Anda di halaman 1dari 16

HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR MANDIRI DENGAN

TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA TAHUN


PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MALAHAYATI TAHUN 2017

Disusun Oleh : SEPTA ISTIANA


Npm : 14310195
Pembimbing I : dr. Sri Maria Puji Lestari, M.Pd.Ked
Pembimbing II : Dewi Lutfianawati, M.Psi.Psikolog

ABSTRAK kecemasan ringan 110 responden (55.6%),


tingkat kecemasan sedang 48 responden
Latar belakang : Sistem pembelajaran (24,2%), dan tingkat kecemasan berat
dengan menggunakan PBL akan memicu sebanyak 4 responden (2,0%). Hasil uji
munculnya kecemasan. Kecemasan statistic somers’d diperoleh nilai P value
merupakan reaksi kejiwaan yang muncul sebesar 0.217 (p < 0.05)
akibat adanya permasalahan, seperti Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan yang
memandang diri rendah, sulit untuk merasa signifikan antara kesiapan belajar mandiri
senang atau pemurung, tidak ada kepercayaan dengan tingkat kecemasan pada mahasiswa
diri, mudah tegang dan gelisah. Faktor pemicu Kedokteran Malahayati Angkatan 2017 di
kecemasan salah satunya adalah kurangnya Universitas Malahayati
kesiapan belajar mandiri, Pendekatan PBL, Kata Kunci: tingkat kecemasan, Kesiapan
diharapkan dapat mendorong mahasiswa Belajar Mandiri
mempunyai inisiatif untuk belajar secara
mandiri. Kesiapan belajar mandiri merupakan Kepustakaan : 21 (2000-2018)
kesiapan atau kesediaan seseorang untuk
belajar mandiri, yang terdiri dari komponen ABSTRACT
sikap, kemampuan dan karakteristik personal.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui Background :Learning system by using PBL
hubungan kesiapan belajar mandiri dengan will trigger anxiety. Anxiety is a reaction
tingkat kecemasan pada mahasiswa tingkat arising from psychiatric problems, such as low
pertama Fakultas Kedokteran Universitas self regard, it is difficult to feel happy or
Malahayati Tahun 2017. gloomy, there is no confidence, easy
Metode Penelitian : Jenis penelitian tenterhooks. The triggering factors of anxiety
kuantitatif dengan design penelitian analitik one is the lack of self-learning readiness, a
dan pendekatan cross sectional. Teknik PBL approach is expected to encourage the
pengambilan sampel menggunakan metode students had the initiative to learn
purposive sampling, data penelitian diperoleh independently. Self-learning readiness is
menggunakan kuesioner SDLR dan kuesioner readiness or willingness to learn
HARS. Uji statistik yang digunakan yaitu uji independently, consisting of components of
Somers’d. attitudes, abilities and personal
Hasil : Distribusi frekuensi dari 198 characteristics.
responden di dapatkan bahwa tingkat kesiapan Objective: To determine the relationship of
belajar mandiri mahasiswa memiliki kategori self-learning readiness with the level of
tinggi 180 responden (90,9%), sedang 13 anxiety on the freshman year Malahayati
responden (6,6%), dan rendah 5 responden University School of Medicine in 2017.
(2,5%). Tingkat kecemasan mahasiswa Methods : Quantitative research with
didapatkan kategori tidak ada kecemasan analytical research design and cross sectional
sebanyak 36 responden (18,2%), tingkat approach. The sampling technique used

1
purposive sampling method, the data were Hal ini dapat terjadi karena kurangnya arahan
obtained using a questionnaire and a dalam belajar, tidak efektifnya sistem
questionnaire SDLR Hars. The statistical test pembelajaran dan informasi yang kurang
used is Somers'd test. akurat, kelompok diskusi yang kurang dinamis
Results:The frequency distribution of 198 dan tidak terdapat sikap saling membantu
respondents get that level of self-learning antar peserta menjadi pemicu dalam timbulnya
readiness of students have high category of kecemasan (Bakhriansyah, 2012).
180 respondents (90.9%), while 13 Penelitian yang di lakukan oleh
respondents (6.6%), and low 5 respondents Triastuti (2013), di Fakultas Kedokteran
(2.5%). The anxiety level of students obtained Muhammdiyah Surakarta dengan tema
the category of no anxiety as much as 36 hubungan Self Directed Learning Readiness
respondents (18.2%), mild anxiety levels of dengan tingkat kecemasan mahasiswa tingkat
110 respondents (55.6%), the level of anxiety pertama fakultas kedokteran Universitas
were 48 respondents (24.2%), and severe Muhammdiyah Surakarta , menunjukkan
anxiety level as much as 4 respondents (2, bahwa nilai Sig dari kecemasan jiwa adalah
0%). Somers'd statistical test results obtained 0,550, kecemasan fisika 0,260 dan kecemasan
value P value equal to 0217 (P <0.05) umum 0,079, nilai ini menunjukkan bahwa
conclusion: There is no significant tidak ada hubungan yang signifikan antara
relationship between self-learning readiness kesiapan belajar mandiri dan tingkat
with anxiety levels in medical students kecemasan. Berdasarkan hasil penelitian,
Malahayati Force in 2017 at the University of dapat disimpulkan bahwa kesiapan belajar
Malahayati mandiri tidak memiliki hubungan yang
Keywords: levels of anxiety, Self Directed signifikan dengan tingkat kecemasan pada
Learning Readinnes mahasiswa pendidikan kedokteran pertama
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
References: 21 (2000-2018) Penelitian juga di lakukan oleh
Subhakti (2017), di Fakultas Kedokteran
Latar Belakang Universitas Malahayati, menjelaskan bahwa
Menurut White & Watt, 1981 (dalam tingkat kecemasan mahasiswa peserta OSCE
Maulana H et al, 2014) menyatakan bahwa lebih tinggi dengan kecemasan berat 64 (56%)
Kecemasan merupakan suatu kondisi yang sedangkan tingkat kecemasan peserta CBT
pernah dialami oleh hampir semua individu, lebih rendah dengan kecemasan ringan 58
hanya saja kadar dan tarafnya yang berbeda. (51%). Lalu Penelitian di lakukan oleh Riga
Ada individu yang dapat menyelesaikan (2016) nilai rata-rata tingkat kecemasan adalah
masalah-masalahnya hingga kecemasan yang 21,75 ± 4,82%. Dari wawancara yang
dialami tidak berkepanjangan, tetapi tidak dilakukan pada hari Jum’at tanggal 15
jarang kecemasan tersebut mendatangkan Desember 2017 pada 10 orang mahasiswa
gangguan bagi yang mengalaminya angkatan 2017 diperoleh data bahwa kesiapan
Kecemasan dapat didefinisikan sebagai belajar mandiri pada mahasiswa tingkat
kondisi emosional yang tidak menyenangkan, pertama belum baik, dimana mahasiswa belum
yang ditandai oleh perasaan-perasaan memiliki pemahaman akan kesiapan belajar
subyektif seperti ketegangan, ketakutan, mandiri sehingga membuat mahasiswa tingkat
kekhawatiran dan juga ditandai dengan pertama memiliki sikap merasa cemas.
aktifnya sistem syaraf pusat. (Mu’arifah, Wawancara dilakukan dari kamar ke kamar
2005) dan di lokasi praktikum diambil dari 10 orang,
Kecemasan merupakan reaksi kejiwaan pria 6 orang dan wanita 4 orang. Hasil
yang muncul akibat adanya permasalahan, wawancara tersebut didapatkan bahwa 20%
seperti memandang diri rendah, sulit untuk mahasiswa/i tidak memiliki sikap cemas dan
merasa senang atau pemurung, tidak ada 80% mahasiswa/i memiliki sikap cemas
kepercayaan diri, mudah tegang dan gelisah. seperti jantung berdebar, keringat dingin,

