 1812-1816.
Waterman, L. Z., & Weinman, J. A. (2004). Medical student syndrome: fact or fiction? A cross-sectional
study. Journal royal society of medicine, 5(2), 1-9.
Witriya, C., Utami, N. W., & Andinawati, M. (2016). Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Pola Tidur
Lansia di Kelurahan Tlogomas Kota Malang. Volume 1, Nomor 2, 190-203.
Rauf, N. S. (2017). Perbandingan Tingkat Kecemasan Antara Mahasiswa Semester Satu Program Studi
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Program Studi Pendidikan Kedokteran Gigi S1
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Angkatan 2017. Makassar: Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin.

PERSETUJUAN VALIDASI
NASKAH PUBLIKASI

dr. Andi Ipaljri S, M.Kes


NIDN: 1014078606

Universitas Batam Page 10

Anda mungkin juga menyukai