2
bahkan ada yang memiliki rasa ingin buang air kesiapan belajar mandiri/self-directed learning
besar karena belum memiliki kesiapan belajar readiness (SDLR). SDLR merupakan
mandiri dengan baik. Berdasarkan presurvey kesiapan atau kesediaan seseorang untuk
didapatkan bahwa mahasiswa Program Studi belajar mandiri, yang terdiri dari komponen
Kedokteran Universitas Malahayati masih sikap, kemampuan dan karakteristik personal.
belum memiliki kesiapan belajar mandiri Apabila dikaitkan dengan hukum law of
sehingga mengakibatkan mahasiswa memiliki readiness dari Thorndike dapat diambil
sikap cemas. pengertian bahwa bila seseorang mahasiswa
Perubahan paradigma pendidikan dihadapkan dengan stimulus berupa
kedokteran, menyebabkan perlu diadakan lingkungan belajar yang menuntut
perubahan pada kurikulum pendidikan dokter kemandirian dan keaktifan, maka dibutuhkan
khususnya kedokteran dasar di Indonesia, dari kesiapan mahasiswa tersebut untuk merespon
sistem konvensional berupa teacher centered stimulus tersebut sehingga nantinya proses
learning menjadi kurikulum berbasis belajar menjadi lancar dan dapat meraih
kompetensi (KBK) dengan metode student prestasi belajar yang memuaskan (Ambarsarie,
centered learning (SCL). KBK bisa 2016).
dilaksanakan dengan berbagai cara, salah Berdasarkan penelitian yang di lakukan
satunya dengan pendekatan Problem Based di Universitas Lampung Fakultas Kedokteran
Learning (PBL) (KKI, 2012). Pendekatan PBL diketahui bahwa Terdapat 169 (74,8%) orang
menggunakan masalah–masalah dalam memiliki SDLR tinggi, 57 (25,2%) orang
kehidupan nyata yang digunakan untuk memiliki SDLR sedang, dan tidak ada
menstimulasi rasa keingintahuan serta responden yang memiliki SDLR rendah
kemampuan analisis mahasiswa terhadap (Sumbayak, 2017). Kemudian, Penelitian yang
materi pembelajaran (Pioh et al., 2016). dilakukan di Universitas Malahayati Fakultas
Keterlibatan mahasiswa pada suatu Kedokteran diketahui bahwa SDLR baik
pemecahan masalah bemaksud agar mereka 75,2%, dan SDLR kurang baik 24,8%.
dapat menyusun pengetahuan mereka sendiri (Kusuma, 2016)
dari hasil pemecahan masalah yang Belajar mandiri adalah suatu proses
ditemukannya. Proses tersebut mendorong dimana individu berinisiatif dengan ataupun
mahasiswa lebih mandiri mengembangkan tanpa bantuan orang lain, untuk menentukan
cara berfikir dan kemampuan memecahkan kebutuhan belajar, merumuskan tujuan belajar,
masalah yang mereka temukan sendiri. mengidentifikasi sumber daya untuk belajar.
Masalah–masalah tersebut sebagai fokus Proses belajar mendiri menunjukan tingkat
belajar pada pendekatan PBL sehingga kesadaran dan tanggung jawab mahasiswa
mahasiswa mampu berfikir kritis dalam yang lebih besar terhadap kegiatan pembelajar
memecahkan masalah (Pioh et al., 2016). dan hasil belajar yang dicapai. Belajar mandiri
Pendekatan PBL, diharapkan dapat melihat suatu masalah sebagai tantangan yang
mendorong mahasiswa mempunyai inisiatif mengharuskan mahasiswa untuk mandiri,
untuk belajar secara mandiri, yang dikenal disiplin, percaya diri, dan berorientasi pada
sebagai self directed learning (SDL) (Hallock, tujuan, dengan sikap demikian akan membuat
2009). Proses dalam SDL ini dilakukan proses belajar semakin mudah dan
dengan menyadari kebutuhan sendiri dalam menyenangkan (Shaikh, 2013).
belajar, mengatur tujuan pribadi, membuat
keputusan atas sumber dan strategi belajar dan Metode Penelitian
menilai hasil dari apa yang telah dilakukan Jenis penelitian kuantitatif dengan design
(Ambarsarie, 2016). penelitian analitik dan pendekatan cross
Salah satu prediktor penting untuk sectional. Teknik pengambilan sampel
memperkirakan keberhasilan mahasiswa menggunakan metode purposive sampling,
dalam lingkungan belajar yang menuntut data penelitian diperoleh menggunakan
kemandirian adalah dengan memahami

3
kuesioner SDLR dan kuesioner HARS. Uji 3. Mahasiswa yang bersedia mengisi
statistik yang digunakan yaitu uji Somers’d kuesioner dan mengumpulkan kuesioner.
Kriteria Inklusi Kriteria Eklusi

1. Mahasiswa Kedokteran Umum Universitas 1. Mahasiswa yang sakit


Malahayati Angkatan 2017 2. Mahasiswa yang sedang dalam perawatan
2. Mahasiswa yang hadir pada saat psikiater
pembagian kuesioner.

Hasil Penelitian
Karakteristik Responden
a. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden pada mahasiswa Kedokteran
Umum Universitas Malahayati Angkatan 2017
jenis_kelamin Frekuensi Persentase (%)
laki-laki 67 33,8
Perempuan 131 66,2
Total 198 100

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa (66,2%) berjenis kelamin perempuan, dan 67
dari seluruh responden terdapat sebanyak 131 (33,8%) berjenis kelamin laki-laki.

b. Distribusi Frekuensi usia responden


Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Usia Responden Pada Mahasiswa Kedokteran Umum
Universitas Malahayati Angkatan 2017
Usia Frekuensi Persentase (%)
16-19 180 90.9
20-25 18 9.1
Total 198 100.0

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa dari responden berusia 16-19 tahun dengan
198 responden untuk usia sebagian besar jumlah responden 180 (90.9%)
Analisis Univariat
Distribusi frekuensi kesiapan belajar mandiri
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi kesiapan belajar mandiri Mahasiswa Angkatan 2017
Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati
Kesiapan Belajar Frekuensi Persentase (%)
Mandiri
Rendah 5 2,5
Sedang 13 6,6
Tinggi 180 90,9
Total 198 100

4
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa 2018, sebagian besar memiliki kesiapan
mahasiswa angkatan 2017 Fakultas belajar mandiri tinggi sebanyak 180 responden
Kedokteran Universitas Malahayati tahun (90,9%)

Tabel 4.4 Distribusi indikator kesiapan belajar mandiri Mahasiswa Angkatan 2017 Fakultas
Kedokteran Universitas Malahayati
No Pertanyaan Skor Mean Kategori
1 mengatur tujuan belajar saya sendiri 842 4,25 Baik
2 mengevaluasi kinerja saya sendiri 788 3,97 Baik
3 bertanggung jawab 783 3,95 Baik
4 mempertahankan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 856 4,32 Baik
dalam keadaan bagus dan memuaskan
5 mau belajar mengenai informasi baru 839 4,23 Baik
6 Mampu mengarahkan metode pembelajaran 808 4,08 Baik
7 sistematis dalam belajar 734 3,70 Kurang Baik
8 memprioritaskan tugas saya 784 3,95 Baik
9 mengatur waktu belajar saya secara khusus 751 3,79 Kurang Baik
10 perlu tahu mengapa sesuatu terjadi 799 4,03 Baik
11 harus mengendalikan apa yang saya pelajari 809 4,08 Baik
12 bertanggung jawab 825 4,16 Baik
13 terbuka untuk kesempatan belajar baru 800 4,04 Baik
14 memecahkan (menjawab) teka-teki/ pertanyaan 756 3,81 Kurang Baik

15 mengevaluasi apa yang saya lakukan 760 3,83 Kurang Baik


16 yakin terhadap kemampuan diri 751 3,79 Kurang Baik
17 selalu efektif mengatur belajar saya 713 3,60 Kurang Baik
18 memiliki kebutuhan untuk belajar 761 3,84 Kurang Baik
19 metode pembelajaran sendiri 763 3,85 Kurang Baik
20 mengendalikan kegiatan saya sehari-hari 782 3,94 Baik
21 menikmati belajar tentang informasi baru 798 4,03 Baik
M 22 meninjau kembali keahlian pratik seorang dokter 771 3,89 Kurang Baik
(skill lab)
23 orang yang teratur 741 3,74 Kurang Baik
24 Percaya bahwa peran seorang guru ialah sebagai 784 3,95 Baik
Narasumber
25 mengatur kriteria dalam 795 4,01 Baik
mengevalusi kinerja
26 mengatasi masalah saya dengan perencanaan 767 3,87 Kurang Baik
27 menikmati tantangan 791 3,99 Baik
28 Sadar akan kekurangan diri 799 4,03 Baik
29 kritis mengevaluasi ide-ide (pendapat) baru 766 3,86 Kurang Baik
30 Banyak teman tidak memberi dampak positif 757 3,82 Kurang Baik
dalam perkembangan cara belajar
31 mengatur waktu saya secara ketat 738 3,72 Kurang Baik
32 menikmati proses belajar 795 4,01 Baik
33 mengatur waktu saya dengan baik 788 3,97 Baik
Total 25794 3,94

5
memprioritaskan tugas saya, perlu tahu
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat mengapa sesuatu terjadi, harus mengendalikan
diketahui bahwa persepsi mahasiswa terhadap apa yang saya pelajari, bertanggung jawab,
indikator kesiapan belajar mandiri/SDLR. terbuka untuk kesempatan belajar baru,
Dimensi SDLR diukur melalui 3 indikator mengendalikan kegiatan saya sehari-hari,
yaitu manajemen diri, keinginan untuk belajar, menikmati belajar tentang informasi baru,
karakteristik pengendalian diri, dengan rata- percaya bahwa peran seorang guru ialah
rata mean dari seluruh indikator adalah 3,94. sebagai
Setiap indikator dalam SDLR dinyatakan baik narasumber, mengatur kriteria dalam
jika nilai mean ≥ 3,94, dan dinyatakan kurang mengevalusi kinerja, menikmati tantangan,
baik jika nilai mean < 3,94. Sadar akan kekurangan diri, menikmati proses
Indikator yang termasuk ke dalam belajar, dan mengatur waktu saya dengan baik.
kategori baik yaitu mengatur tujuan belajar Indikator dengan nilai tertinggi adalah mau
saya sendiri, mengevaluasi kinerja saya belajar mengenai informasi baru, dengan nilai
sendiri, bertanggung jawab, mempertahankan mean (4,32), sedangkan nilai terendah adalah
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dalam selalu efektif mengatur belajar saya dengan
keadaan bagus dan memuaskan, mau belajar nilai mean (3,60)
mengenai informasi baru, mampu
mengarahkan metode pembelajaran,

Distribusi frekuensi tingkat kecemasan (HARS)

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Mahasiswa Angkatan 2017 Fakultas
Kedokteran Universitas Malahayati
Cemas Frekuensi Persentase (%)
tidak ada kecemasan 36 18.2
kecemasan ringan 110 55.6
kecemasan sedang 48 24.2
kecemasan berat 4 2.0
Total 198 100.0

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa 2018, sebagian besar memiliki tingkat
mahasiswa angkatan 2017 Fakultas kecemasan ringan sebanyak 110 responden
Kedokteran Universitas Malahayati tahun (55.6%).

6
Analisis Bivariat
Hubungan Kesiapan Belajar Mandiri Dengan Tingkat Kecemasan Pada Mahasiswa Angkatan
2017 Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Tabel 4.6 Hubungan Kesiapan Belajar Mandiri Dengan Tingkat Kecemasan Pada Mahasiswa
kedokteran umum Angkatan 2017 Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati
Kecemasan Total P value
Kesiapan
Cemas Cemas Cemas
belajar Tidak cemas N %
ringan sedang berat
mandiri
N % N % N % N %
Rendah 1 20 2 40 2 40 0 0 5 100
Sedang 1 7,7 7 53,8 5 38,5 0 0 13 100
0,217
Tinggi 34 18,9 101 56,1 41 22,8 4 2,2 180 100

Berdasarkan tabel 4.5 diatas Kesiapan Belajar Mandiri pada Mahasiswa


responden tertinggi yaitu 180 responden Pendidikan Sarjana Kedokteran Angkatan
dengan kesiapan belajar mandiri yang tinggi 2017 Di Universitas Malahayati
didapatkan yang tidak cemas sebanyak 34
(18,9%), cemas ringan 101 (56,1%), cemas Berdasarkan tabel 4.3, dari 198
sedang 41 (22,8%), cemas berat 4 (2,2%). responden diketahui bahwa mahasiswa
Lalu kedua tertinggi yaitu 13 responden Pendidikan Sarjana Kedokteran Umum
dengan kesiapan belajar mandiri yang sedang Angkatan 2017 di Universitas Malahayati
didapatkan tidak cemas sebanyak 1 (7,7%), tahun 2018, memiliki kesiapan belajar mandiri
cemas ringan 7 (53,8%), cemas sedang 5 yang tinggi sebanyak 180 responden (90,9%),
(38,5%), cemas berat 0 (0%) . Sedangkan memiliki kesiapan belajar mandiri yang
jumlah responden terendah yaitu 5 responden sedang sebanyak 13 resonden (6,6%), dan
dengan kesiapan belajar mandiri yang rendah memiliki kesiapan belajar mandiri yang
didapatkan yang tidak cemas sebanyak 1 rendah sebanyak 5 responden (2,5%). Dapat
(20%), cemas ringan 2 (40%), cemas sedang 2 disimpulkan kesipan belajar mandiri pada
(40%), cemas berat 0 (0%). Berdasarkan hasil mahasiswa angkatan 2017 di Universitas
uji statistic somers’d diperoleh nilai P value Malahayati sudah cukup baik.
sebesar 0.217 (p ≥ 0.05) yang berarti tidak Mahasiswa yang memiliki kemandirian
terdapat hubungan yang signifikan antara dalam belajar mereka mempunyai tanggung
kesiapan belajar mandiri dengan tingkat jawab dalam mengatur dan mendisiplinkan
kecemasan pada mahasiswa Kedokteran dirinya dan dalam mengembangkan
Umum Angkatan 2017 Di Universitas kemampuan belajar atas kemauan diri. Sikap-
Malahayati Bandar Lampung. Pembahasan sikap tersebut perlu dimiliki mahasiswa karena
Subjek pada penelitian ini adalah hal tersebut ciri kedewasaan orang terpelajar.
mahasiswa kedokteran umum angkatan 2017 (Rusman, 2014). Kesiapan belajar mandiri
yang sedang aktif dalam kegaiatan (SDLR) sangatlah penting dalam pendidikan
perkuliahan. Kesiapan belajar mandiri dan kedokteran untuk memberi bekal menjadi
tingkat kecemasan pada penelitian ini diukur seorang Long Life Learner. Lulusan
secara langsung menggunakan kuesioner yang pendidikan dokter harus memiliki kemampuan
telah diuji realibilitas dan validitas. sesuai Dengan Standar Kompetensi Dokter
Indonesia (SKDI) yang disahkan oleh Konsil
Kedokteran Indonesia (KKI). Salah satu
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang

7
dokter di Indonesia adalah kompetensi mawas Hasil penelitian juga sejalan dengan
diri dan pengembangan diri. (KKI, 2012) penelitian yang di lakukan di Universitas
Hasil penelitian dengan kesiapan Lampung Fakultas Kedokteran diketahui
belajar yang tinggi sejalan dengan teori bahwa Terdapat 169 (74,8%) orang memiliki
Sugianto (2016) ia menyatakan bahwa SDLR tinggi, 57 (25,2%) orang memiliki
seseorang yang berhasil dalam proses SDLR sedang, dan tidak ada responden yang
pembelajaran SDLR adalah seseorang yang memiliki SDLR rendah (Sumbayak, 2017).
memiliki inisiatif, mandiri, dan gigih dalam Kemudian, Penelitian yang dilakukan oleh
belajar. Lebih lanjut mereka bertanggung Cita Pakarti Dharma Kusuma di Universitas
jawab atas pembelajarannya sendiri, Malahayati Fakultas Kedokteran diketahui
memandang masalah sebagai suatu tantangan, bahwa SDLR baik 75,2%, dan SDLR kurang
memiliki rasa keingintahuan, dan disiplin. baik 24,8% (kusuma, 2016). Lalu penelitian
Mereka mampu mengkombinasikan yang dilakukan oleh Ahmad Farhan Shadiqin
kepercayaan diri dan keinginan yang kuat di Universitas Malahayati Fakultas
untuk belajar, mengorganisasi waktu, Kedokteran bahwa SDLR tinggi sebanyak
mengatur kecepatan belajar, memiliki 90,9%, dan SDLR rendah sebanyak 9,9%
perencanaan, menikmati belajar, dan (Shadiqin, 2016).
berorientasi pada tujuan.
Hal yang mempengaruhi tingginya Tingkat Kecemasan Pada Mahasiswa
SDLR pada mahasiswa angkatan 2017 di Pendidikan Sarjana Kedokteran Angkatan
Universitas Malahayati, menurut Dolmans dan 2017 Di Universitas Malahayati
Schmith (Wijayanto, 2013) kemampuan
menerapkan kesiapan belajar mandiri Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa
membaik dengan semakin lama menjalani mahasiswa angkatan 2017 Fakultas
kurikulum PBL selama 3,5 tahun yang Kedokteran Universitas Malahayati tahun
menajamkan mahasiswa untuk mampu belajar 2018, yang memiliki tidak ada kecemasan ada
mandiri, diakhir tahap pendidikan sarjana 36 responden (18,2%), memiliki tingkat
kedokteran diharapkan mahasiswa telah kecemasan ringan sebanyak 110 responden
menjadi lebih mandiri dan siap untuk belajar (55.6%), memiliki tingkat kecemasan sedang
difase kepanitraan. Pada penelitian sebanyak 48 responden (24,2%), memiliki
Pamungkasari (2012) sebagian besar tingkat kecemasan berat sebanyak 4 responden
mahasiswa tahap pendidikan profesi (2,0%).
mempunyai kesiapan belajar mandiri yang Hasil dari penelitian tentang cemas
tinggi. adalah bahwa mahasiswa tahun pertama
Dari hasil peneltian yang dilakukan memiliki kecemasan ringan, penelitian ini
didapatkan indikator kesiapan belajar mandiri sejalan dengan Coleman bahwa tingkat
dengan nilai tertinggi yang dialami mahasiswa kecemasan tergantung pada pengalaman-
Kedokteran Umum Angkatan 2017 adalah: 1. pengalamannya, sehingga mempengaruhi cara
“Mempertahankan Indeks Prestasi Kumulatif individu dalam mengevaluasi keadaan yang
(IPK) dalam keadaan bagus dan memuaskan”, menimbulkan kecemasan. Mahasiswa yang
dengan nilai mean (4,32), 2. “Mau belajar memiliki masa studi lebih lama, memiliki
mengenai informasi baru”, dengan nilai mean pengalaman yang lebih banyak dalam
(4,23), 3. “Bertanggung jawab”, dengan nilai menghadapi masalah dalam perkuliahan
mean (4,16). Sedangkan nilai terendah adalah sehingga menjadi lebih tahan terhadap
1. “Selalu efektif mengatur belajar saya”, tekanan-tekanan yang dialaminya
dengan nilai mean (3,60). 2. “Sistematis dalam dibandingkan dengan mahasiswa masa studi
belajar”, dengan nilai mean (3,70). 3. tahun pertama (Zulkarnain, Novliadi, 2009).
“Mengatur waktu saya secara ketat”, dengan Hal-hal yang dapat menyebabkan masalah
nilai mean (3,72). psikologis ini diantaranya adalah tekanan
akademik, belum familiar dengan lingkungan

8
pendidikan yang baru dan ekspektasi yang Surakarta , menunjukkan bahwa nilai Sig dari
tidak realistis. Semua penemuan tersebut di kecemasan jiwa adalah 0,550, kecemasan
atas mengindikasikan bahwa mahasiswa fisika 0,260 dan kecemasan umum 0,079.
kedokteran tahun pertama sangat rentan untuk Penelitian juga di lakukan oleh Subhakti
mengalami masalah psikologis (Daniel, 2012). (2017), di Fakultas Kedokteran Universitas
Kecemasan ringan merupakan Malahayati, menjelaskan bahwa tingkat
kecemasan yang normal dirasakan agar kecemasan mahasiswa peserta OSCE lebih
seseorang lebih waspada dan dapat tinggi dengan kecemasan berat 64 (56%)
meningkatkan motivasi belajar dan sedangkan tingkat kecemasan peserta CBT
meningkatkan kreatifitas. Manifestasi yang lebih rendah dengan kecemasan ringan 58
muncul pada tingkat ini adalah kelelahan, (51%). Hasil penelitian ini tidak sejalan
iritabel, lapang persepsi meningkat, kesadaran dengan hasil kecemasan peneliti, karena
tinggi, mampu untuk belajar, motivasi penelitian yang dilakukan oleh Subhakti
meningkat, dan tingkah laku sesuai situasi (2017) subjeknya adalah mahasiswa
(Hawari, 2011) Kecemasan merupakan reaksi kedokteran yang telah selesai tahap dokter
normal terhadap situasi yang menekan muda/koas.
kehidupan seseorang, dan karena itu tidak
berlangsung lama. Kecemasan merupakan Hubungan Kesiapan Belajar Mandiri
efek lazim dalam mayoritas penyakit Dengan Tingkat Kecemasan Pada
psikiatris. Kecemasan merupakan respon Mahasiswa Angkatan 2017 Fakultas
fisiologis dan respon psikologis agar individu Kedokteran Universitas Malahayati
dapat waspada terhadap hal yang akan terjadi
pada dirinya (Ramaiah, 2003). Kecemasan Berdasarkan tabel 4.5 diatas responden
adalah suatu keadaan yang timbul saat gugup tertinggi yaitu 180 responden dengan kesiapan
berlebihan hal ini dapat menurunkan kinerja belajar mandiri yang tinggi didapatkan yang
pada lingkungan kerja terutama lingkungan tidak cemas sebanyak 34 (18,9%), cemas
pendidikan (Karatas H, Alci B, Aydin H, ringan 101 (56,1%), cemas sedang 41 (22,8%),
2013). cemas berat 4 (2,2%). Lalu kedua tertinggi
Kecemasan muncul karena ada faktor yaitu 13 responden dengan kesiapan belajar
pemicunya, yaitu: Beban kuliah dan mandiri yang sedang didapatkan tidak cemas
meningkatnya kompleksitas materi, ujian, sebanyak 1 (7,7%), cemas ringan 7 (53,8%),
kurangnya kesiapan belajar, dan pikiran cemas sedang 5 (38,5%), cemas berat 0 (0%) .
irasional mengenai ujian dan hasilnya (Indah, Sedangkan jumlah responden terendah yaitu 5
2017). Penelitian ini tidak sejalan dengan yang responden dengan kesiapan belajar mandiri
di kemukakan Hasianna (2014) bahwa yang rendah didapatkan yang tidak cemas
mahasiswa kedokteran memiliki tingkat sebanyak 1 (20%), cemas ringan 2 (40%),
kecemasan yang tinggi karena peran cemas sedang 2 (40%), cemas berat 0 (0%).
pentingnya mahasiswa tersebut dalam Berdasarkan hasil uji statistic somers’d
bidangnya. Pada mahasiswa semester awal diperoleh nilai P value sebesar 0.217 (p <
diasumsikan bahwa mahasiswa sedang 0.05) yang berarti tidak terdapat hubungan
mengalami perubahan lingkungan dari masa yang signifikan antara kesiapan belajar
SMA ke jenjang kuliah sehingga harus mandiri dengan tingkat kecemasan.
beradaptasi terhadap lingkungan baru Hasil penelitian di atas
Penelitian ini sejalan dengan Penelitian mengindikasikan bahwa kesiapan belajar
yang di lakukan oleh Triastuti (2013), di mandiri dengan tingkat kecemasan tidak ada
Fakultas Kedokteran Muhammdiyah Surakarta hubungan pada Mahasiswa Kedokteran Umum
dengan tema hubungan Self Directed Learning Angkatan 2017 di Universitas Malahayati
Readiness dengan tingkat kecemasan Bandar Lampung. Hal tersebut menunjukkan
mahasiswa tingkat pertama fakultas bahwa kesiapan mahasiswa dalam menghadapi
kedokteran Universitas Muhammdiyah praktikkum dan tutorial bukan satu-satunya

9
faktor yang dapat mempengaruhi tingkat Arikunto 1993 (dalam Yanti, 2013)
kecemasan seseorang namun masih banyak menyatakan kecemasan harus diusahakan
faktor lain yang diduga dapat mempengaruhi menyingkirkannya, atau sekurang-kurangnya
tingkat kecemasan mahasiswa. dapat ditekan menjadi minimal. Mengingat
Faktor-faktor lain yang dapat dampak negatifnya, maka perlu ada upaya-
mempengaruhi tingkat kecemasan, misalnya: upaya tertentu untuk mencegah dan
menurut Ramaiah 2003 (dalam Manu, 2017), mengurangi kecemasan. Upaya upaya tersebut
ada beberapa faktor yang mempengaruhi menurut Sudrajat 2008 (dalam Yanti, 2013)
reaksi kecemasan, diantaranya. diantaranya dapat dilakukan melalui: a.
yaitu: Menciptakan suasana pembelajaran yang
a. Faktor Lingkungan yaitu mahasiswa tahun menyenangkan, b. Selama kegiatan
pertama menghadapi masalah-masalah pembelajaran berlangsung guru seyogyanya
seperti lepas dari keluarga dan teman serta dapat mengembangkan sense of humor dirinya
adaptasi dengan lingkungan belajar yang maupun para mahasiswanya, c. Memberikan
baru yang penuh tuntutan. Selain itu faktor materi dan tugas-tugas akademik dengan
lain yang berperan adalah diseksi cadaver, tingkat kesulitan yang moderat, artinya tidak
beban kuliah yang berat dan kekhawatiran terlalu mudah dan tidak terlalu sulit, d.
terhadap performa akademiknya. Usaha Mengembangkan sistem penilaian yang
untuk menguasai informasi yang luas dan menyenangkan, dengan memberikan
berada di kelompok yang memiliki kesempatan kepada mahasiswa untuk
motivasi dan tingkat kecerdasan yang melakukan penilaian diri atas tugas dan
sama dapat mengintimidasi mahasiswa. pekerjaan yang telah dilakukannya, e. Guru
b. Emosi yang ditekan yaitu kecemasan bisa seyogyanya berupaya untuk menanamkan
terjadi jika individu tidak mampu kesan positif dalam diri mahasiswa, f.
menemukan jalan keluar untuk Menciptakan lingkungan yang nyaman dan
perasaannya sendiri dalam hubungan terbebas dari berbagai gangguan, terapkan
personal ini, terutama jika dirinya disiplin sekolah yang manusiawi serta hindari
menekan rasa marah atau frustasi dalam bentuk tindakan kekerasan fisik maupun psikis
jangka waktu yang sangat lama. di lingkungan kampus, baik yang dilakukan
c. Sebab-sebab fisik yaitu pikiran dan tubuh oleh dosen, teman maupun orang-orang yang
senantiasa saling berinteraksi dan dapat berada di lingkungan perkuliahan. Melalui
menyebabkan timbulnya kecemasan. Hal upaya-upaya di atas diharapkan para
ini terlihat dalam kondisi seperti misalnya mahasiswa dapat terhindar dari berbagai
kehamilan, semasa remaja dan sewaktu bentuk kecemasan dan mereka dapat tumbuh
pulih dari suatu penyakit.Selama ditimpa dan dan berkembang menjadi individu yang
kondisi-kondisi ini, perubahan-perubahan sehat secara fisik maupun psikis.
perasaan lazim muncul, dan ini dapat Lalu hasil penelitian menunjukkan bahwa
menyebabkan timbulnya kecemasan. sebagian besar mahasiswa tahun pertama
Berbagai sumber kecemasan yang memiliki cemas ringan, hal ini dapat terjadi
dialami mahasiswa Fakultas Kedokteran dapat karena penelitian ini dilakukan pada semester
muncul dari berbagai metode pembelajaran. 2 akhir dimana memungkinkan mahasiswa
Sistem pembelajaran dengan menggunakan sudah beradaptasi dengan lingkungannya.
PBL akan menguatkan munculnya kecemasan Menurut penelitian Lylla, seseorang
karena kurangnya arahan dalam belajar, tidak membutuhkan waktu 66 hari untuk beradaptasi
efektifnya sistem pembelajaran dan informasi dengan lingkungan, semakin komplek
yang kurang akurat, kelompok diskusi yang permasalahan yang dihadapi, semakin
kurang dinamis dan tidak terdapat sikap saling membutuhkan waktu yang lebih (Sandjaja,
membantu antar peserta juga menjadi pemicu 2017). Sedangkan hasil yang menunjukkan
dalam timbulnya kecemasan. (Bakhriansyah, bahwa mahasiswa tahun pertama memiliki
2012) cemas berat, Feryal 2007 (dalam Akbar, 2015)

10
mengatakan sebagian mahasiswa mengalami mengarahkan diri dapat dikembangkan sampai
kecemasan dengan intensitas yang tinggi. batas tertentu dan cara terbaik untuk
Kemudian hal ini sejalan dengan survei oleh mempelajari perilaku otonom adalah dengan
Mancevska, mahasiswa kedokteran tahun berperilaku secara mandiri. Ketiga,
pertama memiliki tingkat kecemasan yang kemampuan untuk belajar mandiri dalam satu
tinggi. Kecemasan pada mahasiswa tingkat situasi atau konteks dapat digeneralisasi untuk
pertama dapat disebabkan oleh beberapa hal, pengaturan lain dalam diri individu
mereka harus beradaptasi dengan lingkungan Hasil penelitian ini menunjukkan
di perkuliahan yang berbeda dengan bahwa mahasiswa tahun pertama memiliki
kehidupannya di jenjang SMA. Saat ini, kesiapan belajar mandiri yang baik, penelitian
pendidikan kedokteran menggunakan sistem ini sejalan dengan teori Guglielmino LM
kuliah dengan berbasis dari masalah (KBK- (dalam Sugianto, 2016) Seseorang yang
PBL). Dengan sistem ini, diharapkan berhasil dalam proses pembelajaran SDLR
mahasiswa berperan aktif dan mandiri dalam adalah seseorang yang memiliki inisiatif,
belajar. (Sandjaja, 2017). Sedangkan menurut mandiri, dan gigih dalam belajar. Lebih lanjut
Kirklan menyatakan bahwa tingkat kecemasan mereka bertanggung jawab atas
yang sedang biasanya mendorong belajar, pembelajarannya sendiri, memandang masalah
sedang tingkat kecemasan yang tinggi sebagai suatu tantangan, memiliki rasa
mengganggu belajar. Jadi disimpulkan bahwa keingintahuan, dan disiplin. Mereka mampu
setiap mahasiswa memiliki kadar atau tingkat mengkombinasikan kepercayaan diri dan
kecemasan yang berbeda-beda (Yanti, 2013). keinginan yang kuat untuk belajar,
Kecemasan atau anxiety berasal dari mengorganisasi waktu, mengatur kecepatan
Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan belajar, memiliki perencanaan, menikmati
ango, anci yang berarti mencekik. Kecemasan belajar, dan berorientasi pada tujuan. Jadi
adalah perasaan yang menetap berupa kesiapan belajar mandiri adalah kemampuan
kekuatan (was-was, khawatir atau cemas) yang mahasiswa mengambil inisiatif untuk
merupakan respon terhadap ancaman yang bertanggung jawab terhadap pelajarannya
akan datang. Kecemasan dianggap berbahaya dengan atau tanpa orang lain yang meliputi
apabila hal tersebut merupakan perasaan aspek: kesadaran, strategi belajar, kegiatan
berlebihan yang ditekan kedalam bawah alam belajar, evaluasi, dan keterampilan
sadar, jika terjadi peningkatan akan adanya interpersonal.
bahaya (Ibrahim, 2012) Penelitian ini sejalan dengan yang di
Menurut Sugianto (2016) Self directed lakukan oleh Triastuti (2013), di Fakultas
learning adalah sebuah proses mental yang Kedokteran Muhammdiyah Surakarta dengan
ditujukan secara pribadi disertai dan didukung tema hubungan Self Directed Learning
oleh kegiatan perilaku yang terlibat dalam Readiness dengan tingkat kecemasan
mengidentifikasi dan mencari informasi. mahasiswa tingkat pertama Fakultas
Menurut Wiley 1983 (dalam Sumbayak, 2017) Kedokteran Universitas Muhammdiyah
kesiapan belajar mandiri (self-directed Surakarta, menunjukkan bahwa nilai Sig
learning readiness) didefinisikan sebagai adalah 0,550, nilai ini menunjukkan bahwa
tingkat individu memiliki sikap, kemampuan tidak ada hubungan yang signifikan antara
dan karakteristik yang diperlukan dalam kesiapan belajar mandiri dan tingkat
proses belajar mandiri. Definisi menghasilkan kecemasan. Berdasarkan hasil penelitian,
beberapa asumsi mengenai kesiapan SDL. dapat disimpulkan bahwa kesiapan belajar
Pertama, orang dewasa pada dasarnya mandiri tidak memiliki hubungan yang
memiliki sifat self-directed, artinya kesiapan signifikan dengan tingkat kecemasan pada
dalam melakukan SDL merupakan rangkaian mahasiswa pendidikan kedokteran pertama
kesatuan dan muncul pada diri individu selama Universitas Muhammadiyah Surakarta.
individu tersebut masih ada. Kedua,
kompetensi yang dibutuhkan untuk

11
Kesimpulan padatnya jadwal perkuliahan, serta mampu
memprioritaskan kegiatan yang harus
1. Diketahui bahwa dari 198 responden diselesaikan terlebih dahulu
terdapat sebanyak 180 responden (90,9%) 3. Diharapkan mahasiwa dapat lebih
kategori SDLR tinggi, 13 resonden (6,6%) mengatur kegiatannya dengan baik,
kategori SDLR, dan 5 responden (2,5%) dengan mengisi waktu luangnya dengan
kategori SDLR rendah. Dapat disimpulkan hal yang bermanfaat untuk dirinya seperti
kesipan belajar mandiri pada mahasiswa membaca buku atau berdialog tentang
angkatan 2017 di Universitas Malahayati materi blok yang sedang dijalani, tanpa
sudah cukup baik melupakan kegiatan atau ibadahnya dalam
2. Diketahui bahwa dari 198 responden agama masing-masing
terdapat sebanyak 36 responden (18,2%) 4. Diharapkan mahasiswa dapat belajar
tidak ada kecemasan, sebanyak 110 secara sistematis serta meyakini apa yang
responden (55.6%) kecemasan ringan, dipejalarinya tidak akan menjadi sia-sia,
sebanyak 48 responden (24,2%) dan diharapkan dapat memilih metode
kecemasan sedang, sebanyak 4 responden belajarnya sendiri, seperti belajar sambil
(2,0%) kecemasan berat. mendengar musik, belajar sambil
3. Hasil hubungan kesiapan belajar mandiri berdiskusi dengan teman, dan belajar
dengan tingkat kecemasan yang di analisa dalam keadaan tenang tanpa ada hal-hal
dengan uji Somers’d di peroleh nilai p- yang mengganggu seperti belajar di malam
value 0,217 (p < 0.05) yang berarti tidak hari.
terdapat hubungan yang signifikan antara 5. Diharapkan mahasiswa belajar kembali
kesiapan belajar mandiri dengan tingkat setelah melakukan skill lab, agar apa yang
kecemasan pada Mahasiswa Kedokteran dipelajari terus diingat dan tidak
Umum Angkatan 2017. melupakan apa yang telah di pelajari
Saran
Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi Institusi Pendidikan
1. Diharapkan institusi dapat meningkatkan 1. Diharapkan hasil penlitian ini dapat
dukungan dengan mengoptimalkan peran menjadi tambahan referensi bagi peneliti
dosen pembimbing akademik (PA) agar selanjutnya dan bahan acuan untuk
memberikan motivasi kepada mahasiswa meneliti tentang faktor lain yang dapat
untuk mengatur waktu dengan baik dengan menyebabkan kecemasan, serta kesiapan
menyusun jadwal secara sistematis, belajar mandiri.
sistematis dalam belajar, serta memilih 2. Penelitian yang akan datang baik yang
metode pembelajaran sendiri. dilaksanakan sendiri maupun penelitian
Bagi Mahasiswa lain diharapkan dalam penyusunan
instrumen penelitian lebih spesifik dan
1. Diharapkan hubungan antar mahasiswa
memenuhi aspek atau ruang lingkup alat
dapat menimbulkan dampak positif
ukur, sehingga dapat lebih terungkap lagi
(seperti kerja kelompok, belajar bersama,
faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan
saling memberikan semangat akan giat
belajar mandiri.
belajar) sehingga dapat memberikan
3. Penelitian yang akan datang diharapkan
kesiapan belajar yang baik kemudian
dapat memberikan waktu lebih lama untuk
mengurangi ketegangan saat belajar.
responden dalam mengisi kuesioner, di
2. Mahasiswa yang sudah memiliki kesiapan
harapkan peneliti mengawasi responden
belajar mandiri yang tinggi dapat
saat mengisi kuesioner, serta bentuk
bertanggung jawab dalam menyelesaikan
tulisan dalam kuesioner saat di bagikan ke
tugas yang diberikan secara mandiri dan
responden harus jelas dan spasi jangan
tepat waktu, mampu membiasakan

12
terlalu rapat-rapat dari satu kalimat ke Dahlan, M.S (2014). Statistik untuk
kalimat lainnya, Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif,
Bivariat, dan Multivariat,dilengkapi
Aplikasi Menggunakan SPSS,
Epidemiologi Indonesia: Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Daniel, (2013). Hubungan Kecemasan dan
Abraham, (2011). Exploring first-year hasil UAS-1 Mahasiswa Baru Fakultas
undergraduate medical students’ self- Kedokteran Fakultas Sam Ratulangi
directed learning readiness to Manado tahun ajaran 2012/2013.
physiology. Jurnal Advances in Jurnal Psikiatri Fakultas Kedokteran
Physiology Education. VOL.35, hh. Universitas Sam Ratulangi. hh.4
393.
Depkes. RI. (2013). Masalah kesehatan jiwa
Akbar, (2015). Hubungan antara tingkat di Indonesia. Jakarta. Diakses (6
kecemasan dengan prestasi akademik Desember 2017) pada
mahasiswa di Fakultas Psikologi http://www.depkes.go.id/article/view/2
Universitas Muhammdiyah Surakarta. 01410270011/stop-stigma-dan-
Naskah Publikasi Universitas diskriminasi-terhadap-orang-dengan-
Muhammdiyah Surakarta hal 8 gangguan-jiwa-odgj.html
Emjifari,A. (2012). Hubungan Antara
Ambasari, (2016). Analisis Self Directed Kemampuan Penyesuaian Diri Dengan
Learning Readiness terhadap Prestasi Tingkat Kecemasan Ibu Dalam
Belajar Mahasiswa Semester 2 Tahun Menghadapi Masa Menopause.
Ajaran 2015/2016 Fakultas Kedokteran Skripsi. Surabaya : Program Studi
dan Ilmu Kesehatan Universitas Psikologi Fakultas Dakwah Institute
Bengkulu. Jurnal Fakultas Kedokteran Agama Islam Negeri Sunan Ampel.
UNILA. Vol.1 no.2, hh. 263.
Hashmat, (2008). Factors causing exam
Anggraeni, N, (2013). Gambaran Tingkat anxiety in medical students. Jurnal J
Kecemasan Pada Mahasiswa Tingkat Pak Med Assoc. Vol. 58, No. 4. Hh.
D-III Keperawatan Dalam 168-169
menghadapi Uji Kompetensi di
Universitas Pendidikan Indonesia. Hasianna (2014). Gambaran tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia: kecemasan pada semester satu di
Bandung. fakltas kedokteran universitas kristen
maranatha tahun 2014. Jurnal
Bahkriansyah, (2012). Korelasi antara lama universitas kedokteran kristen
Studi dan Tingkat Kecemasan maranatha.
Mahasiswa. Jurnal Pendidikan
Kedokteran Indonesia. Vol.1 no.2, hh. Hawari, (2011). Manajemen stres cemas dan
55-56. depresi. Ed 1. Balai penerbitan Fakultas
Universitas Indonesia : Jakarta.
Conradie. P.W, (2014). Supporting Self-
Directed Learning by Connectivism
and Personal Learning Environments. Indah. (2017). Hubungan Gelombang Ujian
International Journal of Information dengan Tingkat Kecemasan dan Nilai
and Education Technology, Vol. 4, No. Ujian Akhir Blok
3,hh. 254-255. Dermatomusculskeletal Angatan 2014
Fakultas Kedokteran Universitas

13
Lampung. Skripsi, FK-UNILA, Bandar Morgan. Clifford T.King. R.A Weizz. JR.
Lampung. Schopler. J. (2008). Introduction of
psychology. ( ed). Singapore : Mc
Karatas H, Alci B, Aydin H. (2013). Graw Hill Biik Company.
Correlation among high school senior
students test anxiety, academic Monroe, (2016). The relationship between
performance and points of university assessment methods and self-directed
entrance exam. Academic Journal. learning readiness in medical
8(13):919–926. education. International Journal of
Medical Education. 2016;7:75-80
KKI, (2012). Konsil Kedokteran Indonesia
Mu’arifah A. (2005). Hubungan Kecemasan
Kristiyani, (2008). Efektivitas metode dan Agresivitas. Jurnal Humanitas :
Problem based Learning pada mata Indonesian Psychological Journal
kuliah psikologi kepribadian 1 vol.2 no.2, hh. 105.
(replikasi). Jurnal Cakrawala
Pendidikan. FakultasPsikologi Nyambe, (2015). Faktor-faktor yang
Universitas Sanata Dharma mempengaruhi self-directed learning
Yogyakarta. No.3. readiness pada Mahasiswa tahun
pertama kedua dan ketiga di Fakultas
Kusuma (2016). Hubungan Self Directed Kedokteran Universitas Hasannudin
Learning Readiness (SDLR) Dengan dalam PBL. Jurnal Pendidikan
Stress Pada Mahasiswa Kedokteran Kedokteran Indonesia. Vol. 5. No. 2.
Umum Angkatan 2016. Skripsi- Hh. 68-69
UNMAL. Bandar Lampung.
Niswiati, (2012). Kecemasan terhadap
Mahardika, (2017). Hubungan Kesiapan ketidakwajaran skor. Jurnal Evaluasi
belajar Mandiri dengan Performa Pendidikan Vol. 3, No.1, Maret 2012,
Mahasiswa Fk Unila Angkatan 2015 61-63
dalam Mengikuti Tutorial Blok Spesial
Sense. Skripsi FK-Unila. Bandar Okta K, (2015). Penerapan Model
Lampung Pembelajaran Mandiri Untuk
Meningkatkan Minat dan Kemandirian
Manu, (2017). Hubungan Kesiapan Mengajar Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Dan Tingkat Kecemasan Mahasiswa Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Praktek Microteaching Prodi Biologi Artikel Ilmiah Universitas Kristen
Universitas Kristen Artha Wacana. Satya Wacana. Salatiga.
Jurnal seminar nasional pendidikan
sains II UKSW. Pamungkasari EP. Probandari A. (2012)
Pengukuran kemampuan belajar
Maulana H & Marcellina S. (2014). Perbedaan mandiri pada mahasiswa pendidikan
Kecemasan cedera berulang profesi dokter. Skrpsi-semarang
berdasarkan strategi coping stres pada
atlet yang pernah cedera. Jurnal Rahayu, (2013). Hubungan kepercayaan diri
Penelitian dan Pengukuran Psikologi dan dukungan sosial dengan
vol.3 no.1, hh. 9. kecemasan mahasiswa menghadapi
MEU. Rekap data mahasiswa angkatan 2017 ujian OSCA. Skripsi. Fakultas
program studi kedokteran umum Psikologi Universitas Muhammadiyah
UNMAL. Bandar Lampung: 2017. Surakarta.

14
Riga (2016). Hubungan Kecerdasan Emosi Shaikh, (2013). Comparison of readiness for
dengan Tingkat Kecemasan pada self-directed learning in students
Remaja Menghadapi Ujian Semester experiencing two different curricula in
Di SMA Negeri 2 Bandar Lampung one medical school. Jurnal gulf
tahun 2016. Skripsi. FK-UNMAL, medical journal. 2013:2(1). hh.27-31
Bandar Lampung.
Standar pendidikan profesi dokter. Konsil
Risma G.B. (2014). Korelasi kecemasan kedokteran indonesia (KKI).
menghadapi ujian dengan hasil belajar Jakarta.2012
mahasiswa yang mengikuti blok
endocrine, metabolism and nutrition Subhakti, I.S. (2017). Perbandingan Tingkat
(EMN)Di Fakultas Kedokteran Kecemasan pada peserta OSCE dan
Universitas Lampung. Skripsi. CBT ujian kompetensi mahasiswa
Universitas Lampung. program Profesi Dokter (UKMPPD) di
Fakultas Kedokteran Universitas
Rusman (2014). Model-model pembelajaran: Malahayati Batch I Februari 2017,
mengembangkan profesionalisme guru. Skripsi, FKM-UNIMAL, Bandar
Edisi 2. Cetak ke-5. Jakarta: Rajawali Lampung.
pers.
Sugianto, (2016). Tingkat Self Directed
Sandjaja. (2017). Hubungan antara tingkat Learning Readiness (SDLR) Pada
kecemasan dengan tingkat Mahasiswa Kedokteran. Jurnal
sugestibilitas pada mahasiswa fakultas Universitas Lampung, Vol.5 , No.5
kedokteran tahun pertama. Jurnal
kedokteran diponegoro. Vol. 6, No. 2, Sumbayak, (2017). Hubungan antara skor
April 2017 : 241-242 self-directed learning readiness
(SDLR) dengan pendekatan belajar
Sadock, B.J. & Virginia A.S, (2010). Kaplan Mahasiswa tahun pertama Fakultas
& Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis. Kedokteran Universitas Lampung.
Ed 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Skripsi FK-UNILA. Bandar Lampung.
Jakarta.
Surbakti, (2017). Hubungan motivasi belajar
Sansgiry SS, Bhosle M, Sail K, (2006). terhadap Self-Directed Learning
Factors That Affect Academic Readiness mahasiwa Kedokteran
Performance Among Pharmacy Universitas Lampung. Skripsi. FK-
Students. American Journal of UNILA, Bandar Lampung.
Pharmaceutical Education 2006; 70
Triastuti, (2013). Hubungan Self Directed
(5) Article 104, hh. 1-2.
Learning Readinnes dengan Tingkat
Sastroasmoro, (2014). Dasar-dasar Kecemasan Mahasiswa Tingkat
metodologi penelitian klinis. Ed.5. pertama Tingkat Pertama Tahun 2010-
jakarta: Sagung Seto. 2011 Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammdiyah Surakarta. FK-UMS.
Shadiqin (2016). Hubungan Motivasi Belajar Di akses (4 Desember 2017)
Dengan Tingkat Self-Directed http://journals.ums.ac.id/index.php/bio
Learning Readiness (SDLR) medika/article/view/273..
Padamahasiswa Pendidikan
Sarjanakedokteran Angakatn 2013 Di Wijayanto R. Tjiptasura S, Bertha. (2013).
Universitas Malahayati. Skripsi. FK- Penelitian gambaran kesiapan belajar
UNMAL, Bandar Lampung. mandiri mahasiswa semester tujuh
kurikulum berbasis kompetensi

15
fakultas kedokteran universitas pelita Menghadap Ujian di Kalangan
harapan untuk menghadapi Mahasiswa. jurnal Fakultas Psikologi
kepaniteraan klinik. Fakultas Universitas Sumatera Utara Majalah
kedokteran universitas pelita harapan. Kedokteran Nusantara Volume 42 No.
Jakarta. 1, hh. 48-50.
Yanti, (2013). Hubungan antara kecemasan Zulharman. 2008. Peran Self Directed
dalam belajar dengan motivasi belajar learning Readiness (SDLR) pada
siswa. Jurnal Ilmiah Konseling, vol.2, Prestasi Belajar Mahasiswa Tahun
no.1, hh 295-286 Pertama Fakultas kedokteran
Universitas Riau. Tesis. Yogyakarta:
Zulkarnain, Novliadi, (2009). Sense of Universitas Gadjah Mada.
Humor dan Kecemasan

16

Anda mungkin juga menyukai